Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
PBK dengan baik.

Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
PBK (Praktek Belajar Kerja) bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Progam Studi D-IV Analis
Kesehatan. Dalam laporan ini kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya laporan PBK
initidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat
moril maupun materil, oleh karena-Nya, kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak antara lain:

1. Dr. Bastiana selaku KA Instalasi yang telah membantu memberikan motifasi serta
ilmu kepada kami tentang cara memvalidasi hasil laboratorium.
2. Bapak Tasuwih selaku Koordinator Laboratorium yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk melakukan observasi dilaboratorium RSI Jemur Sari
Surabaya.
3. Bapak Ilham selaku Pembimbing Lapangan yang dengan sabar membimbing dan
memberikan ilmu kepada kami dalam mengolah setiap spesimen didalam
laboratorium RSI Jemur Sari Surabaya.

Penyusunan laporan PBK ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat
kekurangan didalam penyusunan laporan PBK ini, oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami semoga
laporan PBK ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi kami dan pembaca.

Surabaya, 06 Juni 2017

Tim Penyusun

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page i


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
PBK dengan baik.

Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
PBK (Praktek Belajar Kerja) bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Progam Studi D-IV Analis
Kesehatan. Dalam laporan ini kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya laporan PBK
initidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat
moril maupun materil, oleh karena-Nya, kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak antara lain:

1. Bapak Thomas Sumarsono, S.Si., M.Si selaku Ketua Progam Studi D-IV Analis
Kesehatan.
2. Bapak Andreas Ragil Saputro, S.ST., M.Si selaku Koordinator Lapangan yang telah
memberikan pengarahan kepada kami dalam melaksanakan PBK.

Penyusunan laporan PBK ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat
kekurangan didalam penyusunan laporan PBK ini, oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami semoga
laporan PBK ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi kami dan pembaca.

Surabaya, 06 Juni 2017

Tim Penyusun

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... iv
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 3
1.4 Manfaat ........................................................................................................................... 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
TENTANG RUMAH SAKIT .................................................................................................... 4
2.1 Gambaran Umum ............................................................................................................ 4
2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Surabaya ............................................................ 4
2.1.2 Falsafah, Tujuan, dan Nilai ......................................................................................... 5
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PEMERIKSAAN ....................................................................................................................... 7
3.1 Kegiatan Laboratorium ................................................................................................... 7
3.2 pemeriksaan di laboratorium sebagai penunjang pelayanan kesehatan di RS.Jemursari8
BAB IV .................................................................................................................................... 20
PENUTUP................................................................................................................................ 20
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 20
4.2 Saran ............................................................................................................................. 20

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page iii


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan oleh mahasiswa D-IV Analis Kesehatan yang dilaksanakan
di Unit Laboratorium RSI Jemur Sari Surabaya, telah disetujui dan siap untuk diajukan
kepada pihak RSI Jemur Sari Surabaya dan pihak kampus Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya untuk memenuhi persyaratan kurikulum pembelajaran.

Surabaya, Juli 2017

Pembimbing PBK Koordinator PBK


Unit Laboratorium Universitas Nahdlatul Ulama
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya Surabaya

Ilham Purwadi,A.Md.,AM. Andreas Ragil.S , S.ST., M.Si

Mengetahui,

Kepala Instalasi dan Penanggung Jawab Koordinator Unit Laboratorium


Unit Laboratorium Rumah Sakit Islam Surabaya
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya

Tasuwi, A.Md.AM.
dr. Bastiana, Sp.PK.
Kepala Program studi D-IV Analis Kesehatan

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Thomas Sumarsono, S.Si., M.Si.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page iv


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam
mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit
dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.Menurut Azwar (1996),
pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standart dan kode etik profesi
yang telah ditetapkan.
Paradigma lama telah bergeser menjadi paradigma baru yang ditandai
denganpengelolaan suatu organisasi yang menerapkanpola manajemen kualitas mutu
dan pelayananyang handal dalam menghadapi persaingan dandinamika kerja yang
mengglobal, tak terkecualipada sektor kesehatan. Kepuasan pasien menjaditolak ukur
tingkat kualitas pelayanan kesehatan.Selain itu, kepuasan pasien merupakan
satuelemen yang penting dalam mengevaluasikualitas layanan dengan mengukur
sejauh manarespon pasien setelah menerima jasa. Perbaikankualitas jasa pelayanan
kesehatan dapat dimulaidengan mengevaluasi setiap unsur-unsur yangberperan dalam
membentuk kepuasan pasien.Sistem kepedulian kesehatan dapat diperbaikimelalui
jalur klinis, layanan, termasuk perspektifpasien seperti seberapa baik jasa
pelayanankesehatan yang mereka butuhkan.
Secara konseptual, kepuasan didefinisikan sebagai suatu reaksi konsumen
terhadap pelayanan yang diterima dan ditinjau berdasarkan pengalaman yang dialami.
Selain itu,kepuasan juga mempertimbangkan tentang apayang dirasakan oleh pasien.
Konsumen akan memberikan penilaian tentang suatu fitur layanan yang diberikan,
dengan menyediakan sesuatu yang menyenangkan mulai dari level yang paling bawah
hingga yang paling atas.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 1


Bendall-Lyon (2004) mengevalusistruktur dan komponen kepuasan pasien
terhadap pelayanan di rumah sakit. Mereka mendefinisikan struktur pelayanan sebagai
lingkungan dan fasilitas secara fisik dimana pelayanan tersebut diberikan. Kepuasan
ditunjukkan oleh sikap pasien setelah menerima pelayanan medis dari pihak rumah
sakit. Jika pasien merasa pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapannya, maka
biasanya akan memberitahukan sistem pelayanan yang diperoleh ke orang lain yang
dikenalinya.
Kepuasan pasien direlasikan sebagaibentuk kepuasan secara menyeluruh
dengan tujuan untuk merekomendasikan rumah sakit tersebut kepada orang lain (word
of mouth). Selain itu, kepuasan juga dihubungkan dengan perilaku pasien.Perilaku
inilah yang akan dinilai menggunakan model disconfirmation of expectation. Pada
model ini, pasien akan membandingkan pengalaman terhadap harapan yang
diinginkan atau membandingkannya dengan pelayanan yang diberikan dari pihak
rumah sakit.
PBK adalah suatu kegiatan observasi yang dilakukan oleh sejumlah
mahasiswa untuk mengetahui seputar kegiatan di dalam laboratorium.Tujuan dari
PBK ini adalah untuk memberikan perluasan pengetahuan tentang laboratorium.PBK
ini dilakukan di dalam laboratorium Rumah Sakit Islam Surabaya yang bertempat di
Jemursari. Objek yang akan menjadi sasaran observasi adalah suasana laboratorium,
bahan-bahan yang ada di laboratorium, alat yang digunakan,sistem pelayanan
laboratoium, SOP atau prosedur kerja yang dijalankan, validasi hasil pemeriksaan,
pengeluaran hasil dan penanganan tumpahan cairan. Objek tersebut sangat penting di
ketahui dan dipahami oleh ahli medis yang bekerja di dalam laboratorium apalagi bagi
calon ahli medis yang masih duduk di bangku kuliah.Mahasiswa membutuhkan PBK
ini untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di dalam laboratorium, termasuk
sistem kerja yang harus dilakukan, penanganan terhadap pasien dan sampel dan juga
penggunaan dan pemeliharaan alat.

Setelah dilakukan PBK ini juga diperlukan kegiatan seperti magang untuk
menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dan menerapkan apa yang sudah didapatkan
selama PBK ini berlangsung.

