Shift sore terdiri dari 4 orang analis yang memiliki tugas sebagai berikut
:
- 1 orang analis bertugas mengambil sampel di IGD
- 3 orang analis mengerjakan sampel di laboratorium
- 1 orang analis dilaboratorium bertugas ganda sebagai validator
Sekitar pukul 15.30 WIB terdapat 2 orang analis kesehatan yang bertugas
mengambil sampel dan memeriksa gula darah sewaktu juga BTCT ke
ruangan rawat inap.
Shift malam terdiri dari 5 orang yang memiliki tugas sebagai berikut :
- 2 orang analis bertugas mengambil sampel di IGD
- 3 orang analis kesehatan mengerjakan sampel di laboratorium
- 1 orang analis dilaboratorium bertugas ganda sebagai validator
Sekitar pukul 22.00 WIB dan 05.00 WIB, 2 orang analis bertugas
mengambil sampel dan memeriksa gula darah sewaktu dan BTCT ke
ruangan rawat inap
3.1.1.2 Manajemen Keuangan
Setiap awal tahun laboratorium membuat Rencana Kebutuhan
Tahunan Unit (RKTU). Rancangan tersebut dibuat berdasarkan hasil
evaluasi kebutuhan pada tahun sebelumnya dan diperkirakan mengenai
kenaikan harga dan perkiraan jumlah pasien pada tahun tersebut.
Kemudian dari rencana kebutuhan tahunan dipecah menjadi kebutuhan
bulanan.
Laboratorium menjalin rekanan dengan pihak ketiga. Rekanan dipilih
dari perusahaan penyedia alat dan bahan kebutuhan laboratorium yang
memenuhi kriteria kebutuhan laboratorium. Keuntungan dari menjalin
rekanan dengan pihak ketiga adalah laboratorium tidak perlu lagi membeli
alat karena telah disediakan secara gratis dan dilakukan maintenance
secara berkala oleh rekanan tersebut. Namun pihak laboratorium
diwajibkan untuk membeli reagen pemeriksaan dari rekanan dengan
catatan harga reagen yang dibeli tersebut lebih mahal dibandingkan dengan
harga reagen di pasaran karena harga yang tinggi tersebut sudah termasuk
dengan biaya maintenance dan biaya penyediaan alat.
3.1.1.3 Alur Pasien/ Sampel
Pasien - Konsul
- APS
- R. Lab lain
TPP RJ TPP IGD/RI
Askes/BPJS Tunai/Nota
Tunai/Askes/Not
a
Poliklinik
Pemeriksaan
Pulang Pulang
Dirawat
Dirawat
Laboratorium
Dokter PJP
(Penanggung Formulir Permintaan
Jawab Pasien) Lab
PASIEN
Pengambilan
Sampel
Perawat Keluarga
Extra Laboratorium Pasien
Intra Laboratorium
Validasi dan
Interpretasi Pencatatan
(Konsultasi) Hasil Administrasi
Penanganan
Laporan Hasil
Sampel
Analisa Sampel
Catatan :
Persyaratan : Pasien Rawat Inap
1. Perawat mengisi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium secara
lengkap dari mulai data diri pasien sampai jenis pemeriksaan disertai sampel
darah.
2. Formulir di tanda tangan DPJP
3.1.1.5 Alur Pelayanan Laboratorium Pasien Rawat Jalan
DOKTER
VALIDASI
(KONSULTASI/INTERPRETASI) PASIEN
PENANGANAN SAMPEL
2. Kimia Klinik
Parameter:
- SGOT (AST)
- SGPT (ALT)
- Bilirubin Total
- Bilirubin Direk
- Bilirubin Indirek
- Gama GT
- Alkali Fosfatase
- Protein Total
- Albumin
- Globulin
- Elektroforesa Protein
- Glukosa Puasa,
- Glukosa 2JPP
- Glukosa Sewaktu
- HbA1c
- Trigliserida
- Kolesterol Total
3. Urin
Parameter:
- Urin Lengkap
- Tes Kehamilan
- Tes Narkoba.
