Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

COVER
PERATURAN DIREKTUR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................2
A. Latar Belakang............................................................................................2
B. Tujuan........................................................................................................3
C. Ruang Lingkup............................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT............................................................4
A. Sejarah Berdiri............................................................................................4
B. Kondisi Saat Ini..........................................................................................5
BAB III ISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN, MOTTO DAN NILAI-NILAI BUDAYA
KERJA ORGANISASI............................................................................................6
A. Visi.............................................................................................................6
B. Misi............................................................................................................6
C. Motto..........................................................................................................6
D. Nilai-nilai Budaya Kerja..............................................................................6
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT..................................................9
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM PKBRS.......................................................10
BAB VI URAIAN JABATAN..................................................................................11
A. Persyaratan Jabatan.................................................................................11
B. Uraian Tugas.............................................................................................11
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA......................................................................14
A. Tata Hubungan Kerja Internal Unit Kerja
B. Tata Hubungan Kerja Eksternal Unit Kerja
BAB VIII PERTEMUAN RAPAT
A. Rapat Rutin
B. Rapat Khusus
BAB IX PELAPORAN
A. Bukti Pelaksanaan Kegiatan
B. Penyusunan Laporan
BAB X PENUTUP

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan KB merupakan salah satu intervensi penurunan Angka
Kematian Ibu melalui pencegahan kehamilan berisiko (kehamilan dengan 4
terlalu) dan kehamilan yang tidak diinginkan. Dasar kebijakan dalam
pelayanan KB di Indonesia adalah UU RI No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 78, dimana tujuan pelayanan kesehatan dalam keluarga
berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia
subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan
Pemerintah bertanggung jawab serta menjamin ketersediaan tenaga,
fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Undang-
Undang RI No.52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga pasal 20 disebutkan bahwa untuk mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, pemerintah
menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan
program keluarga berencana.
Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021,
jumlah penduduk Indonesia berjumlah 237,641,326 jiwa yang mengalami
peningkatan sebesar 5,32% dari tahun 2007. Dengan Laju Pertumbuhan
Penduduk (LPP) sebesar 1,28% yang diperkirakan jumlah kelahiran di
Indonesia sebesar 5 Juta jiwa per tahun dan perkiraan angka keguguran
sebesar 3,5 juta per tahun. Sedangkan perkiraan persalinan yang terjadi di
Rumah Sakit 20%, Bidan praktek swasta 30% dan Puskesmas/Bidan
Pedesaan 50%. Mengingat besarnya jumlah kelahiran per tahun maka
diperlukan upaya untuk mengendalikan kelahiran melalui perencanaan
keluarga dengan menggunakan kontrasepsi terutama setelah melahirkan
atau mengalami keguguran.
Penggunaan kontrasepsi pasca persalinan dan pasca keguguran
memberikan kontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
pencapaian peserta KB Baru (PB) yang menjadi sasaran program KB.
Berdasarkan hasil pemantauan BKKBN terhadap pelayanan Keluarga

2
Berencana (KB) Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran di 22 Rumah Sakit
(14 Provinsi) tahun 2008-2009, rata-rata yang ber-KB setelah bersalin dan
keguguran hanya 5-10%. Dengan kondisi tersebut, salah satu hal penting
yang perlu dilakukan adalah upaya optimalisasi Pelayanan Keluarga
Berencana di Rumah Sakit (PKBRS). Dimana Rumah Sakit merupakan
salah satu tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai peran
besar untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI), terlebih lagi setelah
bersalin ibu langsung menggunakan kontrasepsi pasca persalinan dengan
tujuan akhir menurunkan AKI. Hal ini dilakukan karena saat ini makin
melemahnya pelayanan KB di Rumah Sakit milik pemerintah dan swasta,
yang berimbas pada makin banyaknya keluarga pasca melahirkan yang
tidak segera ikut program KB.
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) Nasional di
Indonesia, menganut sistem “cafetaria” dengan menawarkan berbagai jenis
kontrasepsi yang relatif aman dan efektif, dimana salah satunya adalah
AKDR. Sesuai dengan HTA (Health Technology Assesment) Indonesia yang
telah dikeluarkan oleh Kemenkes tentang KB pada periode menyusui, salah
satu upaya dalam meningkatkan penggunaan kontrasespi jangka panjang
adalah ditujukan pada ibu pasca bersalin dengan menggunakan AKDR
pasca persalinan dalam mengatur jarak kehamilan tanpa mempengaruhi
produksi air susu ibu (ASI).
RSI Garam Kalianget merupkan salah satu rumah sakit PONEK yang
berada di Kabupaten Sumenep, dimana menerima rujukan dari FKTP dan
FKTRL untuk kasus kasus kegawatan obstetri dan ginekologi, di rumah
sakit ini juga melayani KB yang di kelola oleh Tim PKBRS yang secara
kontinyu dan sinergis menjalankan aktivitas pelayanan di bidangnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan pengelola Pelayanan Keluarga
Berencana Rumah Sakit dalam sebagai upaya mendukung percepatan
penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Serta
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana
Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran di RSI Garam Kalianget.

