Anda di halaman 1dari 47

PATOBIOKIMIA

DARAH
Komposisi Darah
Komponen Penyusun Darah dan
Fungsinya
Susunan Darah Lengkap, terdiri dari :
1. Plasma darah
2. Formed elements (Sel-sel darah)

Plasma Darah
1. Air : 90-92 %
2. Zat padat :
• Protein : 6-8 % tdd : albumin, globulin, fibrinogen
• zat-zat anorganik:Na, K, Ca, Mg, P,I, Fe, Cu, dsb
• Zat-zat organik : NPN (Non Protein Nitrogen : urea,
as.urat, kreatin, as.amino), glukosa, lemak, fosfolipid,
kolesterol, hormon, antibodi, enzim.
Sel-Sel Darah
1. Sel Darah Merah (Erythrocyte)
2. Sel Darah Putih (Leucocyte)
a. Granulosit : Netrofil, Eosinofil, Basofil
b. Agranulosit : Limfosit, monosit
3. Trombosit (Keping Darah)
Merupakan pecahan-pecahan dari
megakaryosit.
Hematologi
Hematologi rutin/Complete Blood Count (CBC)
• Hemoglobin, leukosit, trombosit, eritrosit, hematokrit
• Nilai Eritrosit Rata2 (NER) yang mencakup Volume Eritrosit
Rata-rata (VER/MCV), Hemoglobin Eritrosit Rata-rata
(HER/MCH), Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-
rata(KHER/MCHC)

Hematologi lengkap
CBC, Laju Endap Darah (LED), Sediaan apus darah, Hitung Jenis
Leukosit
Anemia

• Hematologi rutin + retikulosit


• Besi
• TIBC
• Ferritin
• Transferrin
• Vitamin B12
• Asam folat
• Sediaan apus darah tepi/Gambaran darah
tepi
• Gambaran sumsum tulang
Complete Blood Count
Nilai Eritrosit Rata-rata (NER)

Merupakan indeks korpuskular yang


merupakan bagian rutin dari hitung darah
rutin. NER diperhitungkan berdasarkan
Jumlah eritrosit per mm3 darah (E), kadar
hemoglobin (Hb), dan hematokrit (Hct).
Nilai
Nilai Eritrosit
Eritrosit Rata-rata
Rata-rata (NER) (NER)

1. Jumlah eritrosit per mm3 darah (E)


2. Kadar hemoglobin (Hb)
3. Hematokrit (Hct/Ht)
4. Mean Corpuscular Haemoglobin (MCH) atau Hb Eritrosit
rata2(HER)
• Berat Hb per Eritrosit dinyatakan dalam pikogram
• (Hb/E)
• HER = 27 - 31 pikogram
5. Mean Corpuscular Volume (MCV) atau Vol. Eritrosit
rata-rata(VER)
• Vol. rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dalam
mikron kubik
• 1000(Hct/E)
• Nilai normal : VER = 22-92 mikron kubik
Nilai
Nilai Eritrosit
Eritrosit Rata-rata
Rata-rata (NER) (NER)

6. Mean corpuscular haemoglobin concentration


(MCHC) atau Kons. Hb Eritrosit Rata-rata (KHER)
• Konsentrasi Hb yang didapat dari Eritrosit, dinyatakan
dalam%
• MCHC = 100 (MCH/MCV) atau 100(Hb/Hct) (%)
• MCHC = 32 - 37 %
7. RBC distribution width (RDW) atau Lebar Distribusi Eritrosit
(LDE)
merupakan indeks variasi ukuran eritrosit
• RDW = Standar deviasi MCV/mean MCV x 100
• Nilai normalnya 11,6 – 14,6.
Jika:
MCV normal = NORMOSITIK
MCV< normal = MIKROSITIK (< 81)
MCV> normal = MAKROSITIK (> 96)
Jika:
MCHC normal = Normokromik
MCHC< normal = Hipokromik ( <33)
MCHC> normal = Hiperkromik ( > 36)
Hypochromic, microcytic:
Iron Deficiency
Thalassemia
Anemia sideroblastik
Defisiensi transferin

Macrocytic:
Megaloblastic Anemias (Folic acid/ B12 deficiencies)
Liver Disease
Reticulocytosis
Normal newborn
Bone marrow failure syndromes
Drugs (AZT, Trimethoprim sulfate )
Normocytic, normal morphology:
Hemorrhage or blood loss
Infections
Chronic disease

Normocytic, abnormal morphology:


Hemoglobinopathies
Hereditary Spherocytosis
Autoimmune
Some enzymatic deficiencies
Laju Endap Darah

Adalah kecepatan mengendapnya darah yang


telah diberi antikoagulan dlm tabung vertikal
dalam waktu tertentu dengan cara mengukur
tinggi plasma (dalam mm). Dinyatakan dalam
mm/jam.
Tahapan :
• Pembentukan Rouleaux
• Fase pengendapan cepat .
• Fase pengendapan lambat.