4. Urin
Parameter:
- Urin Lengkap
- Tes Kehamilan
- Tes Narkoba.
5. Feses
Parameter: Makroskopis dan Mikroskopis.
6. Cairan Tubuh
Parameter:
- None
- Pandy
- Rivalta
- Hitung Jumlah Sel
7. Mikrobiologi
Parameter:
- Gram
- BTA
- Apus Vagina
- Apus Mata
8. Serologi
Parameter:
- HbsAg
- HBsAg Kuantitatif
- Anti-HBs
- Anti-HBc
- Anti-HCV
- VDRL
- TPHA
- Anti HIV
- Anti HIV Konfirmasi
- Anti Dengue IgG & IgM
- Dengue NS1
- Widal
- ICT TB
- Tubex TF
- CRP
- CD4
- ICT MALARIA
- RF
- ASTO
- T3 Total
- T4 Total
- TSH
9. Analisis Sperma:
Parameter:
- Volume
- Motilitas
- Jumlah
- Morfolog
3.1.2.5 Sistem Penyediaan Alat dan Reagen
Alur permintaan, pengadaan, penerimaan, serta penggunaan reagen dan
sarana-sarana laboratorium mengikuti prosedur yang berlaku, yaitu:
1. Petugas pengelola barang/AKHP (Alat Kesehatan Habis Pakai)
laboratorium menginventarisir barang/reagen/AKHP setiap akhir bulan.
2. Data atau rencana kebutuhan barang/reagensia/AKHP dicatatkan
dalam daftar permintaan/kebutuhan barang yang meliputi jenis dan
jumlah barang
3. Rencana kebutuhan barang/reagensia/AKHP dibuat berdasarkan:
a. Laporan pemakaian selama 1 bulan.
b. Stok akhir persediaan barang/reagensia/AKHP
c. Alokasi anggaran yang disediakan berdasarkan RKTU (Rencana
Kebutuhan Tahunan Unit) Rumah Sakit
d. Peningkatan permintaan/kebutuhan laboratorium
4. Formulir daftar permintaan/kebutuhan ditandatangani oleh Kepala
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik dan diketahui/disetujui oleh Wakil
Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan atau Kepala Bidang
Pelayanan & Penunjang Medik
5. Formulir daftar permintaan/kebutuhan yang telah ditandatangani
selanjutnya diserahkan ke Unit Pelayanan Barang dan Jasa (UPBJ).
6. UPBJ (Unit Pelayanan Barang dan Jasa) menginventarisir daftar yang
diterima dan mengadakan rapat untuk membahas kebutuhan barang
serta merealisasikan dalam bentuk surat perintah kerja atau surat
perintah barang.
7. Selanjutnya SPK/SPB ditandatangani oleh Kepala Rumah Sakit.
8. Pelaksanaan pembelian sesuai dengan SPK/SPB kepada rekanan
rumah sakit yang dituju.
9. Dasar penunjukan rekanan:
a. Tercatat sebagai rekanan rumah sakit dengan mengajukan
permohonan menjadi rekanan rumah sakit
b. Harga barang kompetitif sehingga menguntungkan Rumah Sakit
c. Barang yang ditawarkan bermutu baik
d. Pelayanan purna jual rekanan baik
3. Spesimen Sputum
a. Untuk pengumpulan sampel sputum, pasien diberikan pengarahan
sebelumnya oleh analis. Pengarahan yang diberikan yaitu sebelum
mengeluarkan sputum (dahak), pasien berkumur terlebih dahulu
lalu yang ditampuk yaitu dahak bukan air liur.
b. Sputum (dahak) diambil pagi hari sesaat setelah pasien bangun
tidur. Adakalanya diperlukan sputum kumpulan, yaitu sputum 12
jam dan 24 jam.
4. Spesimen Feses
Spesimen feses yang diterima diperiksa diperiksa secara makroskopis
dan mikroskopis.
5. Spesimen Cairan Sperma
a. Sebelum menjalani pemeriksaan, pasien diminta supaya tidak
melakukan hubungan seksual selama 3-5 hari.
b. Cairan sperma harus sampai laboratorium maksimal 30 menit
setelah dikeluarkan.
c. Sperma dikeluarkan dengan cara masturbasi.
D. Wadah Spesimen
1 Wadah spesimen harus bersih, kering, tidak mengandung bahan-bahan
kimia, tidak bocor, dan tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam
spesimen.
2 Ukuran wadah spesimen disesuaikan dengan volume spesimen yang
diperlukan.
3 Wadah spesimen harus diberi label yang berisi nama pasien, jenis
pemeriksan, ruangan, dan nomor rekam medis pasien.
4 Untuk pemeriksaan biakan atau kultur dan tes resistensi wadah
spesimen harus steril
E. Volume Spesimen
1. Untuk pemeriksaan darah rutin volume yang dibutuhkan kurang lebih 3
mL darah dengan anti koagulan EDTA 1 mg/1mL darah.
2. Untuk pemeriksaan kimia klinik volume darah yang diperlukan 3-5 mL
darah tanpa antikoagulan, yang digunakan untuk pembuatan serum.
3. Untuk pemeriksaan urin rutin atau urinalisa, minimal volume urin yang
dibutuhkan 5 mL.
4. Untuk pemeriksaan
serologi atau immunologi
volume darah 3-5 mL
tanpa antikoagulan
(serum), dengan
antikoagulan (plasma), atau
whole blood, disesuaikan
dengan ketentuan yang
dipakai oleh reagen kit.
Mematikan Instrument
1) Keluarkan semua reagent dari alat simpan dalam lemari
pendingin
2) Pastikan alat sudah standby kemudian pilih file » shutdown
» ok
3) Setelah komputer mati, lalu matikan alat.
C. Pemeriksaan Urin
1. Pemeriksaan Urin Rutin
D. Pemeriksaan Feses
1. Pemeriksaan Feses Rutin
Pada pemeriksaan feses secara makroskopis yang diperhatikan adalah
volume, bentuk, konsistensi, warna, bau, ada tidaknya darah samar, lendir,
nanah, sisa-sisa jaringan, sisa-sisa makanan maupun parasit. Pemeriksaan
ini sebaiknya dilakukan sebelum pasien diberi barium atau pencahar.
Pemerikasaan feses secara mikroskopis dapat menambah hasil
pengamatan sacara makroskopis, pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan
terhadap sisa makanan (kabohidrat, protein, lemak), sel-sel darah
(eritrosit/leukosit), sel epitel, sel ragi, kristal-kristal, parasit (amoeba,telur
cacing)
a. Alat dan Bahan:
- Bahan pemeriksaan berupa
feses - Dectglass
- Mikroskop - Tusuk gigi
- Kaca objek - Pewarna eosin
b. Cara kerja:
Pemeriksaan Makroskopik
1) Warna : Normal : kuning
Abnormal : melena/hitam, akholis/pucat
2) Bau : Bau khas feses yang disebabkan oleh indol,
skatol dan
asam butirat
3) Konsistensi : Lunak/lembek sampai padat dan berbentuk.
4) Lendir/darah /pus : Negatif tidak terdapat lendir/ darah/ pus
pada feses normal.
5) Parasit : negatif
Pemeriksaan Mikroskopik
1) Tetesi kaca objek disebelah kiri dengan 1 tetes larutan Eosin
1%.
2) Ambil feses di bagian tengahnya atau pada permukaan yang
mengandung lendir, darah atau nanah + seujung lidi.
3) Aduk tetesan EOSIN 1% dengan feses di atas permukaan kaca
objek, kemudian buat preparat yang tipis.
4) Tutupi dengan cover glass/kaca penutup.
G. Pemeriksaan Imunoserologi
1. Pemeriksaan Imunoserologi dengan alat Maglumi 800
Gambar 3.26 Alat
Maglumi 800
a. Metode
:
Chemiluminescence Immunoassay (CLIA)
b. Prinsip : Adanya ikatan antigen-antibodi yang
membentuk kompleks imun, kemudian berikatan dengan antibodi
berlabel membentuk dasar CLIA. Dengan menggunakan partikel
padat stationer (medan magnet) yang menarik antigen atau antibodi.
