Anda di halaman 1dari 34

PEMANTAPAN

MUTU
LABORATORIUM
MALARIA
Jeany Olivia
Michella Nanlohy,
S.Si

TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu
melakukan pemantapan mutu laboratorium malaria.

TUJUAN
KHUSUS
Melakukan pemantapan mutu internal
Memahami pemantapan mutu eksternal
Melaksanakan Uji silang mikroskopis malaria
Melaksanakan Bimtek/supervisi
Menyelanggarakan Tes Panel

OUTLINE

Pemantapan mutu laboratorium


Malaria
Pemantapan Mutu Internal
Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Uji silang mikroskopis ( cross check)
Bimtek/supervisi
Tes Panel

PEMANTAPAN MUTU
LABORATORIUM
( QUALITY ASSURANCE LABORATORIUM )

Suatu kegiatan yang dirancang untuk


meningkatkan dan menjamin mutu serta
efisiensi pemeriksaan laboratorium, secara
berkesinambungan sehingga hasilnya dapat
dipercaya

Komponen Pemantapan Mutu Laboratorium Malaria

Peningkatan Mutu

Pemantapan Mutu
Mutu Eksternal
Internal
Pemantapan

A. Pemantapan Mutu Internal (


PMI )
Mikroskopis Malaria
Internal Quality Control
kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium
secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian error/penyimpangan
sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat

Tujuan

Kegiatan

memastikan seluruh proses di lab


sesuai standar atau tidak

SOP (pengambilan spesimen ,


pemeriksaan, keselamatan kerja, dll)
dan dipatuhiMutu
Reagen dan alat ( berfungsi dan
dipelihara/ dijaga )
Pencatatan Pelaporan PMI
Analisis dan koreksi kinerja ( Error
Rate )

B. Pemantauan Mutu Eksternal


( PME )
External Quality Assurance (EQAs)

Proses yang terencana, efektif dan


berkesinambungan, dilakukan oleh laboratorium
rujukan untuk menilai mutu, hasil pemeriksaan
mikroskopik malaria dan memberi umpan balik
informasi kinerja data pembinaan
meningkatkan kualitas , kinerja

Tujuan

membandingkan hasil antar lab


menstimulasi perbaikan penampilan
memberikan sertifikasi/kompetensi

tiga metode
pelaksanaan PME
1) Uji Silang /
Crosscheck

a.
Prinsip

oBerjenjang, berkala dan


berkesinambungan
odilakukan oleh tenaga terlatih dan
memiliki sertifikat sebagai tenaga
pelaksana uji
silang
oblinded rechecking
oMetode konvensional dan LQAS (Lot
Quality Assurance System)

Indikator Keberhasilan Uji Silang Mikroskopik


Malaria di Kabupaten/Kota

Hasil Baik 80%


Jumlah laboratorium pelayanan dengan nilai
sensitivitas 70%, spesifisitas 70%, akurasi
70%
Jumlah laboratorium pelayanan yang mengikuti uji
silang mikroskopik malaria
o Hasil uji silang laboratorium pelayanan dikatakan baik apabila
memiliki nilai : sensitivitas 70%, spesifisitas 70%, akurasi
70%

Penilaian Kinerja Laboratorium

a. Kinerja Laboratorium Baik:


Nilai Sensitivitas 70%, Spesifisitas 70%, Akurasi
spesies 70%.
b. Kinerja Laboratorium Cukup:
Nilai Sensitivitas 60-69%, Spesifisitas 60-69%, Akurasi
spesies 60-69 %.
c. Kinerja Laboratorium Kurang:
Nilai Sensitivitas <60%, Spesifisitas <60%, Akurasi
spesies <60%.

Alur Uji Silang Metode LQAS

Keterangan
Sediaan darah uji silang dari Laboratorium Pelayanan
diambil oleh Pengelola Program Malaria Dinkes Kab/Kota
Pengelola Program Malaria mengirimkan sediaan darah uji
silang ke Laboratorium Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota
Hasil pemeriksaan uji silang oleh Laboratorium Rujukan
Tingkat Kabupaten/Kota dikirim ke Pengelola Program
Malaria Dinkes Kab/Kota
Pengelola Program Malaria Dinkes Kab/Kota melakukan
analisa hasil uji silang dan mengirimkan umpan balik ke
Laboratorium Pelayanan, Laboratorium Rujukan Tingkat
Kabupaten/Kota dan Provinsi
Bila terjadi ketidaksesuaian (discordance), pengelola
program akan mengirimkan sediaan darah uji silang untuk
dilakukan pemeriksaan ulang oleh Laboratorium Rujukan
Tingkat Provinsi.

Prosedur Uji Silang


I. Konvensional
a. Penyimpanan SediaanMalaria di Laboratorium
Pelayanan
Sediaan darah (SD) malaria diberi label sesuai register
(identitas) dan disimpan berdasarkan pengelompokan
sediaan darah positif dan sediaan darah negatif.
Sediaan darah disimpan dalam kotak sediaan darah
tertutup dan diletakkan di ruangan dengan suhu kamar
dan tidak
lembab untuk menghindari debu dan
tumbuhnya jamur.
b. Pemilihan Sediaan
Sampel uji silang yang dipilih adalah 100% dari sediaan
darah positif dan 5% secara acak dari sediaan darah
negatif.
Pemilihan sediaan darah untuk uji silang dilakukan

II. LQAS
a. Penyimpanan Sediaan Mikroskopik Malaria
Laboratorium Pelayanan
SD malaria diberi label sesuai register
(identitas).
SD malaria disimpan berurutan sesuai
urutan register laboratorium
pelayanan dalam kotak sediaan darah
tertutup dan diletakkan di ruangan dengan
suhu kamar dan tidak lembab untuk
menghindari debu dan tumbuhnya jamur.
b. Penentuan lot dan pemilihan sediaan uji silang
harus melalui beberapa langkah
penghitungan yang telah ditentukan.

Langkah Penentuan lot dan Pemilihan Sediaan


Uji Silang
1. Menyediakan data :
nama seluruh laboratorium pelayanan
mikroskopis malaria di kabupaten/kota
Jumlah seluruh sediaan, jumlah sediaan positif,
jumlah sediaan negatif masing-masing
laboratorium pelayanan mikroskopis malaria
yang diperiksa selama satu tahun diambil dari
register laboratorium pelayanan mikroskopis
malaria tahun yang lalu
2. Menghitung Sediaan darah Positivity Rate
(SPR)

3. Menentukan sensitivitas, spesifisitas dan


jumlah kesalahan yang dapat diterima
(acceptance number/ d)
Program Pengendalian Malaria menetapkan sensitivitas
80%, spesifisitas 100% dan jumlah kesalahan yang
dapat diterima atau d = 0
4. Membaca tabel penghitungan sediaan untuk uji
silang metode LQAS
5. Menentukan jumlah sediaan uji silang
Untuk menentukan jumlah sediaan yang akan diuji silang
per tahun didapat dengan melihat perpotongan
antara SPR dan jumlah sediaan negatif.
6. Menghitung jumlah sediaan per bulan
Jumlah sediaan uji silang per bulan = jumlah sediaan
uji silang per tahun dibagi 12

7. Menghitung interval pengambilan

sediaan
Dengan cara membagi jumlah sediaan yang
tercatat di Register Laboratorium Pelayanan
Mikroskopis Malaria pada bulan terkait,
dengan jumlah sediaan yang akan diambil
untuk diuji silang.
8. Menentukan pengambilan sediaan pertama
(lot)
Penentuannya dilakukan dengan cara LOT atau
diundi dengan menggunakan dadu, kalender,
nomor seri uang dan sebagainya.
sediaan yang diambil pertama harus lebih
kecil atau sama dengan angka interval.
Berilah tanda (misalnya dilingkari) pada
register laboratorium malaria, sediaan yang
akan diambil.

