Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kapsul adalah lapisan polimer yang terdapat diluar dinding sel. Kapsul pada
bakteri dapat diamati dengan mikroskop dengan teknik pewarnaan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. (Hadioetomo,1990).
Kebanyakan bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan selnya yang
melapisi dinding sel. Jika lapisan lendir ini cukup tebal dan kompak maka disebut
dengan kapsula. Pada beberapa bakteri adanya kapsula menunjukkan sifat yang
virulen. Kapsula bakteri tidak berwarna sehingga untuk mengetahui ada tidaknya
kapsula bakteri perlu dilakukan pewarnaan khusus (Hastuti, 2008).
Pewarnaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan nigrosin, merah kongo
atau tinta cina. Setelah ditambahkan pewarna yang tidak menembus kapsul, maka
kapsul dapat tampak dengan menggunakan mikroskop cahaya. Ini merupakan
penampilan negatif kapsul yang terlihat jernih dengan latar belakang gelap
(Schlegel, 1994).
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan pewarnaan kapsul dan bagaimaana prosedur kerja
pewarnaan kapsul ?
C. Tujuan
Agar dapat memahami dengan helas apa yang dimaksud dengan pewarnaan
kapsul dan cara pewarnaan kapsul.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Kapsula merupakan lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel. Jika lapisan
polimer ini terletak berlekatan dengan dinding sel maka lapisan ini disebut kapsula.
Tetapi jika polimer atau polisakarida ini tidak berlekatan dengan dinding sel maka
lapisan ini disebut lendir (Darkuni: 2001).
Baik kapsula maupun lendir terdiri dari polisakarida dan polipeptin (komplek
polisakarida dengan protein). Kapsula bukan organ yang penting untuk kehidupan sel
bakteri. Hal ini terbukti bahwa sel bakteri yang tidak dapat membentuk kapsula
mampu tumbuh dengan normal dalam medium. Kapsula berfungsi dalam penyesuaian
diri dengan lingkungannya. Misalnya berperan dalam mencegah terhadap kekeringan,
mencegah atau menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag, bersifat antifagosit
sehingga kapsul memberikan sifat virulen bagi bakteri. Kapsula juga berfungsi untuk
alat mencantelkan diri pada permukaan seperti yang dilakukan olehStreptococcus
muans (Darkuni, 2008).
Hal yang serupa juga dijelaskan dalam Dwidjoseputro (2005) bahwa lapisan
lendir terdiri atas karbohidrat dan pada beberapa spesies tertentu, lendir itu juga
mengandung unsur N atau P. Lendir bukan suatu bagian integral dari sel, melainkan
suatu hasil pertukaran zat. Lendir memberikan perlindungan terhadap kekeringan,
seakan-akan merupakan suatu ”benteng” untuk bertahan. Kapsula merupakan gudang
cadangan makanan (Dwidjoseputro,2005).
Kapsula bakteri-bakteri penyebab penyakit (patogen) berfungsi untuk
menambah kemampuan bakteri untuk menginfeksi. Selain itu, bakteri berkapsula juga
menyebabkan adanya gangguan lendir dalam proses industri (Pelczar:2007).
Ukuran kapsula sangat dipengaruhi oleh medium tempat ditumbuhkannya
bakteri tersebut. Pada beberapa kejadian tebalnya kapsula hanya satu per sekian
diameter selnya, namun dalam kasus-kasus lainya ukuran kapsula jauh lebih besar
daripada diameter selnya (Pelczar:2007).
Kapsul cukup tebal sehingga sulit diwarnai, oleh karena itu diperlukan suatu
pewarnaan khusus. Salah satu cara pewarnaan kapsula menurut Raebiger yaitu
dengan menggunakan pewarna larutan formol-gentian violet Raebiger atau kristal
violet. Satu lagi cara untuk perwarnaan kapsula bakteri adalah dengan pewarnaan
negatif (pewarnaan tidak langsung ). Pada pewarnaan negatif latarbelakangnya
diwarnai zat warna negatif sedangkan bakterinya diwarnai dengan zat warna basa.
Kapsula tidak menyerap warna sehingga terlihat lapisan terang yang tembus dengan
latar belakang yang berwarna (Waluyo, Lud: 2007).
Kapsul tidak memiliki aktifitas yang besar terhadap bahan-bahan cat basa.
Beberapa kapsul cepat rusak oleh gangguan mekanis atau larut bila dicuci dengan air.
Karena kapsul dari berbagai spesies berbeda dalam susunan zat-zatnya, maka tidak
semua kapsul dapat diperlihatkan dalam proses pewarnaan yang sama. Beberapa cara
pewarnaan telah dikemukakan dalam usaha memperlihatkan adanya kapsul, cara
tersebut antara lain adalah cara pewarnaan negatif dan cara pewarnaan kapsul
(Irianto, 2006).
Hasil pewarnaan dengan menggunakan cara pewarnaan negatif menunjukkan
bakteri berwarna merah, sedangkan kapsul tampak sebagai daerah yang kosong di
sekitar tubuh bakteri, dan latar belakang berwarna gelap. Cara pewarnaan negatif ini
dikemukakan oleh Burri-Gins (Irianto, 2006).
Menurut Tarigan (1988), pengecatan negatif bertujuan untuk mewarnai latar
belakang atau bidang pandang di bawah mikroskop dan bukan untuk mewarnai sel-sel
mikroba yang diperiksa. Pengecatan negatif dapat digunakan untuk melihat kapsul
yang menyelubungi tubuh bakteri dengan hanya menggunakan satu macam cat saja.
Sedangkan pewarnaan kapsul (pewarnaan positif) pertama dikemukakan oleh Tyler.
Dalam pewarnaan positif ini digunakan senyawa kristal violet 0,18 gram. Hasil dari
pewarnaan kapsula ini adalah kapsul tampak berwarna biru-ungu yang terletak
disekitar tubuh bakteri. Sedangkan bakterinya sendiri berwarna biru kelam (Irianto,
2006).
Seringkali, pada beberapa spesies ditemukan mutan yang berkapsul,
disamping itu disamping yang tidak berkapsul. Hal ini, mempengaruhi bentuk koloni
pada medium pembiakkan. Sehingga bakteri dapat dibedakan menjadi: (1) Koloni
bakteri berkapsul disebut koloni smooth (S), (2) Koloni bakteri tidak berkapsul
disebut koloni rough (R). Pembentukkan kapsul berdasarkan zat-zat makanan, yaitu
apakah makanan yang dimakan bakteri mengandung kapsul atau tidak. Ada saatnya
bakteri pembentuk kapsul tidak membentuk kapsul (Schlegel, 1994).
Tanpa pewarnaan, kapsul bakteri sangat sukar diamati dengan mikroskop
cahaya biasa karena tidak berwarna dan mempunyai ideks bias yang rendah. Karena
kapsul bersifat non-ionik, maka pewarnaanya tidak dapat dilakukan menggunakan
prosedur yang sederhana dan biasa. Masalah utama dalam pewarnaan kapsul ialah
bila olesan bakteri yang telah disiapkan difiksasi dengan panas menurut metode yang
biasa. Masalah utama dalam pewarnaan kapsul ialah bila olean bakteri yang telah
isiapkan itu difiksasi dengan panas menurut metode yang biasa, maka kapsul tersebut
akan rusak, namun apabila tidak difikasi dengan panas, maka organisme tersebut akan
meluncur pada waktu pencucian. Dalam banyak pekerjaan bakteriologis, yang kita
perlukan hanyalah sekedar memperagakan ada atau tidaknya kapsul. Tujuan ini dapat
digunakan dengan cara menggabungkan proses pewarnaan negatif dengan pewarnaan
sederhana. Teknik pewarnaan lain untuk melihat kapsul pada bakteri antara lai
dengan metoda pewarnaan Anthony, Pewarnaan Hiss, Pewarnaan Leifson, dan
pewarnaan Tyle. (Pelczar:2007).
Fungsi kapsula pada bakteri:
a. Berperan sebagai antifagosit sehingga memberi sifat virulen pada bakteri.
b. Mempertahankan diri dari antitoksin yang dihasilkan sel inang.
c. Meningkatkan kemampuan bakteri untuk menimbulkan penyakit.
d. Melindungi sel dari kekeringan dan kehilangan nutrisi. Karena kapsula
mengandung banyak air.
e. Sebagai penyeimbang antara sel dan lingkungan eksternal.
f. Menghambat terjadinya pencantelan bakteriofag.
g. Sebagai alat untuk mencantelkan pada permukaan seperti yang dilakukan oleh
Streptococcus mutans.
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


1. Waktu : 13.00 – 15.00 WITA
2. Tempat : Laboratorium Mikrobiologi DIII Analis Kesehatan

B. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Ose
b. Bak pewarna
c. Kaca objek bersih
d. Mikroskop
2. Bahan
a. Tinta cina
b. Air fuchsin
c. Biakan bakteri

C. Prosedur Kerja
1. Dibuat suspensi tebal dari biakan bakteri dengan NaCl fisiologis pada salah
satu ujung dari kaca benda pertama.
2. Diletakkan satu tetes tinta cina didekat suspensi bakteri tadi, lalu pelan-pelan
campur baik-baik susupensi bakteri tersebut dengan tinta cina.
3. Diletakkan kaca benda kedua dengan kemiringan 45o di didepan campuran
tadi, lalu tarik ke belakang sampai campuran tinta merata pada ujung kaca
benda II. Segera dorong kaca benda II ke arah depan dengan rata dan cepat
4. Dikeringkan preparat di atas api dan fiksasi dengan melewatkannya 3 kali
pada nyala api.
5. Ditambahkan carbol fuchsin 1/10 selama 1 menit
6. Dibuang sisa cat dan keringkan.
7. Diamati di bawah mikroskop pembesaran 10 × 100, perhatikan dan
gambarkan morfologi bakteri dan latar belakang yang saudara lihat
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Gambar Keterangan
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan pewarnaan kapsul dengan


menggunakan biakan suspensi bakteri klebsiella. Pewarnaan kapsul yaitu pewarnaan
deferensial yang digunakan untuk mengetahui dan mengamati bagian kapsul dari
suatu bakteri, pewarnaan kapsul merupakan gabungan antara pewarnaan sederhana
dan pewarnaan negatif, tujuan dilakukan pewarnaan kapsul yaitu untuk mengetahui
adanya kapsul dalam bakteri.

Prinsip pewarnaan kapsul yaitu kapsul akan berwarna transparan dan sel
bakteri akan berwarna merah atau biru sesuai dengan penambahan cat yang
digunakan dengan latar belakang karena penambahan tinta cina.

Zat warna yang digunakan dalam percobaan ini yaitu carbol fuchsin dan tinta
cina, carbol fuchsin berfungsi untuk memberiwarna merah pada sel bakteri, tinta cina
berfungsi untuk mewarnai latar belakang dari pewarnaan kapsul sehingga dapat
dilihat dengan jelas kapsul yang akan diamati karena setelah penambahan zat warna
bakteri akan menyerap warna carbol fuchsin tapi tidak mewarnai kapsul dari bekteri.

Langkah awal yang digunakan dalam pewarnaan kapsul yaitu dibersihkan


kaca preparat yang akan digunakan diatas nyala api bunsen berfungsi untuk
membersihkan kaca preparat agar terhindar dari lemak dan kotoran, kemudian dibuat
suspensi biakan dengan menggunakan biakan bakteri klebsiella. Kemudian
ditambahkan tinta cina didekat suspensi biakan lalu dibuat ulasan bersama dengan
tinta cina. Tujuan penambahan tinta cina yaitu untuk memberi warna hitam pada latar
belakang bakteri kemudian difiksasi diatas nyala api dengan cara dilewatkan 3 kali
diatas nyala api bertujuan untuk melekatkan sel bakteri pada kaca preparat, lalu
ditambahkan carbol fuchsin bertujuan untuk memberi warna merah pada sel bakteri,
kemudian setelah satu menit dibuang zat sisa carbol fuchsin untuk menghindari
kelebihan warna, lalu amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100×10 (100
untuk lensa objektif, dan 10 untuk lensa okuler).

Berdasarkan hasil pengamatn yang didapatkan dalam pewarnaan kapsul


dengan suspensi biakan bakteri klebsiella didapatkan hasil yaitu bakteri klebsiella
berbentuk basil (monobasil) mengikat zat warna carbol fuchsin yaitu merah, dan latar
belakang hitam dari penambahan tinta cina dan memiliki kapsul yang transparan
karena tidak dapat mengikat zat warna apapun. Hal ini menunjukkan hasil
pengamatan yang dilakukan berbanding lurus berbanding lurus dengan teori.

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam pewarnaan kapsul yaitu


preparat yang digunakan tidak bersih atau berlemak sehingga hasil ulasan terputus-
putus atau berlubang-lubang, penggunaan tinta cina yang terlalu tebal, fiksasi yang
dilakukan diatas nyala bunsen terlalu lama sehingga menyebabkan biakan bakteri
yang dibuat akan mati karena terlalu lama diatas nyala api bunsen. Penggunaan carbol
fuchsin yang terlalu sedikit sehingga bakteri tidak mengikat zat warna merah
sehingga tidak dapat dibedakan sel bakteri dengan latar belakang karena ikut
terwarnai karena carbol fuchsin yang digunakan sedikit dan kurang lama.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pewarnaan kapsul yaitu kaca preparat
yang digunakan harus benar-benar bersih. Proses fiksasi dilakukan jangan terlalu
lama atau terlalu cepat agar pelekatan sel bakteri akan melekat dengan baik pada kaca
preparat sehingga pada saat penambahan warna karbol fuchsin akan menyerap warna
dengan baik.
BAB VI
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu Pewarnaan kapsul atau
metode pewarnaan diferensial yang dikhususkan untuk melihat bagian kapsul
dari suatu bakteri terhadap bakteri klebsiella berbentuk basil (monobasil)
mengikat zat warna carbol fuchsin yaitu merah, dan latar belakang hitam dari
penambahan tinta cina dan memiliki kapsul yang transparan karena tidak
dapat mengikat zat warna apapun. Hal ini menunjukkan hasil pengamatan
yang dilakukan berbanding lurus berbanding lurus dengan teori.

B. Saran
Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar selama kegiatan praktikum ini
berlangsung, Mahasiswa harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
Dan diharapkan pula bagi semua mahasiswa, bahwa selama kegiatan
praktikum ini berlangsung, agar semua mahasiswa bersungguh-sungguh
dalam melakukan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai