Anda di halaman 1dari 7

PENETAPAN DAN KLASIFIKASI STUNTING, WASTING

DAN GIZI BURUK


NO.DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
RS-A.II.4.051.2022 0 8

RSU GRHA BHAKTI


MEDIKA
Standar Prosedur TANGGAL TERBIT Ditetapkan Tanggal 9 Mei 2022
Operasional 9 Mei 2022 Direktur RSU GRHA BHAKTI MEDIKA

dr. Agus Donny Susanto, MARS

NIK. 002/D/RSUGBM/2020
Pengertian Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) di RSU Grha Bhakti Medika akan
melakukan penetapan status gizi balita dan kondisi klinis untuk dapat
menentukan klasifikasi kasus masalah gizi balita yang ditemukan dan dirujuk
oleh kader atau anggota masyarakat terlatih, sehingga dapat ditata laksana
dengan cepat dan tepat.
Tujuan 1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) di RSU Grha Bhakti Medika mampu
melakukan proses penetapan status gizi balita yang dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
2. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) di RSU Grha Bhakti Medika mampu
melakukan proses penetapan balita kurang gizi akut atau yang berisiko
mengalami gizi buruk dan gizi kurang serta tindakan yang harus diberikan
sesuai dengan standar alur rujukan (rawat inap, rawat jalan atau pemberian
makanan tambahan).
3. Balita yang dirujuk ke RSU Grha Bhakti Medika mendapatkan perawatan
yang cepat dan tepat, termasuk tepat waktu, sesuai dengan kondisi balita
(stunting, wasting, gizi buruk, gizi kurang atau dengan hambatan
pertumbuhan).
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur RSU Grha Bhakti Medika Nomor 185/GBM/SK-
DIR/I/2022 tentang kebijakan pelayanan di RSU Grha Bhakti Medika
2. Surat Keputusan Direktur RSU Grha Bhakti Medika Nomor
186/GBM/SK-DIR/I/2022 tentang pembentukan tim pelayanan stunting
dan wasting di RSU Grha Bhakti Medika.

Prosedur Alur rujukan


Alur rujukan stunting, wasting dan gizi buruk dari jejaring puskesmas
(lampiran 1)

Persiapan Awal
1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) di RSU Grha Bhakti Medika terlatih
melakukan pemeriksaan antropometri akurat.
2. Alat antropometri standar sesuai protokol:
a. Alat timbang berat badan, seperti timbangan digital anak dan bayi.
b. Alat ukur panjang atau tinggi badan, seperti papan ukur panjang atau
tinggi badan (length/ height board).
c. Pita Lingkar Lengan Atas (LiLA).
3. Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Anak) atau perangkat lunak (software) penghitung Z-skor (WHO Anthro).

Alur Tatalaksana Stunting di Rumah sakit


1. Pasien yang datang ke poliklinik dilakukan konfirmasi status gizi
pasien oleh dokter sepsialis anak dengan menggunakan table z-skor
dari WHO.
2. Diagnosis stunting bila:
TB/U < -2 SD
Usia PB< usia BB< usia kronologis
Tidak ada dismorfik dan diproporsional
3. Dilakukan anamnesis, dan pemeriksaa fisik lengkap. Pemeriksaan
penunjang dilakukan sesuai indikasi.
4. Setelah diagnosis tegak, dilakukan tatalaksana stunting, berupa :
Konseling diet:
a. Promosi konsumsi protein hewani dan nutrisi tipe 2 lainnya.
b. Rasio protein/energi > 10%
Nutritional therapy:
c. pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus
(PKGK) & Pangan Olahan Untuk Kondisi Medis Khusus
(PKMK)
Terapi medis sesuai penyakit yang mendasari
5. Bila pasien tanpa komplikasi dapat di rawat jalan, namun bila pasien
dengan komplikasi medis harus dirawat inap.
6. Monitoring BB, PB atau TB, LILA berkala serta monitoring toleransi
asupan nutrisi.
7. Pasien dapat dirujuk balik ke fasyankes bila sudah dinyatakan sembuh.