3
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam
pengorganisasian pelayanan KB.
b. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam
perencanaan pelayanan KB.
c. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam
pelaksanaan pelayanan KB.
d. Meningkatkan kemampuan pengelola program PKBRS dalam
pemantauan dan evaluasi pelayanan KB.

C. Ruang Lingkup
Membantu Direktur Rumah Sakit dalam program Pelayanan
Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS) di RSI Garam Kalianget.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM RS

A. Sejarah Berdiri
Pada Tahun 1942 di Perusahaan Garam yang pada saat itu nama
aslinya adalah Zoutler Water (ZW) , kemudian ZW berubah menjadi
Perusahaan Garam dan Soda Negara (PGSN), kemudian PPG, PPGA, saat
itu telah berdiri unit kesehatan yang berbentuk klinik , dengan ruang
perawatan kapasitas 21 TT (18 TT untuk pasien Laki-2 & 3 TT untuk
wanita). Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1955 diresmikan
penggunaannya sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan dengan nama RS
MARDI WALUYO dibawah Perum Garam dengan kapasitas 50 Tempat Tidur
(TT) dewasa dan 11 TT untuk Bayi.
Perjalanan rumah sakit mardi waluyo mengalami pasang surut, dan
pada dekade sembilan puluhan mengalami kemunduran yang pada
akhirnya tepat pada tahun 2000 RSIGK dikerjasamakan dengan Majelis
Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakast Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (MKKM-PWM) Jawa Timur serta berganti nama menjadi
Rumah Sakit Islam Garam Kalianget (RSIGK). Pada tahun itu pula RSIGK
dikerjasamakan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur
(PWM JATIM) dalam bentuk kerja sama manajerial, hal ini dilakukan
dengan harapan RSIGK dapat dikelola dengan baik dan professional karena
MKKM PWM lebih expert dan berpengalaman dalam mengelola RS.
Akhirnya pada bulan Maret 2013 kerjasama antara RSI Garam
Kalianget dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur
BERAKHIR dan sesuai Keputusan Rapat Manajemen , Kerjasama dengan
PWM JATIM tidak diperbaharui dan sejak saat itu RSI Garam Kalianget
dikelola sendiri oleh Yayasan RSI Garam Kalianget.
Dan sejak tanggal 10 Desember 2020 Yayasan RSI Garam Kalianget
melakukan kerjasama operasional dengan PT. Pertamina Bina Medika
Indonesia Healtcare Coorporation (PBM IHC) dalam pengelolaan Rumah
Sakit yang mana PBM IHC adalah merupakan Holding RS BUMN di
Indonesai yang dibentuk oleh Pemerintah melalui kementerian Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) . Dan sejak saat itu RSI Garam Kalianget

5
menjadi salah satu member RS BUMN dan satu-satunya yang berada di
Madura.

B. Kondisi Saat Ini


Identitas Rumah Sakit
a. Kode RS : 3529025
b. Alamat : Jl. Raya Kalianget No.1 Sumenep
Madura Jatim
c. Telepon/Fax : 0328 – 667433 , 664350 / Fax 0328 - 667433
d. Website : www.rsigaramkalianget.com
e. Email : rsi_garam@yahoo.co.id
f. Luas Bangunan :
1) Rumah Sakit : 4.075,25 m2
2) Luas Tanah : 15.235 m2
g. Pendiri : Yayasan Rumah Sakit
Islam Garam
h. Direktur : dr. Budi Herlambang
i. Jumlah TT : 102 TT
j. Type / Kelas : C (sesuai dengan Rekomendasi
Dinas Kesehatan Kab. Sumenep
Nomor:445/1312/435.102.2/2020 &
sesuai Ijin Operasional Rumah
Sakit No. 503.20/01/IRS/435.120/
2020
k. Akreditasi : Terakreditasi PARIPURNA
No.Sertifikat : KARS-
SERT/1109/I/2018, Jakarta tanggal 15
Januari 2018 sampai dengan 11
Desember 2020 Terakreditasi
PARIPURNA
No. Sertifikat :KARS-
SERT/802/VII/2020 Jakarta tanggal 27
Juli 2021 sampai dengan 11 Desember
2021 Perpanjangan : No. KARS-
SERT/1922/IX/2021 Berlaku sampai

6
dengan tgl 11 Maret 2022

Saat ini Rumah Sakit telah banyak berkembang, dan kini memiliki
Pelayanan 24 jam, yaitu Pelayanan IGD, Instalasi Farmasi, Instalasi
Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi kamar bedah dan Ambulans.
Pelayanan rawat inap memiliki 5 unit, yaitu Pav Shofa khusus pasien
bersalin, selain juga Pav Marwah, Pav Arofah, ICU dan NICU. Pelayanan
rawat jalan meliputi Poli Spesialis Obsgyn, Poli Spesialis Anak, Poli
Spesialis Radiologi, Poli Spesialis Bedah, Poli Spesialis Penyakit Dalam, Poli
Spesialis Mata, Poli Kesehatan Jiwa, Poli Spesialis Paru, Poli Spesialis
Konservasi Gigi, Poli Spesialis Syaraf, Poli Spesialis Rehabilitasi Medik, Poli
Spesialis Kulit Kelamin, Poli Gigi & Mulut, Poli Konsultasi Gizi, Poli
Fisioterapi, Pelayanan MOM & BABY SPA, Poli Pengobatan Tradisional
(BATRA), Poli KIA, Poli Umum, Poli Nyeri dan Pelayanan HOMECARE.
Selain itu juga terdapat pelayanan spesialis penunjang, yaitu Spesialis
Radiologi, Spesialis Mata, Spesialis Kesehatan Jiwa, Spesialis Rehabilitasi
Medik dan Spesialis Patologi Klinik.

7
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN, MOTTO DAN NILAI-NILAI BUDAYA KERJA
ORGANISASI

A. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit yang islami, terpercaya dan menjadi rujukan
bagi masyarakat Sumenep dan sekitarnya.

B. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang islami, paripurna, bermutu &
terjangkau sebagai sarana dakwah.
2. Mewujudkan sumber daya insani yang loyal dan profesional.

C. Motto
RSIGK (Ramah, Senyum, Ikhlas, Ghirah dan Kekeluargaan)

D. Nilai-Nilai Budaya Kerja


NO. INPUT VALUES DEFINISI INDIKATOR PERILAKU
1 Ta’awun Tolong Bekerja sama dalam kebaikan, baik
menolong dalam pekerjaan/ maupun di luar
pekerjaan di dalam dan di luar RS.
2 Tabligh Penyuluhan Mampu memberikan informasi
kesehatan-kepada kestakeholders.
3 Ikhlas Murni, Memberikan pelayanan kesehatan
berbuat sesuai dengan pedoman dan aturan
dengan benar yang berlaku.
4 Amanah Tanggung Mampu melaksanakan tugas-tugas
jawab layanan kesehatan dengan benar.
5 Sidiq Dapat Setiap karyawan harus mampu
dipercaya menyimpan rahasia klien dan
organisasi.
6 Istiqomah Komitmen Memiliki pendirian, komitmen dan
berdedikasi tinggi dalam

8
memberikan layanan kesehatan
kepada masyarakat.
7 Kompeten Memiliki Mampu mengerjakan tugas sesuai
kewenangan, dengan bidangnya.
keahlian dan
pengetahuan
yang sesuai di
bidangnya.

9
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

YARISGA

DIREKTU
R

SPI

MANAJER MANAJER
KOMITE/TIM/ MANAJER MANAJER
PANITIA HUMAS & KEUANGAN &
PELAYANAN PENUNJANG
SDI AKUNTANSI MPP
PELAYANA PENUNJAN
AKUNTAN RAWAT PENUNJANG
HUMAS N G
SI INAP NON MEDIS
MEDIS MEDIS
INSTALA
KEUANG SI
IT RS AROFAH IGD TRT
AN
GIZI
INSTALA
ADMIN & SI PMS &
KLAIM MARWAH IRJ
SDI KESLING
FARMASI
INSTALA
SI PENGADA
SHOFA IKB AN
RADIOLO
GI
INSTALASI
ICU LABORATORIU
M

PERINATOLO CSSD &


GI LOUNDRY

REKAM
MEDIS

11
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM HIV

DIREKTUR

MANAGER PELAYANAN

KETUA TIM PKBRS

SEKRETARIS

ANGGOTA

1. Ketua Tim PKBRS dan Sekretaris merangkap sebagai anggota


2. Ketua Tim PKBRS, Sekretaris dan Anggota diangkat oleh Direktur RS
3. Keanggotaan Tim PKBRS paling sedikit terdiri dari:
a. tenaga medis;
b. tenaga kebidanan;

12
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Persyaratan Jabatan
Persyaratan untuk menjadi Ketua Tim PKBRS sebagai berikut:
1. Ketua Tim PKBRS tidak boleh merangkap sebagai pejabat struktural
di RS
2. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
3. Sehat jasmani dan jiwa;
4. Memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman bekerja dalam
penyelenggaraan mutu Rumah Sakit;
5. Bersedia bekerja sebagai anggota Komite Mutu; dan
6. Memiliki komitmen terhadap pengendalian resistensi antimikroba di
Rumah Sakit
B. Uraian Tugas
1. Ketua Tim PKBRS
a. Memberikan dan mengarahkan tugas pada petugas atau anggota
tim agar memberikan pelayanan berdasarkan kebutuhan pasien
dan kebutuhan unit serta mendokumentasikannya. Yang perlu
diperhatikan:
- Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan
- Membagi tugas dengan anggota tim
b. Memberikan penjelasan pada setiap anggota tim tentang tugas
dan masalah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
pelayanan
c. Memberikan penjelasan, pengarahan, pujian, teguran tentang
setiap tindakan pelayanan yang dilakukan oleh anggota timnya;
d. Supervisi dan evaluasi pelaksanaan pelayanan yang efektif dan
efisien;
e. Mengidentifikasi maslah pelayanan dan membantu dalam
Pemecahannya;
f. Melakukan koordiansi dengan kantor BKKBN

13
2. Sekretaris Tim HIV
A. Menyusun rencana kegiatan sekretaris dalam rangka penerapan
kebijakan PKBRS berdasarkan Perundang- Undangan
B. Menyusun rencanan kebutuhan sumber daya berupa saran,
prasarana, tenaga, peralatan bahan dan kebutuhan lainnya
sesuai prosedur dan ketentuan peraturan Perundang –Undangan
C. Mendistribusikan tugas sumber daya dan tanggung jawab
kepada bidan pelaksana
D. Menkoordinir bidan pelaksana serta para bawahan lainnya
untuk menjalin kerja sama yang sinergis dan harmonis dalam
penyelenggaraan tugas Sekretaris PKBRS
E. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhins bidan pelaksana
dan para bawahan lainnya dalam pelaksanaan tugas agar sesuai
dengan renacana yang diharapkan
F. Mengawasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-
tugas Sekretaris PKBRS agar sesuai dengan Peraturan
Perundang- Undangan yang berlaku
G. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan;
H. Membuat hasil laporan kegiatan sebagai bahan informasi dan
pertanggung jawaban kepada atasan;
I. Melakukan koordinasi dengan kantor BKKBN Sumenep dalam
rangka penerapan kebijakan kegiatan pelayanan.
3. Anggota
a. Menggunakan tekhnik dan prosedur dalam memberikan
pelayanan yang nyaman kepada pasien
b. Menyiapkan alat-alat dan membantu dokter selama pelayanan
pasien.
c. Memberikan pelayanan sesuai dengan instruksi yang diberikan
oleh Ketua Tim
d. Mengdokumentasikan semua kegiatan pelayanan
e. Membuat laporan hasil kegiatan pelayanan sebagai bahan
informasi kepada atasan

14
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Dalam melaksanakan tugasnya, Tim HIV/AIDS wajib menerapkan prinsip


koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik secara internal maupun eksternal
dengan unit-unit kerja lain (komite medik, komite PPIRS, komite K3RS, komite
PMKP, komite keperawatan, komite Kesehatan lain dan unit kerja lainnya)
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
A. Tata Hubungan Kerja Internal Unit Kerja
1) Kegiatan tim HIV/AIDS secara internal dilakukan melalui koordinasi,
integrasi, dan sinkronasi antara coordinator dan sekretaris. Alur
pelaksanaan tugas dilakukan secara berjenjang dari koordinator
sampai pada kedua tim HIV/AIDS
2) Tim HIV/AIDS mengawasi bawahan dan apabila terjadi penyimpangan
wajib mengambil Langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3) Tim HIV/AIDS bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan
bawahannya dan memberika bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya.
4) Tim HIV/AIDS wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan
berkala pada waktunya
B. Tata Hubungan Kerja Eksternal Unit Kerja
1) Komite Medis
Koordinasi dalam pelayanan pasien HIV/AIDS dengan Kelompok Staf
Medis (KSM) diluar KSM penyakit dalam. Komite medis memberikan
kewenangan pelayanan pasien HIV/AIDS kepada staf medis yang
telah dilakukan kredensial. Komite medis juga mengawasi mutu
profesi serta etik dan disiplin staf medis dalam pelayanan pasien HIV
AIDS.
2) Komite PPIRS
Koordinasi dalam identifikasi dan penurunan resiko infeksi yang
dapat ditularkan serta pengendalian lingkungan Rumah Sakit untuk
menciptakan lingkungan Rumah Sakit yang aman dari resiko infeksi.