Adanya inkubasi yaitu untuk memberikan waktu agar kompleks imun
terbentuk dengan utuh, kemudian ditambahkan substrat. Hal ini
menimbulkan generasi cahaya. Intensitas cahaya yang terbentuk
sebanding dengan jumlah kompleks imun yang terdapat dalam
sampel. Intensitas tersebut diukur dalam RLU.
c. Cara Kerja :
Pengecekan sebelum menghidupkan alat :
1) Cek ketersediaan Reaction Modules (cuvette)
2) Cek ketersediaan starter 1 dan starter 2
3) Cek ketersediaan System Liquid
4) Cek kantong cuvette
5) Cek Waste Tank
Menghidupkan alat :
1) Nyalakan tombol Main Switch dan Sub Main Switch
2) Nyalakan Personal Computer.
Menjalankan Alat :
1) Double Klik Icon Maglumi User
2) Masukan User : LAB
3) Masukan password : LAB123
4) Ceklist Initialization with cuvette(s) Clear
5) Jalankan System Test (BGW dan Light cek)
6) Tempatkan light cek (LC) pada rak sampel
7) Masukan rak sampel tadi di area sampel station ( rak no.5)
8) Masuk menu Pat & Rea
9) Pilih di rak station nomor rak yang sudah di tempatkan LC tadi.
10) Pada sampel info, pilih nomor penempatan LC
11) Klik Std/LC, klik OK
12) Klik Menu, Klik System Tes
13) Masukan nilai :
Pippetor 3 Chamber 3
Washer 3 BGW 1 & LC 1
14) Klik OK, klik Start untuk menjalankan
15) Untuk melihat hasil dan berapa lama selesainya
16) Klik Report kemudian System Tes
Range BGW 300-1200 RLU, CV < 5%
Range LC 400000-600000 RLU, CV <5%
2. Pemeriksaan CD4
Gambar 3.27 Alat Pima
a. Prinsip : Reagen kering di segel dalam catridge tes
Alere Pima CD4 mengandung CD3 dan CD4 penanda deteksi.
Setelah catridge dimasukkan dalam Analyzer reagen yang
dilarutkan dalam sampel darah. Sampel akan berinteraksi dengan
CD3 dan CD4 antibodi monoklonal spesifik ysng diberi label dengan
pewarna flourescent yang berbeda. T-helpet akan secara otomatis
terdeteksi dengan menentukan mana sinyal neon dari kedua CD3
dan CD4 antibodi ditemukan pada sel yang sama. Sampel yang
menoda kemudian menyebar sepanjang saluran deteksi untuk
menunggu pengambilan gambar. Sinyal co-terletak didalam saluran
deteksi yang kemudian dihitung dan berkolerasi terhadap volume
saluran deteksi dan CD4 mutlak hitungan di tampilkan dalam sel/µl
pada layar analyzer.
b. Cara kerja :
Preparasi Alat
a. Sambungkan kabel power ke aliran listrik, sambungkan kabel
printer dengan alat.
b. Tekan tombol power di belakang alat (warna orange) hingga
layar nyala.
c. Tekan Tombol √ pada layar
d. Masukan Cartrigde normal :
- Muncul pilihan user name
- Muncul pilihsn ID (tekan M), ketik Normal
- Nilai normal : 850 – 1.150 cL
- Tunggu sampai keluar hasil di layar, cabut cartdrige
- Pilih √ print
e. Alat akan kembali ke menu awal, tekan tombol √
f. Lakukan hal yang sama untuk cartdrige Low
- Nilai normal : 170 – 230 cL
Preparasi Sampel
1) Buka Kemasan Prima CD4
2) Masukan sampel kedalam pipet bening
3) Cabut corong bening, tutup dengan kuat tutup orange.
Jangan ada celah, jangan menyentuh bagian cassete,
pegang ujung atas dan bawahnya saja ketika menutup.
4) Masukan cartdrige sampel, perlakuan sama seperti control.
