Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR PENGESAHAN

Disusun oleh: Tanda tangan: Tanggal:

Mordana, Amd. Keb


(Sekretaris TIM Stunting &
Wasting)
Diperiksa oleh: Tanda tangan: Tanggal:

dr. Anita Febriana, Sp.A.,


M.Biomed
(Ketua Tim Stunting & Wasting)
Ditetapkan oleh: Tanda tangan: Tanggal:

Dr. Budi Herlambang


(Direktur RSI Garam Kalianget)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan


ridhoNya Program Kerja TIM Stunting dan Wasting di Rumah Sakit Islam
Garam Kalianget dapat dibuat. Program Kerja ini akan dijadikan pedoman
dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu pada pasien di RSI
Garam Kalianget.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan Program Kerja Penurunan Prevalensi Stunting
dan Wasting di Rumah Sakit Islam Garam Kalianget, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Garam Kalianget.
Program Kerja ini akan terus mengalami perbaikan kedepan seiring
dengan peningkatan pengetahuan Rumah Sakit terhadap kesehatan yang ada,
sehingga kedepan masih perlu adanya perbaikan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Program Kerja ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.
Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT.

Kalianget, 02 Januari 2022

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
BAB II LATAR BELAKANG............................................................................3
BAB III TUJUAN...........................................................................................5
A. TUJUAN UMUM…………………………………………………………………… 5

B. TUJUAN KHUSUS………………………………………………….................. 5

BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN....................................6


BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN....................................................8
BAB VI SASARAN..........................................................................................9
BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN..............................................10
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN DAN
PELAPORANNYA..........................12
BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN..................13
BAB X PEMBIAYAAN...................................................................................14
BAB XI PENUTUP 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat
kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang
terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga
anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila Panjang atau tinggi
badannya berada dibawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya.
Masyarakat belum menyadari bahwa stunting adalah suatu masalah serius, hal
ini dikarenakan belum banyak yang mengetahui penyebab, dampak dan
pencegahannya.
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK tidak
hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif
yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini dan produktivitas anak
dimasa dewasanya. Secara jangka Panjang, stanting dapat mengakibatkan
kerugian ekonomi di Indonesia yang diperkirakan mencapai 10,5% dari produk
domestik bruto (PDB), atau setara dengan Rp 386 triliun.
Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa stunting
merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 30,8% balita menderita
stunting dan 29,9% balita pendek dan sangat pendek yang apabila dilakukan
intervensi yang tepat maka dapat mengoptimmalkan potensi yang dimiliki.
Masalah gizi lain terkait dengan stunting yang masih menjadi masalah
Kesehatan masyarakat adalah ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) sebanyak
17,3%, anemia pada ibu hamil (48,9%), bayi lahir premature (29,5%), Berat Bayi
Lahir Rendah atau BBLR (6,2%), balita dengan status gizi buruk (17,7%) dan
anemia pada balita.
Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab langsung
dan tidak langsung. Mengacu pada “The Conceptual Fremwork of the
Determinants of Child Unde”nutrition", “The Underlying Drive RSKIA of
Malnutrition”, dan “Faktor Penyebab Masalah Gizi Konteks Indonesia” penyebab
langsung masalah gizi pada anak, termasuk stunting, adalah konsumsi makanan
dan status infeksi. Adapun penyebab tidak langsungnya meliputi ketersediaan

1
dan pola konsumsi rumah tangga, pola asuh pemberian ASI/MP ASI, pola asuh
psikososial, penyediaan MP ASI, kebersihan dan sanitasi, pelayanan kesehatan
dan kesehatan lingkungan. Intervensi terhadap penyebab langsung dan tidak
langsung tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan
maupun kelebihan gizi.
Pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup
intervensi gizi spesifik dan gizi sensitive. Pengalaman global menunjukkan
bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok
prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi dan
tumbuh kembang anak, serta pencegahan stunting. Salah satu masalah dalam
pencegahan stunting adalah masih kurangnya penyelenggaraan intervensi gizi
spesifik yang terpadu. Selama ini intervensi gizi spesifik dilakukan oleh
Puskesmas dan dikoordinasikan oleh Kemenkes Pusat. Terhitung per 2022,
program intervensi stunting ini dimasukkan kedalam pelayanan Rumah Sakit.

