Anda di halaman 1dari 15

PENGENDALIAN MUTU DI

LABORATORIUM KIMIA KLINIK


(PRESISI DAN AKURASI)

KELOMPOK 1
Dian Eka Susanti
(P27903114011)
Rizaldhi Ramdhan Fahlevi
(P27903114038)
Wulan Kurniasih
(P27903114045)
D-III ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES BANTEN

Pemantapan Mutu Laboratorium Kimia


Kinik
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium
adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan laboratorium. Kegiatan ini terdiri atas
enam komponen penting, yaitu :
Pemantapan Mutu Internal (PMI)
Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Verifikasi
Validasi hasil
Audit
Pendikan dan pelatihan

Definisi Mutu
Mutu merupakan kemampuan atau
kecocokan penggunaan. Bagi manajer
organisasi, arti mutu adalah
keistimewaan produk dan bebas dari
kekurangan/ kelemahan

Pemantapan Mutu Internal


Laboratorium
Merupakan kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh
masing-masing laboratorium secara
terus-menerus agar diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat dan teliti.
Berbagai tindakan pencegahan perlu
dilaksanakan sejak tahap pra analitik,
tahap analitik sampai dengan tahap
paska analitik.

Tujuan PMI
1) Memantapkan dan menyempurnakan metode
pemeriksaan dengan mempertimbangkan aspek
analitik dan klinis,
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga tidak
terjadi mengeluarkan hasil yang salah dan
perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera,
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari
persiapan pasien, pengambilan spesimen,
pengiriman spesimen, penyimpanan serta
pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan
dan pelaporan hasil telah dilakukan dengan benar,
4) Mendeteksi kesalahan dan mengetahui sumbernya,
5) Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui
peningkatan PMI.

Presisi dan Akurasi dalam PMI


1. Presisi
Presisi atau ketelitian adalah
kesesuaian atau kemiripan hasil-hasil
pemeriksaan berulang pada satu
bahan pemeriksaan. Presisi dinyatakan
dalam koevisien variasi (CV) dalam
bentuk persen, dimana semakin kecil
nilai CV berarti semakin baik.

2. Akurasi
Akurasi atau ketepatan adalah
kesesuaian antara hasil pemeriksaan
dengan nilai benar/sebenarnya(True
Value).

Bentuk-bentuk kesalahan
a. Kesalahan Kasar : Kesalahan ini
umumnya terjadi pada tahap pra maupun
paska analitik, kesalahan ini dapat
dihindari dengan system kerja yang baik,
kesadaran personil laboratorium,
keterangan yang jelas kepada dokter,
perawat dan penderita.
b. Kesalahan Acak (Random error) : yaitu
kesalahan dengan pola yang tidak tetap
Penyebab : kepekaan suhu, Arus/tegangan
listrik, waktu inkubasi, Proses pemeriksaan,
Cara pemipetan.

c. Kesalahan sistematik (Systematik shift)


adalah kesalahan yang terus-menerus
dengan pola yang sama.
Penyebab : standar kalibrasi atau
instrumentasi yang tidak baik, pipet yang
sudah tidak akurat, reagensia yang rusak
atau salah dalam melarutkannya, panjang
gelombang yang tidak tepat. Kesalahan ini
berhubungan dengan akurasi.

Faktor-faktor jaminan mutu dapat


mempengaruhi hasil pemeriksaan, meliputi :
1. Faktor Pra-analitik meliputi antara lain :
Persiapan penderita
Pengumpulan sampel
Penanganan sampel
Penyimpanan sampel
Faktor ini sangat sulit dipantau dan dikendalikan karena terjadi di
luar laboratorium. Dokter dan perawat harus menyadari hal ini.

2. Faktor Analitik, meliputi antara lain :


Alat
Reagen
Petugas/pelaksana laboraorium
Faktor ini lebih mudah dikendalikan dengan kesiapan dan
kesedian dari pengelola laboratorium sendiri.

3. Faktor Pasca-analitik, meliputi


antara lain :
Penulisan hasil pemeriksaan
Pengiriman hasil pemeriksaan
Otomatisasi dan komputerisasi dapat mengurangi
kesalahan ini

Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium

Pemantapan
Mutu
Eksternal
laboratorium
merupakan
kegiatan
yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak lain di luar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau
dan
menilai
penampilan
suatu
laboratorium
dalam
bidang
pemeriksaan tertentu.

Dasar
tujuan
Pemantapan
Mutu
Eksternal
Laboratorium
adalah
memantau presisi antar laboratorium
dan akurasi kinerja metoda analitik.
Disamping itu juga mempunyai tujuan
meningkatkan kesesuaian hasil analisis
antar laboratorium (Santoso W. 2002).

Anda mungkin juga menyukai