Prosedur mematikan alat
1) Kembali ke menu awal.
2) Ikuti petunjuk di alat.
3) Cabut kabel power dan printer.
4) Buang semua bekas cassete dan sampel ke dalam tempat
sampah medis.
5. Pemeriksaan VDRL
a. Metode : Slide Carbon
b. Prinsip : Serum dicampur dengan Ag yang melapisi
karbon dan dirotasikan selama 8 menit. Jika dalam sampel terdapat
antibodi antilipoidal maka akan bereaksi dengan reagen karbogen
dan tampak sebagai flokulasi hitam. Jika dalam sampel tidak
terdapat antibodi lipoidal maka tidak terjadi flokulasi.
c. Nilai Normal : Negatif
d. Alat dan Bahan :
- Kertas RPR - Rotator
- Clinipet - Kontrol (+)
- Tip kuning - Kontrol (-)
- Batang pengaduk - Sampel
plastik - Reagen kit
e. Cara Kerja :
1) Siapkan alat dan bahan.
Reagen
Serum Kontrol 50µL 20µL
(+)
Serum Kontrol 50µL 20µL
(-)
Serum sampel 50µL 20µL
2) Campur dengan batang pengaduk.
3) Rotasikan pada rotator 180 rpm selama 8 menit, amati ada
tidaknya flokulasi.
f. Interpretasi Hasil :
Hasil positif : Bila terbentuk aglutinasi
Hasil negatif : Bila tidak terbentuk aglutinasi
6. Pemeriksaan TPHA
a. Metode : Hemaglutinasi
b. Prinsip : Antibodi dalam serum direksikan degan
antigen Treponema Pallidum yang dilekatkan pada eritrosit
sehingga terjadi atau terbentuk hemaglutinasi.
c. Nilai Normal : Negatif
d. Alat dan Bahan :
- Bahan pemeriksaan berupa serum
- Reagen TPHA
- Mikropipet 5 µL, 25 µL dan 100 µL
- Tip kuning
- Timer
e. Cara Kerja :
1) Reagen TPHA disiapkan dan dibiarkan pada suhu kamar.
2) Pada sumur 1 : Buat pengenceran serum 1: 20 (5µL serum +
95µL diluent).
3) Ambil masing-masing 25µL diluent serum dan masukkan ke
sumur 2 dan 3.
4) Pada sumur 2 tambahkan 75µL kontrol sel.
5) Pada sumur 3 tambahkan 75µL test sel.
6) Campur dan inkubasi pada suhu kamar selama 60 menit
f. Interpretasi Hasil:
Hasil positif : Bila terjadi aglutinasi
Hasil negatif : Bila tidak terjadi aglutinasi (menggumpal
berupa titik).
e. Cara Kerja :
1) Letakkan komponen kit pada suhu ruangan sebelum digunakan.
2) Dibuka kemasan dan ambil alat tes untuk segera digunakan.
Setelah kemasan terbuka, alat tes harus segera digunakan.
Simpan alat tes pada permukaan yang bersih dan datar.
3) Spesimen yang disimpan pada suhu 20C - 80C harus
disesuaikan suhunya agar mendekati suhu ruang sebelum
dilakukan pengetesan.
4) Pipet 100 µL serum atau plasma pada sumur sampel atau 1
tetes whole blood.
5) Baca hasil dalam 5-30 menit, tunggu hingga muncul garis
berwarna pink pada garis tes dan kontrol.
f. Interpretasi Hasil:
Hasil positif : bila terbentuk garis pink pada garis tes dan
kontrol.
Hasil negatif : bila terbentuk 1 garis pink pada garis kontrol.
6. Pemeriksaan Dengue IgG dan IgM
a. Metode : Rapid Tes
b. Prinsip : Rekombinan Dengue Virus Antigen Coloidal
Gold membentuk kompleks dengan antibodi IgM dan atau IgG pada
sampel sehingga menimbulkan pita yang berwarna merah.