Dari latar belakang tersebut, penyusun berpendapat bahwa PBK sangat


penting dilakukan khususnya untuk mahasiswa agar mahasiswa dapat mengetahui
gambaran sesungguhnya kegiatan dan suasana di dalam laboratorium.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 2


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa sajakah pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium selama Praktek Belajar
Klinik (PBK) ?
2. Bagaimana langkah kerja pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium selama
Praktek Belajar Klinik (PBK) ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium selama
Praktek Belajar Klinik (PBK).
2. Untuk mengetahui langkah kerja pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium
selama Praktek Belajar Klinik (PBK)

1.4 Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan tentang kegiatan yang dilakukan di Laboratorium
sebagai bekal Praktek Belajar Klinik (PBK).
2. Unruk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari pada saat kegiatan belajar
mengajar di kampus Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya melalui Praktek
Belajar Klinik (PBK) di Laboratorium Rumah Sakit Islam Jemursari.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 3


BAB II

TENTANG RUMAH SAKIT

2.1 Gambaran Umum

2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Surabaya

Rumah Sakit Jemursari merupakan salah satu unit usaha di bawah Yayasan
RS Islam Surabaya yang dibangun pada tahun 1992 dan mengawali operasionalnya
pada tanggal 25 Mei 2002 yang ditandai dengan soft opening. RS Islam Jemursari
juga merupakan pengembangan dari RS Islam Surabaya A. Yani (Wonokromo).
RS Islam Jemursari menempati lahan seluas 4,6 Ha, berlokasi di Jalan
Jemursari No. 51 57 Surabaya. Saat mulai beroperasi bulan Mei tahun 2002 sampai
dengan akhir tahun 2005, jumlah tempat tidur adalah 82 tempat tidur. Pada tahun
2006 RS Islam Surabaya Jemursari dengan Direksi baru mulai dipercaya oleh
masyarakat, sehingga perlu penambahan tempat tidur menjadi 96 tempat tidur. Pada
tanggal 9 Maret 2007 dibuka ruang Kemuning untuk menambah rawat inap kelas III.
Pembukaan ruang perawatan kelas III ini untuk memenuhi kebutuhan rawat inap bagi
keluarga miskin, instansi lain yang membutuhkan fasilitas kelas III, dan kerjasama
dengan Jamsostek. Dengan dibukannya ruang Kemuning kapasitas tempat tidur RS
Islam Jemursari meningkat dari 96 tempat tidur menjadi 108 tempat tidur.
Pada tanggal 10 Desember 2007 juga dibuka kelas VIP di ruang Teratai dan
mulai terisi pasien pada tanggal 2 Januari 2008. Selain itu, RS Islam Surabaya
Jemursari mulai tanggal 24 Desember 2007 telah dapat melayani pasien Stroke secara
terpadu dengan dibukannya Stroke Center. Kapasitas Rumah Sakit Islam Jemursari
bertambah lagi pada bulan Maret 2008 menjadi 113 tempat tidur. Alhamdulliah, pada
tanggal 1 Juli 2009 RS Islam Surabaya Jemursari telah mempunyai Depo Farmasi di
UGD, sehingga dapat melayani pembelian obat dari pasien UGD secara maksimal dan
memberikan pelayanan UDD (Unit Dose Dispensing) untuk pasien rawat inep dan
pada bulan Agustus 2009 tempat tidur RS Islam Surabaya Jemursari menjadi 116
tempat tidur.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 4


Pada akhir Desember 2010, Rumah Sakit Islam Jemursari mendapatkan
pengakuan menjadi rumah sakit tipe B oleh Kementrian Kesehatan RI. Rumah Sakit
Islam Jemursari menambah kapasitas tempat tidurnya menjadi 200 tempat tidur.

2.1.2 Falsafah, Tujuan, dan Nilai

a. VISI
Menjadi Rumah Sakit Islam pilihan utama masyarakat.

b. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna secara islami berdasarkan nilai-
nilai tawadlu.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara terus menerus.
3. Meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap terpuji karyawan.
4. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pelayanan
kesehatan.
5. Menjadikan karyawan sebagai innovator rumah sakit.

c. MOTTO
1. Kesembuhan datang dari ALLAH SWT,
2. Kepuasan pasien tanggung jawab kami.

