Anda di halaman 1dari 51

Pemeriksaan Hematologi Khusus, Sputum dan Faeces

dr.Rini Nindela Bagian/Departemen Patologi Klinik FK UNSRI

Pemeriksaan Hematologi
Pem.darah rutin Pem.darah lengkap: Hb, Ht, LED, jumlah Eri, Leu, Tromb, diff.count, Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) Pem.darah khusus: retikulosit apusan sumsum tulang dan darah tepi Hb elektroforesis uji fungsi koagulasi dan evaluasi anemia defisiensi besi

Retikulosit

Pemeriksaan Retikulosit
Proses pematangan RBC nukleus dikeluarkan sisa fragmen mitokondria dan rRNA Sel RBC normal beredar di sirkulasi 1-2 hari sebagai retikulosit baru berubah menjadi bentuk matang Pemeriksaan dgn pewarnaan supravital (brilliant cressyl blue atau new methylene blue) Normal bila didapat 0,5%-2,5% RBC yg beredar adlh retikulosit Meningkat bila terjadi kerusakan atau kehilangan RBC dan sumsum tulang sedang mengompensasi dgn meningkatkan produksi

Evaluasi Sitologi Sumsum Tulang


Komposisi sumsum tulang: sel-sel dan lemak, dgn perbandingan 1:1 atau 2:1 Rasio sel terhadap lemak yg > 2:1 disebut hiperselularitas Jumlah sel darah putih berinti dan sel darah merah berinti dgn perbandingan 2:1-3,5:1 rasio M:E (rasio mieloid:eritroid) Penentuan urutan teratur eritropoiesis dan mielopoiesis, jumlah dan hitung jenis Setiap sel nonhematopoietik abnormal dicatat

Aspirasi dan Biopsi Sumsum Tulang

Jarum digunakan untuk menghisap sejumlah kecil cairan sumsum tulang dari crista iliaca anterior/posterior dan sternum. Biopsi sumsum tulang sering dilakukan bersamaan dengan mengambil sedikit bagian jaringan tulang

Evaluasi Sitologi Sumsum Tulang


Contoh temuan abnormal: Thalassemia: hiperplasia eritroid, hemosiderosis Leukemia mielositik kronik (LMK): hiperseluler, hiperplasia granulositik dari seri basofil, eosinofil dan neutrofil Leukemia limfoblastik akut (LLA): hiperselular dengan limfoblas yang sangat banyak, lebih dari 90% sel berinti pada LLA dewasa

Apusan Darah Tepi


Tujuan: 1. Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit,trombosit,dan leukosit) 2. Hitung jenis leukosit (diff.count) 3. Identifikasi parasit (misal : malaria, microfilaria, dan trypanosoma) Pengecatan: Wright/Giemsa Dibaca dgn perbesaran lensa objektif 100x

Abnormalitas Eritrosit
Hipokrom dapat ditemukan pada anemia defisiensi Fe, sickle cells anemia, thalassemia, atau anemia karena penyakit kronis. Selain dari apusan, dapat juga kita lihat dari hasil pemeriksaan darah MCH <26 pg dan MCHC <32% Makrositik berarti volume eritrosit lebih besar dari normal. Dapat ditemukan pada penyakit anemia megaloblastik karena kurang vit.B12 atau asam folat, anemia setelah perdarahan akut, atau anemia karena penyakit hati kronik. Dari data pemeriksaan darah ditemukan MCV >94 fl

Abnormalitas Eritrosit
poikilositosis merupakan kondisi kelainan bentuk baik sebagian bentuk dari eritrosit normal atau bentuk yang benar-benar berbeda. Kondisi ini bisa ditemukan thalassemia, anemia karena defisiensi vitamin B12 atau asam folat, bintik basofil (basophilic stippling) dapat ditemukan pada thalasemia, anemia sideroblastik dan keracunan timbal. Sel target dapat ditemukan pada thalasemia, hemoglobin SC disease Sel sabit dapat ditemukan pada sicke cells disease

Differential count
Tujuan : untuk menghitung persentase semua jenis leukosit dalam darah tepi. Morfologi leukosit normal dalam darah tepi biasanya terdiri : 1. basofil : 01% 2. eosinofil : 13% 3. batang : 26% 4. segmen : 50 70 % 5. limfosit : 20 40% 6. monosit : 2 8%

Kelainan pada Hasil Diff.count Eosinofilia: pada alergi Shift to the left: infeksi akut Shift to the right: infeksi kronik Bila ditemukan >20% sel blas: leukemia

Abnormalitas Trombosit

P. falciparum

Elektroforesis Hb
Analisis Elektroforesis Hb mrpkn pemeriksaan untuk mendeteksi macam-macam Hb baik Hb yg abnormal (misal HbS dan HbC) maupun komposisi Hb normal secara kualitatif atau semi-kuantitatif Manfaat: mendiagnosis hemoglobinopati dan thalassemia, dan evaluasi kondisi anemia hemolitik

Prinsip Pemeriksaan Elektroforesis Hb


Elektroforesis adalah pergerakan molekul yang bermuatan listrik dalam medan listrik. Pada pH 8 (alkali), Hb akan bermuatan negatif dan akan bergerak ke anoda. Perbedaan kecepatan dari pergerakan hemoglobin berbeda, sesuai dengan besar muatan negatif yang dimiliki. Pada Hb F, muatan negatifnya lebih kecil dibanding Hb A, sehingga kecepatan bergeraknya juga lebih lambat. Perbedaan molekul Hb akan berbentuk garis/band yang tampak jelas bila diwarnai. Selanjutnya, hasil uraian dibandingkan dengan standar Hb yang sudah diketahui pada waktu penentuan yang sama

