Anda di halaman 1dari 47

Parasitologi Malaria

Surabaya, 13 – 17 Maret 2017


TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran Umum
mampu melakukan pembacaan Sediaan
Darah malaria sesuai standar.

Tujuan pembelajaran Khusus


Memahami komponen darah normal
Memahami morfologi parasit malaria
Melakukan pemeriksaan rutin untuk sediaan
darah
Beberapa Metoda Diagnosa Malaria
Sekarang ini

Diagnosa Malaria Diagnosa dengan Metoda


menggunakan menggunakan Immunochromatographi
Mikroskop mikroskop pendar atau dikenal sebagai dipstik
(fluorochromes) tes.

Diagnosa menggunakan Polymerase Chain


asay antibody Reaction (PCR)
(Antibody detection by
ELISA serology)
Sampai sekarang, diagnosa malaria secara
mikroskopi masih merupakan “gold
standard”
Keunggulan Diagnosa Malaria secara mikroskop
- SENSITIF. Teknisi lab yang terampil dapat mendeteksi
parasit malaria dalam densitas yang rendah;
- INFORMATIF. Jika parasit malaria ditemukan, dapat
dibedakan jenisnya spesiesnya (P.
falciparum, P. vivax, P. malariae, P. ovale)
atau infeksi campuran dan juga stadiumnya
(Trophozoit, Shcizon, Gametosit); selain
itu jg bisa dilakukan hitung kepadatan
parasit.untuk follow up
- RELATIF TIDAK MAHAL. Harga satu pemeriksaan
diperkirakan Cuma Rp 1.200, bandingkan
dengan dipstik seharga Rp 30.000 untuk
satu pemeriksaan;
- UMUM. Penggunaan mikroskop adalah metoda
yang umum di lab sehingga bisa berbagi
dengan pemeriksaan TB, PMS dll;
- SPESIES BARU. Memungkinkan untuk menemukan spesies
baru yang menyerang manusia.
PENDAHULUAN
Sampai akhir abad 18, pemeriksaan malaria
masih memakai spesimen darah segar untuk
melihat mobilitas Plasmodium;

Pada tahun 1890 Romanowsky menemukan


metode baru bahwa dengan fiksasi dan
pewarnaan maka pemeriksaan malaria lebih
akurat dan bisa membedakan stadium
malaria. Pewarnaan yang dipakai disebut
pewarnaan Romanowsky;

Beberapa tahun kemudian Giemsa


menyempurnakan pewarnaan Romanowsky
untuk malaria.
Sediaan darah tipis yang belum diwarnai
Hasil Pewarnaan Giemsa

Sitoplasma berwarna biru


Inti berwarna merah

Pigments Sitoplasma berwarna biru


Inti berwarna merah
Pigment

Titik-titik Schuffner’s
Elemen darah:

Neutrofil
Eosinofil
Monosit
Limfosit

Eritrosit
Elemen darah pada sediaan darah tipis dan tebal dengan pewarnaan Giemsa
Perbedaan karakteristik diantara ke empat
spesies malaria pada sediaan darah tebal
dan tipis:
Apakah ada parasit?
Apakah ada inti, sitoplasma dan pigmen?
Bagaimanakah bentuk dan ukuran sel darah merah
yang terinfeksi?
Apakah ada stippling / titik2 pada permukaan sel
darah merah?
Mereka berbeda ya…?
Poin-poin diagnosa P. falciparum

Sel darah merah yang terinfeksi tidak membesar.


Bentuk ring (cincin) terlihat tipis dan halus dengan kromatin
(inti) berwarna merah yang juga kecil.

Memungkinkan adanya beberapa ring dalam satu sel darah


merah.
Poin-poin diagnosa P. falciparum

Ciri khas lainnya adalah posisi marginal atau applique dimana


ring terlihat ditepian sel darah merah.

Beberapa ring mempunyai dua inti kromatin.


Poin-poin diagnosa P.falciparum

Kadang-kadang terlihat adanya Maurer’s dots


Poin-poin diagnosa P. falciparum

Sangat jarang ditemukan bentuk schizont P.


falciparum pada sediaan darah tepi.
.

Gametosit mempunyai bentuk seperti pisang.


Biasanya muncul setelah minggu ke 4 infeksi.
Representative parasites (magnification, x1000) from a highly synchronized in vitro
culture (initial time window: 1 hour) of Plasmodium falciparum. The stage of development
is assessed from the overall size of the parasite, the ratios of the area and diameter of
the nucleus to that of the cytoplasm, the amount of visible pigment (hemozoin), and, in
mature parasites, the number of nuclei.
American Journal of Pathology. 1999;155:395-410
Poin-poin Diagnosa P. falciparum

1. Sel darah merah yang terinfeksi tidak membesar;


2. Bentuk ring (cincin) terlihat tipis dan halus. Memungkinkan ada
beberapa ring dalam satu sel darah merah;
3. Beberapa ring mempunyai dua inti kromatin yang berwarna merah;
4. Adanya posisi marginal atau bentuk applique dimana posisi parasit
berada di tepi sel darah merah;
5. Sangat jarang ditemukan bentuk shcizon pada sediaan darah tepi;
6. Gametosit berbentuk memanjang seperti pisang;

7. Kadang-kadang ditemukan adanya Maurer's dots.


Pembentukan schizon P falciparum biasanya terjadi pada
pembuluh darah kapiler viscera

Mikrofotografi pigmentShcizonts’s P. falciparum pada pembuluh darah


kapiler di otak (cerebrum’s cells)
Poin-poin diagnosa P. vivax

Ring muda biasanya mempunyai inti kromatin yang lebih


besar dengan sitoplasma biru yang membesar
mengelilingi vakuola;

Trophozoit berbentuk tak beraturan dan sitoplasma biru


yang juga tak beraturan bentuknya;

Sel darah merah yang terinfeksi umumnya membesar;

Titik-titik Schuffner's seringkali terlihat pada permukaan


sel darah merah.
Poin-poin diagnosa P. vivax

Pada ring yang tua, sel terlihat membesar.

Sangat umum ditemukan bentuk schizont


pada sediaan darah tepi.
Poin-poin diagnosa P. vivax

Gametosite:
Berbentuk bulat atau oval dengan
sitoplasma dan inti yang besar;
pigmen berwarna kuning tengguli menyebar
pada sitoplasma.
Poin-poin diagnosa P. vivax
Tropozoit muda biasanya mempunyai inti kromatin yang lebih
besar dengan sitoplasma biru yang membesar mengelilingi
vakuola;

Trophozoit berbentuk tak beraturan dan sitoplasma biru yang


juga tak beraturan bentuknya;

Sel darah merah yang terinfeksi umumnya membesar;

Titik-titik Schuffner's seringkali terlihat pada permukaan sel


darah merah.

Pada tropozoit yang tua, sel terlihat membesar.

Sangat umum ditemukan bentuk schizont pada sediaan darah


tepi.
Gametosit berbentuk bulat atau oval dengan sitoplasma dan inti
yang besar.
Poin-poin diagnosa P. malariae

Bentuk ring P. malariae sangat kompak, dan sel darah


merah yang terinfeksi tidak membesar.
Trophozoit bentuk pita (band form) merupakan ciri
khas spesies ini.
Poin-poin diagnosa P. malariae

Sitoplasma menyebar pada seluruh permukaan sel


darah merah, dan inti kromatin kadang tersamar
oleh pigmen yang berwarna coklat gelap yang
tersebar pada sitoplasma parasit.
Poin-poin diagnosa P. malariae

Schizonts matang mempunyai ciri khas membentuk


konfigurasi seperti bunga seruni yang terdiri
dari 8 – 12 merozoit.

Sel darah merah yang terinfeksi TIDAK membesar.


Gametocyte P. malariae Schizont P. malariae

Schizont P. malariae Schizont P. malariae


Poin-poin diagnosa P. malariae

Bentuk ring P. malariae sangat kompak, dan sel darah


merah yang terinfeksi tidak membesar.
Trophozoit bentuk pita (band form) merupakan ciri
khas spesies ini.
Sitoplasma menyebar pada seluruh permukaan sel
darah merah, dan inti kromatin kadang tersamar
oleh pigmen yang berwarna coklat gelap yang
tersebar pada sitoplasma parasit.

.
Poin-poin diagnosa P. ovale

Sel darah merah yang terinfeksi sedikit agak


membesar, berbentuk oval ataupun pada tepiannya
membentuk fimbriae yang bergerigi. Seringkali juga
berbentuk seperti tetes air (tear drop shape)
Titik-titik James (James’s dots) ada pada semua
stage. Titik-titik James lebih besar daripada titik-
titk Schuffner’s pada P. vivax.
Poin-poin diagnosa P. ovale

Sel darah merah yang terinfeksi sedikit agak


membesar, berbentuk oval ataupun pada tepiannya
membentuk fimbriae yang bergerigi. Seringkali juga
berbentuk seperti tetes air (tear drop shape)
Titik-titik James (James’s dots) ada pada semua
stage. Titik-titik James lebih besar daripada titik-
titk Schuffner’s pada P. vivax.
Poin-poin diagnosa P. ovale

Schizont in thick bloodfilm

Schizon lebih kecil dan lebih kompak


dibanding kan dengan P.vivax
Schizon membentuk 8-12 merozoit yang
menutupi ¾ bagian sel darah merah yang
terinfeksi
Poin-poin diagnosa P. ovale

Gametosit mempunyai sitoplasma kompak


dengan pigmen berwarna coklat gelap;
Bentuk gamotesit ini masih menyerupai
tetesan air (tear drop shape).
Poin-poin diagnosa P. ovale
Sel darah merah yang terinfeksi sedikit agak membesar,
berbentuk oval ataupun pada tepiannya membentuk fimbriae
yang bergerigi. Seringkali juga berbentuk seperti tetes air (tear
drop shape) .

Titik-titik James (James’s dots) ada pada semua stage. Titik-


titik James lebih besar daripada titik-titk Schuffner’s pada P.
vivax.

Schizon lebih kecil dan lebih kompak dibanding kan dengan


P.vivax.
Schizon membentuk 8-12 merozoit yang menutupi ¾ bagian sel
darah merah yang terinfeksi.

Gametosit mempunyai sitoplasma kompak dengan pigmen


berwarna coklat gelap.
Bentuk gamotesit ini masih menyerupai tetesan air (tear drop
shape).
Hati-hati dengan artefak atau
benda-benda lain yang ditemukan
dalam sediaan darah!!!
Artefak dapat membingungkan dalam
diagnosa malaria

Artefak dapat berupa kontaminan dari udara,


air dan darah seperti elemen darah, bakteri,
spora, sel tumbuhan, jamur ataupun partikel
debu.

Teknik pembuatan sediaan malaria, udara terlalu


lembab dan bahkan fiksasi juga seringkali
menimbulkan banyak artefak dalam sediaan
darah.
Beberapa gambar artefak:
Babesia
Babesiosis (Piroplasmosis) adalah penyakit pada beberapa
binatang yang kadang-kadang ditularkan (pada manusia) oleh
gigitan ticks.

Seperti malaria, Babesia ini menyerang sel darah merah dan


bentuknya hampir mirip Plasmodium, hanyasaja ia tidak
memproduksi pigmen ataupun menyebabkan pembesaran sel
darah yang diinfeksi.

Babesia spp sebenarnya berbeda dari Plasmodium spp karena


ia tak mempunyai siklus eksoeritrositik taupun pembentukan
schizon. Reproduksi Babesia adalah dengan “budding” dan
hanya memproduksi 4 merozoit yang terangkai menyilang
seperti huruf X.
Babesiosis pada manusia telah dilaporkan terdapat di Asia,
Eropa dan America Selatan, tapi belum pernah dilaporkan di
Afrika.
A: Infeksi oleh Babesia microti pada sediaan darah
tepi yang diwarnai Giemsa. Sekilas bentuknya
menyerupai Plasmodium falciparum; namun Babesia
ukurannya lebih kecil dan tidak mempunyai pigmen
pada sitoplasmanya.

Sediaan ini diambil dari seorang ibu berumur 67 tahun setelah operasi
pengambilan spleen (spleenectomy). Infeksi kemungkinan terjadi di
Long Island, New York.
B, C: Infeksi Babesia pada apusan darah tipis yang
diwarnai dengan Giemsa. Gambar kiri: parasit
membentuk rangkaian menyilang tetrad (ini adalah
salah satu ciri khas untuk diagnosa Babesia)

Perhatikan bahwa pada kedua gambar ini tak


ditemukan pigmen yang membedakannya dari
parasit malaria.
Eritrosit yang terinfeksi oleh Babesia microti
(panah) pada sediaan yang diwarnai Giemsa sekilas
terlihat seperti Plasmodium spp.
Infeksi Babesia spp pada manusia sangat jarang
dilaporkan, namun peningkatan kewaspadaan akan
adanya infeksi ini akan lebih meningkatkan
sensitifitas pemeriksaan malaria.
Terimakasih…

Sampai jumpa dalam ujian nanti… ;)

Anda mungkin juga menyukai