Anda di halaman 1dari 47

PEMBACAAN SEDIAAN DARAH

MALARIA

:
DISAMPAIKAN PADA

PELATIHAN MIKROSKOPIS MALARIA


TINGKAT RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
PROVINSI PAPUA

Jayapura , 27 Nov s/d 9 Okt 2016


DIAGNOSA MALARIA
pada sediaan darah tebal dan tipis
Sampai akhir abad 18, pemeriksaan malaria masih
memakai spesimen darah segar untuk melihat mobilitas
Plasmodium;

Pada tahun 1890 Romanowsky menemukan metode baru


bahwa dengan fiksasi dan pewarnaan maka
pemeriksaan malaria lebih akurat dan bisa
membedakan stadium malaria. Pewarnaan yang dipakai
disebut pewarnaan Romanowsky;

Beberapa tahun kemudian Giemsa menyempurnakan


pewarnaan Romanowsky untuk malaria.
Sediaan darah tipis yang belum diwarnai
Hasil pewarnaan Giemsa pada Elemen darah:

Neutrofil
Eosinofil
Monosit
Limfosit

Eritrosit
Elemen darah pada sediaan darah tipis dan tebal dengan pewarnaan Giemsa
Eosinofil Neutrofil

Monosit Limfosit
Neutrofil pada sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal
Limfosit pada sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal
Sel darah merah yang terinfeksi Plasmodium
Hasil Pewarnaan Giemsa

Sitoplasma berwarna biru


Inti berwarna merah

Pigments Sitoplasma berwarna biru


Inti berwarna merah
Pigment

Titik-titik Schuffner’s
Mereka berbeda ya…?
Poin-poin diagnosa P. falciparum

Sel darah merah yang terinfeksi tidak membesar.


Bentuk ring (cincin) terlihat tipis dan halus dengan kromatin
(inti) berwarna merah yang juga kecil.

Memungkinkan adanya beberapa ring dalam satu sel darah


merah.
Poin-poin diagnosa P. falciparum

Ciri khas lainnya adalah posisi marginal atau applique dimana


ring terlihat ditepian sel darah merah.

Beberapa ring mempunyai dua inti kromatin. 


Poin-poin diagnosa P.falciparum

Kadang-kadang terlihat adanya Maurer’s dots


Poin-poin diagnosa P. falciparum

Sangat jarang ditemukan bentuk schizont P.


falciparum pada sediaan darah tepi.
.

Gametosit mempunyai bentuk seperti pisang.


Biasanya muncul setelah minggu ke 4 infeksi.
Representative parasites (magnification, x1000) from a highly synchronized in vitro
culture (initial time window: 1 hour) of Plasmodium falciparum. The stage of development
is assessed from the overall size of the parasite, the ratios of the area and diameter of
the nucleus to that of the cytoplasm, the amount of visible pigment (hemozoin), and, in
mature parasites, the number of nuclei.
American Journal of Pathology. 1999;155:395-410
P. Falciparum pada sediaan tipis dan tebal
Pembentukan schizon P falciparum biasanya terjadi pada
pembuluh darah kapiler viscera

Mikrofotografi pigmentShcizonts’s P. falciparum pada pembuluh darah


kapiler di otak (cerebrum’s cells)
Poin-poin diagnosa P. vivax

Ring muda biasanya mempunyai inti kromatin yang lebih besar dengan sitoplasma
biru yang membesar mengelilingi vakuola;

Trophozoit berbentuk tak beraturan dan sitoplasma biru yang juga tak
beraturan bentuknya;

Sel darah merah yang terinfeksi umumnya membesar;

Titik-titik Schuffner's seringkali terlihat pada permukaan sel darah merah. 


Poin-poin diagnosa P. vivax

Pada ring yang tua, sel terlihat membesar.

Sangat umum ditemukan bentuk schizont pada sediaan darah tepi. 


Poin-poin diagnosa P. vivax

Gametosite:
Berbentuk bulat atau oval dengan sitoplasma
dan inti yang besar;
pigmen berwarna kuning tengguli menyebar
pada sitoplasma.
P. Vivax pada sediaan darah tipis dan tebal
Poin-poin diagnosa P. malariae 

Bentuk ring P. malariae sangat kompak, dan sel darah merah yang
terinfeksi tidak membesar.
Trophozoit bentuk pita (band form) merupakan ciri khas spesies
ini.  
Poin-poin diagnosa P. malariae 

Sitoplasma menyebar pada seluruh permukaan sel


darah merah, dan inti kromatin kadang tersamar
oleh pigmen yang berwarna coklat gelap yang
tersebar pada sitoplasma parasit.
Poin-poin diagnosa P. malariae 

Schizonts matang mempunyai ciri khas membentuk konfigurasi


seperti bunga seruni yang terdiri dari 8 – 12 merozoit.

Sel darah merah yang terinfeksi TIDAK membesar.


Gametocyte P. malariae berbentuk bulat dengan inti yang
besar dan sitoplasma juga besar serta dipenuhi pigmen
berwarna kuning
P. malariae pada sediaan darah tipis dan tebal
Poin-poin diagnosa P. ovale

Sel darah merah yang terinfeksi sedikit agak membesar, berbentuk oval
ataupun pada tepiannya membentuk fimbriae yang bergerigi. Seringkali
juga berbentuk seperti tetes air (tear drop shape)
Titik-titik James (James’s dots) ada pada semua stage. Titik-titik James
lebih besar daripada titik-titk Schuffner’s pada P. vivax.
Poin-poin diagnosa P. ovale

Sel darah merah yang terinfeksi sedikit agak


membesar, berbentuk oval ataupun pada tepiannya
membentuk fimbriae yang bergerigi. Seringkali juga
berbentuk seperti tetes air (tear drop shape)
Titik-titik James (James’s dots) ada pada semua
stage. Titik-titik James lebih besar daripada titik-
titk Schuffner’s pada P. vivax.
Poin-poin diagnosa P. ovale

Schizont in thick bloodfilm

Schizon lebih kecil dan lebih kompak dibanding


kan dengan P.vivax
Schizon membentuk 8-12 merozoit yang
menutupi ¾ bagian sel darah merah yang
terinfeksi
Poin-poin diagnosa P. ovale

Gametosit mempunyai sitoplasma kompak dengan


pigmen berwarna coklat gelap;
Bentuk gamotesit ini masih menyerupai tetesan air
(tear drop shape).
P. Ovale pada sediaan darah tipis dan tebal
Hati-hati dengan artefak atau
benda-benda lain yang ditemukan
dalam sediaan darah!!!
Artefak dapat membingungkan dalam
diagnosa malaria

Artefak dapat berupa kontaminan dari udara,


air dan darah seperti elemen darah, bakteri,
spora, sel tumbuhan, jamur ataupun partikel
debu.

Teknik pembuatan sediaan malaria, udara terlalu


lembab dan bahkan fiksasi juga seringkali
menimbulkan banyak artefak dalam sediaan
darah.
Beberapa gambar artefak:
Babesia
Babesiosis (Piroplasmosis) adalah penyakit pada beberapa
binatang yang kadang-kadang ditularkan (pada manusia) oleh
gigitan ticks.

Seperti malaria, Babesia ini menyerang sel darah merah dan


bentuknya hampir mirip Plasmodium, hanyasaja ia tidak
memproduksi pigmen ataupun menyebabkan pembesaran sel
darah yang diinfeksi.

Babesia spp sebenarnya berbeda dari Plasmodium spp karena


ia tak mempunyai siklus eksoeritrositik taupun pembentukan
schizon. Reproduksi Babesia adalah dengan “budding” dan
hanya memproduksi 4 merozoit yang terangkai menyilang
seperti huruf X.
Babesiosis pada manusia telah dilaporkan terdapat di Asia,
Eropa dan America Selatan, tapi belum pernah dilaporkan di
Afrika.
A: Infeksi oleh Babesia microti pada sediaan darah tepi
yang diwarnai Giemsa. Sekilas bentuknya menyerupai
Plasmodium falciparum; namun Babesia ukurannya lebih
kecil dan tidak mempunyai pigmen pada sitoplasmanya.

Sediaan ini diambil dari seorang ibu berumur 67 tahun setelah operasi pengambilan
spleen (spleenectomy). Infeksi kemungkinan terjadi di Long Island, New York.
B, C: Infeksi Babesia pada apusan darah tipis yang
diwarnai dengan Giemsa.  Gambar kiri: parasit
membentuk rangkaian menyilang tetrad (ini adalah
salah satu ciri khas untuk diagnosa Babesia)

Perhatikan bahwa pada kedua gambar ini tak


ditemukan pigmen yang membedakannya dari parasit
malaria.
Eritrosit yang terinfeksi oleh Babesia microti (panah) pada sediaan
yang diwarnai Giemsa sekilas terlihat seperti Plasmodium spp.
Infeksi Babesia spp pada manusia sangat jarang dilaporkan, namun
peningkatan kewaspadaan akan adanya infeksi ini akan lebih
meningkatkan sensitifitas pemeriksaan malaria.
TERIMAKASIH
Terimakasih…

Sampai jumpa dalam ujian nanti… ;)

Anda mungkin juga menyukai