Alur Tatalaksana Gizi Buruk di Rumah Sakit


1. Pasien yang datang ke poliklinik/IGD dilakukan konfirmasi status gizi
pasien oleh dokter sepsialis anak atau dokter umum di IGD dengan
menggunakan table z-skor dari WHO.
2. Diagnosis Gizi buruk
Berdasarkan usia, gizi buruk ditegakkan dengan:

• Usia kurang dari 6 bulan dengan berat badan menurut panjang


badan (BB/PB) <- 3 SD, atau edema bilateral yang bersifat pitting
(tidak kembali setelah ditekan)

• Usia 6-59 bulan dengan BB/PB atau berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB) <-3 SD atau lingkar lengan atas (LiLA) < 11,5 cm,
atau edema bilateral yang bersifat pitting
Berdasarkan komplikasi yang ada, gizi buruk dikategorikan sebagai:

• Gizi buruk tanpa komplikasi, yang ditandai oleh LiLA < 11,5 cm
untuk balita berusia 6-59 bulan, atau BB/PB atau BB/TB < -3 SD
dan atau edema bilateral dengan derajat +1 atau +2,

• Gizi buruk dengan komplikasi, yang ditandai oleh hal tersebut di


atas dan adanya satu atau lebih komplikasi berikut, yaitu sama
dengan tanda bahaya pada Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS): anoreksia, muntah terus-menerus, dehidrasi berat, letargi
atau penurunan kesadaran, demam tinggi atau hipotermia, sulit
bernafas atau bernafas cepat (termasuk pneumonia berat), anemia
berat, edema derajat +3, dan lesi kulit parah.
3. Tatalaksana
Tatalaksana rawat jalan dan rawat inap sesuai dengan indikasi
(lampiran 2)
4. Monitoring BB, TB, LILA berkala
5. Pasien dapat dirujuk kembali ke fasyankes bila dinyatakan sembuh

Catatan:
• Pada masa pandemi COVID-19, pastikan petugas kesehatan menggunakan
APD lengkap dan memperhatikan protokol keamanan dan kesehatan saat
menangani balita, serta memastikan orang tua/ pengasuh menerapkan
protokol yang sama saat berkunjung kefasilitas pelayanan kesehatan.
Pencatatan dan Pelaporan
1. Setiap pasien stunting, wasting atau gizi buruk yang datang akan
dilakukan pencatatan dan melengkapi formulir masalah gizi di RSU
Grha Bhakti Medika.
2. Jumlah masalah gizi akan direkap setiap bulannya dan akan dilaporkan
setiap tiga bulan pada laporan monitoring dan evaluasi
stunting/masalah gizi di RSU Grha Bhakti Medika

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat RSU Grha Bhakti Medika


2. Rawat Jalan Anak RSU Grha Bhakti Medika
3. Rawat Inap
4. Laboratorium

Refrensi 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas), 2018.

2. PMK No.29 Th 2019 tentang Penanggulangan Masalah Gizi Bagi Anak


Akibat Penyakit

3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pencegahan dan Tatalaksana


Gizi Buruk pada Balita, 2018.

4. SOP Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk Atau Yang Berisiko
Gizi Buruk oleh Direktorat Gizi Masyarakat dalam Sosialisasi “SOP
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita” kepada Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kab/ Kota Lokus Stunting” Jakarta, 13 Agustus
2020

5. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Makanan Pendamping ASI.


Pertemuan UKK NPM 2019.
LAMPIRAN 1.

Alur Rujukan Kasus Stunting, Wasting dan Gizi Buruk


Dari Jejaring Fasyankes Di Wilayah Kerja RSU Grha Bhakti Medika
Keterangan:

1. Puskesmas melakukan validasi dan konfirmasi status gizi dengan pemeriksaan klinis dan
antropometri menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan (BB/PB) atau
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), tinggi badan menurut usia (TB/U) atau
panjang badan menurut usia (PB/U), dan lingkar lengan atas (LiLA).
2. Berdasarkan hasil validasi dan konfirmasi status gizi balita, ditentukan layanan yang
diberikan:
• Balita gizi buruk tanpa komplikasi medis diberikan layanan rawat jalan
• Balita gizi buruk dengan komplikasi medis diberikan layanan rawat inap
3. Bayi < 6 bulan menderita gizi buruk dan balita ≥ 6 bulan dengan BB < 4 kg dirujuk ke
RS untuk mendapatkan pelayanan rawat inap di rumah sakit.
4. Bayi dan balita gizi buruk yang dirawat di rumah sakit dan Puskesmas dipantau dan
dievaluasi:
• Tidak membaik:
Evaluasi dan cari faktor penyebabnya, bila perlu dirujuk ke fasyankes atau tempat
rujukan yang lebih tinggi
• Membaik:
Apabila bayi dan balita dirawat inap pada fase rehabilitasi, maka dapat
dipindahkan ke layanan rawat jalan
• Sembuh:
Rumah sakit dapat merujuk balik ke Puskesmas untuk mendapatkan pengawasan
dari Puskesmas dan anjuran kontrol serta pemantauan pertumbuhan rutin di
Posyandu
LAMPIRAN 2.

Anda mungkin juga menyukai