Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KERJA

TIM KOORDINASI PERCEPATAN PENURUNAN


STUNTING DAN WASTING
RUMAH SAKIT BUDI ASIH

RUMAH SAKIT BUDI ASIH


TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
Program Kerja Tim Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting dan Wasting di Rumah Sakit
Budi Asih dapat diselesaikan.
Program Kerja ini dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk terlaksananya kegiatan
Pelayanan Gizi pada anak balita di Rumah Sakit Budi Asih.
Dengan adanya Program Kerja ini maka kegiatan yang dilakukan mempunyai kejelasan
arah dalam melaksanakan tugas yang terkait dengan pemberian pelayanan yang bermutu bagi
masalah gizi anak balita di Rumah Sakit Budi Asih.
Kami menyadari bahwa program kerja ini tentunya masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan bila tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit.
Akhirnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan program kerja ini,
kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setingginya.

Jambi, 5 Juli 2022

Direktur Siloam Jambi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
II LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS .................................................... 2
IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN......................................... 3
V CARA MELAKUKAN KEGIATAN………...……………………………....... 5
VI SASARAN........................................................................................................... 7
VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN......................................................... 9
VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN................... 10
IX PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN.................... 10
LAMPIRAN : RINCIAN BIAYA.......................................................................................... 11

3
PROGRAM KERJA
TIM KOORDINASI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DAN WASTING
DI RUMAH SAKIT BUDI ASIH
TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial
dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang stunting memiliki
tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit.
Stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental dan intelektual
akan terganggu. Hal ini juga didukung oleh Jackson dan Calder (2004) yang menyatakan
bahwa stunting berhubungan dengan gangguan fungsi kekebalan dan meningkatkan
risiko kematian.
Rumah Sakit Budi Asih melaksanakan program pelayanan percepatan penurunan
prevalensi stunting dan wasting untuk mendukung Program Nasional dari Pemerintah
Indonesia guna menekan dan mengatasi angka stunting dan wasting yang dapat terjadi
pada anak balita sehingga dapat terbentuk generasi penerus bangsa yang cemerlang.
Dengan dibuatnya program kerja Tim koordinasi percepatan penurunan Stunting
dan wasting ini diharapkan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya
peningkatan kesehatan anak Indonesia.

II. LATAR BELAKANG


Anak bebas gizi buruk termasuk komitmen bersama dunia, termasuk Indonesia.
Komitmen dunia internasional, tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals) butir kedua yang menegaskan pentingnya “Mengakhiri
kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan gizi, serta menggalakkan pertanian
yang berkelanjutan”. Di tingkat nasional, hal ini sejalan dengan Nawacita dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,
penanggulangan masalah kekurangan gizi, termasuk gizi buruk, perlu ditingkatkan.

Balita dengan gizi buruk mempunyai dampak jangka pendek dan panjang,
berupa gangguan tumbuh kembang, termasuk gangguan fungsi kognitif, kesakitan, risiko
penyakit degeneratif di kemudian hari dan kematian. Situasi status gizi kurang (wasting)

1
dan gizi buruk (severe wasting) pada balita di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik pada
tahun 2014 masih jauh dari harapan. Indonesia menempati urutan kedua tertinggi untuk
prevalensi wasting di antara 17 negara di wilayah tersebut, yaitu 12,1%. Selain itu,
cakupan penanganan kasus secara rerata di 9 negara di wilayah tersebut hanya mencapai
2%.

Gizi buruk merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan Kesehatan,


sesuai arah kebijakan RPJMN 2020-2024, target tahun 2024 adalah menurunkan
prevalensi wasting menjadi 7% dan stunting menjadi 14%.

Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh
pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi
badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.
Jika diukur menggunakan kurva pertumbuhan panjang badan/tinggi badan berdasar usia
(TB/U) dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), anak dianggap stunting bila hasil plot
panjang badan/tinggi badan di usia anak saat ini berada di bawah –2 SD (Standar Deviasi).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan


prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari
37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk balita berstatus normal terjadi
peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018). Adapun sisanya mengalami
masalah gizi lain.

Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK di samping
berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga
menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat
kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Stunting dan masalah gizi lain
diperkirakan menurunkan produk domestik bruto (PDB) sekitar 3% per tahun.

Anak yang stunting biasanya juga mengalami wasting, yang kurang lebih
diartikan sebagai kurus. Tidak asal kurus, tetapi harus diukur dengan kurva pertumbuhan
agar lebih objektif. Kurvanya berbeda dengan kurva pada stunting karena yang digunakan
adalah kurva berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Anak dikatakan wasting jika
berat badan anak berdasarkan tinggi badannya menunjukkan hasil di bawah –2 SD.

2
Wasting ini sifatnya akut, yaitu terjadi secara cepat. Misalnya, anak terserang
penyakit diare hingga berat badannya turun drastis, namun tinggi badannya tidak.
bermasalah. Karena itu, anak yang mengalami wasting bisa kembali mencapai berat badan
normal asal ditangani secepatnya. Tapi bila penanganannya terlambat atau sudah berada
pada kondisi severe wasting, akibatnya bisa fatal dan menyebabkan kematian.

Sementara itu, stunting bersifat kronis, yaitu berlangsung dalam kurun waktu
yang cukup lama, umumnya beberapa bulan atau lebih. Kadang kala, setelah lewat usia 2
tahun gejala stunting baru terlihat nyata. Sayangnya, karena proses terjadinya yang lama
atau berulang-ulang, anak yang stunting sulit untuk kembali ke fase tumbuh kembang
normal.

Stunting dan Wasting masuk kriteria underweight (gizi kurang/buruk). Disebut


underweight bila diukur menggunakan kurva berat badan menurut usia anak (BB/U), hasil
plotnya berada di bawah – 2 SD.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN

KHUSUS TUJUAN UMUM


Tersedianya Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita dalam rangka
menurunkan prevalensi gizi buruk (Wasting) dan pencegahan dan percepatan penurunan
Stunting

TUJUAN KHUSUS
a. Memastikan pencegahan stunting menjadi prioritas pemerintah dan masyarakat
di semua tingkatan;

b. Meningkatkan kesadaran publik dan perubahan perilaku masyarakat untuk mencegah


stunting;

c. Memperkuat konvergensi melalui koordinasi dan konsolidasi program dan


kegiatan pusat, daerah, dan desa;

d. Meningkatkan akses terhadap makanan bergizi dan mendorong ketahanan pangan; dan

e. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi sebagai dasar untuk memastikan


pemberian layanan yang bermutu, peningkatan akuntabilitas, dan percepatan

3
pembelajaran.

4
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan a. Berkoordinasi dengan Training and
staf tenaga kesehatan rumah sakit Education (TE) dari Human Capital
tentang program penurunan stunting dalam peningkatan kompetensi SDM Tim
dan wasting penurunan stunting dan wasting guna
meningkatkan mutu pelayanan
2. Meningkatkan efektifitas intervensi a. Berkoordinasi dengan bagian terkait
spesifik meliputi : (QR, AMA, Direktur RS) guna
a. Program 1000 HPK. memfasilitasi adanya kebijakan dan
b. Suplementasi Tablet Besi
prosedur operasional terkait pelayanan
Folat pada ibu hamil.
yang berkaitan dengan usaha untuk
c. Pemberian Makanan Tambahan
menurunkan prevalensi stunting dan
(PMT) pada ibu hamil.
d. Promosi dan konseling IMD wasting

dan ASI Eksklusif. b. Menjalin kerjasama atau MOU dengan


e. Pemberian Makanan Bayi dan FKTP jejaring terkait pendampingan
Anak (PMBA). intervensi dan pengelolaan gizi serta
f. Pemantauan Pertumbuhan penguatan jejaring rujukan.
(Pelayanan Tumbuh Kembang
bayi dan balita).
g. Pemberian Imunisasi.
h. Pemberian Makanan Tambahan
Balita Gizi Kurang.
i. Pemberian Vitamin A.
j. Pemberian taburia pada Baduta (0-
23 bulan).
k. Pemberian obat cacing pada ibu
hamil.

3. Menerapkan Rumah Sakit Sayang Melaksanakan atau menerapkan RSSIB


Ibu dan Bayi seperti pemberian Asi eksklusif guna
mencegah terjadi nya kasus stunting dan
wasting pada anak

5
4. -Memperkuat sistem surveilans gizi, A. Berkoordinasi dengan bagian terkait
diantaranya : seperti AMA dan Direktur RS, serta Tim
a. Tata laksana tim asuhan gizi Instalasi Gizi (Spesialis Gizi klinik dan
meliputi Tata laksana Gizi Ahli Gizi) dalam hal membuat kebijakan
Stunting, Tata Laksana Gizi yang dapat digunakan sebagai acuan
Kurang, Tata Laksana Gizi Buruk pedoman pencegahan dan tata laksana gizi
b. Pencatatan dan Pelaporan kasus buruk pada balita
masalah gizi melalui aplikasi b. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan
ePPGBM (Aplikasi Pencatatan maupun Puskesmas wilayah setempat
dan Pelaporan Gizi Berbasis terkait pengaktifan aplikasi ePPGBM
Masyarakat). untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan kasus masalah gizi secara rutin.
-Melakukan evaluasi pelayanan, audit
kesakitan dan kematian, pencatatan
dan pelaporan gizi buruk dan stunting
dalam Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS)
5. Melaksanakan pelayanan sebagai a. Membuat MOU dengan FKTP jejaring
pusat rujukan kasus stunting dan kasus utk mempermudah akses rujukan dan
wasting juga memfasilitasi program
pendampingan klinis dan manajemen
dari FKTP di wilayah Rumah Sakit Budi
Asih dalam tatalaksana stunting
dan gizi buruk.
6. Melaksanakan sistem pemantauan dan - Melakukan pelaporan dan pencatatan
evaluasi pelaksanaan Program peserta setiap bulan dan dievaluasi setiap
Penurunan stunting dan wasting 3 bulan

6
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
NO KEGIATAN POKOK CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. A. Sosialisasi dan training kepada - Berkoordinasi dengan TE untuk
petugas kesehatan dan staf rumah pelaksanaan training internal tentang
sakit tentang program penurunan stunting dan wasting juga guna
stunting dan wasting meningkatkan pemahaman dan
kesadaran Staf RS tentang masalah
stunting dan wasting
B. Melakukan edukasi kepada keluarga
pasien tentang pentingnya - Koordinasi dengan Tim PKRS untuk
pencegahan stunting dan wasting edukasi ke masyarakat mengenai 1000
HPK, Pencegahan kasus stunting dan
C. Melakukan sosialisasi ke fasilitas wasting
kesehatan jejaring terkait fasilitas - Pengadaan flyer, banner dan poster dan
pelayanan penanganan stunting dan media edukasi lainnya terkait stunting
wasting di RS dan wasting
- Melakukan pendampingan klinis dan
manajemen ke FKTP jejaring juga
memperkuat akses rujukan

2. Pencatatan dan pelaporan rutin - Melakukan pelaporan dan pencatatan


meliputi : pasien setiap bulan dan dievaluasi setiap
a. Kelengkapan pengisian/ 3 bulan
pencatatan hasil pengukuran
antropometri
b. Proporsi balita malnutrisi (gizi
kurang/gizi buruk) pada rawat jalan
c. Angka Kejadian gangguan tumbuh
kembang pada anak dengan
stunting atau wasting

7
VI. SASARAN

NO KEGIATAN INDIKATOR TARGET


1 a. Penyuluhan di masyarakat - Terlaksananya penyuluhan 1x/Tahun
oleh tenaga kesehatan yang tentang stunting dan wasting
berkompeten mengenai
permasalahan stunting dan
wasting.
b. Sosialisasi dan diklat kepada - Terlaksananya sosialisasi dan 1x/Tahun
petugas kesehatan dan staf diklat kepada petugas dan staf
rumah sakit tentang rumah sakit terkait stunting
permasalahan stunting dan dan wasting
wasting
c. Melakukan edukasi kepada - Tersedianya flyer, leaflet dan Terdapat flyer,
pasien dan keluarga pasien media edukasi lainnya terkait leaflet
stunting dan wasting
d. Menjalin kerjasama dengan - Terjalinnya Kerjasama yang 1x/Tahun
jejaring rujukan RS serta baik, terlaksananya sosialisasi /
melakukan pendampingan kegiatan dengan jejaring rujukan
baik klinis maupun RS
manajemen
2 Pencatatan dan pelaporan meliputi Adanya kegiatan pelaporan dan 1x/Triwulan
A. Kelengkapan pengisian/ pencatatan setiap bulan dan
pencatatan hasil pengukuran dievaluasi setiap 3 bulan
antropometri
B. Proporsi balita malnutrisi (gizi
kurang/gizi buruk) pada rawat
jalan
C. Angka Kejadian gangguan
tumbuh kembang pada anak de
dengan stunting atau wasting

8
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN 2022
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melakukan promosi kesehatan
a. Penyuluhan di masyarakat
b. Diklat petugas kesehatan dan staf
Rumah Sakit
c. Edukasi kepada pasien tentang
penyakit stunting dan wasting
2 Melakukan pencatatan dan pelaporan
rutin
a. Laporan Setiap Bulan
b. Laporan Setiap TW
Melakukan Sosialisasi/edukasi dengan
3 faskes lainnya sebagai
jejaring
rujukan(pendampingan)

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. Evaluasi kegiatan
Evaluasi kegiatan tersebut dilakukan oleh pengelola tim Penurunan Stunting
dan Wasting,kemudian dilaporkan ke Direktur RS Siloam Jambi.
B. Laporan evaluasi
Laporan Evaluasi kegiatan dibuat setiap 1 bulan sekali, dan akan dilakukan
evaluasi setiap 3bulan sekali.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan kegiatan di dalam laporan dilakukan dengan cara melakukan semua
kegiatan yang sudah terjadwal di unit-unit terkait pelayanan penanganan kasus
stunting dan wasting dan dicatat dalam kertas kerja atau google docs.
2. Laporan program dibuat dengan memasukkan unsur-unsur data penunjang dan usulan
untuk Laporan dibuat setiap 1 bulan sekali dan dievaluasi setiap 3 bulan sekali, serta
dilaporkan kepada direktur RS Siloam Jambi

9
3. Evaluasi pelaksanaan program kerja secara keseluruhan dilakukan terhadap usulan
program kerja yang tertera dalam program kerja Tim Percepatan penurunan
prevalensi stunting dan wasting. atau dengan cara evaluasi secara rutin terhadap
laporan bulanan Tim Stunting dan Wasting.
4. Evaluasi program kerja dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.

X. RENCANA ANGGARAN BIAYA


NO KEGIATAN BIAYA KETERANGAN
1. Anggaran pertemuan dengan Faskes 1 Rp3.500.000,00 Keuangan
2. Promosi kesehatan (flyer, brosur, alat Rp4.000.000,00 Diklat
peraga)
3. Diklat dan Pelatihan internal tim Rp2.500.000,00 Diklat
Stunting dan wasting
TOTAL Rp10.000.000,00

Jambi, 5 Juli 2022


Disusun, Disetujui,
Ketua TIM Stunting dan Wasting Direktur,

dr. Ifo Faujiah,Sihite, M.Ked (Ped), Sp.A dr. Dini Defrin, MMRS

1
0

Anda mungkin juga menyukai