Anda di halaman 1dari 38

SKRINING ANTIBODI

PRINSIP , PROSEDUR DAN INTERPRETASI


DR. WORO UMI RATI H, MKES,SPPK

Kuliah-TTD-D3
METODE PEMERIKSAAN

Tube tes Gel tes

Kuliah-TTD-D3
PRINSIP SKRINING ANTIBODI

PRINSIP:
1. Mendeteksi antibodi yang tidak diharapkan yang
signifikan secara klinik
2. Pemeriksaan skrining Ab melibatkan:
 Tes serum/plasma pasien terhadap atau 3 sel
skrining dennan komposisi antigen yang sudah
diketahui
3. Antibodi  menyebabkan aglutinasi langsung atau lisis
eritrosit, atau menyelimuti eritrosit degan globulin
(mis. IgG, C3)

Kuliah-TTD-D3
PRINSIP SKRINING ANTIBODI

PRINSIP:
4. Sel skrining diinkubasi dengan serum/plasma pasien
pada 37°C
5. Setelah inkubasi  diamati adanya aglutinasi atau
hemolisis
6. Pencucian  menghilangkan globulin yang tidak terikat,
dan di-tes dengan antihuman globulin serum (AHG)
7. Aglutinasi direk atau hemolisis biasanya menunjukkan
adanya IgM (antibodi dingin)

Kuliah-TTD-D3
PRINSIP SKRINING ANTIBODI

PRINSIP:

8. Aglutinasi dengan AHG menunjukkan sel skrining telah


diselimuti dengan IgG dan/atau C3
9. Beberapa antibodi yg signifikan secara klinik biasanya
terdeteksi pd fase AHG:
 Anti- Rh
 Anti-Kell
 Anti-Duffy
 Anti-Kidd
 MNS system (anti-S, anti-s)
Kuliah-TTD-D3
JENIS SAMPEL

• Jenis Sampel
A. Eluate (metode ether)
 mendeteksi autoantibodi
 autoantibodi coated di eritrosit
pasien / donor
B. Serum/plasma ( < 48 jam, komplemen aktif)
 mendeteksi aloantibodi
 berada di serum pasien/ donor

Kuliah-TTD-D3
REAGEN YG DIPERLUKAN

1. Sel skrining / sel panel kecil

2. Enhancement media / potensiator

3. Antihuman globulin (AHG)

4. IgG-coated red cells / Check Cells (CCC)

5. LISS COOMBS (metode gel)

Kuliah-TTD-D3
SEL SKRINING (SEL PANEL)

 Pemeriksaan skrining antibodi  serum pasien


direaksikan dgn 2 atau 3 sel skrining

 Sel skrining:
 suspensi sel O
 mengandung fenotip antigen eritrosit pada
umumnya dan penting secara klinik

Kuliah-TTD-D3
Sel skrining
Contoh:
• Eritrosit goldar O
• Mengeksresikan Ag:
• S
• Jka
• Fya
• K
• Kell
• E
• C
• D

Kuliah-TTD-D3
MACAM SEL PANEL

Sel panel
kecil
(utk skrining)

Sel panel
besar
(utk
identifikasi)
Kuliah-TTD-D3
SEL PANEL KECIL

• Adalah sekelompok sdm yg td 2 individu gol O yg telah


diketahui antigen make upnya (memiliki atau tidaknya
antigen-antigen gol darah)
• Jenis antigen tsb dpt dilihat dlm sebuah tabel yg
terlampir bersama sel panel, dg pemberian tanda:
• (+) : memiliki antigen
• (0) : tidak memiliki antigen

Kuliah-TTD-D3
Screening
cells D C e D
Lub c
s K Lub E
N s
k k
M Fya N
Lea P1
Jkb Jka Leb
JkaFyb
D

Vial I Vial II

Kuliah-TTD-D3
SEL PANEL KECIL

• Sel skrining dibuat menggunakan sel golongan


darah O  naturally occurring anti-A atau anti-B
tidak mempengaruhi deteksi unexpected antibodies

