Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN KERJA

TIM PROGRAM PERCEPATAN


PENURUNAN STUNTING DAN WASTING

RUMAH SAKIT XXX 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatNya Pedoman Pelayanan Gizi Buruk (Stunting dan Wasting) di RS XXX
telah disusun dan diselesaikan sesuai dengan kebutuhan.

Pedoman Pelayanan Gizi Buruk (Stunting dan Wasting) disusun sebagai acuan bagi
RS XXX dalam memberikan Pelayanan Gizi pada Anak Balita guna menurunkan
angka Stunting dan Wasting. Hal ini berkaitan dalam peningkatan kesehatan ibu dan
bayi sebagai salah satu sasaran Program Nasional Bidang Kesehatan.

Gizi buruk merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan Kesehatan, sesuai
arah kebijakan RPJMN 2020-2024, target tahun 2024 adalah menurunkan
prevalensi wasting menjadi 7% dan stunting menjadi 14%. Stunting adalah kondisi
gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000
Hari Pertama Kehidupan (HPK). Gizi buruk (severe wasting) dapat meningkatkan
angka kesakitan dan kematian serta meningkatkan risiko terjadinya stunting

Pedoman ini akan dievaluasi kembali untuk dilakukan perbaikan / penyempurnaan


sesuai perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan dan bila ditemukan hal-hal yang
tidak sesuai lagi dengan kondisi di RS XXX.

XXX, Mei 2022


Direktur Rumah Sakit XXX

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT XXX NOMOR XXX TENTANG PEDOMAN KERJA
TIM PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DAN WASTING DI RS XXX.............1
Pasal 1 Pendahuluan......................................................................................................................2
Pasal 2 Gambaran Umum.............................................................................................................2
Pasal 3 Visi, Misi dan Budaya Organanisasi.................................................................................3
Pasal 4 Struktur Organisasi...........................................................................................................3
Pasal 5 Struktur Organisasi Tim...................................................................................................3
Pasal 6 Uraian Tugas.....................................................................................................................3
Pasal 7 Tata Hubungan Kerja........................................................................................................4
Pasal 8 Pertemuan atau Rapat.......................................................................................................4
Pasal 9 Pelaporan..........................................................................................................................4
Pasal 10.........................................................................................................................................4
PEDOMAN KERJA TIM...................................................................................................................5
PROGRAM PENURUNAN STUNTING DAN WASTING DI RUMAH SAKIT XXX..........................5
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................5
BAB II GAMBARAN UMUM...........................................................................................................7
A. NAMA DAN STATUS RUMAH SAKIT.............................................................................7
B. KEDUDUKAN DAN FASILITAS RUMAH SAKIT...........................................................7
BAB III VISI, MISI DAN BUDAYA ORGANISASI..........................................................................11
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI.................................................................................................13
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM..........................................................................................14
A. STRUKTUR ORGANISASI...............................................................................................14
B. KUALIFIKASI JABATAN.................................................................................................14
BAB VI URAIAN JABATAN............................................................................................................16
A. KETUA...............................................................................................................................16
B. WAKIL KETUA.................................................................................................................16
C. SEKRETARIS.....................................................................................................................16
D. ANGGOTA.........................................................................................................................16
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA..............................................................................................16
BAB VIII PERTEMUAN / RAPAT...................................................................................................18
A. RAPAT................................................................................................................................18
BAB IX MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN...............................................................19
A. MONITORING...................................................................................................................19
B. EVALUASI.........................................................................................................................19
C. PELAPORAN.....................................................................................................................19

ii
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT XXX NOMOR XXX
TENTANG
PEDOMAN KERJA TIM PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DAN WASTING DI RS XXX

DIREKTUR RUMAH SAKIT XXX,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia


yang sehat, cerdas, dan produktif, serta pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan, dilakukan percepatan
penurunan stunting
b. bahwa percepatan penurunan stunting dilaksanakan secara
holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi,
sinergi, dan sinkronisasi di antara kementerian/lembaga,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, pemerintah desa, dan pemangku
kepentingan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, dan b, perlu mengeluarkan Peraturan
Direktur Rumah Sakit XXX tentang Pedoman Kerja Tim
Program Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting di
Rumah Sakit XXX.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
4. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun
2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting ;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat;
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil

1
Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Penjelasannya Tahun
2016;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak;
11. <<masukkan perda di sini>>
12. Surat Keputusan Direktur XXX

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT XXX TENTANG
PEDOMAN KERJA TIM PROGRAM PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING DAN WASTING DI RUMAH
SAKIT XXX.

Pasal 1
Pendahuluan
1. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi
badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
2. Intervensi Spesifik adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab
langsung terjadinya Stunting.
3. Intervensi Sensitif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab
tidak langsung terjadinya Stunting.
4. Percepatan Penurunan Stunting adalah setiap upaya yang mencakup Intervensi
Spesifik dan Intervensi Sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik,
integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah, dan
desa.
5. Rumah Sakit XXX melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan
wasting dengan melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi
serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP
di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.

Pasal 2

2
Gambaran Umum
Rumah Sakit XXX memiliki layanan <<deskripsi singkat layanan RS>>

Pasal 3
Visi, Misi dan Budaya Organanisasi
Visi RS XXX mengandung makna cita-cita yang diinginkan seluruh pimpinan dan
karyawan RS XXX serta masyarakat. Adapun Visi tersebut adalah : ”<<visi RS >>”. Agar
visi tersebut di atas dapat terlaksana dengan baik, maka harus ada upaya untuk
mencapainya. Upaya untuk mewujudkan visi dirumuskan dalam misi sebagai berikut :
1. Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien.
2. Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada para karyawan agar mampu
memberikan pelayanan yang profesional.
3. Melakukan pengelolaan Rumah Sakit secara profesional agar tercapai efisiensi dan
efektifitas yang tinggi.

Pasal 4
Struktur Organisasi
Rumah Sakit XXX dipimpin oleh Direktur dengan Wakil Direktur Medis beserta jajaran
manajer.

Pasal 5
Struktur Organisasi Tim
Struktur organisasi Tim Program Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting:
1. Direktur membawahi langsung tim program percepatan penurunan stunting dan
wasting,
2. Ketua Tim Program adalah dokter spesialis anak konsultan gizi
3. Sekretaris pelayanan medis,
4. Anggota dari staf medis, staf keperawatan, staf gizi, staf instalasi farmasi, staf
PKRS

Pasal 6
Uraian Tugas
Uraian tugas Tim Program Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting yaitu;
melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program penurunan stunting dan
wasting dan Menyelaraskan program Rumah Sakit untuk mendukung program penurunan

3
Stunting dan Wasting.

Pasal 7
Tata Hubungan Kerja
Kegiatan kerja Tim Ponek melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan
ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna.

Pasal 8
Pertemuan atau Rapat
Penjadwalan kegiatan tim program selama tahun 2022 telah ditetapkan
waktu pelaksanaannya.

Pasal 9
Pelaporan
Seluruh kegiatan Tim Program dilakukan monitoring masuk ke dalam program kerja
Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting

Pasal 10
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di :
Pada tanggal :

4
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR NOMOR
XXX, TENTANG PEDOMAN
KERJA TIM PROGRAM
PENURUNAN STUNTING DAN
WASTING DI RUMAH SAKIT
XXX

PEDOMAN KERJA TIM


PROGRAM PENURUNAN STUNTING DAN WASTING DI RUMAH SAKIT XXX

BAB I
PENDAHULUAN

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan
gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal
tumbuh pada anakbalita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama
serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua factor penyebab ini dipengaruhi oleh
pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK. Anak tergolong
stunting apabila panjang ataut inggi badan menurut umurnya lebih rendah dari
standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan beberapa dokumenlainnya.

Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari


dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang
anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan
anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa.
Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting
berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan,
stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada
hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan


prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun,
yaitudari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk balita berstatus
normal terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018). Adapun
sisanya mengalami masalah gizi lain.

5
Stunting telah ditetapkan sebagai prioritas nasional dalam dokumen
perencanaan dan TPB. Adapun strategi percepatan perbaikan gizi dalam dokumen
perencanaan RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan;

b. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan
focus utama pada1.000 hari pertama kehidupan (ibu hamil hingga anakusia
23 bulan), balita, remaja, dan calon pengantin;
c. Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi,
higiene, dan pengasuhan;

d. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui


Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat/UKBM (Posyandu dan Pos PAUD);

e. Penguatan pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi;

f. Pengembangan fortifikasi pangan;

g. Penguatan peran lintas sector dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik
yang didukung oleh peningkatan kapasitas pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten/kota dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi.

6
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. NAMA DAN STATUS RUMAH SAKIT

1. Nama Rumah Sakit adalah RS XXX, berlokasi di Jl. XXX.


2. Status Rumah Sakit
a. Izin Operasional: Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi XXX Tentang Ijin
Operasional Rumah Sakit Umum Kelas B Kepada Rumah Sakit
XXX.
b. Penetapan Kelas: Kelas C

B. KEDUDUKAN DAN FASILITAS RUMAH SAKIT

1. Kedudukan Rumah Sakit


Rumah Sakit XXX didirikan pada tahun xxxx
2. Fasilitas Pelayanan
Setiap rumah sakit memiliki fasilitas – fasilitas yang dapat memudahkan
pasien, pelanggan, pengunjung, karyawan serta lingkungan sekitar
sehingga semua elemen – elemen yang berhubungan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Berikut ini adalah fasilitas – fasilitas yang terdapat
di Rumah Sakit XXX :
a. Rawat Jalan <<sesuaikan dengan RS>>
• Poliklinik <<spesialisasi>>
▪ Sub Spesialis <<sebutkan jika ada>>
• Poliklinik <<spesialisasi>>
▪ Sub Spesialis <<sebutkan jika ada>>
• Poliklinik <<spesialisasi>>
▪ Sub Spesialis <<sebutkan jika ada>>
• dst

b. Rawat Inap
Rumah Sakit XXX memiliki rawat inap dengan kapasitas <<
jumlah TT>> tempat tidur. Fasilitas rawat inap ini terbagi atas

7
<<deskripsikan di sini>>. Berikut ini adalah penjabaran dari
fasilitas di ruang rawat inap per tiap jenis kamar:
1) <<Ruangan/kamar>>
<<deskripsi singkat>>
2) <<Ruangan/kamar>>
<<deskripsi singkat>>
3) <<Ruangan/kamar>>
<<deskripsi singkat>>
4) Dst

1) <<Contoh>> Kelas I
Rumah Sakit XXX memiliki fasilitas kamar kelas I yang
diperuntukan untuk dua sampai tiga orang pasien. Fasilitas
yang terdapat di dalamnya ialah AC, kamar mandi dengan air
panas, TV, Telepon, dan makanan untuk pasien sesuai yang
telah ditentukan oleh rumah sakit merujuk kepada keadaan atau
kondisi pasien.
2) <<Contoh>> Kamar Isolasi
Rumah Sakit XXX memiliki tiga kamar isolasi. Kamar ini di
sediakan untuk merawat pasien yang terdiagnosa penyakit yang
mengharuskannya membatasi kontak dengan dunia luar.
Fasilitas yang terdapat di dalamnya ialah AC, kamar mandi
berfasilitas shower dengan air panas, TV, dan makanan untuk
pasien sesuai yang telah ditentukan oleh rumah sakit merujuk
kepada keadaan atau kondisi pasien.
3) <<Contoh>> Isolasi Covid
Rumah Sakit XXX memiliki 10 tempat tidur isolasi Covid,
Kamar ini di sediakan untuk merawat pasien yang terdiagnosa
Covid-19 penyakit yang menharuskannya membatasi kontak
dengan dunia luar. Fasilitas yang terdapat di dalamnya ialah
AC, kamar mandi berfasilitas shower dengan air panas, TV,
dan makanan untuk pasien sesuai yang telah ditentukan oleh
rumah sakit merujuk kepada keadaan atau kondisi pasien.

8
4) <<Contoh>> NICU / PICU
Kamar ini diperuntukan bagi bayi dan anak yang memiliki
masalah, misalnya gawat nafas, bayi prematur dan bayi dengan
berat lahir yang rendah, infeksi berat termasuk kelainan bawaan
(jantung, dan lainnya). Layanan ini terdapat 7 tempat tidur,
terdiri dari NICU 5 tempat tidur dan PICU 2 tempat tidur.
5) <<Contoh>> ICU
Kamar ini diperuntukan untuk pasien dewasa yang peralatan
khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena
penyakit, trauma, gangguan pernafasan, gangguan ginjal.atau
komplikasi penyakit lain. Layanan ini terdapat 5 tempat tidur.
6) <<Contoh>> ICU Covid
Kamar ini diperntukan untuk pasien dewasa yang peralatan
khusus ditujukan untuk menangani pasien gawat karena
penyakit, trauma, gangguan pernafasan, gangguan ginjal atau
komplikasi dan terdiagnosa positif covid. Kamar ini dapat diisi
hingga 2 pasien.

c. Penunjang Medis
1) <<sebutkan fasilitas penunjang yang ada>>
2) <<sebutkan fasilitas penunjang yang ada>>

1) <<Contoh>>Farmasi
2) <<Contoh>>Laboratorium
a) Patologi Anatomi
b) Patologi Klinik
3) <<Contoh>>Radiologi
c) General X-Ray
d) Mobile X-Ray
e) Panoramic
f) USG Radiologi
g) CT Scan
4) <<Contoh>>Pemeriksaan mata :
h) USG Mata, Auto Refraksi
i) Fundus Camera
5) Dst

d. Layanan Khusus
1) <<sebutkan fasilitas yang ada>>
2) <<sebutkan fasilitas yang ada>>

9
1) <<Contoh>>Medical Check Up
2) <<Contoh>>Klinik Tumbuh Kembang
3) <<Contoh>>Klinik Gigi Spesialistik
4) <<Contoh>>Klinik Fisioterapi pasca stroke
5) <<Contoh>>Trauma Centre

10
BAB III
VISI, MISI DAN BUDAYA ORGANISASI

Sebagai suatu institusi, RS XXX berkeinginan menjadi RS yang tumbuh dan


berkembang menjadi institusi pelayanan kesehatan yang modern, berkelas
nasional dalam bentuk jejaring rumah sakit di seluruh Indonesia.
Visi RS XXX mengandung makna cita-cita yang diinginkan seluruh pimpinan
dan karyawan RS XXX serta masyarakat. Adapun Visi tersebut adalah:
”Menjadikan RS XXX sebagai Rumah Sakit yang tumbuh, sehat dan terkemuka
di wilayah cakupannya dengan unggulan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta
mampu bersaing di era globalisasi”.
Agar visi tersebut di atas dapat terlaksana dengan baik, maka harus ada upaya
untuk mencapainya. Upaya untuk mewujudkan visi dirumuskan dalam misi
sebagai berikut:
1. Melakukan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu
2. Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada para karyawan agar mampu
memberikan pelayanan yang profesional.
3. Melakukan pengelolaan Rumah Sakit secara profesional agar tercapai
efisiensi dan efektifitas yang tinggi.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi RS XXX, maka seluruh karyawan dan
pimpinan dalam melaksanakan tugas harus memberikan pelayanan yang
profesional. Keyakinan dasar yang merupakan budaya kerja, bagi seluruh
karyawan dan pimpinan. Adapun Budaya Organisasi adalah sebagai berikut:
1. Open management, transparan dan jujur
2. Melakukan pembinaan karyawan agar terbentuk karyawan yang loyal dan kompeten.
3. Loyal pada karyawan, karyawan kompeten adalah asset utama.
4. Management by Objective bukan berhenti terhadap proses.
5. Selalu mau berubah, belajar dan mengembangkan diri (Learning Organization).
6. Selalu berupaya meningkatkan Mutu dan Produktivitas (Achievement Oriented)
7. Mengutamakan kepentingan pelanggan terutama pasien dan dokter provider
(Customer Oriented)
8. Patient Safety dan budaya non blamming

11
9. Bekerja secara efektif, efisien, dan cepat (2E+C)
10. Tidak terkotak-kotak, budaya kerjasama.
11. Memelihara fasilitas agar selalu aman, bersih, dan tampak baru

12
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI

<<masukkan bagan di sini>>

13
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM

A. STRUKTUR ORGANISASI

Dalam program percepatan penurunan stunting dan wasting di rumah sakit


dilakukan secara terpadu oleh suatu tim yang terdiri dari berbagai unsur/unit
dalam RS seperti bagian medis, keperawatan, farmasi, gizi, PKRS yang
ditetapkan dengan SK Direktur RS.
Susunan Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting di RS
XXX dapat dilihat di bawah ini:

KETUA TIM PROGRAM


PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
DAN WASTING

SEKRETARIS

WAKIL KETUA

ANGGOTA

B. KUALIFIKASI JABATAN

NO JABATAN KUALIFIKASI
1 Ketua Dokter spesialis anak konsultan endokrin / dokter spesialis anak
konsultan gizi metabolik / dokter spesialis anak konsultan
pediatri sosial / dokter spesialis gizi klinik / dokter spesialis
anak.
2 Wakil Ketua Dokter spesialis anak konsultan endokrin / dokter spesialis anak
konsultan gizi metabolik / dokter spesialis anak konsultan
pediatri sosial / dokter spesialis gizi klinik / dokter spesialis

14
anak.
3 Sekretaris Dokter umum
4 Anggota • Staf medis (Dokter Spesialis Anak, Spesialis Obstetri
Ginekologi, Spesialis Gizi Klinis)
• Staf Keperawatan
• Staf Farmasi
• Ahli Gizi
• Staf Klinik Tumbuh Kembang
• Tim PKRS

15
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. KETUA
1. Melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program penurunan
prevalensi stunting dan prevalensi wasting di Rumah Sakit XXX;
2. Menyelaraskan program Rumah Sakit XXX untuk mendukung program
penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting;
3. Menyelenggarakan dan memimpin rapat rutin Tim Stunting Rumah Sakit
XXX;
4. Meningkatkan kemampuan anggota tim pelayanan Stunting di Rumah Sakit
XXX;
5. Membuat analisa dan rencana tindak lanjut terkait capaian mutu kegiatan
penurunan prevalensi stunting dan wasting;
6. Berkoordinasi dengan pihak eksternal (Dinas Kesehatan / Kementerian
Kesehatan) dalam hal pelaporan program.

B. WAKIL KETUA

1. Membantu ketua tim dalam menjalankan tugas;


2. Memberikan saran perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan Program
penurunan prevalensi stunting dan wasting di Rumah Sakit.

C. SEKRETARIS

1. Melaksanakan kegiatan administrasi kesekretariatan;


2. Menyiapkan kebutuhan dan agen darapatrutin Tim Stunting;
3. Membuat arsip kegiatan Tim Stunting;
4. Menyimpan dan mengelola kearsipan.

D. ANGGOTA
1. Mengikuti atau menghadiri rapat rutin Tim stunting;
2. Mengumpulkan dan rekapitulasi data mutu terkait penurunan stunting dan
wasting di unitnya masing-masing;

16
3. Memberikan usulan atau saran perbaikan dan peningkatan pelayanan Penurunan
prevalensi stunting dan wasting di Rumah Sakit XXX yang meliputi:
<<CONTOH>>
Staff Medis  Memberikan usulan atau saran perbaikan dan
peningkatan pelayanan penurunan prevalensi
stunting dan wasting di Rumah Sakit XXX;
 Menyusun dan membuat Panduan Praktik Klinis
(PPK) terkait stunting dan wasting;
 Melakukan skrining, diagnosa dan tata laksana
stunting dan wasting sesuai PPK;
 Menentukan kriteria kasus yang dapat
ditangani di Rumah Sakit XXX dan kriteria kasus
yang dirujuk;
 Menyusun program 1000 HPK untuk pencegahan
stunting dimulai dari pendampingan kehamilan
dan persalinan yang aman.
Staff Keperawatan  Membuat asuhan perawatan bagi anak dengan
status gizi kurang maupun buruk.
Staff Instalasi Gizi  Melakukan Asesmaen awal dan asesmen ulang
untuk pasien anak dengan masalah gizi dan
monitoring hasil terapi terintegrasi dengan asuhan
medis dan keperawatan, menyusun pedoman
pelayanan gizi termasuk di dalamnya untuk produk
nutrisi khusus;
 Membuat pelaporan kasus gizi buruk dan
melaporkan ke dinas kesehatan setempat
 atau kementerian kesehatan sesuai regulasi;
 Melakukan kolaborasi dengan DPJP dalam hal
pemberian terapi nutrisi pada pasien anak dengan
masalah gizi.
Staff Instalasi Farmasi  Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
dispensing steril untuk pemberian TPN;
 Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan
ketersediaan stok suplemen dan nutrisi
Staff Klinik Tumbuh  Melakukan skrining, diagnosis, dan terapi untuk
Kembang pasien dengan stunting maupun wasting dengan
gangguan tumbuh kembang;
 Menyusun asesmen tambahan untuk pengkajian
tumbuh kembang.
Staff Tim PKRS (Promosi  Menyusun program kerja PKRS untuk peningkatan
Kesehatan Rumah Sakit) pemahaman dan kesadaran staf, pasien, keluarga,
dan komunitas mengenai masalah stunting dan
wasting.

17
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

MANAGER BIDANG/ BAGIAN


INSTALASI/ UNIT KERJA
DI RS

KOMITE/TIM MUTU TIM PENURUNAN KSM/KOMITE PPA


STUNTING / WASTING
Keterangan :

KOMITE/TIM PKRS DIKLAT

Hubungan kerja Internal (dengan instalasi / unit lain di dalam RS) :


1. KSM (Kelompok Staf Medis)
a. Menjalankan kebijakan dan SPO terkait program percepatan penurunan
stunting di RS;
b. Mengawasi kepatuhan pelaksanaan program percepatan penurunan stunting
di RS.
2. Manager Bidang/ Bagian di RS (Yanmed, Jangmed, Keperawatan, Jangum) :
a. Memfasilitasi adanya kebijakan dan prosedur operasional terkait program
percepatan penurunan stunting di RS yang perlu dipersiapkan oleh rumah
sakit;
b. Supervisi dan evaluasi program percepatan penurunan stunting di RS di
bidangnya masing masing;
c. Inventarisasi SDM, alat, dan obatuntuk melengkapi sarana, prasarana,
terkait program percepatan penurunan stunting dan wasting di RS.
3. Instalasi/ Unit Kerja :
4. Kepala Instalasi/Kepala Perawat
a. Sebagai pengawas program percepatan penurunan stunting dan wasting di
RS di masing-masing ruangan / Instalasi;
b. Sebagai pelaksana program percepatan penurunan stunting dan wasting di
unit rawat jalan, rawatinap, gizi, farmasi, PKRS di rumah sakit.
5. Instalasi Farmasi:
a. Penyediaan alat & obat-obatan program percepatan penurunan stunting di
rumahsakit;
b. Bertanggungjawab terhadap pelayanan dispensing steril untuk penyediaan
TPN (Total Parenteral Nutrition).
6. Instalasi Gizi:

16
a. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan formula / diet khusus untuk
pasien anak dengan malnutrisi;
b. Melakukan rekap pelaporan pasien gizi buruk untuk dilaporkan secara rutin
ke Dinas Kesehatan setempat.
7. Bagian Diklat:
Merencanakan program diklat untuk meningkatkan pemahaman staf/karyawan
terhadap upaya percepatan penurunan prevalensi stunting dan wasting.
8. Komite Mutu (Bidang Mutu &Akreditasi) :
Koordinasi pembahasan indicator mutu terkait program percepatan penurunan
stunting dan wasting di RS.
9. Tim PKRS :
Merencanakan, melakukan kegiatan kerjasama, promosi tentang program
percepatan penurunan stunting di RS.

17
BAB VIII
PERTEMUAN / RAPAT

A. RAPAT
1. Rapat Terjadwal
a. Rapat pembuatan program percepatan penurunan stunting dan wasting :
1) Dipimpin oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting dan Wasting dihadiri oleh Direktur RS, anggota tim,
Kepala instalasi dan para Manager Bidang / Bagian yang terkait;
2) Rapat dilaksanakan di akhir tahun.
b. Rapat penyampaian monitoring pelaksanaan capaian program dan rencana
perbaikan dan evaluasi masalah atau kendala
1) Rapat dipimpin oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan Penurunan
Stunting dan Wasting dihadiri oleh Direktur RS, Sektretaris Tim,
dan anggota Tim serta unit terkait;
2) Membahas capaian program dilaksanakan setiap 3 bulan;
3) Membahas Analisa dan tindak lanjut dari capaian.

2. Rapat Tidak Terjadwal


a. Rapat Koordinasi dengan pihak eksternal (Dinas Kesehatan setempat);
b. Rapat koordinasi dengan Komite (Komite Mutu, KSM, Komite Medik, Tim
PKRS) terkait evaluasi Program Kerja Tim Koordinasi Percepatan
Penurunan Stunting dan Wasting.

18
BAB IX
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. MONITORING
1. Seluruh kegiatan Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan
Wasting dilakukan monitoring masuk ke dalam program kerja Percepatan
Penurunan Stunting dan Wasting;
2. Monitoring dengan cara melakukan observasi secara langsung,
pengumpulan data , wawancara, survei sesuai dengan kegiatan di dalam
program kerja ;
3. Monitoring dapat dilakukan dengan secara manual/ tertulis dengan ceklist
worksheet/
4. dapat melalui sistem dengan menggunakan google docs ;
5. Monitoring dilakukan oleh unit terkait yang dikoordinasikan oleh anggota
tim yang mewakili setiap unit pelayanan terkait program Percepatan
Penurunan Stunting dan Wasting;
6. Monitoring dapat dilakukan secara harian, mingguan / periode tertentu ;
7. Hasil monitoring direkap, dibuat grafiktren atau kesimpulan hasil akhir ,
analisa dan direncanakan untuk tindak lanjutnya.

B. EVALUASI
1. Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting
mengevaluasi seluruh kegiatan melalui evaluasi program kerja sesuai
dengan periode pelaporan evaluasi program;
2. Evaluasi program dibahas dengan tim/KSM/Komite/Bidang/Unit terkait
dan dilaporkan kepada direktur rumah sakit setiap TW ;
3. Hasil evaluasi dilakukan analisa dan tindak lanjut untuk memperbaiki
hasil yang belum optimal/ belum tercapai .

C. PELAPORAN
1. Pelaporan rutin disampaikan oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan
Penurunan Stunting dan Wasting dan berkoordinasi dengan Wadir
Medis / Manajer Pelayanan Medis kepada Direktur setiap TW dengan

19
melampirkan lembar proses ;
2. Pelaporan rutin disampaikan oleh ketua Tim Koordinasi Percepatan
Penurunan Stunting dan Wasting kepada Dinas Kesehatan / Kementerian
Kesehatan melaluiaplikasi e- PPGBM;

3. Direktur akan memberikan feedback untuk ditindak lanjuti oleh Tim


Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting bersama timnya
dan dikoordinasikan dengan bagian terkait pemberi pelayanan di rumah
sakit.

Ditetapkan di : XXX
Pada tanggal :

DIREKTUR,

20

Anda mungkin juga menyukai