Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PENUNDAAN PEMERIKSAAN TERHADAP HASIL

KADAR SERUM BILIRUBIN TOTAL PADA SUHU 24 – 26 0 C

JUDUL SKRIPSI DALAM BAHASA INGGRIS

SKRIPSI SARJANA SAINS

Oleh

FAKULTAS BIOLOGI

JAKARTA
2018
PENGARUH PENUNDAAN PEMERIKSAAN TERHADAP KADAR
SERUM BILIRUBIN TOTAL PADA SUHU RUANG 24 – 26 0 C

Skripsi ini dajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA SAINS DALAM BIDANG BIOLOGI

Oleh

FAKULTAS BIOLOGI

JAKARTA
2018
Judul Proposal : PENGARUH PENUNDAAN PEMERIKSAAN TERHADAP HASIL
KADAR SERUM BILIRUBIN TOTAL PADA SUHU RUANG 24 – 260 C

Nama Mahasiswa :

Nomor Pokok :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiratAllah SWT yang karena anugerah dari-NYA penulis


dapat menyeleseikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penundaan Pemeriksaan
Terhadap Hasil Kadar Serum Bilirubin Total Pada Suhu Ruang 24 – 26 0 C” yang
merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang
Biologi di Fakultas Biologi.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan baik aspek
kualitas maupun kuantitas dari materi penelitian yang di sajikan. Semua ini didasarkan
dari keterbatasan yang dimiliki penulis.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak baik bimbingan, saran, petunjuk dan semangat moril secara langsung maupun
tidak langsung yang sangat berarti dalam membantu kelancaran penyeleseian skripsi ini.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta, atas kasih sayang, pengorbanan, dorongan, dan
semangat yang selalu diberikan, semoga surga firdaus yang menjadi balasannya.
2. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyeleseian penulisan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak


terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, April 2018

Penulis

iii
iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................ iii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 1
BAB II METODE PENELITIAN .......................................................................................................................... 4
A. Waktu Dan Tempat Penelitian .......................................................................................................... 4
B. Instrumen Penelitian ......................................................................................................................... 4
C. Cara Kerja .......................................................................................................................................... 5
D. Analisis Data ...................................................................................................................................... 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................................ 11
Lampiran I Gambar Lampiran ...................................................................................................................... 14
Lampiran II Tabel Lampiran ......................................................................................................................... 15
Lampiran III.................................................................................................................................................. 16

v
DAFTAR GAMBAR

Naskah

Gambar 1. Penampang melintang jantung ....................................................................................... 8


Gambar 2. Foto penelitian ............................................................................................................... 8
Gambar 3. Foto selfie ...................................................................................................................... 8

Lampiran

Gambar Lampiran 1. Skema penelitian ......................................................................................... 14

vi
DAFTAR TABEL

Naskah

Tabel 1. Prevalensi infeksi ginjal .................................................................................................... 8

Lampiran

Tabel Lampiran 1. Data penelitian ................................................................................................ 15


Tabel Lampiran 2. Hasil analisis statistika .................................................................................... 15

vii
BAB I PENDAHULUAN

Bilirubin adalah pigmen empedu, produk dari pemecahan haem (degradasi hb) dalam
reticulo endothelial, masuk sirkulasi dalam plasma terikat dengan albumin, diambil oleh hati, dan
dikonyugasikan menjadi bilirubin diglukoronaid. Kadar Bilirubin dalam serum menggambarkan
tingkat kesangggupan hati menkonyugasi bilirubin dan dieksresikan ke empedu (Sutedjo, 2009).
Diperkirakan dalam 1 gram hemoglobin menghasilkan 35 mg bilirubin. Bilirubin
dirpoduksi di sel retikulositendhotelial (RES) bersifat tidak larut dalam air sehingga
ditransportasi dalam plasma berikatan dengan afinitas rendah.
Bilirubin yang tak larut dalam air tetapi larut dalam lemak disebut bilirubin tak
terkonjugasi. Bilirubin tak terkonjugasi memasuki sel hati melalui 2 mekanisme yaitu difusi
pasif dan endositosis melalui perantara reseptor (Wilson LM, 1996). (Wilson LM, 1996, Hati,
Saluran Empedu dan Pankreas, dalam Silvia A. Lorrain M. Wilson. Patofisiologi, ed 4 EGC :
Jakarta).
Bilirubin terkonjugasi yang dapat larut dalam air diekskresi di dalam kanalikuli biliaris
melalui tarnsport aktif. Dalam keadaan fisiologis, seluruh bilirubin yang diekskresi getah
empedu dalam bentuk terkonjugasi (bilirubin glukoronida) (Hartono, 1999).
Dari saluran empedu, bilirubin terkonjugasidialirkan ke usus. Didalam usus halus,
hanya sebagian kecil bilirubin terkonjugasi yang reabsorbsi. Pada bagian terminal usus halus dan
usus besar, bilirubin terkonjugasi akan dihidrolisis menjadi bilirubin tak terkonjugasi oleh
enzimBetaglukoronidase yang berasal dari hati, sel-sel epitel usus dan bakteri usus. Bilirubin tak
terkonjugasi ini direduksi oleh flora usus menjadi kelompok senyawa tetrapirol tak berwarna
disebut urobilinogen.