15
3) Komite K3RS
Koordinasi integrasi dan sinkronasi dalam upaya pengendalian
berbagai faktor lingkungan fisik, kimia, dan biologis di rumah sakit
yang berpotensi menimbulkan dampak atau gangguan Kesehatan
terhadap petugas, pasien dan pengunjung.
4) Komite PMKP
Koordinasi dalam program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
rumah sakit.
5) Komite Keperawatan
Koordinasi dan integrasi keperawatan HIV/AIDS
6) Komite Kesehatan Lain
Koordinasi dalam pelayanan pasien HIV/AIDS terkait dengan
managemen gizi, pemeliharaan sarana rumah sakit, pemeriksaan
penunjang, farmasi, kerohanian dan penanganan limbah.
7) Unit Kerja Lain
Koordinasi dengan instalasi rekam medis, instalasi rawat jalan,
instalasi rawat inap, instalasi bedah sentral, instalasi perawatan
intensif dan recovery room, case Manager, bidang keperawatan dan
pelayanan umum untuk menjamin asuhan pasien yang terintegrasi
dan kontinuitas pelayanan.

16
BAB VIII
PERTEMUAN/ RAPAT

A. Rapat Rutin
1. Tim PDP HIV menyelenggarakan rapat rutin tiga bulan sekali pada
waktu dan tempat yang ditentukan oleh tim
2. Sekretaris tim menyampaikan undangan rapat rutin beserta agenda
rapat
3. Rapat rutin dihadiri seluruh anggota Tim HIV
4. Ketua tim HIV dapat mengundang pihak lain bila di anggap perlu

B. Rapat Khusus
Rapat khusus Tim HIV di selenggarakan dalam hal :
1. Permintaan ketua untuk hal-hal yang memerlukan penetapan
kebijakan tim dengan segera

17
BAB IX
PELAPORAN

A. Bukti Pelaksanaan Kegiatan


1. Semua kegiatan yang dilaksanakan harus disertai dengan bukti
pelaksanaan berupa Dokumen.
2. Dokumen harus disimpan berupa undangan, daftar hadir, materi
yang dibahas, notulen dan foto kegiatan.
B. Penyusunan Laporan

1. Pelaporan dilaksanakan secara berjenjang dari setiap sub kepada


Ketua Tim HIV sebagai bahan pertimbangan kepada Direktur RSI
Garam Kalianget.

2. Pelaporan Harian

Menerima dan membaca laporan kegiatan dari masing-masing


anggota selama seminggu berjalan

3. Pelaporan Bulanan

Menganalisa laporan hasil kerja bulanan yang disampaikan oleh


koordinator. Melaporkan dan menganalisa jumlah kunjungan pasien
HIV/AIDS di aplikasi SIHA.

4. Pelaporan Tahunan

Menusun laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas di poli PDP


HIV (VCT). Serta Menyusun rencana tahunan untuk klinik poli PDP
HIV (VCT).

18
BAB X
PENUTUP

Pedoman kerja Tim HIV ini merupakan alat yang memberikan arahan bagi
Tim HIV dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Dalam pelaksanaannya pasti
diperlukan koordinasi dan kolaborasi dengan semua unit layanan/ kerja yang
ada serta dengan semua Komite yang terdapat di RSI Garam Kalianget. Oleh
karena itu keberhasilan Tim HIV ini juga sangat tergantung adanya dukungan
Direktur, unit kerja dan pelayanan serta seluruh komite yang ada di RSI Garam
Kalianget.
Semoga kerja sama yang baik antara semua pihak dapat terwujud dan
keberadaan Tim HIV bisa menjadi fasilitator yang bermanfaat bagi terwujudnya
mutu layanan yang lebih baik dan keselamatan pasien yang lebih terjamin.

19

Anda mungkin juga menyukai