Anda di halaman 1dari 14

Pemeriksaan Indeks Eritrosit,

Hapusan Darah Tepi,


dan Feritin Serum
Ichlas Afriansyah Afif
Beta 2015
04011381520105

Indeks Eritrosit
Definisi
Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi
hemoglobin eritrosit. Istilah lain untuk indeks eritrosit
adalah indeks kospouskuler. Indeks eritrosit dapat
ditetapkan dengan dua metode, yaitu manual dan elektronik
(automatik) menggunakanhematology analyzer.

Klarifikasi Indeks Eritrosit:


Volume eritrosit rata-rata (VER) ataumean corpuscular volume(MCV)
MCV mengindikasikan ukuran eritrosit : mikrositik (ukuran
kecil), normositik (ukuran normal), dan makrositik (ukuran besar).
Nilai MCV diperoleh dengan mengalikan hematokrit 10 kali lalu
membaginya dengan hitung eritrosit.

MCV = (hematokrit x 10) : hitung eritrosit


Nilai rujukan :
Dewasa : 80 - 100 fL (baca femtoliter)
Bayi baru lahir : 98 - 122 fL
Anak usia 1-3 tahun : 73 - 101 fL
Anak usia 4-5 tahun : 72 - 88 fL
Anak usia 6-10 tahun : 69 - 93 fL

Hemoglobin eritrosit rata-rata (HER) ataumean


corpuscular hemoglobin(MCH)
MCH mengindikasikan bobot hemoglobin di dalam eritrosit
tanpa memperhatikan ukurannya. MCH diperoleh dengan
mengalikan kadar Hb 10 kali, lalu membaginya dengan hitung
eritrosit.
MCH = (hemoglobinx10) : hitung eritrosit
Nilai rujukan :
Dewasa : 26 - 34 pg (baca pikogram)
Bayi baru lahir : 33 - 41 pg
Anak usia 1-5 tahun : 23 - 31 pg
Anak usia 6-10 tahun : 22 - 34 pg

Kadar hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER) ataumean


corpuscular hemoglobin concentration(MCHC)
MCHC mengindikasikan konsentrasi hemoglobin per unit volume
eritrosit. Penurunan nilai MCHC dijumpai pada anemia hipokromik,
defisiensi zat besi serta talasemia. Nilai MCHC dihitung dari nilai
MCH dan MCV atau dari hemoglobin dan hematokrit.
MCHC = ( MCH : MCV ) x 100 % atau MCHC = ( Hb : Hmt ) x 100 %
Nilai rujukan :
Dewasa : 32 - 36 %
Bayi baru lahir : 31 - 35 %
Anak usia 1.5 - 3 tahun : 26 - 34 %
Anak usia 5 - 10 tahun : 32 - 36 %

Luas distribusi eritrosit (RBCdistribution width)


RDW adalah perbedaan ukuran (luas) dari eritrosit. RDW adalah
pengukuran luas kurva distribusi ukuran pada histogram. Nilai
RDW dapat diketahui dari hasil pemeriksaan darah lengkap (full
blood count, FBC) denganhematology analyzer. Nilai RDW
berguna untuk memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum
nilai MCV berubah dan sebelum terjadi tanda dan gejala.
Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada : anemia defisiensi
(zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel
sabit.

Hapusan Darah Tepi


Definisi
Hapusan darah tepi adalah tindakan diagnostik yang digunakan dalam
evaluasi dan diagnosis berbagai kondisi medis, atau dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai Blood Smear. Ini adalah tindakan standar jika dokter
menduga ada penyakit atau infeksi, Hapusan darah tepi biasanya tes
diagnostik pertama yang dilakukan
Tes ini memeriksa 3 komponen:
Trombosit
Sel darah putih
Sel darah merah

Pengidentifikasi penyakit:

Anemia
Penyakit Kuning
Memar Abnormal
Nyeri Tulang
Infeksi
Penurunan Berat Badan
Cara kerja:

Ambil darah
didiagnosa
Jika kelainan
Jamur, HIV
Jika kelainan
Polisitemia
Jika kelainan

pasien -> Kirim ke Laboratorium -> Hasil tes akan


sel darah putih = Malaria, Hepatitis C, Infeksi
sel darah merah = Anemia, Sickle cell disease,
trombosit = Hypothyroidism, Penyakit ginjal

Eritrosit
Variasi Ukuran
NORMOSIT
Erythrosit dengan diameter normal, yaitu 7-8 mikron

MAKROSIT
Erythrosit dengan diameter lebih dari 8 mikron. Bila makrosit diameternya
lebih dari 12 mikrometer dan berbentuk oval disebut MEGALOSIT (12-15
mikron). Ini ditemukan pada anemia defisiensi Vitamin B12 atau defisiensi
Asam Folat. Keadaan dimana makrosit banyak ditemukan dalam darah
disebut MAKROSITOSIS.

MIKROSIT.
Diameter erythrosit kurang dari 7 mikrometer. Ini ditemukan misalnya pada
Anemia defisiensi besi (Fe). Keadaan dimana banyak ditemukan mikrosit
dalam darah disebut MIKROSITOSIS.

ANISOSITOSIS
Suatu keadaan ditemukan besar erytrocyte yang bervariasi sedangkan
bentuknya sama, jadi ditemukan Normosit, makrosit dan mikrosit. Ini terjadi
pada penyakit Anemia Hemolitik berat.

Variasi Warna

NORMOKROM.

Erythrosit dengan warna normal (ada pucat dibagian tengah dan lebih merah
dibagian pinggirnya) dan dengan konsentrasi hemoglobin yang normal juga.
HIPOKROM
Warna erythrosit lebih pucat sehingga daerah yang pucat ditengah melebar.
Bila terlalu pucat / terlalu lebar akan membentuk ANULOSIT atau RING
ERYTHROCYTE, hal ini karena konsentrasi hemoglobin rendah. Ini ditemukan
misalnya pada Anemia Defisiensi Fe, Thallasemia, Hemoglobinopathy C atau S.
HIPERKROM
Keadaan dimana warna erytrosit lebih merah dari normal. Misalnya ditemukan
pada SFEROSITOSIS HEREDITER.
POLIKROMASI
Keadaan dimana ditemukan erytrosit yang bersifat ACIDOPHILIC dan
ditemukan juga yang bersifat BASOPHILIC. Ini ditemukan pada
RETIKULOSITOSIS, juga ditemukan pada ERYTHROPOEISIS yang aktif.
NORMOBLAST
Merupakan Erytrosit yang masih muda dengan masih memiliki inti. Keadaan
ini ditemukan misal pada Hemopoeisis extra medullaris.

Feritin Serum
Definisi Ferritin
Ferritinadalah sebuah protein yang terdapat di dalam sel pada
hampir seluruh makhluk hidup. Ferritin merupakan protein penyimpan
zat besi paling utama pada tubuh.
Fungsi:

Menyimpan zat besi dalam bentuk terlarut dan non-toksik


Kadar normal Ferritin:
Laki-laki dewasa = 100 g/L
Wanita dewasa = 30 g/L

Feritin serum merupakan salah satu petanda adanya kelebihan


kadar besi. Feritin serum berguna dalam memonitor perubahan
besi tubuh, meskipun kadar absolutnya merupakan ukuran yang
tidak presisi dari total besi tubuh. Akan tetapi, karena feritin
juga merupakan reaktan fase akut, sering terjadi peningkatan
kadarnya pada penyakit-penyakit inflamasi sehingga kadar CRP
(C-Reactive Protein) digunakan untuk mengeksklusi
peningkatan feritin yang disebabkan reaksi fase akut

Kadar feritin serum dan kadar hepsidin normal dalam darah


Kadar Normal
Kadar Ferritin Serum
Wanita

10 160 ng/mL

Kadar Ferritin Serum Pria

70 435 ng/mL

Kadar Hepsidin

13,3 54,4 ng/mL

Kelainan Ferritin
Terjadi peningkatan kadar ferritin darah dapat mengakibatkan
hemokromatosis, yaitu penumpukan zat besi berlebihan yang
terdapat dalam bentuk keturunan (bawaan) atau didapat
(sekunder).
Hemokromatosis sekunder dapat menyebabkan:
Anemia hemolitik
Hepatitis C
Transfusi darah berulang
Hemokromatosis bawaan dapat menyebabkan:
Gagal jantung
Disfungsi seksual
Nyeri sendi

Anda mungkin juga menyukai