i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.2 TUJUAN......................................................................................2
BAB IV SASARAN.........................................................................................9
LAMPIRAN
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Disamping itu perlu dilakukan pula upaya terpadu untuk meningkatka
n cakupan Keluarga Berencana Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran
oleh para pengambil kebijakan, pengelola dan pelaksana program baik di t
ingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten dan Kota.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berenca
na Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran di RSUD Cikalongwetan
Kabupaten Bandung Barat
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasc
a Keguguran di RSUD Cikalong Wetan Kab. Bandung Barat .
b. Meningkatkan pencapaian peserta KB baru Pasca Persalinan dan
Pasca Keguguran di RSUD Cikalong Wetan Kab. Bandung Barat .
c. Untuk memberikan pelayanan KB secara berkesinambungan pada
semua ibu pasca salin maupun pasca keguguran terutama bagi ib
u yang belum memakai alat kontrasepsi jangka panjang.
2
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
3
2. Pelayanan KB di RSUD Cikalongwetan dilakukan melalui pendekatan sat
u atap (one stop service) artinya setiap klien/calon akseptor potensial ya
ng membutuhkan pelayanan KB, dapat dilayani kebutuhan KIEnya di beb
erapa unit terkait, dan setelah dilakukan konseling serta pengambilan ke
putusan mengenai metode kontrasepsi yang dipilih, maka dilakukan pela
yanan medis KB sesuai pilihan klien.
3. Pelayanan dilakukan secara terpadu dengan komponen kesehatan repro
duksi lainnya, antara lain dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KI
A), pelayanan pencegahan dan penanggulangan infeksi menular seksual
(PP-IMS) dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (dalam hal ini pe
mberian informasi tentang KB).
4. SDM dan sarana prasana yang tersedia harus memenuhi ketentuan.
5. Semua tindakan harus terdokumentasi dengan baik.
6. Harus ada sistem monitoring dan evaluasi dalam rangka pengendalian k
ulaitaspelayanan.
7. Ayoman pasca pelayanan.
4
BAB III
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
5
3.2 Prosedur pelayanan
1. Identifikasi Klien/calon akseptor yang datang untuk dilayani KB di RS pad
a tahap awal akan melalui prosedur sebagai berikut :
a. Jika klien baru :
- Dapat berasal dari rujukan luar maupun dalam RS serta datang sen
diri.
- Dilakukan anamnesis penyakit dan keikutsertaan dalam KB oleh pe
tugas paramedis.
- Pada status/rekam medik akan diberikan cap/stempel PKBRS.
- Apabila klien bersedia menjadi akseptor KB maka diarahkan ke poli
PKBRS.
- Apabila pasien belum mau ikut KB tetap dirujuk ke poli PKBRS untu
k mendapat KIE.
b. Jika klien lama/ulangan :
- Dapat berasal dari rujukan luar maupun dalam RS atau datang sen
diri.- Dilakukan anamnesis penyakit dan keikutsertaan dalam KB ol
eh petugas paramedis.
- Apabila telah dilakukan KIE dan konseling sebelum ke RS, maka ko
nseling yangdiberikan berupa pemantapan pilihan.
- Pada status/rekam medik akan diberikan cap/stempel PKBRS.
c. Klien dengan kasus khusus (misalnya : efek samping, komplikasi, pas
ca persalinan/keguguran) sebelum dilakukan KIE dan konseling maka
permasalahannya harus ditangani dengan baik terlebih dahulu.
- Dalam rangka meningkatkan cakupan peserta KB aktif, pelayanan
KB pasca persalinan di RS harus menjadi prioritas utama. Hal ini be
rarti diharapkan sebelum pasien pasca persalinan pulang sudah dil
akukan pelayanan KB.
2. Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE)
- Setelah dilakukan identifikasi Klien maka dilakukan kegiatan KIE.
6
- Dalam KIE tersebut akan diberikan informasi mengenai berbagai meto
de kontrasepsiyang tersedia di RS tersebut.
- KIE dapat diberikan oleh bagian promosi kesehatan/tenaga kesehatan
yang sudahterlatih dalam memberikan KIE.
3. Konseling
Setelah diberikan KIE maka dilakukan konseling dengan menggunakan a
lat bantu pengambilan keputusan (ABPK) untuk memberikan bantuan ke
pada klien dalam pengambilan keputusan pemilihan kontrasepsi yang co
cok.
4. Penapisan medis Setelah pasien memilih jenis kontrasepsi yang akan di
gunakankemudian dilakukan penapisan medis oleh dokter/dokter spesiali
s.
5. Pelayanan Kontrasepsi
- Pelayanan kontrasepsi diberikan oleh tenaga medis (dokter spesialis/d
okter terlatih/bidan) tergantung jenis kontrasepsi yang digunakan.
- Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi dan memper
hatikan hakpasien termasuk membuat informed consent.
- Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti pe
meriksaan laboratorium, radiologi dan sebagainya.
- Pelayanan yang diberikan meliputi :
Pelayanan preventif yaitu pelayanan kontrasepsi dengan lebih men
gutamakan metode efektif terpilih (IUD, implant dan kontrasepsi ma
ntap).
Pelayanan kuratif yaitu pelayanan efek samping, komplikasi dan ke
gagalan penggunaan kontrasepsi serta pelayanan ginekologis pada
akseptor KB.
Pelayanan rehabilitatif, berupa pelayanan infertilitas dan reversibilit
as (pemulihan kesuburan).
6. Pemantauan medis dan pemberian nasehat pasca tindakan dilakukan ol
eh petugas klinik/medis.
7. Kunjungan kontrol dapat dilakukan di tempat pemberi layanan (RS) atau
fasilitas kesehatan diluar RS (Puskesmas, klinik, dokter/bidan swasta) ap
7
abila klien sebelumnya merupakan kiriman/rujukan dari sarana pelayana
n kesehatan tersebut.
8. Ayoman pasca pelayanan
8
BAB IV
SASARAN
9
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
10
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
11
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
12
LAMPIRAN
Cikalongwetan, 22 Agustus 2022
Ketua Pelayanan PKBRS
RSUD Cikalong Wetan