KIMIA KLINIK I
PERCOBAAN KE - V
DISUSUN OLEH :
NAMA : FATMAWATI
NIM : 19.72.021576
2. NOOR FADILAH,.A.Md.AK
3. SEPTI PRESILIANA
2020/2021
I. JUDUL
Pemeriksaan Kolesterol HDL
II. TUJUAN
1. Memiliki keterampilan dalam pemeriksaan Kolesterol HDL metode Pengendapan
(presipitan) pada sampel serum
2. Menentukan kadar kolesterol HDL pada serum sampel patologis
III. PRINSIP
LDL, VLDL dan kilomikron diendapkan oleh penambahan fosfotungstat dan ion
Mg2+. Setelah disentrifugasi, HDL tidak ikut mengendap dan berada dalam supernatan.
Selanjutnya kolesterol yang terkandung dalam HDL ditentukan kadarnya menggunakan
metode CHOD-POD.
IV. METODE
Pengendapan / Presipitasi.
V. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
1. Fotometer BTS 350
2. Sentrifus
3. Mikropipet
4. Tip putih dan biru
5. Tabung reaksi
6. Rak tabung reaksi
7. Vortex
8. Kertas tissue
b. Bahan :
1. Spesimen : serum atau plasma (EDTA, heparin)
2. Reagen Pengendap (fosfotungstat dan magnesium klorida)
3. Standar kolesterol HDL (HDL-C), dengan konsentrasi 15 mg/dL
4. Reagen (R1) Kolesterol (kolesterol esterase, kolesterol oksidase, 4-
aminoantipirin, fenol)
VI. PROSEDUR KERJA
1. Presipitasi
Pipet ke dalam Tabung Reaksi Volume (µl)
Sampel (serum) 200 µl
Reagen presipitasi (reagen pengendap) 500 µl
• Campur dengan vortex (bila ada) hingga tercampur sempurna
lalu inkubasi pada suhu ruangan selama 10 menit.
• Sentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan minimal 4000
rpm.
• Segera pisahkan supernatant dari endapan.
2. Pengukuran Kadar Kolesterol HDL Metode CHOD-POP
Pipet ke R-1 Akuades Standar Supernatan
dalam kolesterol HDL
Tabung
Reaksi
BR 1000 µl 100 µl - -
Standar 1000 µl - 100 µl -
Sampel 1000 µl - - 100 µl
Campur hingga homogen, inkubasi selama 10 menit pada suhu 37 C
kemudian ukur absorban pada fotometer pada 500 nm. Warna stabil
selama 30 menit.
Normal : 40 – 75 mg/dL
IX. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, praktikan memeriksa Kolesterol HDL dari
probandus adalah tidak normal, yaitu 21 mg/dL. Hasilnya rendah dari nilai normalnya.
Penyebab Kolesterol Rendah adalah kebiasaan merokok, kelebihan berat badan, diet
tinggi karbohidrat olahan (roti putih, gula dll), dan kurangnya aktivitas fisik yang
cenderung menurunkan kadar HDL dalam tubuh.
Lipid dalam plasma darah beredar ke seluruh tubuh tidak berbentuk bebas, akan
tetapi terikat dengan protein spesifik (apolipoprotein) untuk membentuk suatu lipoprotein
yang larut dalam air.
Partikel lipoprotein terdiri dari inti trigliserida dan atau ester kolesterol berbentuk
bulat hidrofobik yang dikelilingi oleh lapisan fosfolipid, kolesterol, dan apolipoprotein
yang amfipatik. Lipoprotein diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Kilomikron
2. VLDL (very low density lipoprotein)
3. LDL (low density lipoprotein) dan
4. HDL (high density lipoprotein)
High-density lipoprotein (HDL) adalah salah satu dari empat kelas utama
lipoprotein. HDL adalah lipoprotein paling padat dan terkecil, serta memiliki densitas
yang paling besar karena mengandung banyak protein dan jumlah lipid paling sedikit.
Komposisi HDL terdiri dari 20% kolesterol, 3% trigliserida, 27% fosfolipid, dan 50%
protein. HDL di sintesis di hati dan usus, berfungsi sebagai pengangkut kolesterol dari
jaringan ferifer untuk dikembalikan ke hati, dan selanjutnya akan dimetabolisme menjadi
asam empedu. Apolipoprotein adalah protein yang terkait dengan lipoprotein. Dua
apolipoprotein paling umum yang terkait dengan HDL adalah ApoA-I, dan ApoA-II.
Apolipoprotein merupakan protein yang mempertahankan struktur lipoprotein,
metabolisme lipid, dan sebagai petanda jenis lipoprotein.
Pengukuran kadar kolesterol HDL (HDL-C) merupakan salah satu parameter
profil lipid yang sering diminta untuk tujuan diagnostik yang berkaitan dengan risiko
penyakit kardiovaskuler. Kadar HDL-C yang rendah (<40 mg/dL) dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung koroner (PJK).
Sedangkan individu yang memiliki kadar HDL-C >50 mg/dL memiliki risiko
yang rendah terhadap PJK. Namun jika kadar HDL-C tinggi (>75 mg/dL) hal ini juga
memiliki risiko tinggi terhadap PJK (Riggs and Rohatgi, 2019).
X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, praktikan memeriksa Kolesterol HDL dari
probandus adalah tidak normal, yaitu 21 mg/dL. Hasilnya rendah dari nilai normalnya.
Penyebab Kolesterol Rendah adalah kebiasaan merokok, kelebihan berat badan, diet
tinggi karbohidrat olahan (roti putih, gula dll), dan kurangnya aktivitas fisik yang
cenderung menurunkan kadar HDL dalam tubuh.
XII. LAMPIRAN