Bagi Peneliti
Memberi pengetahuan di bidang hematologi
Bagi Institusi
Menambah kepustakaan dan bahan informasi di bidang hematologi
Bagi Klinisi
Menambah informasi mengenai penggunaan antikoagulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Darah
Leukosit
Antikoagulan
Granulosit Agranulosit
Campuran
Heparin EDTA Natrium Sitrat Amoniumoxalat
dan Kaliumoxalat
Dibandingkan
Diperiksa dengan kontrol
Tidak diperiksa
Kerangka Konsep
Proses Pewarnaan
Hipotesis
Ada perbedaan pada jumlah dan morfologi granulosit
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Metode Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Disain Penelitian
Analitik
Metode Mikroskopik
CARA KERJA
Pembuatan
2. Sediaan
Apus Darah
1. Fiksasi dengan Methanol
3.
selama 5 menit. Pewarnaan
2. Genangi dengan giemsa
Giemsa
selama 30 menit.
3. Bilas.
Pengolahan dan Analisis Data
DATA
PRIMER
TABEL
Hipersegmentasi Irreguler
Vakuolisasi sel
Evalina DM, Sitoplasma
Usi S, 2007
2005, UNDIP Usi S, 2007
Bagaimana cara kerja antikoagulan EDTA
dalam darah?
EDTA sebagai chelating agent yang mengikat Ca++ yang ada
didalam darah sehingga darah tidak membeku.
Menurunnya kalsium pada sel mempengaruhi penurunan
adenosine triphosphate (ATP) yang juga dapat
menyebabkan penurunan sintesis fosfolipid yang
merupakan salah satu komposisi membran sel. Kehilangan
fosfolipid dapat menyebabkan kerusakan membran.
Apabila membran rusak, maka cairan ekstrasel akan masuk
dan tertimbun di dalam sel. Hal ini menyebabkan
timbulnya vakuol-vakuol jernih dalam sitoplasma yang
disebut dengan vakuolisasi sitoplasma.
Mekanisme koagulasi
Haemopoiesis
Penyebab lain kelainan sel
Abnormalitas morfologi leukosit, terutama vakuolisasi
sitoplasma sering terjadi pada sampel darah yang
mengalami infeksi berat yang disebabkan bakteri dan
parasit. Timbulnya vakuolisasi dapat disebabkan oleh
bakteri atau parasit yang difagositosis oleh leukosit,
sisa sisa dari protein bakteri atau parasit yang
difagositosis oleh leukosit dapat menimbulkan
vakuolisasi. Selain itu, munculnya vakuolisasi dapat
disebabkan oleh patogen yang mengeluarkan toksin
(Henics dan Wheatley, 2007).
Perbedaan Antikoagulan K2EDTA dan K3EDTA
Perbedaan Fisik6
K2EDTA berbentuk serbuk kering.
K3EDTA berbentuk cair.
Perlu duketahui bahwa semua antikoagulan EDTA cara pemakaiannya harus dibolak balik
sebanyak 8 - 10 kali untuk memastikan bahwa darah dan antikoagulan tercampur sempurna.
Perbedaan Klinis6
K3EDTA terjadi lebih banyak penyusutan dari RBC.
K3EDTA meningkatkan colume sel (1,6% kenaikan setelah 4 jam).
K3EDTA menurunkan nilai MCV.
K3EDTA adalah cairan aditif, karena itu akan mengakibatkan dilusi specimen atau penurunan
jumlah sampel.
Dalam pengukuran pemeriksaan Hb, RBC, WBC dan jumlah trombosit telah diteliti 1-2% lebih
rendah dari hasil yang diperoleh dengan K 2EDTA.
Dengan beberapa alat instrument atau alat pemeriksaan hitung jumlah sel, K 3EDTA
memberikan jumlah RBC lebih rendah bila digunakan pada konsentrasi tinggi.
Cara Pembacaan SADT
Zona I : disebut zona irreguler
Didaerah ini distribusi sel darah merah tidak teratur, ada yang padat,
bergerombolsedikit atau banyak dan tidak selalu sama pada tiap tiap
preparasi.
Zona ini meliputi lebih kurang 3 % dari seluruh badan preparat.
Zona II : disebut zona tipis.
Sel sel darah merah disini distribusinya tidak teratur atau tidak
merata,saling bertumpuk ( over laping ) dan berdesakan, zona ini meliputi lebih
kurang 14 %.
Zona III : Disebut zona tebal
Sel sel di daerah ini bergerombol rapat / padat, saling bertumpukan dan
berdesakan.zona ini merupakan zona terluas meliputi hampir separuh luas
seluruh
preparat lebihkurang 45 %.
Cara Pembacaan SADT
Zona IV : disebut zona tipis
Gambaran zona ini sama dengan zona II, hanya luasnya lebih besar sedikit
daripada luas zona II, lebih kurang 18 %.
Zona V : disebut zona eve atau zona reguler
Di mana sel sel tersebar rata tidak saling bertumpukan atau berdesakan ,
sehingga bentuk bentuknya masih asli / utuh tidak mengalami perubahan
perubahan invitro. zona ini meliputi daerah seluas lebih kurang 11 %.
ZonaVI : disebut zona sangat tipis
Terletak di ujung preparat sebelum menjadi ekor.Disini sel selnya tidak
padat dan lebih longgar di banding sel darah merah di zona IIatau IV.pada
umumnya telah membentuk gerombolan sel sel yang tersusunberderet
deret.
zona ini meliputi daerah seluas lebih kurang 9 %. (FK.Undip,2001)