Anda di halaman 1dari 1

GAMBARAN C-REACTIVE PROTEIN PADA PASIEN YANG TERINFEKSI HEPATITIS B

Fitri Handayani (1), Ayi Furqon SKM., M.Biomed (2), Patricia Gita Naully S.Si., M.Si (3)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi

ABSTRAK

Penyakit Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Sel hepatosit adalah Tempat sel virus berproliferasi. Pada
saat infeksi terjadi akan terbentuknya reaksi inflamasi, bila kondisi tidak tertangani dalam jangka waktu yang lama, 60-80% bisa berlanjut menjadi
kanker hati. Upaya untuk mendeteksi dini adanya inflamasi yang salah satunya akibat infeksi virus yaitu C-Reactive Protein. CRP termasuk Indikator
inflamasi fase akut yang mudah ditemukan dalam darah walaupun tidak spesifik menunjukkan progresifitas perkembangan virus hepatitis B,
namun penting melihat ada tidaknya CRP pada infeksi Hepatitis B.
Penelitian ini bersifat deskriptif dimana untuk mengetahui kadar CRP pada 30 sampel. Penelitian ini menggunakan CRP kualitatif dan jika
hasil positif dilanjutkan dengan pemeriksaan CRP semikuantitatif.
Hasil penelitian pada 30 subjek diperoleh hasil positif sebanyak 2 (6,6%) pada penderita hepatitis B kronik. Hasil positif dilanjutkan dengan
pemeriksaan C-Reactive Protein semikuantitatif, didapat kadar C-Reactive Protein 24 mg/L dan 96 mg/L.

HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN

PENDAHULUAN
Virus Hepatitis B adalah penyakit infeksi virus yang
mudah menular, dapat bersifat akut maupun kronik, serta
memiliki potensi untuk menyebabkan kematian (Arief,
2012:307). Sebagian besar infeksi Hepatitis tidak
menimbulkan gejala yang khas dan akan terasa setelah PEMBAHASAN
terinfeksi dalam jangka waktu yang panjang atau infeksi yang Adanya infeksi Hepatitis B tersebut dapat menyebabkan
sudah parah .Cara penularan virus Hepatitis B bisa melalui kerusakan jaringan yang merangsang terjadinya proses
dua cara, yaitu secara vertikal dan secara horizontal (Kudesia inflamasi. Inflamasi tersebut berhubungan dengan penyakit
dan Wreghitt,2009). Cara vertikal adalah cara penularan dari kronis, konsentrasi CRP serum dapat digunakan sebagai
ibu ke anak ketika dalam kandungan, proses kelahiran, atau penanda inflamasi untuk diagnosis pasien Hepatitis B kronis
menyusui. Cara horizontal adalah cara penularan dari orang Pada penelitian ini terdapat 2 responden yang hasilnya positif
dewasa ke orang dewasa lainnya melalui aktivitas seksual, CRP dan responden tersebut sudah terinfeksi Hepatitis B lebih
dari 6 bulan atau Hepatitis kronis, pada ke 2 responden yang
transfusi darah, dan penggunaan jarum yang terkontaminasi
CRP positif dilanjutkan dengan pemeriksaan CRP
secara bersamaan seperti pada pembuatan tato, tindik, dan semikuantitatif untuk mengetahui berapa titer CRP pada
narkoba jarum suntik (Mohammadi et al., 2009). Keberadaan responden. Pemeriksaan semikuantitatif didapatkan hasil pada
Virus Hepatitis B dapat dikenali oleh sistem imun dalam 1 responden memiliki kadar CRP 96 mg/L dan 1 responden
tubuh, hal tersebut menyebabkan terjadinya proses inflamasi memiliki kadar 24 mg/L..Pada hepatitis B akut hasil CRP
atau peradangan. Salah satu pemeriksaan skrining yang negatif, saat awal infeksi hepatitis B terjadi toleransi imunologi,
dapat dilakukan untuk menilai aktifitas inflamasi yaitu dimana virus masuk ke dalam sel hati melalui aliran darah dan
pemeriksaan C-Reactive Protein. C-Reactive Protein serum dapat melakukan replikasi tanpa adanya kerusakan jaringan
termasuk pengujian yang murah, mudah tersedia, dan di hati dan tanpa gejala klinis. Pada saat ini DNA HBV, HBsAg,
reproduksi. C-Reactive Protein adalah protein plasma yang HBeAg, dan Anti-HBc terdeteksi dalam serum. Keadaan ini
disintesis di sel hepatosit dan konsentrasinya meningkat berlangsung terus selama bertahun-tahun terutama pada
selama inflamasi akut maupun kronik . neonatus dan anak, yang dinamakan sebagai pengidap sehat.
Pada tahap selanjutnya terjadi reaksi imunologis sehingga
terjadi kerusakan sel hati yang terinfeksi. Pada akhirnya dapat
sembuh atau berkembang menjadi hepatitis kronik (Arief,
METODE PENELITIAN 2012). Penelitian ini memiliki keterbatasan kemungkinan pada
Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif kualitatif responden yang hasilnya negatif pada penelitian ini
dengan hasil akhir berupa persentase dan menggunakan kadar C- kemungkinan yang terjadi, antara lain sensitifitas reagen/kit
Reactive Protein pada penderita Hepatitis B di Kota Bandung. yang digunakan kurang rendah, hasil negatif palsu bisa
Dengan rancangan sebagai berikut : didapatkan jika hasil CRP kurang dari 6 mg/L.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari 30
responden didapatkan CRP dengan kadar 24 Mg/L
dan 96 Mg/L pada 2 responden yang mengalami
Hepatitis B Kronik dan tidak ditemukan adanya CRP

DAFTAR ISI
Asdie AH, Wiyono P, Rahardjo P, Triwibowo, Marcham SN, Danawati W. 2012. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam,
edisi ke-13. Jakarta: EGC. hlm.1638-63.
Bayupurnama P., 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Hepatotoksisitas Imbas Obat. Edisi V. Jakarta. Interna Publishing. Hal :
708. Baratawidjaja K, Rengganis I. Imunologi Dasar, Edisi Kedelapan. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indo-
nesia; 2010

Anda mungkin juga menyukai