d. TUJUAN
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Surabaya yang representatif dan dapat
dibanggakan dalam memberikan upaya Promotif, Preventif, Kuratif, Edukatif dan
Rehabilitatif demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan
masyarakat.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 5


e. NILAI
1. Nilai Sumber Daya Insani
TAWADLU :
T akwa
A khlakul Karimah
W ahid
A fiah
D akwah
L illah
U swatun Hasanah
2. Nilai Budaya Kerja
TAWADLU :
T epat dan Cepat
A man dan Bermutu
W ajib Mengutamakan Pasien
A manah
D alam Jangkauan Seluruh Lapisan Masyarakat
L ingkungan Sehat
U khuwah Islamiyah

f. FILOSOFI LOGO
Bentuk :
Persegi empat berdiri tegak melambangkan kusen pintu
Rumah Sakit.
Warna :
Warna dasar putih dan biru tua.Putih berarti suci dan biru
tua berarti sejuk.
Lukisan :
Tangan menengadah (doa) mohon kesembuhan dari Allah.
Lambang Kota Surabaya :
Adalah domisili Rumah Sakit Islam Surabaya.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 6


BAB III

PEMERIKSAAN

3.1 Kegiatan Laboratorium

Menurut Depkes RI (2004), dalam kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra
analitik sampai dengan melakukan pencegahan ulang setiap tindakan/ proses
pemeriksaan, yang harus dilakukan dan diperhatikan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Analitik

Tahap pra analitik adalah tahap awal sampel untuk siap di periksa / di analisa.
Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan penerimaan dan preparasi
sampel oleh petugas atau staf laboratorium. Kelengkapan formulir permintaan
pemeriksaan, persiapan pasien, penanganan spesimen dan persiapan sampel untuk
analisa. Kesalahan pra analitik terjadi sebelum spesimen pasien diperiksa untuk
analitik oleh sebuah metode/instrument tertentu. Mencakup permintaan uji, persiapan
pasien, dan pengumpulan serta penanganan spesimen. Kesalahan kesalahan seperti itu
mencakup juga kesalahan pengertian petugas dalam membaca perintah,
memerintahkan jenis uji yang tidak tepat, salah identifikasi pasien, dan penyimpanan
spesimen yang tidak baik.

2. Tahap Analitik

Tahap analitik adalah tahap dalam pemeriksaan spesimen, dimana spesimen di


analisa/ diperiksa menggunakan suatu instrument atau metode tertentu. Tahap ini
meliputi persiapan reagen/media, pipetasi reagen dan sampel, inkubasi dan
pemeriksaan. Kesalahan terjadi selama proses pengukuran dan disebabkan kesalahan
acak atau kesalahan sistematis mencakup pemeliharaan dan kalibrasi alat, uji kualitas
reagen, uji ketepatan dan ketelitian.

3. Tahap Post Analitik

Tahap post analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang berupa lembar hasil
pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan bahan

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 7


penunjang atau penentu diagnosis suatu penyakit. Tahap ini meliputi pembacaan hasil
( penghitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian) dan pelaporan hasil.
Kesalahan post analitik terjadi setelah pengambilan sampel dan proses pengukuran
dan mencakup kesalahan dalam mengkomunikasikan hasil hasilnya. tulisan yang tidak
jelas atau form hasil yang kotor, tidak adanya rentang nilai rujukan yang sesuai,
perhitungan, pengukuran, identifikasi dan penilaian yang salah.
Ketiga urutan tersebut pre analitik adalah fase yang paling krusial. Bila tidak
diperhatikan maka akan menyebabkan kesalahan yang fatal dan dapat berbahaya pada
hasil laboratorium pasien. Contoh pada sampel yang lisis bila tidak dilakukan
pengambilaan ulang maka pada pemeriksaan elektrolit akan meningkat, hal ini
dikarenakan elektrolit berada didalam sel eritrosit ketika sel tersebut lisis maka akan
pecah dan membuat elektrolit keluar pada serum akan meningkat. Hasil tersebut yang
disebut dengan false positif akibat dari kesalahan pre analitik. Namun tidak hanya pre
analitik yang dapat mempengaruhi hasil pada fase analitik dan pasca analitik juga
dapat mempengaruhi.

3.2 pemeriksaan di laboratorium sebagai penunjang pelayanan kesehatan di


RS.Jemursari

3.2.1 Hematologi
Pemeriksaan ini menggunakan instrumen alat hematology analyzer yaitu Cell
Dyn Ruby seperti gambar yang telah kami ambil dibawah ini:

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 8


3.2.1.1 Prinsip

Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai


panjang gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya. Alat ini
bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow cytometri adalah metode
pengukuran (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh aliran
cairan (=flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut
sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian dilakukan
penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi
intraseluler, termasuk inti sel. Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi
impedansi yang dihasilkan oleh sel-sel darah di dalam mikrooperture (celah chamber
mikro ) yang mana sampel darah yang diencerkan dengan elktrolit diluents / sys DII
akan melalui mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi
sekum dan konstan ) yang pada masing masing arus listrik berjalan secara continue
maka akan terjadi peningkatan resistensi listrik (impedansi) pada kedua elektroda
sesuai dengan volume sel (ukuran sel) yang melewati impulst / voltage yang
dihasilkan oleh amplifier circuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektonik system lalu
hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cels (REC) dengan sys. LYSE
membentuk methemoglobin , cyanmethemoglobin dan diukur secara spektrofotometri
pada panjang gelombang 550 nm pada chamber. Has yang didapat diprintout pada
printer berupa nilai lain grafik sel.

Prinsip light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran melewati
celah dimanaberkas cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya tersebut
mengenai sel, diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan manangkap berkas-berkas
sinar sesudah melewati sel itu. Alat yang memakai prinsip ini lazim disebut flow
cytometri.

3.2.1.2 Metode
Instrumen ini menggunakan metode pengukuran sel yang disebut Volumetric
Impedance. Pada metode ini , larutan elektrolit (diluent) yang telah dicampur dengan
sel-sel darah dihisap melalui Aperture. Pada bilik pengukuran terdapat dua electrode
yang terdiri dari Internal Elektrode dan Eksternal Elektrode,
yang terletak dekat dengan Aperture. Kedua elektroda tersebut dilewati arus listrik
yang konstan.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 9


Ketika sel-sel darah melalui aperture, hambatan antara kedua elektroda
tersebut akan naik sesaat dan terjadi perubahan tegangan yang sangat kecil sesuai
dengan nilai tahanannya dan diterima Detection Circuit. Kemudian sinyal tegangan
tersebut dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian amplifier, lalu dikirim ke rangkaian
elektronik. Pada rangkaian elektronik terdapat rangkaian Treshold Circuit Yang
berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise yang diakibatkan oleh :

a) Elektrik Noise (Gangguan listrik).


b) Debu.
c) Sisa-sisa cairan.
d) Partikel yang lebih kecil atau lebih besar dari sel darah yang diukur.
Untuk mendapatkan nilai puncak, sinyal dikirim ke A/D Converter, kemudian
data yang diperlukan disimpan pada memori untuk setiap nilai maksimum. Data
tersebut akan dikoreksi oleh CPU dan akan ditampilkan pada layar LCD. Jumlah
sinyal untuk setiap ukuran sel disimpan pada memori dalam bentuk histogram. Sel
RBC dan PLT yang dihitung memiliki ukuran yang berbeda sehingga CPU dapat
membedakan penghitungan untuk setiap jenis sel. Sedangkan ketiga jenis sel WBC
yang dihitung memiliki ukuran sel yang hampir sama sehingga CPU menggunakan
histogram untuk membedakan populasi ketiga jenis sel WBC. Terkadang terdapat dua
sel atau lebih yang melewati aperture secara bersamaan.Peristiwa ini disebut
Coincidence Apabila larutan sampel sudah cukup diencerkan dan dicampur,
Coincidence ini dapat diprediksi secara statistik dengan tingkat keakuratan yang
tinggi.Pada perangkat lunak terdapat tabel koreksi untuk kompensasi hal ini.

3.2.1.3 Prosedur Kerja

Cara kerja Instrumen ini menggunakan teknologi MAPSS untuk melakukan


analisis sel dengan sel dari pengenceran tunggal untuk menghitung dan membedakan
sel darah putih dan memberikan kinerja yang dibutuhkan untuk sampel pasien.

Selain itu cara kerja instrumen ini menggunakan analisis sinar laser optik
pencar, tanpa perlu refleks ke test mode, untuk menyediakan darah merah dan jumlah
trombosit.

Cara menghidupan alat


1) Tekan agak lama switch power data module (sebelah kanan alat)

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 10


2) Tekan tombol power pada monitor
3) Tunggu sampai layar monitor muncul initialled
4) Ganti log on menjadi admin
5) Tekan tombol tanda koma atas prime atau F12
6) Tunggu sampai layar monitor ready
7) Alat siap digunakan
Cara mematikan alat
1) Tekan file pilih shutdown
2) Alat akan mati sendiri
3) Matikan monitor
Cara mengerjakan kontrol
1) Dari next open tube entry, gunakan mouse tekan icon set up untuk
memaparkan QCID lookup list dan pilih ID spesimen yang akan di run
kan, ID spisemen di QCID akan mengisi kolom NBOTE secara
otomatis dari QCID, spesimen tipe dan test selection
2) Buka tabung kontrol dan letakkan dibawah probe open mode
3) Tekan touch plate untuk aspirasi sampel atau kontrol
4) Jika wash block sudah turun, lepaskan tabung dan tutup kembali
Cara mengerjakan sampel pasien
1) Pastikan alat dalam keadaan Ready dan open mode
2) Masukkan data pasien dibagian spesimen ID QCID
3) Pastikan pilihan tes CBC dari menu drop down test selection
4) Pilih tombol more spec info untuk mematikan, menambah, atau
mengubah informasi demografi pada box dialog next open entry
(detail)
5) Buka tabung sampel dan tempatkan dibawah probe open mode
6) Tekan touch plate untuk aspirasi sampel
7) Hasil pasien akan masuk ke data log dan terpampang di layar run
8) Pilih tombol print untuk print hasil
Cara mengganti reagen
1) Klik reagen
2) New entry
3) Pilih (reagen yang habis)

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 11


4) Masukkan log number (scan barcode)
5) Masukkan expiration date (scan barcode)
6) Klik ok

3.2.1.4 Nilai Normal


WBC : 4.000 10.000 10e3/ul
NEU : 55 70 %
LYM : 20 40 %
MONO : 2 -8 %
EOS :1-3%
BASO :01%
RBC : P = 4,5 6,0 10e3/ul, W = 4,0 - 5,5 10e3/ul
HGB : P = 14 18 g/dl, W = 12 16 g/dl
HCT : P = 40 54 %, W = 37 -47 %
MCV : 23,7 27,7 pg
MCHC : 32 37 %
PLT : 150 400 10e3/ul
MPV : 6,1 12,1 FI

3.2.1.5 Hasil

Dibawah ini adalah contoh hasil dari alat Cell Dyn Ruby yang dapat membaca
secara otomatis hasil dari pemeriksaan darah lengkap:

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 12


3.2.2 Kimia Klinik

Pemeriksaan ini menggunakan alat Auto Analyzer yaitu TMS 24i premium
seperti gambar yang kami ambil dibawah ini:

3.2.2.1 Prinsip
Autonalizer untuk pemeriksaan kimia klinik yaitu mengukur kadar zat-zat
yang terkandung dalam darah, contohnya adalah glukosa, asam urat, SGOT,SGPT,
kolesterol, trigliseriid, gamma GT, albumin, BUN, creatinin, dll.
Prinsip dari alat ini adalah melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik
secara otomatis mulai dari pemipetan sampel, penambahan reagen, inkubasi, serta
pembacaan serapan cahayanya.

3.2.2.2 Metode
Diskrit, single-line random access, analisis multi-test

3.2.2.3 Prosedur Kerja


1. Prosedur operasional alat TMS 24i Premuin
a) Ceklis harian TMS
1) Isilah tengki air, acid dan alkali, buang air ditangki limbah, cek kertas printer,
segera ganti jika sudah habis.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 13


b) Menghidupkan komputer
1) Tekan tombol CPU, tunggu sampai program TMS Premium tampil di layar
windows.
c) Menghidupkan alat TMS
1) Tekan tombol depan TMS 24i, tunggu sampai proses download selesai dan
status idie
2) Klik Ready

d) Maintenance harian
1) Lakukan priming : klik Maintenance user main print tunggu proses
selesai klik exit klik ready.
2) Isi reagen yang habis : tuang reagen sesuai kebutuhan, TMS akan mengecek
otomatis volume reagen.
3) Cek kondisi kuvet : klik maintenance cell check. Kemudian, pada pilih
340 nm.
Warna kuvet : merah (perlu diganti), kuning (kondisi kuvet hati-hati), abu-abu
(masih bagus)
4) Cek lampu hologen : klik maintenance lamp. Jika status lampu < 5%
ganti lampu.

e) Pengerjaan kalibrasi dan kontrol


Cara Order Kalibrasi :
1) Klik calibration
2) Klik Tray sample No. Ketik posisi control, enter isi patient ID dan
Nma sesuai jenis kontrol pilih control kond sesuai jenis kontrolnya
klik item tesnya klik order.
Cara Run Kalibrasi dan Kontrol :
1) Klik QC START jika running kontrol saja
2) Klik START untuk running kalibrasi bersamaan dengan kontrol.
f) Pengerjaan sampel rutin
1) Letakkan cup sampel pada tray sampel, klik ORDER
2) Klik Tray-Sample No. Dan isikan posisi cup sampel tekan enter.
3) Klik dan isi Patient ID dan Name, ceklis item tes,

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 14


4) Klik prder dan secara otomatis, sampel no. Bergeser ke nomor berikutnya,
lakukan order petient selanjutnya.
5) Klik START untuk memulai proses pemeriksaan sampel.
g) Pengerjaan ulang sampel (rerun) dan sampel CITO
Pengerjaan ulang sampel (rerun) :
1) Klik ORDR
2) Tentukan posisi sampel yang diperlukan rerun di tray-sample no.
3) Pilih order status rerun, pilih jenis tes , jika menginginkan pengenceran maka
klik pada kolom di, pilih banyak dilusi.
4) Klik order, klik star untuk memulai pemeriksaan.
Pengerjaan sampel CITO :
1) Letakkan cup sampel pada tray sampel posisi E
2) Klik ORDER, isikan sampel no. dengan awalan E sesuai letak cup misalnya
E1.
3) Pilih item tes, klik order
4) Klik stat, isikan posisi awal stat misalnya E1 sampai akhir stat, klik start stat.
h) Mengakhiri pengerjaan sampel
Lakukan priming : klik maintenance user maint klik prim tunggu
proses selesai.
Kemudian lakukan cell wash : klik cell washing tunggu proses selesai
klik exit klik ready.
i) Mematikan alat TMS
Mematikan alat TMS : klik exit klik OK tunggu sampai proses
selesai dan program TMS hilang dari layar. Lalu tekan matikan tombol depan
TMS.
j) Mematikan alat TMS
Matikan komputer : klik start klik Turn Off Computer klik Turn Off.

3.2.2.4 Nilai Normal


Bilirubin Direct : 1,45 1,73 mg/dl
Bilirubin Total : 3,9 4,6 mg/dl
Albumin : 4,53 5,29 gr/dl
Total protein : 7,21 7,75 gr/dl
ALP : 165 195 u/l

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 15


GGT : 78,97 91,43 u/l
BUN : 49,1 76,2 mg/dl
Creatinin : 4,1 4,7 mg/dl
UA : 6,68 7,34 mg/dl
GLUC : 100 140 mg/dl
CHOLES : < 200 mg/dl
TG : 68 83 mg/dl
HDL : 55,4 72,6 mg/dl
LDL : 90 110 mg/dl
CKMB : 57,3 69,5 u/l
LDH : 406 495 u/l
SGOT : 158 184 u/l
SGPT : 100,7 117,3 u/l

3.2.2.5 Nilai Kritis

3.2.2.6 Hasil

Gambar dibawah ini adalah salah satu hasil dari alat kimia klinik pada
pemeriksaan SGOT dan SGPT . pada hasil yang tinggi atu rendah maka akan
berwarna merah secara otomatis.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 16


3.2.3 Kimia Urine
Pemeriksaan urinalisis menggunakan alat COBAS U 411 seperti gambar yang
kami ambil dibawah ini :

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 17


3.2.3.1 Prinsip
Secara umum prinsip pemeriksaan kimia urine :
Tetrabromphenol blue (pH 3,0) + protein (albumin) Hijau Kebiruan.
Prinsip pada alat urine analyzer :
Tes ini didasarkan pada perubahan indikator 3. 3, 5, 5-tetrachlorophenol-
3, 4, 5, 6- tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein. Reaksi positif
ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda atau hijau.
3.2.3.2 Metode
Metode yang digunakan saat pemeriksaan kimia urine adalah urine analyzer.
3.2.3.3 Prosedur Kerja
1) Spesimen urine yang telah di dapat, diletakkan pada tempat spesimen.
2) Ambil strip uji lalu celupkan pada urine yang akan dilakukan pemeriksaan.
3) Tempatkan strip uji pada baki geser, lalu motor penggerak bergerak kedalam
alat pembaca. Sementara urine di sentrifuse dengan kecepatan 1500-2000
rpm.
4) Analisa PAD membaca referensi, diikuti oleh masing-masing dari bagian uji
pada strip. Alat pembaca berisi LED yang memancarkan cahaya pada
berbagai macam panjang gelombang.
5) Pembacaan dilakukan secara elektro-optically yang dilakukan sebagai
berikut :
i. LED memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang ditetapkan ke
permukaan test PAD pada sudut optimal. Lampu yang mengenai zona
uji terpantul secara proporsional dengan warna yang dihasilkan pada test
PAD dan ditangkap oleh detektor.
ii. Sebuah phototransitor diposisikan tepat di zona uji. Phototransitor
mengirimkan sinyal listrik analog ke A / D conventer yang diubah ke
bentuk digital.
iii. Mikroprosesor kemudian mengkonversi pembacaan digital menjadi nilai
reflektansi relatif dengan ,engacu pada standar kalibrasi.
iv. Akhirnya, sistem membandingkan nilai reflektansi dengan batas
jangkauan yang ditetapkan dan output hasil semi kuantitatif.
3.2.3.4 Nilai Normal
Nilai normal protein dalam urine adalah <150 mg/24 jam.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 18


3.2.3.5 Hasil
Dibawah ini adalah gambar hasil dari pemeriksaan urin lengkap :

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 19


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam pelaksanaan kegiatan Pembelajaran Kelompok tentang observasi dan
pengenalan kegiatan laboratorium di laboratorium Rumah Sakit Islam Jemursari yang
mana kegiatan ini kami dapat menerapkan dan meimplemetasikan dengan apa yang
kami peroleh selama proses belajar dalam kampus, serta dapat menambah wawasan
kita dalam melakukan pemeriksaan laboratorium dengan baik dan benar, serta
mengenal instrumen instrumen terbaru yang belum kami jumpai dan praktikan
selama belajar dalam laboratorium kampus.

4.2 Saran
Pada kegiatan pembelajran Kelompok di Laboratorium di Rumah Sakit Jemursari
untuk lebih di tingkatkan koordinasi antara kampus dan pihak Rumah Sakit agar pada
proses observasi di tempat tidak terjadi kebingungan pendamping lapang dengan
mahasiswa tentang apa saja yang harus di jelaskan oleh pendamping lapangan kepada
mahasiswa.

Laporan Praktik Belajar Kelompok Page 20

Anda mungkin juga menyukai