• Sel skrining minimal mengekspresikan:


D, C, E, c, e, M, N, S, s, P, Lua, Lub , K, k, Lea, Leb, Fya,
Fyb, Jka and Jkb

Kuliah-TTD-D3
SEL PANEL KECIL

 Setiap 1 set sel panel terlampir 1 lembar tabel 


Antigram
 Antigram berisikan antigen dari setiap vial sel panel
 Sel panel umumnya sdh dibuat siap pakai dalam 3-
5% suspensi sel
 Masa kadaluarsa tergantung bahan pengawetnya
3 minggu atau 5 minggu
 Sebelum digunakan perhatikan nomor batch,
masa kadaluarsa panel yg harus sama antara sel
panel dgn antigram nya
 Sel panel tidak boleh di pool menjadi satu 
antigen melemah Kuliah-TTD-D3
2 CELL ANTIGRAM
a b a b a b a b
No. Donor D C E c e K k Fy Fy Jk Jk Le Le P1 M N S s Lu Lu SK BA 22% AHG CCC
1 240365 + + 0 0 + + + + 0 + + 0 + + + + 0 + 0 +
2 292724 + 0 + + 0 0 + + + + 0 + 0 0 + + + + 0 +
AK

“+”  menandakan adanya antigen


“0”  menandakan tidak ada antigen
Pada skrining digunakan sel yang homozigot untuk
antigen yang klinis signifikat (Rh, Duffy, Kidd)
Kekuatan yang berbeda dapat terjadi :
 Homozigot antigen  reaksi lebih kuat
 Heterozigot antigen  reaksi lebih lemah
Kuliah-TTD-D3
Screening
Cells D C e D
Lub c
(sel panel s K Lub E
N s
Kecil) M
k
N
k
Fya P1
Lea
Jkb Jka Leb
JkaFyb
D

Vial I Vial II

Kuliah-TTD-D3
ENHANCEMENT MEDIA /
POTENSIATORS

• digunakan pada skrining antibodi dan identifikasi


antibodi
• berfungsi utk meningkatkan sensitivitas dan kecepatan
ikatan antibodi dengan sel darah merah (antigen)
• macam :
• 1. LISS (Low Ionic Streng Solution
• 2. BSA (Bovine Serum Albumin)
• 3. PEG (Polyethilene Glycol)
• 4. Enzim proteolitik.

Kuliah-TTD-D3
PANEL SEL SKRINING
(DETEKSI ANTIBODI)

DIREAKSIKAN DGN
ELUATE ATAU SERUM
PASIEN

2 ATAU 3 VIAL
SEL SKRINING

Kuliah-TTD-D3
PROSEDUR SKRINING ANTIBODI

• Jenis Spesimen:
A. Eluate (metode ether)  mendeteksi autoantibodi
B. Serum/plasma mendeteksi aloantibodi

Kuliah-TTD-D3
PROSEDUR SKRINING ANTIBODI

SP1 SP2 AK

 1 tetes sel panel SP1 dan SP 2 (AK sel OS)