Interpretasi Hasil Elektroforesis Hb


Pada dewasa normal: Hb A: 95%-98% Hb A2: 2%-3% Hb F: 0.8%-2% Hb S: 0% Hb C: 0%
Pada bayi dan anak: Hb F (newborn): 50%-80% Hb F (6 months): 8% Hb F (over 6 months): 1%-2%

Abnormalitas pd anemia hemolitik: Thalasemia beta mayor: HbF 10-90% HbS: sickle-cell anemia HbC: Hemoglobin C disease

Uji Fungsi Koagulasi


Bleeding time (BT) Platelet aggregation test Clotting time (CT) Partial thromboplastin time (PTT) Prothrombin time (PT) dan international normalized ratio/INR Thrombin time (TT) Fibrinogen D-dimer

Evaluasi Anemia Defisiensi Besi


Red cell distribution width (RDW) Saturated iron (SI) Total iron binding capacity (TIBC) Ferritin serum Saturasi Transferin

Pemeriksaan Feses
Orang dewasa rata2 mengeluarkan 100-300 g feses setiap hari 70% air, 30% residu sayuran, lemak, sel epitel, bakteri, debris, dll. Pemeriksaan : a. Makroskopik b. Mikroskopik c. Lainnya: misal darah samar (occult blood)

Persiapan Sampel
Pengambilan: melalui defekasi spontan atau rectal touche, bersifat sewaktu Pengiriman: menggunakan wadah kaca atau bahan lain yg tdk tembus Hendaknya diperiksa dlm keadaan segar, pilihlah bagian yg paling mungkin menunjukkan kelainan, misalnya bagian yg bercampur darah/lendir

Pemeriksaan Makroskopik
Warna: normal kuning-coklat krn adanya sterkobilin Bau: disebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat Konsistensi: normal agak lunak dan mempunyai bentuk Lendir/darah seharusnya tidak ada Cacing

Pemeriksaan Mikroskopik
Protozoa dan telur cacing Eritrosit Leukosit, khususnya makrofag, pada disentri basiler dan kolitis ulserosa ditemukan dlm jumlah besar Sel epitel, berasal dr dinding usus, meningkat bila terjadi iritasi/inflamasi Kristal-kristal, tdk trlalu penting scr klinis krn pada feses normal pun mgkn ditemukan kristal tripelfosfat, ca-oxalat dan asam lemak Sisa makanan, skrining efisiensi pencernaan

Pemeriksaan Darah Samar (Occult Blood Test)


Tujuan: utk mendeteksi adanya perdarahan sal.cerna, perdarahan yg besar (>150 ml) dpt langsung diketahui scr makroskopik, tp bila perdarahan <100 ml/hari maka feses akan terlihat normal. Dgn pemeriksaan ini lesi yg masih asimtomatik atau ringan atau lokal dpt dideteksi lebih cepat. Metode: Kualitatif: pseudoperoksidase-peroksidase dan imunokimia Kuantitatif: fluorometrik dan radiolabel eritrosit

Metode pseudoperoksidase:
H2O2 + Indikator oksidasi indikator +H2O

Indikator: benzidin, o-toluidin,guaiac Kurang sensitif dan banyak dipengaruhi faktor2 lain tp cukup memadai utk skrining Ca kolorektal

Metode Imunokimia:
Hb akan bereaksi dgn antibodi anti-Hb manusia membentuk kompleks imun Spesifik thd Hb manusia dan lebih sensitif (> 0,05 mg Hb/g feses)

Metode fluorometrik: lebih sensitif (bisa mendeteksi mulai dari 0,01 mg Hb/g feses), sgt baik utk mengevaluasi anemia atau defisiensi besi krn scra kuantitatif dpt mengetahui berapa banyak darah yg keluar Metode radiolabel eritrosit: hasil kuantitatif tp pemeriksaan lama dan mahal

Pemeriksaan Feses lainnya


Deteksi antigen H.pylori (penyebab tersering gastritis ulkus peptikum dan kanker lambung) dgn teknik ELISA dan Imunokromatografi Deteksi adanya C.difficile (menyebabkan diare, kolitis pseudomembranosa, kolitis ulserativa dan penyakit Crohns) melalui kultur dan pewarnaan Gram, deteksi antigen, atau antibodi terhadap toksinnya, dgn metode ELISA, serta metode PCR

Pemeriksaan Sputum
Sputum adlh bahan yg disekresikan oleh saluran trakeobronkus dan dikeluarkan melalui batuk Pemeriksaan: a. Makroskopik b. Mikroskopik

Pemeriksaan Makroskopik
Warna: Kuning-hijau (purulen): proses infeksi misal pada pneumonia bakterialis akut Merah-coklat: mengandung darah Bau: bau busuk dpt ditemukan pd abses paru, tumor yg nekrosis, empyema Jumlah: scra kasar setara dgn keparahan penyakit, jmlh yg besar (>100 ml/24 jam) pd abses paru, bronkiektasis (sputum 3 lapis), edema pulmonum, Tb paru lanjut

Batuk yg mengeluarkan darah: hemoptisis

Pemeriksaan Mikroskopik
Pewarnaan: Papanicolau (utk sitologi), Gram: (+) violet, (-) merah (utk infeksi bakteri misal pneumonia, utk spiral Cruschmann), BTA: BTAmerah, bakteri tidak tahan asambiru (utk M. tuberculosis) Wright/Giemsa PAS (utk Pneumocystis carinii), Sudan red (utk pneumonia lipoid)

Anda mungkin juga menyukai