Timbulnya pita merah pada daerah tes menandakan bahwa hasil
pemeriksaan positif, kontrol ditunjukkan dengan adanya pita
berwarna merah pada daerah C.
c. Nilai Normal : Negatif
d. Alat dan Bahan :
- Bahan pemeriksaan berupa serum
- Tes kit visitect dengue omega diagnostic
- Tissue
- Timer
- Pipet
e. Cara Kerja :
1) Letakkan komponen kit pada suhu ruangan sebelum digunakan.
2) Dibuka kemasan dan ambil alat tes untuk segera digunakan.
Setelah kemasan terbuka, alat tes harus segera digunakan.
Simpan alat tes pada permukaan yang bersih dan datar.
3) Spesimen yang disimpan pada suhu 20 C-80 C harus
disesuaikan suhunya agar mendekati suhu ruang sebelum
dilakukan pengetesan.
4) Untuk spesimen berupa serum atau plasma:
- Diambil spesimen dengan menggunakan pipet yang tersedia
(kira-kira 5 µL) kemudian dimasukkan ke sumur sampel (S)
yang tersedia pada alat.
- Ditambahkan 3 tetes buffer (kira-kira 90 µL) kemudian
menyalakan timer.
7. Pemeriksaan HIV
Gambar 3.30
Pemeriksaan
HIV
a. Metode : Rapid test
b. Prinsip : Pemeriksaan ini menggunakan
imunokromatografi double antigen sandwich immunoassay pada
suatu membran. Munculnya warna dikarenakan adanya ikatan
komplek antara rekombinan konjugat koloidal gold dengan antibodi
HIV pada sampel. Komplek tadi bergerak ke membran daerah T
dimana telah dimobilisasi dengan antigen rekombinan HIV spesifik,
yang akan membentuk garis warna merah yang menunjukan hasil
positif. Didaerah C mengandung antibodi anti-rabit, campuran ini
bermigrasi keatas, jika terdapat antibodi HIV akan terbentuk garis
berwarna merah.
c. Alat dan Bahan :
- Serum atau plasma - Cassete Acon
- Pipet tes yang - Running Bufer Acon
disposibel
d. Cara Kerja :
1) Teteskan 1 tetes (25µL) sampel pada lubang S dengan pipet
disposibel yang sudah disediakan.
2) Tambahkan 40 µL Running Buffer., Diamkan selama 10 menit.
3) Amati terjadinya garis merah.
4) Pembacaan tidak boleh lebih dari 20 menit.
e. Interpretasi Hasil :
- Hasil Positif : Terbentuk garis warna merah pada area C dan
T
- Hasil Negatif : Tidak terbentuk garis warna merah pada area C
- Hasil Invalid : Tidak terbentuk garis warna merah pada area C
8. Pemeriksaan Widal
Gambar 3.31
Pemeriksaan Widal
a. Metode : Slide
b. Prinsip : Antigen ditambah dengan antibody akan
membentuk aglutinasi.
c. Alat dan Bahan :
- Mikropipet (5µL, 20µL, - Slide
100µL) - Serum sampel
- Stirer (batang - Ag (O, H, AH, BH)
pengaduk)
d. Cara Kerja :
Test Kualitatif
1) Siapkan alat dan bahan
Slide I = 20µL serum + 1 tetes Ag O
Slide II = 20µL serum + 1 tetes Ag H
Slide III = 20µL serum + 1 tetes Ag AH
Slide IV = 20µL serum + 1 tetes Ag BH
2) Homogenkan serum dengan antigen
3) Goyangkan selama 2 menit
4) Amati ada tidaknya aglutinasi
Test Kuantitatif
1) Siapkan alat dan bahan
Slide I = 40µL serum + 1 tetes Ag (P=1/40)
Slide II = 20µL serum + 1 tetes Ag (P=1/80)
Slide III = 10µL serum + 1 tetes Ag (P=1/160)
Slide IV = 50µL serum + 1 tetes Ag (P=1/320)
2) Homogenkan serum dengan antigen
3) Goyangkan selma 2 menit, amati ada tidaknya aglutinasi
9. Pemeriksaan TUBEX TF
Gambar 3.32
Pemeriksaan Tubex TF
a. Prinsip : TUBEX TF mendeteksi adanya anti-O9 dalam
serum passien dengan cara mengukur kemampuan serum antibodi
IgM dalam menghambat reaksi antara reagen warna coklat yang
mengandung antigen berlabel partikel lateks magnetik dan
monoklonal antibodi berlabel lateks warna dalam reagen biru.