Metabolisme bilirubin pada individu normalsekitar 85 % bilirubin terbentuk dari


pemecahan sel darah merah tua dalam sistem monosit makrofag. Masa hidup eritrosit rata-rata
120 hari, setiap hari sekitar 50 ml darah dihancurkan, menghasilkan 200 sampai 250 mg
bilirubin. Kini diketahuibahwa sekitar 15 % pigmen empedu total tidak tergantung pada
mekanisme ini, tetapi berasal dari destruksi eritrosit matang dalam sumsum tulang (hemopoesis
tak efektif) dan dari hemopoetin lain, terutama dari hati (Sacher, 2004).

1
2
3
BAB II METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum pada bulan Mei 2018.

B. Instrumen Penelitian
NO Variabel Definisi Operasional Variabel Sumber Satuan
(DOV)

1 Waktu Waktu penundaan pemeriksaan Pengukuran waktu Jam


Penundaan kadar serum Bilirubin Total dalam menggunakan
Pemeriksaan empat kategori yaitu tunda 2 jam, Timer
tunda 4 jam, tunda 6 jam, tunda 8
jam

2 Waktu Waktu pemeriksaan kadar serum Pengukuran waktu Jam


Pemeriksaan Bilirubin Total yang dilakukan menggunakan
Segera dengan segera setelah didapatkan Timer
serum

3 Serum Spesimen yang digunakan untuk Hasil centrifugasi ml


pemeriksaan kadar Bilirubin Total dari Whole blood

4 Kadar Serum Hasil pemeriksaan kadar serum Hasil pengukuran mg/dL


Bilirubin Bilirubin Total diukur dengan dari alat kimia
Total menggunakan alat kimia spektrofotometri
spektrofotometri
0
5 Suhu Ruang Pengukuran terhadap suhu ruang Hasil pengamatan C
24-26 0 C yang digunakan untuk suhu ruang
pemeriksaan kadar serum Bilirubin
Total dengan menggunakan
Thermometer berkisar 24-26 0 C

1 Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pelindung diri ( Jas Lab, Masker, Sarung
tangan ), perlengkapan pengambilan darah ( Torniquet, Kapas Alkohol 70%, Spuit 3 cc,
Plester/Mikropore, Tabung plain, Label / spidol ), Aluminium foil, Centrifuge, Timer, Rak
tabung, Mikropipet, Yellow tip, Kuvet, Thermometer, alat kimia spektrofotometri.

2 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Serum manusia dewasa, Reagen Bilirubin
Total, aquades, larutan kalibrator, larutan kontrol normal dan larutan kontrol pathologis.

4
C. Cara Kerja
1. Pemakaian alat pelindung diri bagi peneliti.
2. Persiapan alat dengan melakukan maintenace / pemeliharaan berkala dan Quality Control.
3. Proses pengambilan darahvena kepada probandus dengan usia dewasa dalam keadaan
puasa 10 – 12 jam.Menampung darah vena atau spesimen pada tabung plain. Mencatat
waktu pengambilan darah. Diamkan spesimen selama 10 – 15 menit dalam suhu ruang.
4. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak Tujuh orang.
5. Spesimen kemudian di centrifuge dengan kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit.
6. Setelah di dapatkan serum maka pindahkan serum pada kuvet menggunakan mikropipet.
7. Setelah alat kimia spektrofotometri siap digunakan masukkan identitas propandus.
8. Letakkan kuvet yang berisi spesimen serum sesuai dengan identitas yang di input.
9. Lakukan pengukuran kadar serum Bilirubin Total (tanpa tunda/segera).
10. Setelah hasil kadar serum Bilirubin Total muncul pada layar monitor, peneliti mencatat
hasil sebagai hasil kadar Bilirubin Total segera.
11. Peneliti kemudian menempatkan sisa serum Bilirubin Total di suhu ruang (24-260 C) dan
membiarkan selama dua jam.
12. Dua jam kemudian serum dimasukkan kembali ke tray alat untuk dilakukan pengukuran
kadar serum Bilirubin Total dan dicatat sebagai hasil waktu tunda dua jam.
13. Peneliti kemudian menempatkan sisa serum Bilirubin Total di suhu ruang (24-260 C) dan
membiarkan selama dua jam.
14. Dua jam kemudian serum dimasukkan kembali ke tray alat untuk dilakukan pengukuran
kadar bilirubin Total dan dicatat sebagai hasil waktu tunda empat jam.
15. Peneliti kemudian menempatkan sisa serum Bilirubin Total di suhu ruang (24-260 C) dan
membiarkan selama dua jam.
16. Dua jam kemudian serum dimasukkan kembali ke tray alat untuk dilakukan pengukuran
kadar bilirubin Total dan dicatat sebagai hasil waktu tunda enam jam.
17. Peneliti kemudian menempatkan sisa serum Bilirubin Total di suhu ruang (24-260 C) dan
membiarkan selama dua jam.
18. Dua jam kemudian serum dimasukkan kembali ke tray alat untuk dilakukan pengukuran
kadar bilirubin Total dan dicatat sebagai hasil waktu tunda delapan jam.
19. Hasil kadar serum Bilirubin Total dicatat dalam bentuk tabel.

5
Tabel 1. Hasil kadar serum Bilirubin Total
No. Waktu Waktu Hasil Bilirubin Total Total Rataan
Urut Pengambila Mendapatk Segera 2 Jam 4 Jam 6 Jam 8 Jam
n Spesimen an Serum
1. 09.05 09.35 1,02 1,05 1,00 1,03 1,05 5,15 1,03
2. 09.10 09.35 0,71 0,68 0,70 0,70 0,72 3,51 0,70
3. 09.15 09.35 1,60 1,63 1,64 1,67 1,72 8,26 1,65
4. 09.20 09.50 0,86 0,81 0,84 0,84 0,86 4,21 0,84
5. 09.25 09.50 0,89 0,91 0,92 0,93 0,95 4,58 0,92
6. 09.30 09.50 0,63 0,62 0,65 0,64 0,67 3,21 0,64
7. 09.35 09.55 0,63 0,63 0,64 0,64 0,67 3,21 0,64

D. Analisis Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen
laboratorik dan dokumentasi. Pengukuran tentang kadar serum Bilirubin Total pada setiap dua
jam sampai delapan jam. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
lima kali pengulangan dan uji ANOVA dengan program SPSS.

6
7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Penampang melintang jantung

Gambar 2. Foto penelitian

Gambar 3. Foto selfie

Tabel 1. Prevalensi infeksi ginjal

Bla bla bla (An et al., 2015; Chen et al., 2011).

Menurut Backer et al. (2008) bla bla bla.

8
9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

10
11
DAFTAR PUSTAKA

An X, Zhang B, Zhang H, et al. 2015. Discovery of an algicidal compound from Brevibacterium


sp. BS01 and its effect on a harmful algal bloom-causing species, Alexandrium
tamarense. Front Microbiol 6: 1235
Backer LC, Carmichael W, Kirkpatrick B, et al. 2008. Recreational exposure to low
concentrations of microcystins during an algal bloom in a small lake. Mar Drugs 6: 389-
406
Chen J, Chua KW, Chua CC, et al. 2011. Antioxidant activity of 7,8-dihydroxyflavone provides
neuroprotection against glutamate-induced toxicity. Neurosci Lett 499: 181-5
Sutedjo AY. 2009. Mengenal Penyakit MelaluiHasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:
Amara Books

12
13
Lampiran I Gambar Lampiran

Gambar Lampiran 1. Skema penelitian

14
Lampiran II Tabel Lampiran

Tabel Lampiran 1. Data penelitian

Tabel Lampiran 2. Hasil analisis statistika

15
Lampiran III

16

Anda mungkin juga menyukai