PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Dilihat dari sifatnya, bakteri dibagi
menjadi dua yakni ada bakteri yang bersifat menguntungkan, ada juga
bakteri yang bersifat merugikan. Bakteri yang bersifat merugikan pada
umumnya cenderung menjadi salah satu faktor penyebab penyakit. Salah
satu
bakteri
penyebab
bakteri Staphylococcus
penyakit
yang
epidermidis. Bakteri
paling
penyebab
populer
penyakit
adalah
pada
lanjut
melalui
pembuatan
makalah
yang
berjudul
Staphylococcus
epidermidis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi, karakteristik dan struktur antigen dari bakteri
Staphylococcus epidermidis?
2. Apa patologi ditimbulkan bakteri Staphylococcus epidermidis.
3. Bagaimana tes pemeriksaan terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis?
4. Bagaimana epidemiologi dari bakteri Staphylococcus epidermidis?
5. Bagaimana pengobatan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis?
6. Bagaimana pencegahan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui morfologi, karakteristik dan struktur antigen dari
bakteri Staphylococcus epidermidis.
2. Untuk mengetahui patologi yang ditimbulkan bakteri Staphylococcus
epidermidis.
3. Untuk mengetahui tes pemeriksaan terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis.
4. Untuk mengetahui
epidermidis?
5. Untuk mengetahui
epidemiologi
pengobatan
dari
terhadap
bakteri
bakteri
Staphylococcus
Staphylococcus
epidermidis.
6. Untuk mengetahui pencegahan terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya,
maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan dan
pemahaman mendalam mengenai bakteri Staphylococcus epidermidis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Morfologi dan Identifikasi
1. Pengertian
ini adalah manusia dan hewan berdarah panas lainnya (Nilsson, 1998).
Klasifikasi
Sistematika bakteri Sthapylococcus epidermidis
1957) :
Divis
Kelas
Bangsa
Suku
Marga
Jenis
(Dvisio)
(Classis)
(ordo)
(Familia)
(Genus)
(Spesies)
(Breed, dkk.,
: Eukariota
: Schizomycetes
: Eubacteriales
: Micrococcaceae
: Staphylococcus
: Staphylococcus epidermidis
4.
5.
6.
7.
8.
B. Struktur Antigen
Stafilokokus mengandung antigen polisakarida dan protein seperti
zat lain yang penting dalam struktur dinding sel. Peptidoglikan, suatu polimer
polisakarida
yang
mengandung
subunit-subunit
yang
bergabung
Staphylococcus
epidermidis
berhubungan
dengan
biasanya terjadi pada sendi buatan, kateter, dan luka besar. Infeksi kateter
bersama dengan kateter-induced UTI menyebabkan peradangan serius dan
sekresi nanah. Dalam hal ini, buang air kecil sangat menyakitkan.
Septicaemia dan endokarditis termasuk penyakit
yang
Nanah
Darah
Cairan otak
Usapan luka
Cara pemeriksaan :
1. Hari Pertama
Mengisolasi bakteri Staphylococcus epidermidis pada media Blood Agar
Plate (BAP), kemudian diinkubasi selama 24 jam, suhu 37C.
2. Hari Kedua
a. Mengamati ciri khas morfologi koloni yang tumbuh pada BAP
kemudian menanam koloni pada media BA (Blood Agar) dan BB
(Blood Broth).
b. Inkubasi bakteri selama 24 jam pada suhu 37C.
3. Hari Ketiga
a. Mengamati hasil uji biokimia bakteri pada BA dan BB.
b. Melakukan pengecatan gram dari media BA dan BB :
sehingga
epidermidis
lebih
terhindar
sering
dari
resisten
obat
antimikroba.
terhadap
Staphylococcus
antimikroba
daripada
obat
(terhadap
penicilin,
tetrasiklin,
aminoglikosida,
dan
F. Epidemiologi
Stafilokokus terutama merupakan parasit manusia yang ada
dimana-mana. Sumber infeksi utama adalah tumpukan bakteri pada lesi
manusia, benda benda yang terkontaminasi lesi tersebut., dan saluran
respirasi manusia serta kulit. Penyebaran infeks melalui kontak telah
dianggap sebagai faktor yang penting di rumah sakit, dimana populasi luas
dari staf dan pasien membawa stafilokokus yang resisten antibiotika pada
hidung
atau
kulit
mereka.
Meskipun
kebersian,
higienis,
dan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Staphylococcus epidermidis merupakan gram-positif, koagulase-negatif,
berdiameter 0,5 sampai 1,5 mikrometer, anaerob fakultatif, tumbuh
terbaik dalam kondisi aerobik, dan cocci yang merupakan flora normal
dan Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang bersifat
oportunistik (menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah).
2. Stafilokokus mengandung antigen polisakarida dan protein seperti zat
lain yang penting dalam struktur dinding sel, seperti asam teikoat dan
protein A.
3. Infeksi Staphylococcus epidermidis berhubungan dengan perangkat
intravaskular (katup jantung buatan, shunts, dan lain-lain) , tetapi
biasanya
terjadi
Staphylococcus
pada
sendi
epidermidis
buatan,
kateter, dan
menyebabkan
luka
septicaemia
besar.
dan
endokarditis.
4. Pemeriksaan Staphylococcus epidermidis dapat menggunakan sampel
berupa nanah, darah, cairan otak, dan usapan luka. Sampel dapat di
diagnosis dengan cara sebagai berikut :
Staphylococcus
epidermidis
dapat
dilakukan cara seperti, senantiasa menjaga daya tahan tubuh agar tidak
menurun, menjaga kebersihan diri, dan menjaga kebersihan berbagai
peralatan yang dapat menjadi media penularan infeksi Staphylococcus
epidermidis.
B. Saran
Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal yang ada pada tubuh
manusia dan bersifat oportunistik (menyerang individu dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah) maka jagalah kebersihan diri dan daya tahan
tubuh dengan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
10
dan
aureus.http://www.anneahira.com/bakteri-
Bagian
Mikrobiologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
epidermidis.
http://nadidewi.blogspot.com/2011/01/staphylococcus-epidermidis.html.
Diakses pada 7 Juni 2014
Nilsson, Lars, Flock, Pei, Lindberg, Guss.1998. A Fibrinogen-Binding Protein of
Staphylococcus epidermidis.Infection and Immunity. Amerika : American
Society for Microbiology (ASM).
Villari, Sarnataro, Lacuzio.2000. Molecular Epidemiology of Staphylococcus
epidermidis in a Neonatal Intensive Care Unit over a Three-Year Period.
Journal of Clinical Microbiology. Amerika : Department of Health and
Preventive Sciences, University Federico II.
11
Agar
(BAP).
Gambar 2 : Hasil Uji Identifikasi Staphylococcus aureusp pada media Blood Agar
(BA), Blood Broth (BB), D-Nase. (dari kiri ke kanan).
Lanjutan
12
13
Media
Hasil
Bulat,
cembung,
putih,
2.
Pengecatan gram
unhemolisa.
Gram positif, bulat (coccus)
3.
4.
5.
6.
BA (Blood Agar)
BB (Blood Broth)
Katalase
D-Nase
ungu, bergerombol.
Unhemolisa
Unhemolisa
Muncul gelembung
Negatif, putih
Tidak terdapat zona bening
14