Tingkat penghambatan yang dihasilkan, setara dengan konsentrasi
antibodi anti-O9 dalam sampel. Reagen coklat mengandung partikel
besi, dan pemisahan dilakukan oleh suatu daya magnetik. Hasil
dibaca secara visual dengan membandingkan warna akhir reaksi
terhadap skala warna. Hasil TUBEX TF yang positif, yang disertai
dengan gejala klinis demam tifoid, merupakan indikasi kuat adanya
infeksi tifoid.
b. Alat dan Bahan :
- Sampel Serum - Reaction Well Strip
- Reagen Blue - Sealing Tape
- Reagen Brown - Mikropipet 10-100 μL
c. Cara kerja :
1) Bawa semua reagen dan sampel pada suhu ruangan,
homogenkan secara perlahan seluruh reagen dengan teliti
sebelum digunakan. Pastikan tidak adaendapan di dasar botol.
2) Letakkan Reaction Well Strip tegak lurus diatas meja.
3) Pipetkan 45 μL Brown reagen ke semua well.
4) Pipetkan 45 μL Kontrol positif, kontrol negatif dan serum pasien
pada Brown reagen dan homogenkan dengan pipet sebanyak
10x. Gunakan tip pipet biru untuk setiap sampel. Inkubasi
selama 2 menit.
5) Pipetkan 90 μL Blue reagen ke semua well. Tutup Reaction Well
Strip dengan sealing tape.
6) Miringkan 90˚ dan kocok maju mundur selama 2 menit.
7) Letakkan well strip di atas skala magnetik selama 5 menit. Baca
hasil setelah 5 menit. Hasil pengujian stabil dalam waktu 30
menit.
d. Interpretasi hasil
0-2 NEGATIF Tidak mengindikasikan terjadinya
>2 atau TIDAK Ulangi pengujian. Bila masih tidak
<4 KONKLUSIF konklusif, ulangi pengambilan sampel pada
(Inconclusive) hari berikutnya.
4-10 POSITIF Semakin tinggi skornya, maka semakin
kuat indikasi terjadinya infeksi demam tifoid
saat ini.
H. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
1. Pemeriksaan BTA
a. Metode : Ziehl-Neelsen
b. Prinsip : Dengan pewarnaan ini pori-pori lipid pada
bakteri akan melebur, sehingga zat warna bisa masuk kedalam
tubuh kuman, bila preparat dingin zat warna tidak dapat terlepas
kembali walaupun di pengaruhi dengan asam, sehingga kuman
yang tahan asam akan mengambil zat warna kedua pada
pewarnaan berikutnya. Basil Tahan Asam berwarna merah, non
Basil Tahan Asam berwarna Biru
e. Interpretasi Hasil
Negatif (-) : Non Basil Tahan Asam berwarna Biru
Positif (+) : Basil Tahan Asam berwarna Merah
Hasil pemeriksaan menurut skala :
0/100 LP : (-) Negatif
1 - 9/100 LP : Ulang
10 - 99/100 LP : (+)
1 - 10/1 LP : (++)
> 10/1 LP : (+++)
Nilai Normal : (-) Negatif tidak ditemukan Basil Tahan Asam
2. Pemeriksaan GeneXpert
GeneXpert adalah instrument in vitro diagnostik yang berfungsi untuk
melakukan pemeriksaan atau monitoring berbagai jenis penyakit atau
kelainan genetik sesuai dengan cartridge (reagensia) yang digunakan
dengan teknik real time PCR (Polymerase Chain Reaction) atau
pengendalian DNA (Deoxyribonucleic Acid). Dengan berbagai parameter ,
yakni; MTB/RIF , HIV-1 Qual . HIV-1 VL , HCV VL , Ebola , CT/NG , TV dan
HPV. Namun di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R.Syamsudin. S.H.