+
   2 tetes serum/plasma donor/pasien

Kuliah-TTD-D3
PROSEDUR SKRINING METODE TABUNG

1. Siapkan sel panel kecil


2. Siapkan 3 set tabung, masing-masing terdiri dari 4 tabung
3. Beri label set I : tab 1 (S1-20°), tab 2 (S2-20°), tab 3 auto20°, tab 4
sel se gol pasien
4. Label set II : tab 1 (S1BA), tab 2 (S2BA), tab 3 autoBA, tab 4 sel
se gol psn.
5. Label set III: tab 1 (S1-37°), tab 2 (S2-37°), tab 3 auto37°, tab 4
sel se gol pasien
6. Semua tabung diisi dengan 2 tts serum psn
7. Tab 1 (set I,II,III) diteteskan 1 tts sel panel S1
8. Tab 2 (set I,II,III) diteteskan 1 tts sel panel S2
9. Tab 3 (set I,II,III) diteteskan 1 tts sel psn 5%
10. Tab 4 (set I,II,III) diteteskan 1 tts sel segol psn
11. Set I  inkubasi pd suhu 20°C selama 60 menit baca hasil
12. Set II  tambahkan BA 22% 2 tts  inkubasi 37°C selama 15-60 mnt
13. Set III  inkubasi 37°C selama 60 mnt hasil  negatip
cuci 3x dgn saline  2 tts AHG 3000 rpm 15”-20”baca hasil
14. Bila positif  identifikasi antibodi
Kuliah-TTD-D3
Prosedur Skrining Antibodi
2 tetes serum pasien
I • serum psn 2 tts
• Tab 1 (S1-20°) 1 tts S1
• tab 2 (S2-20°) 1 tts S2
• tab 3 (auto20°) 1 tts sel psn 5%
• tab 4 sel se
gol pasien -20° 1 tts sel segol

• inkubasi 20°C 60 menit


• sentrifuse 3000 rpm 15 detik
Tab 1 Tab 2 Tab 3 Tab 4 • baca hasil

II 2 tetes serum pasien • serum psn 2 tts


• Tab 1 (S1-BA) 1 tts S1
• tab 2 (S2-BA) 1 tts S2
• tab 3 (auto BA) 1 tts sel psn 5%
• tab 4 sel se
gol pasien -BA 1 tts sel segol
• + 2 tts BA

Tab 1 Tab 2 Tab 3 Tab 4 • inkubasi 37°C 15-60 menit


• sentrifuse 3000 rpm 15 detik
2 tetes BA Kuliah-TTD-D3 • baca hasil
III 2 tetes serum pasien
• serum psn 2 tts
• Tab 1 (S1-37°) 1 tts S1
• tab 2 (S2-37°) 1 tts S2
• tab 3 (auto37°) 1 tts sel psn 5%
• tab 4 sel se
gol pasien -37° 1 tts sel segol

Tab 1 Tab 2 Tab 3 Tab 4


• inkubasi 37°C 60 menit
• sentrifuse 3000 rpm 15 detik
• baca hasil
• cuci dgn saline 3 x
• buang supernatan terakhir
smp bersih
• tambahkan AHG ke semua tabung Negatip
• kocok-kocok
• sentrifuge 3000 rpm 15-20”
• baca hasil

Kuliah-TTD-D3
PROSEDUR SKRINING METODE GEL

a. Siapkan gel test sebanyak 2 sumur


b. Beri identitas S1 dan S2
c. Teteskan 50 ul reagen sel panel SI pada sumur
S1, dan sel panel-SII pada sumur S2
d. Tambahkan masing-masing 25 ul sampel pada
sumur S1 dan S2
e. Inkubasi pada suhu 37 oC selama 15 menit
f. Putar dengan kecepatan 1000 rpm selama 10
menit
g. Baca hasil Kuliah-TTD-D3
AGGLUTINASI TERJADI JIKA

• Antibodi hanya akan


bereaksi dengan sel yang
memiliki antigen yang
sesuai,
• antibodi tidak akan
bereaksi dengan sel yang
tidak memiliki antigen
Kuliah-TTD-D3
I II III

- - -
- + ++

Contoh
kasus

Kuliah-TTD-D3
Analisis Hasil Pemeriksaan
1. Serum yang diperiksa menunjukkan ada reaksi terhadap sel
panel kecil, jadi ada iregular antibodi

2. Antibodi tersebut reaktif terhadap sel panel S II, tetapi tidak


reaktif terhadap sel panel S I

3. Melihat model reaksinya, antibodi tersebut dpt bereaksi pd


suhu 37°C dalam medium albumin dan lebih tampak kuat
reaksinya dengan Coombs serum
# dicurigai antibodi tersebut adalah antibodi sistem Rhesus
mungkin jenisnya Anti E atau Anti c
# karena dgn Coombs serum reaksinya lebih kuat, maka
kemungkinan antibodi tersebut juga anti-Fya dan anti Jka
Kuliah-TTD-D3
SKRINING ANTIBODI PASIEN VS USS

Skrining pos dan USS pos Skrining pos dan USS pos
pd satu at lebih donor pd semua donor

Interpretasi

Skrining pos dan USS neg Skrining negatif dan USS


dg semua donor pos pd satu donor
SKRINING ANTIBODI PASIEN VS USS

Skrining antibodi pasien Uji Silang serasi


positive INKOMPATIBEL (positif)
dengan eritrosit dari SATU
atau LEBIH donor

Penyebab :
- Ada antibodi pd serum pasien yg berikatan dg satu atau lebih
antigen
- Spesifisitas antibodi harus ditetapkan shg donor dapat diseleksi
sesuai hasil identifikasi antibodi tsb
- Hati2 jika USS berikutnya kompatible karena kemungkinan
antigen donor heterozigote
SKRINING ANTIBODI PASIEN VS USS

Skrining antibodi pasien Uji Silang serasi


positive INKOMPATIBEL (positif)
dengan eritrosit SEMUA
donor
Penyebab :
- Pasien memiliki antibodi terhadap beberapa antigen
- Adanya antibodi terhadap HFA (High Frequency Antigen)
- Adanya antibodi terhadap Null type
- Akibat pseudoaglutinasi (AK pos)  rouleux formation
- Antibodi thd caprylate
- Adanya autoantibodi
HIGH FREQUENCY ANTIGEN

• Adalah :
golongan darah yang paling banyak ditemukan pada
populasi
• Disebut juga public antigen
• Hampir > 99% populasi memiliki antigen ini
• Contoh : Lub , P, Kpb , Vel, Lan
• antibodi thd HFA akan mengaglutinasi semua eritrosit
donor dan sel panel . Sulit mendapatkan donor
kompatibel
• Autokontrol negatif
NULL TYPE

• Adalah :
hilangnya semua antigen yg terdapat pd sistem golongan
darah .
• Contoh : fenotip K’null’
hilangnya semua antigen yg terdapat pd sistem Kell
• Setelah transfusi atau kehamilan, mgk ada antibodi
yg berikatan dg semua antigen yg hilang tsb
• Autokontrol negatif
CAPRYLATE

• Adalah :
bahan yang didapatkan didalam larutan albumin
• Eritrosit pasien akan teraglutinasi akibat adanya
Caprylate tsb
• AK akan positive
SKRINING ANTIBODI PASIEN VS USS

Skrining antibodi pasien Uji Silang serasi


positive KOMPATIBEL dengan
SEMUA donor

Penyebab :
- Antigen pd donor lemah (heterozigote)
- Antibodi pasien bereaksi dengan larutan penyimpan eritrosit
(diatasi dengan mencuci eritrosit sel panel dg NaCl)
- adanya anti H pada serum pasien
SKRINING ANTIBODI PASIEN VS USS

Skrining antibodi pasien Uji Silang serasi


negative INKOMPATIBEL (positif)
dengan SATU donor

Penyebab :
- Ada antibodi pd serum pasien terhadap Low Frequency antigen
(contoh : Wr dan Kp)
- Antibodi terhadap HLA antigen
beberapa kasus ditemukan HLA antigen yg menempel pd SDM
- Eritrosit donor telah disensitisasi oleh antibodi invivo
- Ketidakcocokan gol ABO donor dan pasien
- Adanya anti A1 pd serum pasien berikatan dg antigen A1 pd donor
KESIMPULAN

Skrining pd donor
• tidak perlu melakukan USS minor

Skrining pd pasien
• USS mayor hanya immediate spin
saja (sdm donor dg serum psn)
langsung centrifuge dan AK saja
KESIMPULAN

Skrining pd donor
• pemberian darah sesuai dan
mempercepat waktu USS
Skrining pd pasien dan USS
•Menentukan penyebab inkomp
•Menentukan langkah lanjutan
Kuliah-TTD-D3

Anda mungkin juga menyukai