2
BAB II
LATAR BELAKANG

Stunting adalah kondisi dimana seorang anak mempunyai tinggi badan


dibawah rata-rata, yaitu lebih rendah dua standar deviasi dari usianya pada
grafik pertumbuhan standar. Kondisi tersebut merupakan bentuk kegagalan
pertumbuhan anak yang ditandai dengan perawakan pendek. Masalah yang
terjadi akibat stunting bukan hanya sekedar perawakan yang pendek. Dari segi
kesehatan, stunting menimbulkan komplikasi jangka pendek dan jangka
panjang, diantaranya adalah perkembangan fisik anak, gangguan kognitif,
gangguan mental tingkah laku, kualitas kesehatan yang rendah, dan resiko
penyakit degeneratif saat usia dewasa, seperti diabetes melitus, penyakit jantung
dan gagal ginjal. Dari segi sosio-ekonomi, stunting memberikan dampak
berkurangnya kualitas dan produktivitas individu hingga resiko mengalami
kemiskinan yang lebih tinggi.
Stunting merupakan masalah global yang serius. Saat ini diperkirakan
telah terjadi pada lebih dari 160 juta anak usia balita di seluruh dunia dan jika
tidak ditangani dengan baik maka diperkirakan pada tahun 2025 akan ada
penambahan 127 juta anak stunting di dunia. Angka tersebut merupakan
masalah besar karena menjadi ancaman terhadap kesejahteraan dan ketahanan
nasional jangka panjang. Angka stunting Indonesia tahun 2018 adalah 30,8%
dari jumlah balita, atau diderita satu dari tiga balita. Menurut survei Status Gizi
Balita Indonesia (SSGBI) pada 2019, angka ini menurun menjadi 27,7%.
Walaupun terdapat penurunan, namun angka ini masih mengkhawatirkan jika
mengingat sumber daya paling berharga bagi suatu negara adalah sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas.
Stunting disebabkan pleh berbagai faktor yang dapat dicetuskan pada
berbagai masa pertumbuhan, dari sejak sebelum kehamilan (masa pra-
konsepsi), masa pembuahan, masa kehamilan, hingga usia balita dan usia
sekolah. Stunting sangat berhubungan dengan kekurangan nutrisi dalam jangka
waktu lama ataupun penyakit infeksi terutama 1000 hari pertama kehidupan.
Status nutrisi rendah wanita usia produktif, wanita yang mengalami anemia,
pertumbuhan janin yang terhambat, dan berat badan bayi lahir rendah
meningkatkan resiko terjadinya stunting. Penyebab lain adalah infeksi pada

3
anak dan higienitas lingkungan yang buruk, sehingga menyebabkan gangguan
penyerapan nutrisi dan gangguan sistem imunitas, yang pada akhirnya
mengakibatkan stunting. Selain itu, tidak dapat dipungkiri adanya lingkungan
sosial-ekonomi yang rendah seperti kemiskinan, pengabaian pengasuhan anak,
kurangnya pengetahuan dan pendidikan, dan ketidaksukaan anak pada
makanan tertentu juga berkontribusi pada timbulnya stunting dan wasting.
Dalam rangka penanganan stunting dan wasting secara aktif, RSI Garam
Kalianget membentuk tim dengan pendekatan multidisiplin guna mencegah dan
menangani stunting dan wasting pada anak. Pendekatan asuhan pada 1000 hari
pertama kehidupan dilakukan sejak persiapan kehamilan, saat kehamilan,
kelahiran, setelah kelahiran, usia balita dan sekolah menjadi fokus pada
implementasi. Berbagai ilmu ikut andil dalam pelaksanaan, diantaranya adalah
spesialis anak, obstetri dan ginekologi, penyakit dalam, perawat, ahli gizi dan
tim medis lainnya.

4
BAB III
TUJUAN

A. Tujuan Umum
Program kerja tim intervensi stunting ini disusun dengan tujuan agar
dapat meningkatkan mutu pelayanan secara optimal pada pasien stunting
dan masalah gizi lainnya dengan mengupayakan pemulihan pasien dan
pencegahan kejadian stunting sejak dini melalui prosedur dan Tindakan
yang dapat dipertanggung jawabkan serta memenuhi etika kedokteran.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien, dan keluarga

tentang masalah stunting dan wasting

2. Melakukan intervensi spesifik gizi dan penerapan Rumah Sakit Sayang Ibu

dan Bayi (RSSIB)

3. Menjadikan rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting

4. Melakukan pendampingan klinis dan manajemen serta merupakan jejaring

rujukan

5. Pencatatan dan pelaporan

6. Melakukan evaluasi pelayanan

5
BAB IV

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. Kegiatan pokok
Kegiatan pokok pelayanaan intervensi stunting dan wasting antara
lain memberikan edukasi dan konseling gizi kepada pasien dan keluarga,
program 1000 HPK, memberikan suplementasi tablet besi folat pada ibu
hamil, promosi dan konseling IMD dan ASI eksklusif, Pemberian Makanan
Bayi dan Anak (PMBA), pemantauan pertumbuhan (pelayanan Tumbuh
Kembang bayi dan balita), pemberian imunisasi, pemberian vitamin A,
pemberian makanan tambahan balita gizi kurang. Melaksanakan
tatalaksana tim asuhan gizi pada pasien stunting, gizi kurang dan gizi
buruk. Menyusun program kerja tahunan, mengadakan pertemuan,
mengadakan sosialisasi internal dan ekternal dengan jejaring puskemas.
Mengusulkan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM, serta
mengawasi dan mengevaluasi kegiatan.

B. Rincian Kegiatan
1) Memberikan edukasi dan konseling gizi kepada pasien dan keluarga
mengenai gizi anak, gizi ibu hamil dan menyusui, IMD dan ASI
eksklusif, pemantauan pertumbuhan dan lain-lain dengan target
100% pasien dan keluarga memahaminya.
2) Menyusun program kerja
a. Membuat anggaran dan pembiayaan
b. Membuat laporan setiap bulan
c. Membuat jadwal kegiatan konseling
3) Mngevaluasi tatalaksana tim asuhan gizi pada pasien stuntin, gizi
kurang dan pasien gizi buruk.
4) Mengadakan pertemuan rutin triwulan
a. Mengadakan rapat Bersama Tim guna membahas masalah yang
ada terkait dengan pelaksanaan tugas
b. Melakukan pencatatan, pelaporan, evaluasi, analisa serta tindak
lanjut dari masalah yang ditemukan.

6
5) Mengadakan sosialisasi dengan puskesmas atau FKTP jejaring sebagai
bukti pelaksanaan pendampingan klinis dan manajemen serta
penguatan jejaring dalam tata laksana stunting dan gizi buruk.
6) Mengadakan sosialisasi internal program intervensi stunting dan
wasting
a. Membuat kerangka acuan kegiatan
b. Membuat laporan kegiatan sosialisasi
7) Mengusulkan Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM
8) Membuat laporan kegiatan intervensi stunting dan wasting ke Dinas
Kesehatan Kota Sumenep dan ke Puskesmas jejaring.
9) Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan dalam usaha intervensi
stunting dan wasting.
a. Mengontrol dan melihat secara langsung pelaksanaan kegiatan
tugas masing-masing tim tiap 6 bulan
b. Mengadakan evaluasi program.

7
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Membentuk Tim intervensi Stunting dan Wasting


2. Melakukan rapat internal Stunting dan Wasting per triwulan
 Menyusun kegiatan yang direncanakan
 Melaksanakan kegiatan dan evaluasi
3. Melakukan audit

8
BAB VI
SASARAN

1. Menyusun program kerja 100% pencatatan dan pelaporan pada bulan


Desember 2022
2. Mengadakan pertemuan rutin triwulan 75% pencatatan dan pelaporan pada
bulan Desember 2022
3. Mengusulkan Pendidikan dan pelatihan untuk SDM 50% pencatatan dan
pelaporan pada bulan Desember 2022
4. Mengadakan sosialisasi internal dengan petugas medis di setiap unit terkait
100% pencatatan dan pelaporan bulan Desember 2022
5. Mengadakan sosialisasi eksternal dengan Puskesmas jejaring 100%
pencatatan dan pelaporan bulan Desember 2022
6. Mengusulkan dan merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana 100%
pencatatan dan pelaporan bulan Desember 2022.

9
BAB VII

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

2022
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Memberikan layanan kesehatan


berupa konseling gizi mengenai
gizi anak, gizi ibu hamil dan
menyusui, IMD dan ASI eksklusif,
pemantauan prtumbuhan dan
lain-lain.

2. Memberikan suplementasi tablet


besi folat pada ibu hamil,
pemberian makanan bayi dan
anak, imunisasi, makanan
tambahan balita gizi kurang,
vitamin A, taburia pada Baduta
(0-23 bulan)

3. Mengadakan pelayanan
Pemantauan Pertumbuhan
(Pelayanan Tumbuh Kembang
bayi dan balita)

4. Mentatalaksana tim asuhan gizi


yang meliputi tata laksana gizi
stunting, tata laksana gizi kurang,
tata laksana gizi buruk (Pedoman
Pencegahan dan Tata Laksana
Gizi Buruk pada Balita)

5. Menyusun program kerja program


intervensi stunting dan wasting

6. Mengadakan pertemuan rutin


triwulan dengan tim stunting dan
wasting

7. Mengadakan sosialisasi dengan


jejaring internal rawat jalan, rawat
inap, DPJP, IGD dan jajaran

10
manajemen tiap tahun sekali

8. Mengadakan sosialisasi dengan


puskesmas atau FKTP jejaring
sebagai bukti pelaksanaan
pendampingan klinis dan
manajemen serta penguatan
jejaring dalam tata laksana
stunting dan gizi buruk.

9. Merencanakan peningkatan
kebutuhan SDM melalui
pengajuan program pelatihan
terkait layanan stunting dan
wasting

10. Membuat laporan kegiatan


intervensi stunting dan wasting ke
Dinas Kesehatan Kota Sumenep
dan ke Puskesmas jejaring

11. mengevaluasi kegiatan dalam


usaha intervensi stunting dan
wasting.

BAB VIII
11
EVALUASI PELAKSANAAN DAN PELAPORANNYA

1. Pencatatan dan pelaporan kasus masalah gizi ke Dinas Kesehatan


Kabupaten Kota Sumenep melalui aplikasi ePPGBM (Aplikasi Pencatatan dan
Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat)
2. Pembuatan evaluasi kegiatan penyelenggaraan intervensi stunting dan
wasting dilakukan setiap akhir tahun dan dilaporkan ke manajemen.

BAB IX

12
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Laporan setiap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulannya ke Dinas


Provinsi dan Daerah.
2. Laporan hasil evaluasi kegiatan dilakukan diakhir bulan

BAB X

13
PEMBIAYAAN

Untuk Melaksanakan Program Kerja Penyelenggaraan Intervensi Stunting


dan Wasting, sudah termasuk dalam Rencana Anggaran Rawat Jalan RSI Garam
Kalianget dengan jumlah anggaran sesuai dengan yang direncanakan.

14
BAB XI
PENUTUP

Kegiatan program kerja Penyelenggaraan Intervensi Stunting dan Wasting


diharapkan menjadi satu kegiatan yang kolaboratif dan terintegrasi antara
jejaring eksternal yaitu RS dan UPK lain (PKM), antara jejaring internal yaitu
seluruh unit pelayanan di RSI Garam Kalianget.
Semoga program kerja Intervensi Stunting dan Wasting RSI Garam
Kalianget ini dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat,
sehingga bermanfaat untuk manajemen, profesi keperawatan, profesi laainnya
serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dan keluarga.
Kritik dan saran tetap kami harapkan demi perbaikan kedepan. Mutu
pelayanan dan peningkatan profesi diharapkan dapat semakin maju.

15
18
19

Anda mungkin juga menyukai