Kota Sukabumi hanya memiliki 2 macam cartridge dengan pemeriksaan
MTB/RIF dan HCV VL . Pemeriksaan BTA dengan GeneXpert dilakukan
setiap hari senin sd jumat dengan bahan pemeriksaan sputum , sedangkan
untuk hari sabtu dilakukan GeneXpert untuk pemeriksaan HCV dengan
bahan pemeriksaan serum .
1. Nyalakan UPS
2. Nyalakan alat GeneXpert dengan menekan tombol power pada bagian
belakang Alat
3. Nyalakan komputer atau laptop
4. Tekan Cepheid-Admin, lakukan login dan masukkan user account dan
password
5. Tunggu hingga software GeneXpert DX terbuka secara otomatis. Klik
NO pada kotak Database Management Task
6. Periksa status semua modul Available
A. Pemeriksaan HCV VL
Xpert HCV VL merupakan assay GeneXpert yang berfungsi untuk
mengukur konsentrasi virus Hepatitis C pada serum atau plasma darah
Stabilitas Spesimen
Suhu Whole Blood Plasma & Serum
15-35ºC 6 Jam 24 Jam
3. Pewarnaan Gram
a. Metode : Gram
b. Prinsp : Bakteri yang dindingnya mengandung
peptidoglikan akan mengikat warna pertama (Gentian Violet) dan
tidak luntur oleh alkohol, disebut Gram (+) berwarna violet. Bakteri
yang tidak mengandung peptidoglikan akan mengikat warna kedua
(Fuchsin) berwarna merah disebut Gram (-).
c. Alat dan Bahan :
- Reagen pewarnaan - Pinset
Gram - Timer
- Object glass - Tissue
- Ose - Bahan pemeriksaan :
- Bunsen sekret mata, sekret
- Bak vagina, uretra
- Rak pewarnaan - dll
d. Prosedur
1) Buat preparat dari bahan yang akan diperiksa.
2) Fiksasi dengan api, dinginkan.
3) Teteskan ke pewarna (1) Gentian Violet selama 30 detik , bilas
dengan air mengalir.
4) Teteskan dengan alkohol 70%, bilas dengan air mengalir.
5) Teteskan pewarna (3) Carbol Fuchsin selama 30 detik, bilas
dengan air mengalir.
6) Keringkan di udara, periksa dengan mikroskop.
7) Hasil ditulis di buku kerja.
e. Interpretasi Hasil
Gram Positif (+) : Berwarna Violet
Gram Negatif (-) : Berwarna Merah
b. Kerugian
1) Membutuhkan perawatan yang intensif.
2) Reagen alat mahal.
1. Hand Hygiene
Hand hygiene atau kegiatan membersihkan tangan dengan baik dan
benar merupakan kegiatan yang penting dalam menjaga kebersihan tangan.
Kegiatan yang seringkali dianggap sepele ini merupakan hal yang penting
untuk seorang tenaga kesehatan pada khususnya karena seringnya kontak
dengan orang yang sedang sakit. Dalam rangka penilaian akreditasi, RSUD
R. Syamsudin, S. H. kini mulai gencar untuk menerapkan Hand Hygienedi
dalam kesehariansetiap pekerjanya. Kegiatan ini dilakukan di waktu-waktu
tertentu yang biasa dikenal dengan sebutan “5 Moments”.
5 Moments dalam Hand Hygiene:
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum melakukan tindakan aseptis
3) Sesudah kontak dengan pasien
4) Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5) Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
g. Setelah nadi teraba dan nafas ada posisikan tubuh pasien dengan posisi
mantap/recovery position:
1) Tangan pasien yang berada pada sisi penolong diluruskan ke atas
4) Tangan lainnya disilangkan di leher pasien dengan telapak tangan
pada pipi pasien
5) Kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan ditarik
ke arah penolong, sekaligus miringkan tubuh korban ke arah
penolong
3. APAR
Cara pemaikan:
1. Isi tabung dengan barang yang akan dikirim.