Disusun Oleh:
NAMA : Felia Alyanatasya Akaseh
NPM : 85AK17044
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum Hematologi II Dengan judul Pemeriksaan Resistensi Kepiler
Metode Rumple Leed yang disusun oleh
Nama : Felia Alyanatasya Akaseh
NPM : 85AK17044
Prodi : D-III ANALIS KESEHATAN
Gorontalo , 2019
Asisten
2
LEMBAR ASISTENSI
Laporan lengkap ini kami susun sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum
Hematologi II selanjutnya T.A 2018 / 2019
Nama : Felia Alyanatasya Akaseh
NPM : 85AK17044
Prodi : D-III ANALIS KESEHATAN
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan kehendak-Nya sehingga
Laporan kegiatan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat yang
wajib di lalui seorang mahasiswa setelah menyelesaikan satu praktikum dan merupakan
Dalam menyelesaikan laporan kegiatan praktikum ini penulis tidak terlepas dari
berbagai kendala, namun atas segala bantuan serta dorongan positif dari berbagai pihak,
penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan kegiatan praktikum ini pada waktu yang
telah di tetapkan. Untuk itu saya sebagai penulis menyampaikan ucapan terimakasih
penyusunan laporan ini. Dan tak lupa ucapan terimakasih kepada teman-teman yang
selanjutnya, demi kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan segala masukan dan
Penyusun
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan Praktikum .................................................................................. 2
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Darah ....................................................................................... 3
2.2 Fungsi Darah ......................................................................................... 3
2.3 Komponen Darah .................................................................................. 3
2.4 Hemostasis ............................................................................................ 5
2.5 Sistem Peredaran Darah ........................................................................ 7
2.6 Trombosit .............................................................................................. 9
2.7 Fungsi Trombosit ................................................................................. 9
2.8 Pembekuan Darah ............................................................................... 10
2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembekuan Darah ...................... 11
2.10 Rumple Leed ...................................................................................... 14
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu Dan Tempat ............................................................................ 16
3.2 Metode ................................................................................................ 16
3.3 Prinsip Pemeriksaan ............................................................................ 16
3.4 Pra Analitik ........................................................................................ 16
3.5 Analitik .............................................................................................. 16
3.6 Pasca Analitik ..................................................................................... 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................. 18
5
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 21
5.2 Saran .................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Rumple Leed......................................................... 18
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3.1 Komponen Darah ...................................................................... 4
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tubuh mahluk hidup terutama manusia, kecuali tumbuhan memiliki cariran
tubuh yaitu darah. Darh itu sendiri berfungsi sebagai alat pengirim oksign dan zat
makanan ke seluruh tubuh, mengangkut zat kimia sisa metabolisme tubuh dan juga
sebagai perlindungan tubuh dari bakteri dan virus. Darah terdiri dari 55 % plasma
darah dan 45 % adalah korpuskuler. Plasma darah adalah salah satu penyusun darah
yang berwujud cair serta mempengaruhi sekitar 5 % dari beban berat manusia.
90 % air, 8 % protein, dna 0.9 % mineral, oksigen, enzim, dna antigen. Isanya berisi
bahan organik, seperti lemak,kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa. Bagian
korpuskuler terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit, kemudian pada pembuluh
perdarahan. Bilamana terdapat luka pada pembuluh darah, maka segera terjadi
terluka berkurang. Kemudian trombosit akan berkumpul dam melekat pada bagian
Namun, perdarah dapat terjadi jika adanya gangguan faal hemostasis, dimana
terjadi gangguan pada sistem peredaran darah, trombosit atau pembekuan darah.
9
Salah satu cara atau metode untuk mengetahui adanya gangguan pada sistem
vaskular maupun trombosit yaitu, dengan melakukan test rumple leed dimana
tujuan dari test rumple leed yaitu untuk melihat adanya gangguan pada sistem
Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu, bagaimana cara untuk
rumple leed.
Tujuan dari praktikum ini yaitu, untuk melihat adanya kelainan pada sistem
rumple leed daa mengetahui ada atau tidaknya kelainan pada sistem vascular.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pembawa oksigen dari Paru-Paru kejaringan dan Karbon dioksida dari jaringan ke
Paru-Paru untuk dikeluarkan, membawa zat nutrien dari saluran cerna ke jaringan
2016).
1. Plasma : ialah cairan darah ( 55 % ) sebagian besar terdiri dari air ( 95%), 7%
11
imunoglobulin ) seperti IgM, IgG, IgA, IgD, IgE untuk mempertahankan tubuh
kinina, enzym, polipeptida, glukosa, asam amino, lipida, berbagai mineral, dan
2. Sel-sel darah : kurang lebih 45 % terdiri dari Eritrosit ( 44% ), sedang sisanya
1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih dan Trombosit. Sel Leukosit terdiri
3. Serum
Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi
terapi medis yang menyuling plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya
untuk diolah lebih lanjut dan memasukkan kembali plasma darah tersebut pada
12
2.4 Hemostasis
pembuluh darah luka, kemudian trombosit berkumpul dan melekat pada pembuluh
darah yang luka membentuk sumbat trombosit. Faktor koagulasi akan diaktifkan
sehingga membentuk benang fibrin yang membuat sumbat trombosit menjadi stabil
1. Peran Vasokonstriksi
Cedera pada pembuluh darah arteri yang besar atau sedang atau vena akan
tetapi, ketika pembuluh yang lebih kecil, seperti arteriol, venula, atau kapiler
reaksi refleks yang singkat dari otot polos pad dinding pembuluh yang berasal
dari cabang simpatis dari sistem saraf otonom. Penyempitan atau stemosis dari
lumen pembuluh darah akan mengurangi aliran darah pada pembuluh yang luka
dan disekitar vaskular, dan memungkin cukup untuk menutup kapiler yang luka
(Astiawati, 2008).
2. Peran Endotel
Endotel mengandung jaringan ikat kolagen dan elastin. Matriks jaringan ikat
terhadap cedera yang diikuti terjadi trombosis pada pembuluh darah. Endotel
13
sangat aktif secara metabolik dan terlibat dalam proses pembekuan. Endotel juga
kaya dengan aktivator plasminogen yang jika dirangsang akan dengan tepat
3. Peran Trombosit
salah satu komponen dari sistem peredaran darah. Pemeliharaan pembuluh darah
Untuk berlangsung jhemostasis, trombosit tidak hanya ada dalam jumlah normal,
agregasi, dan sekresi. Setiap perubhan struktural dan fungsional disertai dengan
14
serangkain reaksi biokimia yang terjadi selam proses aktivasi trombosit.
trombosit yang cepat pada endotel yang rusak. Selain itu, trombosit menyebar,
trombosit. Adhesi dan agregasi trombosit di lokasi pembuluh darah yang rusak
proliferasi sel endotel dan sel otot polos medial melaui reaksi pelepasan
(Astiawati, 2008).
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar dan
1. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik) Peredaran darah besar dimulai dari
darah keluar dari jantung melalui aorta menuju ke seluruh tubuh (organ bagian
atas dan organ bagian bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen
Dari sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang
15
berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena
cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ di bawah jantung
dibawa oleh vena cava posterior. Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke
darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor
2. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal) Peredaran darah kecil dimulai dari
dari darah kotor yang dibawa arteri pulmonalis dari serambi kanan menuju ke
paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara
O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke
luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di
dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui
merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran darah manusia, karena
kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan sebelah kanan, ber-muara di
pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh Limfe
Dada: Dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah tulang selangka kiri.
limfe adalah terbuka, merupakan alat penyaring kuman, karena di kelenjar limfe
16
diproduksi sejenis sel darah putih yang disebut limfosit untuk imunitas.
2.5 Trombosit
megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama
tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru-keabu-
sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan trombosit pada jaringan sub-endotel pada
pembuluh darah yang luka) dan agregasi (perlekatan antar sel trombosit).( Oesman,
Dkk, 1992,).
1. Mencegah kebocoran darah spontan pada pembuluh darah kecil dengan cara
adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi (hemostasis). Sitotoksis sebagai sel efektor
penyembuhan jaringan.
17
2. Berperan dalam respon inflamasi.
Adanya pembuluh darah yang mengalami trauma maka akan menyebabkan sel
Kemudian trombosit melekat pada jaringan ikat subendotel yang terbuka atas
peranan faktor von Willebrand dan reseptor glikoprotein Ib/IX (proses adhesi).
Setelah itu terjadilah pelepasan isi granula trombosit mencakup ADP, serotonin,
membengkak dan melekat satu sama lain atas bantuan ADP dan tromboksan A2
permanen. Pada suatu saat bekuan ini akan dilisiskan jika jaringan yang rusak telah
menjadi fibrin. Fibrin menjaring agregat trombosit pada tempat luka vaskular dan
18
Kerja reaksi enzim ini membutuhkan pemekatan setempat faktor-faktor
pembekuan yang beredar pada tempat luka.Reaksi melalui permukaan terjadi pada
kolagen yang telah terpapar, faktor III dan faktor jaringan. Dengan pengecualian
tergantung pada asam amino serin pada inti aktifnya (Smeltzer, S.C. 2001.).
1. Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma
dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini
fibrinogenemia.
2. Faktor II
diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan
menyebabkan hypoprothrombinemia.
19
3. Faktor III
yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin
4. Faktor IV
darah.
5. Faktor V
panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik
6. Faktor VI
7. Faktor VII
panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktif-kan
20
oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu
resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan vitamin K), hasil
8. Faktor VIII
labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam
konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X.
9. Faktor IX
relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah 9 aktivasi,
10. Faktor X
Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan
21
trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi
sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga
thrombokinase.
11. Faktor XI
dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu meng-aktifkan faktor
IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C.
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak
dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari
kecenderungan trombosis.
monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam
disebut transglutaminase.
Tes rumple leed merupakan tes yang sederhana untuk melihat gangguan pada
vascular maupun trombosit. Test rumple leed akan positif bila adanya gangguan
22
pada vascular maupun trombosit atau untuk mengukur kekuatan dinding kapiler
kapiler, hasil test ini dapat dipengaruhi juga oleh trombosit. Trombositopenia
tersendiri dapat menyebabkan test rumple leed menjadi positif, makin berat
23
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2 Metode
darah vena. Terhadap anoksia dan penambahan tekanan internal akan terlihat
kemampuan kapiler bertahan. Jika ketahanan kapiler turun akan timbul “Petechiae”
dikulit.
Berikut tahap pra analitik pada pemeriksaan resistensi kapiler metode rample
leede:
1. Persiapan pasien.
3.5 Analitik
1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Carilah tekanan sistolis (TS) dan
24
2. Buatlah lingkaran pada bagian volar lengan bawah radius 3 cm dan titik pusat
3. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar ½ X (TS + TD), pertahankan
4. Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechiae dalam lingkaran yang
telah dibuat.
b. 10 – 20 : Dubia (ragu-ragu)
25
BAB IV
4.1 Hasil
sebagai berikut:
< 10 : Negatif
>20 : Positif
4.2 Pembahasan
akan bereaksi dengan faktor anti hemofilik membentuk trombo-plastin. Fase kedua
pada fase ketiga melibatkan aksi trombin didalam merubah fibrinogen yang dapat
larut menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Selama bekuan menyusut, tampak cairan
berwarna kuning bening keluar, cairan ini disebut serum, sama dengan plasma
kecuali tanpa fibrinogen dan unsur pembeku lainnya yang telah digunakan dalam
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan rumple test atau disebut dengan tes
26
dnegan cara mengenakan pembendungan kepada vena-vena sehingga darah
menekan kepada dinding kapiler. Dinding kapiler yang oleh suatu sebab kurang
kuat akan rusak oleh pembendungan itu, darah dari dalam kapiler itu keluar dari
kapiler dan merembas kedalam jaringan dan sekitarnya sehingga nampak bercak
Test Rumple Leed merupakan tes yang sederhana untuk melihat gangguan pada
manset atau tensi sebesar setengah dari jumlah tekanan sistole dan tekanan diastole.
Sistol adalah bunyi yang pertama terdengar, sedangkan diastole adalah bunyi yang
menghilang diantara bunyi yang berdetak cepat, atau dapat pula dikatakan bunyi
lebih dari 20 menit dalam waktu 5 menit dna pemeriksaan dinyatakan negatif jika
bila dalam waktu 5 menit tidak timbul petechiae pada area pembacaan (lingkaran),
Pandangan mengenai apa yang boleh dianggap normal sering berbeda-beda. Jika
ada lebih dari 10 petechiae dalam lingkaran itu maka test biasanya baru dianggap
abnormal, dikatakan juga test itu positif. Jika pada test Ivy sudah terjadi petechiae,
petechiae pada test Ivy berarti test rumple leed sudah positif hasilnya.
Hasil pemeriksaan yang didapat pada praktikum ini yaitu tidak ditemukan-nya
petechiae pada pasien yang berarti pasien tidak mengalami gangguan pada sistem
27
vascular maupun trombisit. Kesalahan yang sering terjadi saat pemeriksaan, yaitu
saaat membuat daerah pengamatan atau lingkaran. Lingkaran ini harus dibuat,
diukur dengan benar, sekian jari dari fossa cubiti, dengan diameter penampang
sebesar 5 cm menggunakan penggaris. Selain itu, bila dalam waktu kurang dari 5
menit sudah tampak lebih dari 10 buah petechiae, maka percobaan dihentikan. Bila
setelah 5 menit tidak timbul petechiae, percobaan dihentikan dan tunggu selama 5
menit. Bila tidak ada perubahan maka hasilnya negatif. Sebelum percobaan
dihentikan lihat apakah ada bekas gigitan nyamuk pada daerah pembacaan, yang
mungkin menyebab-kan hasil menjadi positif palsu. Bila hasil pemeriksaan positif,
gangguan ini dapat meninmbulkan penyakit atau keluhan tertentu, antara lain
penyakit arteri koroner yang berat, gumpalan kecil dari trombosist bisa menyumbat
arteri yang sebelumnya telah menyempit dan memutuskan aliran darah ke jantung,
sehingga terjadi serangan jantung. Keluhan lain yaitu, mudahnya timbul memar
pada kulit. Setiap pembuluh darah kecil ini robek maka sejumlah kecil darah akan
merembes dan menimbulkan bintik-bintik merah dikulit (peteki) atau memar ungu
kebiruan (Purpura).
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
yaitu dinyatakan normal karena dalam waktu 5 menit tidak ditemukan petechiae
pada lingkaran yang dibuat. Sesuai hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu, untuk praktikan selanjutnya harus
adanya bekas gigitan nyamuk pada daerah pembacaan agar tidak dapat
memppengaruhi hasil.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Asmal. 2019. Penuntun Praktikum Hematologi II Program Studi D-III Analis
Kesehatan Stikes Bina Mandiri Gorontalo. Gorontalo
Astiawati, Prima. 2008. Perbedaan Pola Gangguan Hemostasis Antara Penyakit Ginjal
Kronik Prehemodialisis Dengan Diabetes Mellitus dan Non Diabetes Mellitus.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
30
LAMPIRAN
31