Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA KLINIK I

PERCOBAAN KE - II

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN TERGLIKOSILASI (HbA1c)

DISUSUN OLEH :

NAMA : FATMAWATI

NIM : 19.72.021576

KELAS : B SEMESTER III

MATA KULIAH : KIMIA KLINIK I

DOSEN PENGAMPU : DWI PURBAYANTI, ST., M.Si

ASISTEN PRAKTIKUM : 1. ADITYA

2. NOOR FADILAH,.A.Md.AK

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

2020/2021
I. JUDUL
Pemeriksaan Hemoglobin Terglikosilasi (HbA1c)
II. TUJUAN
1. Memiliki keterampilan dalam pemeriksaan HbA1c pada sampel darah (whole
blood).
2. Memahami metode pemeriksaan HbA1c.
3. Memahami peranan pemeriksaan HbA1c dalam menegakan diagnosis kondisi
patologis.
III. PRINSIP
Hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) berikatan dengan boronat yang terkonjugasi
fluoresen, yang diukur dengan memantau penurunan fluoresensi bahan aktif. Konsentrasi
hemoglobin total ditentukan dari penurunan awal sinyal fluoresen.

IV. METODE
Afinitas Boronat

V. ALAT DAN BAHAN


a. Alat :

1. Quo-Lab Analyzer (alat semiotomatis seperti POCT untuk pemeriksaan

HbA1c).

2. Mikropipet dan Tip.

3. Tabung vakutainer dengan antikoagulan EDTA (tutup ungu).

4. Tisu.

5. Sentrifuge.

b. Bahan :

1. Sampel Whole Blood (kapiler/vena).

2. Quo-Lab A1C test Cartridges yang mengandung konjugat boronat


fluoresen.
3. Sample stick.

VI. PROSEDUR KERJA


1. Hidupkan alat.

2. Kelurkan Catridge reagen dari lemari pendingin dan biarkan di suhu


ruangan ± 50 menit sebelum digunakan.
3. Scan bercode pada kotak Catridge reagen pada alat.
4. Ambil cartridge dan buka penutup almunium foil, kemudian masukkan
cartridge ke dalam alat (jangan memegang bagian bawah cartridge yang
berisi cairan dan tidak boleh ada kondensasi). Cartride harus digunakan
dalam 1 menit setelah foil di buka.
5. Jika alat menampilkan “Insert Reagent” maka masukan reagen dengan
cara menekan bola reagen ke dalam menggunakan ujung bagian yang
tumpul dari sample stick. Selanjutnya alat secara otomatis akan melakukan
proses rehidrasi bola reagen ke dalam larutan buffer.
6. Pipet sampel (darah vena/kapiler) menggunakan sample stick.
7. Masukan sampel tadi kemudian tekan dan patahkan stick.
8. Tutup penutup alat, kemudian tes berjalan secara otomatis dan hasil
HbA1c akan muncul pada alat setelah 4 menit.
VII. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini :
Nama probandus : Fatmawati
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 20 tahun
Hasil pemeriksaan : 4,3 %

VIII. NILAI RUJUKAN


Kriteria Nilai Kategori Pengendalian Nilai
Diagnosa
Normal 4,5 – 5,6 % Baik <7%
Prediabetes 5,7 – 6,4 % Sedang 7–8%
Diabetes ≥ 6,5 % Buruk ≥9%

IX. PEMBAHASAN
Hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan pembentukan hemoglobin yang dihasilkan ketika glukosa bereaksi
dengan gugus amino hemoglobin (protein). Molekul glukosa menempel secara
nonenzimatik pada molekul hemoglobin untuk membentuk ketoamin. Tingkat
pembentukan berbanding lurus dengan konsentrasi glukosa plasma. Karena sel darah
merah rata-rata hidup sekitar 120 hari, kadar hemoglobin glikosilasi pada satu waktu
mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata selama 2-3 bulan sebelumnya. Oleh karena
itu, mengukur hemoglobin glikosilasi memberikan gambaran rata-rata konsentrasi
glukosa darah pasien selama 3 bulan terakhir.

HbA1c adalah hemoglobin yang terikat dengan glukosa. HbA1c adalah


serangkaian HbA yang terglikolisasi dimana glukosa berikatan secara spesifik pada N-
Terminal valin dari rantai β.

Keuntungan dari pemeriksaan HbA1c adalah pasien tidak perlu dipuasakan dan
menggambarkan kondisi glukosa selama 120 hari sesuai dengan usia eritrosit. Selain itu,
HbA1c lebih stabil dalam darah dibandingkan pemeriksaan glukosa darah sehingga tidak
berpengaruh pada saat transportasi sampel ke laboratorium serta merupakan prediktor
yang kuat untuk mengetahui komplikasi kardiovaskular.

Beberapa kelemahan dari pemeriksaan ini adalah banyaknya metode pemeriksaan


untuk mendeteksi HbA1c sehingga belum terstandar dengan baik, di samping harganya
yang masih relative lebih mahal dibandingkan pemeriksaan kadar glukosa darah.

Beberapa kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan dalam menilai kadar
HbA1c adalah: Ion Exchange Chromatography/IEC yang memiliki keunggulan dalam hal
melihat dan menilai Hb-varian serta memiliki presisi yang baik namun dipengaruhi oleh
Hemoglobinopati, HbF dan carbamylated Hb (namun dikatakan untuk generasi IEC yang
terbaru, interferensi ini telah mampu ditiadakan. Metode lain adalah afinitas boronat yang
memiliki keunggulan lebih meminimalisasi interferensi Hemoglobinopati, HbF dan
carbamylated Hb, namun memiliki kelemahan gliko Hb saja dan mengukur rantai gliko
Hb lainnya sehingga kurang spesifik. Kemudian terdapat metode imunoassay dengan
keunggulan tidak dipengaruhi oleh HbE, Hb D, dan carbamylated Hb namun dipengaruhi
oleh hemoglobinopati yang molekul asam aminonya berubah dan beberapa dipengaruhi
oleh HbF.

X. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, pemeriksaan Hemoglobin Terglikosilasi
(HbA1c) yang didapatkan adalah 4,3 % yang berarti normal.
XI. DAFTAR PUSTAKA
1. Turgeon, M.L. 2007. Linne & Ringsrud’s Clinical Laboratory Science:
The Basic and Routine Techniques. 5th Edition. Elsevier.
2. Rudijanto, A., et.al. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2015. PB PERKENI.
3. Leaflet HbA1c Quo-Lab.

XII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai