TUJUAN KHUSUS
4
Komponen Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria
A. Pemantapan Mutu Internal ( PMI )
Mikroskopis Malaria
Internal Quality Control
oHasil uji silang laboratorium pelayanan dikatakan baik apabila memiliki nilai :
sensitivitas ≥ 70%, spesifisitas ≥ 70%, akurasi ≥ 70%
Penilaian Kinerja Laboratorium
I. Konvensional
1. Menyediakan data :
nama seluruh laboratorium pelayanan mikroskopis malaria
di kabupaten/kota
Jumlah seluruh sediaan, jumlah sediaan positif, jumlah
sediaan negatif masing-masing laboratorium pelayanan
mikroskopis malaria yang diperiksa selama satu tahun
diambil dari register laboratorium pelayanan mikroskopis
malaria tahun yang lalu
2. Menghitung Sediaan darah Positivity Rate (SPR)
3. Menentukan sensitivitas, spesifisitas dan jumlah kesalahan yang
dapat diterima (acceptance number/ d)
Program Pengendalian Malaria menetapkan sensitivitas 80%,
spesifisitas 100% dan jumlah kesalahan yang dapat diterima atau d
=0
4. Membaca tabel penghitungan sediaan untuk uji silang metode
LQAS
5. Menentukan jumlah sediaan uji silang
Untuk menentukan jumlah sediaan yang akan diuji silang per tahun
didapat dengan melihat perpotongan antara SPR dan jumlah
sediaan negatif.
6. Menghitung jumlah sediaan per bulan
Jumlah sediaan uji silang per bulan = jumlah sediaan uji silang per
tahun dibagi 12
7. Menghitung interval pengambilan sediaan
Dengan cara membagi jumlah sediaan yang tercatat di
Register Laboratorium Pelayanan Mikroskopis Malaria
pada bulan terkait, dengan jumlah sediaan yang akan
diambil untuk diuji silang.
8. Menentukan pengambilan sediaan pertama (lot)
Penentuannya dilakukan dengan cara LOT atau diundi dengan
menggunakan dadu, kalender, nomor seri uang dan
sebagainya.
sediaan yang diambil pertama harus lebih kecil atau sama
dengan angka interval.
Berilah tanda (misalnya dilingkari) pada register laboratorium
malaria, sediaan yang akan diambil.
9 Mengambil sediaan berdasarkan interval dan sesuai urutan
register laboratorium pelayanan mikroskopis malaria
Jika terdapat sediaan yang hilang/pecah, ambil sediaan berikutnya
sesuai dengan urutan pada register laboratorium
Sediaan yang hilang atau pecah harus didokumentasikan pada
Form Pemeriksaan Uji Silang, karena hal ini dapat menunjukkan
adanya masalah di laboratorium pelayanan. Kemungkinan
penyebabnya adalah:
• Sediaan dibuang karena kualitas yang jelek;
• Sediaan tidak dibaca;
• Petugas mikroskopis tidak memahami kepentingan penyimpanan
sediaan untuk proses uji silang.
III. Pengiriman Sediaan Uji Silang
a) Makroskopis
Tetes tebal
Diameter ± 1cm
Ketebalan: tulisan dapat dilihat di atas kertas
Tidak terfiksasi
Tetes tipis: 1 cm dari bagian ujung sediaan darah tipis
berbentuk lidah.
b) Mikroskopis
Tetes tebal
Volume darah: 6 µl atau
Untuk menilai SD darah negatif: minimal dapat dilihat 100
LPB atau setara dengan 3000-4000 leukosit
Ketebalan:
• baik : jumlah leukosit 15 -20/LPB
• tebal : jumlah leukosit > 20/LPB
• tipis : jumlah leukosit <15 /LPB
Tetes tipis
Volume darah: 2 µl
Eritrosit tidak saling bertumpuk.
Terfiksasi
Mikroskopis
•Normal: inti leukosit berwarna ungu, inti parasit
berwarna merah, sitoplasma berwarna biru
•Asam: inti leukosit berwarna merah, inti parasit
berwarna merah, sitoplasma berwarna merah
•Basa: inti leukosit berwarna biru, inti parasit berwarna
biru, sitoplasma berwarna biru
•Kotor: banyak sisa-sisa/ endapan zat warna/ debu pada
lapang pandang
Tindak lanjut
Hasil uji silang cukup berturut-turut dalam empat bulan dan/ atau
satu kali hasil kurang
Perlu dilaksanakan supervisi/bimbingan teknis
Dilakukan pemberian panel tes di tempat
Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan
Tes panel bertujuan untuk mengetahui kinerja
mikroskopis di laboratorium pelayanan dan laboratorium rujukan
uji silang
Penyelenggara:
Laboratorium Rujukan Malaria Nasional
Jlh = 20 SD (8 negatif, 5 Pf, 4 Pv,1 Po,1 Pm, 1 mix )
Perhitungan ; density parasit 40-200par/uL darah