Mengambil sediaan berdasarkan interval dan


sesuai urutan register laboratorium pelayanan
mikroskopis malaria
Jika terdapat sediaan yang hilang/pecah, ambil
sediaan berikutnya sesuai dengan urutan pada
register laboratorium
Sediaan yang hilang atau pecah harus
didokumentasikan pada Form Pemeriksaan Uji
Silang, karena hal ini dapat menunjukkan adanya
masalah di laboratorium pelayanan. Kemungkinan
penyebabnya adalah:
Sediaan dibuang karena kualitas yang jelek;
Sediaan tidak dibaca;
Petugas mikroskopis tidak memahami
kepentingan penyimpanan sediaan untuk
proses uji silang.

III. Pengiriman Sediaan Uji Silang

Sediaan yang dikirim dalam keadaan kering dan


bebas dari minyak immersi.
Pengiriman sediaan dalam jumlah besar
sebaiknya menggunakan kotak sediaan darah,
apabila tidak tersedia sediaan dapat dikemas
sedemikian rupa agar tidak mudah pecah dalam
pengiriman.
Untuk jumlah sampel yang sedikit (kurang dari
20 SD), sediaan dibungkus dengan kertas hvs

IV. Penilaian SD Uji Silang


Kualitas Pembuatan Sediaan Darah
a) Makroskopis
Tetes tebal
)Diameter 1cm
)Ketebalan: tulisan dapat dilihat di atas kertas
)Tidak terfiksasi
Tetes tipis: 1 cm dari bagian ujung sediaan darah
tipis berbentuk lidah.

b) Mikroskopis
Tetes tebal
)Volume darah: 6 l atau
Untuk menilai SD darah negatif: minimal
dapat dilihat 100 LPB atau setara dengan
3000-4000 leukosit
)Ketebalan:
) baik : jumlah leukosit 15 -20/LPB
) tebal : jumlah leukosit > 20/LPB
) tipis : jumlah leukosit <15 /LPB
Tetes tipis
)Volume darah: 2 l
)Eritrosit tidak saling bertumpuk.
)Terfiksasi

Mikroskopis
Normal: inti leukosit berwarna ungu, inti parasit
berwarna merah, sitoplasma berwarna biru
Asam: inti leukosit berwarna merah, inti parasit
berwarna merah, sitoplasma berwarna merah
Basa: inti leukosit berwarna biru, inti parasit
berwarna biru, sitoplasma berwarna biru
Kotor: banyak sisa-sisa/ endapan zat warna/
debu pada lapang pandang
Pembacaan Sediaan Darah:
Kriteria penilaian hasil pemeriksaan sediaan
darah meliputi sensitivitas, spesifisitas, dan
akurasi spesies.

V. Analisa Hasil Uji Silang

Hasil uji silang dari tenaga pelaksana uji silang


disampaikan kepada penanggung jawab program
malaria di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
dianalisa dengan menghitung tingkat sensitivitas,
spesifisitas dan akurasi spesiesnya.

Tindak lanjut
Hasil uji silang cukup berturut-turut dalam empat
bulan dan/ atau satu kali hasil kurang
Perlu dilaksanakan supervisi/bimbingan teknis
Dilakukan pemberian panel tes di tempat

Pencatatan dan Pelaporan

Hasil penilaian uji silang masing-masing


laboratorium pelayanan, diumpanbalikkan kepada
penanggung jawab fasyankes.
Hasil analisa seluruh laboratorium dilaporkan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan diumpanbalikkan kepada Laboratorium
Rujukan Tingkat Kabupaten/Kota sebagai bahan
evaluasi.
Rekapitulasi hasil uji silang dan pencapaian
indikator uji silang Kabupaten/Kota dilaporkan ke
Dinas Kesehatan Provinsi.

Penetapan Tenaga Pelaksana Uji


Silang
Ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Dinas Kesehatan Provinsi
Persyaratan :
1.Telah melaksanakan pemeriksaan mikroskopis malaria
secara rutin dengan akurasi spesies minimal 80% untuk
Kab/Kota dan minimal 90% untuk provinsi.
2.Merupakan tenaga terlatih dan memiliki sertifikat lulus
pelatihan.
3.Memiliki tingkat kemampuan minimal yang dikeluarkan
oleh Tim Pemantapan Mutu Tingkat Pusat dan berlaku
maksimal 3 tahun:
) Reference untuk tingkat Kabupaten/Kota
) Expert untuk tingkat Provinsi
) Expert untuk tingkat pusat
4. Dapat menilai kualitas sediaan darah.
5. Memiliki komitmen untuk melaksanakan tugasnya
minimal 3 tahun.

Tk kemampuan mikroskopis berdasarkan penilaian


hasil pelatihan
LEVEL
AKREDITASI

SENSITIFITA
S

SPESIFISITA
S

AKURASI
SPESIES

Level 1
(expert)

>90%

>90%

>90%

>50%

Level 2
(Refference)

80 - < 90%

80 - < 90%

80 - 90%

40 - 50%

Level 3
(Advance)

70 - < 80%

70 - < 80 % 70 - < 80%

30 - < 40%

Level 4
(Basic)

< 70%

< 70 %

< 30%

< 70%

HITUNG
PARASIT

C. SUPERVISI / BIMBINGAN
TEKNIS
Pemantauan mutu, evaluasi dan pembinaan
kegiatan laboratorium malaria pada waktu
kunjungan lapangan.
Dilakukan secara berjenjang, rutin 1 tahun sekali, atas
dasar prioritas permasalahan.
Perlu ditingkatkan pada keadaan tertentu :
Evaluasi pasca pelatihan
Pada tahap awal pelaksanaan program
Sosialisasi informasi dan pengetahuan terbaru
Hasil uji silang cukup dalam empat bulan berturutturut dan/atau kurang.
Laboratorium tidak melaporkan hasil kegiatan

Supervisi yang efektif,


memerlukan:
Sumber daya manusia yang kompeten
Perencanaan finansial yang baik dan
berkesinambungan
Waktu kunjungan yang adekuat
Perencanaan secara menyeluruh agar tersedia
sebuah struktur untuk menilai aktifitas dan
permasalahan kinerja di suatu laboratorium
Pencatatan dan pelaporan hasil bimbingan
teknis
Tindak lanjut yang efektif untuk melakukan
perbaikan di laboratorium.

Kriteria Petugas Supervisi


oMemiliki keterampilan dan pengetahuan
teknis serta
kemampuan berkomunikasi
yang baik (profesional dan kompeten).
oBerpengalaman dalam pemeriksaan
mikroskopik
malaria minimal 2 tahun.
oMemiliki kemampuan manajerial
laboratorium.

D. TES PANEL (PROFICIENCY TESTING )

Tes panel merupakan suatu metode untuk


mengetahui kinerja laboratorium dgn cara
membandingkan kemampuan mikroskopis
terhadap nilai rujukan.
Tujuan
Tes panel bertujuan untuk mengetahui kinerja
mikroskopis di laboratorium pelayanan dan l
aboratorium rujukan uji silang
Penyelenggara:
Laboratorium Rujukan Malaria Nasional

Jlh = 20 SD (8 negatif, 5 Pf, 4 Pv,1 Po,1 Pm, 1


mix )
Perhitungan ; density parasit 40-200par/uL
darah

Kriteria Laboratorium Penerima


Tes Panel
Laboratorium rujukan tingkat provinsi
Laboratorium tingkat kab/kota dengan hasil ujisilang
cukup berturut-turut dalam 4 bulan dan/atau kurang
Laboratorium Pelayanan, Laboratorium Rujukan
Tingkat Kab/Kota dan Provinsi dengan pelaksanaan
uji silang yang belum berjalan baik
Evaluasi pasca pelatihan

Tingkat Kesalahan :

- Sensitivitas :
- Spesifisitas :
- Akurasi :

Keterangan :
PB : Positif Benar (Benar Positif + Beda
Spesies)
PP : Positif Palsu
NB : Negatif Benar
NP : Negatif Palsu

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai