Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

LAPORAN
PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI 1

Nama : Denok Fitriana Rahayu


Tingkat/Semester : I/II
NIM : 30321073
Tahun : 2022

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2022
D-III FARMASI

1
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

PENDAHULUAN

Latar belakang

Resistensi antibiotik adalah perlawanan/daya tahan bakteri terhadap antibiotik yang


awalnya efektif untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut.

Resistensi antibiotik dapat terjadi secara alami atau didapat. Resistensi alami adalah bagian
dari karakteristik fisik mikroorganisme yang normal. Bakteri akan berkembang biak
memperbanyak diri menghasilkan banyak generasi baru dalam waktu yang singkat. Dalam
proses ini selalu ada potensi terjadinya resistensi antibiotik melalui adanya perubahan genetik
(mutasi) pada bakteri tersebut. Peroses ini dapat memberi bakteri sifat "mempertahankan diri"
dan sifat ini akan diturunkan ke generasi selanjutnya.

Selain secara alami, resistensi antibiotik diperoleh bakteri melalui proses seleksi (resistensi
didapat). Jika seseorang diobati dengan antibiotik, bakteri yang paling peka akan mati pertama
kali. Jika pengobatan dihentikan sebelum semua bakteri penyebab penyakit infeksi (patogen)
itu mati, maka patogen yang bertahan hidup akan mengembangkan sifat resistensi terhadap
obat tersebut. Di lain waktu, jika patogen tersebut terpapar dengan obat yang sama, maka obat
tersebut tidak akan efektif lagi karena patogen dan keturunannya kemungkinan
mempertahankan sifat resistensi terhadap obat tersebut.

Banyak upaya yang telah dilakukan untuk menekan angka resistensi antibiotik, salah
satunya dengan mengontrol penggunaannya. Penggunaan antibiotik yang tepat untuk suatu
infeksi bakteri tertentu dapat dilakukan melalui pemeriksaan kultur, yaitu pemeriksaan untuk
mengetahui jenis bakteri penyebab penyakit infeksi dan kemudian menentukan jenis antibiotik
apa yang paling tepat yang dapat digunakan melalui tes/uji kepekaan antibiotik.

Uji resistensi merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kepekaan bakteri
terhadap suatu antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebih atau tidak terkendali
menyebabkan efek samping yang berbahaya, yang menyebabkan bakter-bakteri tertentu
resisten (tahan) terhadap antibiotik. Antibiotik yang akan di uji resistensi oleh Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli adalah clindamicin 0,2 %, ciprofloxacin 1%, kanamycin dan
penicillin.

Clindamycin bekerja dengan cara mencegah sintesis protein pada bakteri. Sintesis ini
dihambat melalui ikatan terhadap subunit ribosom 50S dan 23S. Dengan demikian, ikatan
peptida tidak dapat terbentuk dan bakteri gagal menghasilkan protein yang dibutuhkan.
Clindamycin dapat berperan bakteriostatik maupun bakterisidal tergantung dari organisme
yang dilawan, lokasi infeksi, dan konsentrasi obat yang diberikan. Selain itu, clindamycin juga
dapat menghambat produksi toksin yang dihasilkan oleh streptokokus grup A dan
Staphylococcus aureus. Berikut adalah contoh bakteri yang sensitif terhadap clindamycin.

Ciprofloxacin adalah antibiotik bakterisidal spektrum luas, kelas fluorokuinolon.


Ciprofloxacin bekerja dengan cara berikatan dengan enzim pada bakteri yaitu DNA gyrase dan
D-III FARMASI

2
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW
topoisomerase. Ciprofloxacin akan menginhibisi replikasi DNA bakteri, serta repair dan
rekombinasi bakteri. Ciprofloxacin efektif dalam melawan bakteri Gram negatif maupun Gram
positif, seperti Escherichia coli, Salmonella spp., Shigella spp., Neisseria sp., dan
Pseudomonas aeruginosa

Staphylococcus aureus merupakan patogen oportunistik yang berkolonisasi di permukaan


kulit dan mukosa individu. 30-50% bakteri tersebut berkolonisasi pada individu yang sehat dan
sepuluh sampai dua puluh persennya menetap secara persisten pada individu itu. Bakteri
tersebut mampu menimbulkan penyakit- penyakit yang berspektrum luas pada manusia dimulai
dari penyakit yang disebabkan oleh toxin, seperti toxic shock syndrome, sampai dengan
penyakit-penyakit yang mematikan seperti septicemia, endocarditis, pneumonia, dan
osteomyelitis.

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang dengan ukuran
berkisar antara 1.0-1.5 μm x 2.0-6.0 μm, tidak motil atau motil dengan flagela serta dapat
tumbuh dengan atau tanpa oksigen, bersifat fakultatif anaerobik dan dapat tahan pada media
yang miskin nutrisi. Karakteristik biokimia
E. coli lainnya adalah kemampuannya untuk memproduksi indol, kurang mampu
memfermentasi sitrat, bersifat negatif pada analisis urease.
Bakteri E. coli umum hidup di dalam saluran pencernaan manusia atau hewan. Secara
fisiologi, E. coli memiliki kemampuan untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang
sulit. Escherichia coli tumbuh dengan baik di air tawar, air laut, atau di tanah. Pada kondisi
tersebut E. coli terpapar lingkungan abiotik dan biotik (Anderson et al. 2005). Penyakit yang
ditimbulkan oleh E. coli disebabkan karena kemampuannya untuk beradaptasi dan bertahan
pada lingkungan yang berbeda. Ada beberapa jenis kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan bagi E. coli untuk dapat tetap bertahan, misalnya lingkungan asam (pH
rendah) seperti pada saluran pencernaan manusia, perubahan suhu, serta tekanan osmotik.
Kemampuan E. coli untuk bertahan hidup selama pendinginan dan pembekuan telah
terbukti menjadikan E. coli toleran terhadapkondisi kering.

Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah: “Apakah bakteri


Staphylococcus aureus dan Escherichia coli resistensi terhadap antibiotik clindamicin 0,2 %,
ciprofloxacin 1%, kanamycin dan penicillin?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
resistensi bakteri Staphylococcus aureus yang diuji dengan antibiotik clindamicin 0,2 %,
ciprofloxacin 1%, kanamycin dan penicillin, dan untuk menentukan perbandingan hasil uji
resistensi antara antibiotik clin.

Untuk setiap antibiotik yang diuji, hasil pemeriksaan kepekaan antibiotik biasanya dilaporkan
sebagai berikut:

1. Susceptible/Sensitive (S) - Kemungkinan antibiotik yang diuji dapat menghambat bakteri


patogen, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk untuk pemilihan antibiotik yang tepat
untuk pengobatan.
2. Intermediate (I) - Kemungkinan antibiotik yang diuji efektif pada dosis yang lebih tinggi, atau
frekuensi dosis yang lebih sering, atau hanya efektif pada tempat spesifik tertentu di dalam
tubuh dimana antibiotik dapat berpenetrasi untuk menyediakan konsentrasi yang adekuat.
D-III FARMASI

3
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW
3. Resistance (R) - Antibiotik tidak efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri, kemungkinan
bukan merupakan pilihan yang tepat untuk pengobatan.

Praktisi kesehatan akan memilih obat yang tepat dari laporan hasil tersebut di atas yaitu antibiotik
yang dikategorikan sebagai "Susceptible/Sensitive (S)"

D-III FARMASI

4
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

NILAI
NAMA : Denok Fitriana. R
KELAS/Tkt : 21E/II
INSTITUSI : FARMASI
NO ABSEN : 30321073
TANGGAL : 28 MARET 2022

Topik : Uji kepekaan antibiotik

Tujuan : Uji kepekaan bakteri terhadap antimikroba terutama antibiotic.

Prinsip : Suatu jenis kuman dapat peka terhadap antibioktik atau antimikroba dapat diketahui
secara invitro dengan cara membiakkan bakteri pada media yang diberi disk aantibiotik
atau antimikroba.

Alat : - Lampu spiritus


- Pinset
- Plate berisi media agar
- Jangka sorong
- Catton steril
- Rak tabung reksi
- Mikro pipet
- Yellow tip
- Tabung reaksi

Bahan : - Bakteri Escherichia coli ( E coli)


- Bakteri Staphylococcus aureus
- Disk antibiotik kanamicin
- Disk antibiotik penicillin
- Media agar
- Antibiotik Clindamicin 0,2 %
- Antibiotik Ciprofloxacin cair 1%

Metode : Dilusi
Difusi cakram dan sumuran

D-III FARMASI

5
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

Prosedur Kerja
Proses pembuatan media agar :
a. Timbang sebanyak 5,2 gram medium instant, masukkan ke dalam Erlenmeyer
b. Suspensikan dalam akuadest dan volume akhir dibuat 100 ml.
c. Panaskan suspensi ini di stir plate sampai agar-agar menjadi matang.
d. Sterilkan dengan autoclave pada temperatur 1210 C dan tekanan 15 lbs. Selama 17 menit.
e. Simpan pada tempat yang dingin dan kering (dalam kulkas).

Proses uji kepekaan antibiotik :


Uji kepekaan antibiotik clindamicin 0,2 % dengan ciprofloxacin 1% dengan metode sumuran
1. Membersihkan ingkas dengan tissu dan alkhohol
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Beri label nama antibiotik pada bagian bawah plate
4. Masukkan semua alat dan bahan ke dalam ingkas
5. Menyalakan lampu spiritus
6. Buka catton swab steril (dipengan dengan tangan kanan)
7. Fiksasi mulut tabung yang berisi bakteri Staphylococcus aureus
8. Masukkan catton steril ke tabung berisi Staphylococcus aureus, peras catton swab steril yang
sudahmenyerap bakteri Staphylococcus aureus di dinding tabung, kemudian tutup kembali
tabung
9. Fiksasi mulut plate berisi media agar, buka mulut plate sedikit lalu swab media agar secara
horisontal(tidak boleh di tindih terlalu keras) sampai merata
10. Swab lagi secara vertikar sampai merata, secara perlahan agar tidak merusak media.
11. Terakhir swab secara melingkar mengelilingi plate.
12. Mengambil antibiotik cair dengan mikropipet yang sudah diberi yellow tip
13. Teteskan antibiotik cair pada lubang sumuran agar, sebanyak 50 micro
14. Inkubasi dengan suhu 370 C selama 24 jam

Uji kepekaan antibiotik kanamicin dan penisillin dengan metode cakram


1. Membersihkan ingkas dengan tissu dan alkhohol
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Beri label nama antibiotik pada bagian bawah plate
4. Masukkan alat dan bahan ke dalam ingkas
5. Menyalakan lampu spiritus
6. Buka catton swab steril (dipengan dengan tangan kanan)
7. Fiksasi mulut tabung yang berisi bakteri Escherichia coli (E coli) dengan lampu spirtus

D-III FARMASI

6
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW
8. Masukkan catton steril ke dalam tabung yang berisi bakteri Escherichia coli (E coli), peras
catton steril yang sudah menyerap bakteri Escherichia coli (E coli) di dinding tabung, kemudian
tutupkembali tabung
9. Fiksasi mulut plate berisi media agar, buka plate swab plate media agar secara horisontal (tidak
bolehdi tindih terlalu keras) secara merata
10. Swab secara vertikar sampai merata, secara merata agar tidak merusak media.
11. Swab plate secara melingkar mengelilingi plate.
12. Mengambil disk antibiotik Kananmicin dan Penicillin dengan pinset yang sudah di steril
13. Letakan disk antibiotik pada plate yang sudah diberi label dan nama antibiotik
14. Inkubasi dengan suhu 370 C selama 24 jam

D-III FARMASI

7
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW
HASIL PENGAMATAN
NO NAMA BAKTERI JENIS ZONA KETERANGAN
ANTIBIOTIK HAMBATAN
ANTIBIOTIK
(mm)
1 Escherichia coli (E coli)
Kanamicyn 2,23mm Sensitive

-
-
Penycillin

2 Staphylococcus aureus
Ciprofloxacin 1,703mm Sensitive
0,2%

Clindamycin 4,095mm Sensitive


1%

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengujian antibiotik Kanamicyn dan penicillin dengan
menggunakan bakteri Escherichia coli (E coli) diperoleh zona hambat 2,23mm dan tidak ada zona hambat
pada antibiotic Penycillin dengan keterangan sensitive pada antibiotic kanamicyn.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengujian antibiotik Ciprofloxacin 0,2% Clindamycin
1% dengan menggunakan bakeri Staphylococcus aureus diperoleh zona hambat 1,703mm dan
4mm dengan keterangan sensitif.

KESIMPULAN

Dari pengujian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa setiap antibiotik memiliki tingkat resistensi
terhadap suatu mikroorganisme yang berbeda. Bakteri Escherichia coli (E coli) sensitive terhadap
antibiotic Kanamicyn. Namun bakteri Staphylococcus aureus lebih menunjukan kesensifitasan tinggi
terhadap antibiotic Clindamycin 1%. Hal tersebut ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat
antibiotik Clindamycin 1% terhadap Staphylococcus aureus lebih luas diameternya

D-III FARMASI

8
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

Dosen pengampuh Mahasiswa

( …………………………… ) (……………………………)

Mengetahui
Kepala Program Study

D-III FARMASI

9
LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IIK BW

D-III FARMASI

1
0

Anda mungkin juga menyukai