Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM 2

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN TERGLIKOSILASI (HbA1c)

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memiliki keterampilan dalam pemeriksaan HbA1c pada sampel darah (whole blood)
2. Memahami metode pemeriksaan HbA1c
3. Memahami peranan pemeriksaan HbA1c dalam menegakan diagnosis kondisi patologis

II. DASAR TEORI


Hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pembentukan hemoglobin yang dihasilkan ketika glukosa bereaksi dengan gugus amino
hemoglobin (protein). Molekul glukosa menempel secara nonenzimatik pada molekul
hemoglobin untuk membentuk ketoamin. Tingkat pembentukan berbanding lurus dengan
konsentrasi glukosa plasma. Karena sel darah merah rata-rata hidup sekitar 120 hari, kadar
hemoglobin glikosilasi pada satu waktu mencerminkan kadar glukosa darah rata-rata selama 2-3
bulan sebelumnya. Oleh karena itu, mengukur hemoglobin glikosilasi memberikan gambaran
rata-rata konsentrasi glukosa darah pasien selama 3 bulan terakhir.
HbA1c adalah hemoglobin yang terikat dengan glukosa. HbA1c adalah serangkaian HbA
yang terglikolisasi dimana glukosa berikatan secara spesifik pada N-Terminal valin dari rantai β.
Keuntungan dari pemeriksaan HbA1c adalah pasien tidak perlu dipuasakan dan
menggambarkan kondisi glukosa selama 120 hari sesuai dengan usia eritrosit. Selain itu, HbA1c
lebih stabil dalam darah dibandingkan pemeriksaan glukosa darah sehingga tidak berpengaruh
pada saat transportasi sampel ke laboratorium serta merupakan prediktor yang kuat untuk
mengetahui komplikasi kardiovaskular.
Beberapa kelemahan dari pemeriksaan ini adalah banyaknya metode pemeriksaan untuk
mendeteksi HbA1c sehingga belum terstandar dengan baik, di samping harganya yang masih
relative lebih mahal dibandingkan pemeriksaan kadar glukosa darah.
Beberapa kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan dalam menilai kadar HbA1c
adalah: Ion Exchange Chromatography/IEC yang memiliki keunggulan dalam hal melihat dan
menilai Hb-varian serta memiliki presisi yang baik namun dipengaruhi oleh Hemoglobinopati,
HbF dan carbamylated Hb (namun dikatakan untuk generasi IEC yang terbaru, interferensi ini
telah mampu ditiadakan. Metode lain adalah afinitas boronat yang memiliki keunggulan lebih
meminimalisasi interferensi Hemoglobinopati, HbF dan carbamylated Hb, namun memiliki
kelemahan gliko Hb saja dan mengukur rantai gliko Hb lainnya sehingga kurang spesifik.
Kemudian terdapat metode imunoassay dengan keunggulan tidak dipengaruhi oleh HbE, Hb D,
dan carbamylated Hb namun dipengaruhi oleh hemoglobinopati yang molekul asam aminonya
berubah dan beberapa dipengaruhi oleh HbF.

III. ALAT dan BAHAN


A. Alat :
1. Quo-Lab Analyzer (alat semiotomatis seperti POCT untuk pemeriksaan HbA1c)
2. Mikropipet dan Tip
3. Tabung vakutainer dengan antikoagulan EDTA (tutup ungu)
4. Tisu
5. Sentrifuge
B. Bahan :
1. Sampel Whole Blood (kapiler/vena)
2. Quo-Lab A1C test Cartridges yang mengandung konjugat boronat fluoresen
3. Sample stick

IV. PROSEDUR PEMERIKSAAN


Metode : Afinitas Boronat

Prinsip : Hemoglobin terglikosilasi (HbA1c) berikatan dengan boronat yang terkonjugasi


fluoresen, yang diukur dengan memantau penurunan fluoresensi bahan aktif.
Konsentrasi hemoglobin total ditentukan dari penurunan awal sinyal fluoresen.

Cara Kerja :
1. Hidupkan alat.
2. Kelurkan Catridge reagen dari lemari pendingin dan biarkan di suhu ruangan ± 50 menit
sebelum digunakan
3. Scan bercode pada kotak Catridge reagen pada alat.
4. Ambil cartridge dan buka penutup almunium foil, kemudian masukkan cartridge ke dalam
alat (jangan memegang bagian bawah cartridge yang berisi cairan dan tidak boleh ada
kondensasi). Cartride harus digunakan dalam 1 menit setelah foil di buka.
5. Jika alat menampilkan “Insert Reagent” maka masukan reagen dengan cara menekan bola
reagen ke dalam menggunakan ujung bagian yang tumpul dari sample stick. Selanjutnya alat
secara otomatis akan melakukan proses rehidrasi bola reagen ke dalam larutan buffer.
6. Pipet sampel (darah vena/kapiler) menggunakan sample stick.
7. Masukan sampel tadi kemudian tekan dan patahkan stick.
8. Tutup penutup alat, kemudian tes berjalan secara otomatis dan hasil HbA1c akan muncul
pada alat setelah 4 menit.

Nilai rujukan :
Kriteria Diagnosa Nilai Kategori Pengendalian Nilai
Normal 4,5 – 5,6 % Baik <7%
Prediabetes 5,7 – 6,4 % Sedang 7–8%
Diabetes ≥ 6,5 % Buruk ≥9%

V. REFERENSI
1. Turgeon, M.L. 2007. Linne & Ringsrud’s Clinical Laboratory Science: The Basic and
Routine Techniques. 5th Edition. Elsevier
2. Rudijanto, A., et.al. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus
Tipe 2 di Indonesia 2015. PB PERKENI
3. Leaflet HbA1c Quo-Lab
Hasil Pengamatan :

Diskusi :

Pembimbing Praktikum Praktikan Nilai


Ketika diinstruksikan, pengguna mendorong manik pencampur yang mengandung
konjugat boronat fluoresen ke dalam buffer yang terkandung dalam cartride, menggunakan ujung
tumpul dari tongkat sampel, dan alat analisa secara otomatis mengehidrasi ulangnya.
Pengguna kemudian menempatkan sampel darah, yang terdapat pada tongkat sampel,
dengan lembut ke bagian atas cartride, memutuskan dan melepaskan pegangan dan menutup
pintu penganalisa untuk memasukkan sampel darah ke dalam buffer.
Alat analisis secara otomatis mencampur sampel darah untuk melepaskan hemoglobin
dari eritrosit.
Konsentrasi hemoglobin total ditentukan dari penurunan awal dalam sinyal fluoresen.
Konjugat boronat fluoresen berikatan dengan hemoglobin terglikasi, yang diukur dengan
memonitor penurunan fluoresensi bahan aktif.

Anda mungkin juga menyukai