• Proses pembentukan Rouleaux yaitu ketika RBC


menempel membentuk rantai panjang, permukaan
bikonkaf di atas, seperti tumpukan koin dan
menunjukkan bahwa RBC siap mengendap. Proses ini
terjadi dengan peningkatan protein serum, khususnya
fibrinogen dan globulin.
Hitung Retikulosit

Retikulosit adalah sel darah merah yang


immatur, yg tdk berinti yg mengandung RNA
dlm sitoplasmanya.
Menggambarkan aktivitas sumsum tulang,
dimana ketika terjadi peningkatan produksi sel
darah merah, maka akan terjadi peningkatan
retikulosit ke dalam darah
Hitung Retikulosit

Nilai normal Keterangan


Dewasa 0,5 – 1 % dari total eritrosit Rumus:

Bayi baru lahir 3 – 6 % dari total eritrosit

Penghitungan 25.000 – 85.000 sel/ mL


absolute
Indeks retikulosit/ 1% Rumus:
Reticulocyte Index
(RI)
Sediaan Apus Darah
Pemeriksaan mikroskopik pada apusan darah di kaca obyek.
Darah yg digunakan dapat berasal dari darah tepi atau darah
vena yang diberikan antikoagulan (EDTA, heparin).
Tujuannya :
melihat keadaan sel-sel darah seperti ukuran, bentuk, dan jumlah
Guna sediaan apus darah tepi :
1. Membantu diagnosa penyakit
2. Kontrol terhadap pemeriksaan hematologik lain seperti Hb,
NER (Nilai Eritrosit Rata-rata)
3. Skrining
Pemeriksaan sediaan apus :
1. Trombosit
2. Eritrosit
3. Leukosit
Sediaan Apus Darah

KELAINAN MORFOLOGI ERITROSIT


1. Kelainan ukuran (Anisositosis)
a. Mikrositik
ukuran < 6 mikron dan warnanya pucat, ditemukan
pada keadaan defisiensi Fe
b. Schizocyte
merupakan pecahan eritrosit, ukuran lebih kecil
daripada eritrosit yang mikrositik
c. Makrositik
ukuran > 8 mikron, terdapat pada keadaan def. Vit.
B12 dan Asam folat
2. Kelainan Bentuk (Poikilositosis)
a. Crenated Erythrocyte
tidak berarti dalam klinik. Bentuk berkerut-kerut,
ditemukan pada sediaan apus yang lama/ kering,
juga dapat ditemukan pada uremia.
b. Acanthocyte
Tepinya berduri panjang → tidak berarti dalam
klinik
c. Bur Cell
Tepi berduri pendek
d. Ovalosit, Elliptosit
Bentuk seperti cerutu → tidak mempunyai arti
diagnostik, kadang-kadang ditemukan pada sickle
cell anemia.
e. Leptosit
Lebih pipih dan pucat ditengah → pada Thalasemia
dan def. Fe
f. Target Cells (Mexican Hat Cells)
Seperti sasaran tembak → pada Thalasemia dan
defisiensi Fe
g. Spherosit
Ukuran bervariasi, umumnya kecil → Herediter
Spherositosis
h. Sickle Cell
Bentuknya macam-macam, seperti bulan sabit.
Terdapat pada Sickle Cell Anemia, sel-sel ini tidak
menentukan beratnya anemia
i. Oat Cell
Bentuk panjang, lurus dan meruncing. Terdapat pada
Thalasemia Mayor dan Sickle Cell Anemia
j. Tear Drop, Pear Form
Bentuk seperti tetesan air mata atau buah pear,
diduga pecahan Sitoplasma Eritrosit
k. Bizarre
Bentuk tidak menentu
3. Kelainan Warna
a. Hipokrom
Warna pucat, terdapat pada kadaan defisiensi Fe
b. Polikromasi ( Diffusely Basophylic erythrocyte)
warna merah kebiruan karena mengandung banyak
RNA. Banyaknya sel-sel ini menunjukkan keaktifan
eritropoetik
Hemoglobin

• Merupakan pigmen eritrosit yang terdiri dari:


1. Globin
2. Heme
• Ada 4 macam Rantai Polipeptida :
1. Rantai Alfa
2. Rantai Beta
3. Rantai Gamma
4. Rantai Delta
5. Rantai Epsilon
6. Rantai Zeta
• Pada orang dewasa normal, ditemukan 3
macam Hb, yaitu :
1. Hb A (Normal Adult Hb)
mengandung 2 rantai alfa dan 2 rantai beta
2. Hb F (Foetal Hb)
mengandung 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma
3. Hb A2 (Minor Adult Hb)
mengandung 2 rantai alfa dan 2 rantai delta
Hemoglobin tersusun dari rantai α, β, ζ, ε, δ dan γ.
Rantai α dan β menyusun Hemoglobin Adult ( HbA),
rantai α dan γ menyusun hemoglobin fetus (Hb F),
rantai α dan δ menyusun hemoglobin A2 (Hb A2) sedangkan
rantai ζ dan ε menyusun hemoglobin pada saat embrio.
Pemeriksaan Kimia Klinik Penunjang

• Bilirubin
• Haptoglobin
• Ureum
• Serum ferritin
• Transferrin
• TIBC
• Fe, Vit B12, Asam folat
Formation, Destruction and Recycling of Hemoglobin

http://higheredbcs.wiley.com/
BILIRUBIN

• Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa


sebagai bilirubin total dan bilirubin direk
(terkonjugasi).
• Bilirubin indirek (tak terkonjugasi)
diperhitungkan dari selisih antara bilirubin
total dan bilirubin direk.
UREA
• Dibentuk di dalam hati, dari metabolisme protein
(asam amino). Urea berdifusi bebas masuk ke
dalam cairan intra sel dan ekstrasel.
• Urea dipekatkan dalam urin untuk diekskresikan.
Pada keseimbangan nitrogen yang stabil, sekitar
25 gram urea diekskresikan setiap hari.
• Nilai Rujukan
– Dewasa : 5 – 25 mg/dl
– Anak-anak : 5 – 20 mg/dl
– Bayi : 5 – 15 mg/dl
– Lanjut usia : kadar sedikit lebih tinggi daripada
dewasa.
TOTAL IRON BINDING
CAPACITY

• Total Iron-binding capacity (TIBC) : kapasitas


transferin dlm mengikat Fe.
• Merupakan pengukuran langsung dari protein
transferin, yang mengantarkan besi dari usus
ke sisi penyimpanan pada sumsum tulang.
• Nilai TIBC normal : 240-360 μg/dL.
SERUM FERRITIN

• Ferritin: protein dalam sel yang mengikat Fe


• Pengukuran serum ferritin menggambarkan
jumlah Fe yang tersimpan dalam tubuh
• Pada keadaan defisiensi Fe, maka kadar serum
ferritin akan turun.
• Kadar serum ferritin normal: pada Laki-laki : 20 –
250 µg/dL, Perempuan: 10 – 200 µg/dL
• Pengukuran kadar serum ferritin ini membedakan
anemia defisiensi Fe dengan anemia of chronic
disease (ACD). Dimana pada Anemia def. Fe 
serum ferritin akan turun, sedangkan pada ACD,
serum ferritin naik.
HAPTOGLOBIN

• Haptoglobin adalah protein


yang diproduksi oleh hati.
• Pengukurannya untuk melihat
seberapa cepat sel darah merah
dirombak.
• Sel darah merah
matihemoglobin lepas
berikatan dengan haptoglobin
 dimetabolisme di hati.
• Pada saat terjadi peningkatan perombakan
sel darah merah, maka kecepatan
metabolisme haptoglobin lebih cepat
daripada pembentukannya. Oleh karena itu,
kadar haptoglobin dalam darah menurun.
• Haptoglobin normal : 27 – 139 mg/dl
UROBILINOGEN FESES/
STERCOBILINOGEN

• Pemeriksaan feses dapat digunakan untuk


mengukur kadar urobilinogen dlm feses, yang
merupakan hasil reduksi bilirubin di saluran
cerna.
• Nilai normal: 50-250 mg/100 g feses.
• Pada nilai yang tinggi maka perombakan sel
darah merah terjadi dgn kecepatan tinggi,
mengindikasikan anemia hemolitik
Gambaran sumsum
tulang

• Pengambilan sejumlah cairan sumsum tulang


yang diperoleh dengan melakukan aspirasi
atau biopsi.
• Untuk menilai jumlah sumsum tulang dan sifat
pertumbuhan dan pematangan sel.
• Dapat digunakan untuk mendiagnosa anemia
sideroblast atau untuk mengetahui adanya
besi dalam sel atau jaringan selain sel darah
merah.
KELAINAN DAN GANGGUAN DARAH

ERITROSIT

•Anemia
•Polisitemia
KELAINAN DAN GANGGUAN DARAH

LEUKOSIT

•Leukositosis
•Leukopenia
KELAINAN DAN GANGGUAN DARAH

TROMBOSIT

•Trombositopenia
•Trombositosis
•Coagulation
Disorder
TUGAS
 Patofisiologi dan parameter klinis utama (excl. terapi dan metode
analisis)
 Parameter klinis
1. Anemia Defisiensi Fe
2. Anemia defisiensi asam folat, vit. B12 dan anemia perniciosa
3. Anemia Aplastik /Panmyelopathy
4. Anemia karena inflamasi
5. Thalasemia
6. Anemia sel sabit
7. Anemia defisiensi G6PDH
8. Eritroblastosis fetalis
9. Porfiria
10. Polisitemia
11. Leukemia
12. Gangguan hemostasis/pembekuan darah

Anda mungkin juga menyukai