Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN

PELAYANAN LABORATORIUM

UPTD PUSKESMAS PUPAHIANG


DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten
Tasikmalaya pada Tahun 2023 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi. Sholawat
beserta salam semoga senantiasa tercurah limpah kepada pemimpin umat diseluruh dunia yakni
Nabi Muhammad SAW.
Akreditasi bagi UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang
pelaksanaan akreditasi di UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya maka diperlukan
pedoman pelayanan di UPTD Puskesmas Puspahiang.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini ndapat member manfaat dan bagi

UPTD Puskesmas Puspahiang, sehingga akreditasi di UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten

Tasikmalaya berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Kepala UPTD Puskesmas Puspahiang

Dodi Supriadi.S.KM.M,Si
NIP. 19680323 198803 1 006
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................... 1
C. Sasaran ............................................................................................................. 2
D. Ruang Lingkup Pelayanan ............................................................................... 2
E. Batasan Operasional ......................................................................................... 2
F. Landasan Hukum .............................................................................................. 2

BAB II STANDAR KETENAGAAN ................................................................................. 3


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia .................................................................. 3
B. Distribusi Ketenagaan ...................................................................................... 4
C. Jadwal Kegiatan ............................................................................................... 4
D. Pengembangan Keterampilan ........................................................................... 5

BAB III STANDAR FASILITAS ....................................................................................... 6


A. Denah Ruang Laboratorium ............................................................................. 6
B. Standar Fasilitas ............................................................................................... 7

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 8


A. Lingkup Kegiatan ............................................................................................. 8
B. Metode .............................................................................................................. 8
C. Langkah Kegiatan ............................................................................................ 9
1. Kemampuan Pelayanan ................................................................................ 9
2. Rujukan ........................................................................................................ 16
3. Pencatatan dan Pelaporan ............................................................................ 16

BAB V LOGISTIK .............................................................................................................. 18

BAB VI KESELAMATAN PASIEN .................................................................................. 19

BAB VII KESELAMATAN KERJA ................................................................................. 21

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................................ 22


BAB IX PENUTUP .............................................................................................................. 24

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas adalah UPTD Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab


menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. UPTD Puskesmas
Puspahiang adalah salah satu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dengan
wilayah kerja yang mencakup 8 desa dari 8 desa yang ada di Kecamatan Puspahiang.

Visi dan misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh UPTD


Puskesmas Puspahiang adalah :

VISI
mewujudkan masyarakat puspahiang yang sehat dan mandiri di bidang kesehatan
tahun 2021.”
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada semua lapisan lapisan
masyarakat
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat
3. Menjalin kemitraan dengan lintas sector dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan.
5. Meningktkan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut maka Pelayanan Medis di UPTD
Puskesmas Puspahiang dilengkapi dengan Laboratorium Klinik yang dilengkapi dengan
Alat yang sesuai dengan Peraturan yang di tetapkan oleh Kementerian Kesehata Republik
Indonesia yaitu Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas dan Permenkes Nomor
37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
Guna menunjang keakuratan hasil maka Laboratorium rutin melakukan perawatan alat.
Hal ini tentunya akan menjamin hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya guna
menjamin tepatnya diagnosa penyakit. Tidak ketinggalan Laboratorium UPTD
Puskesmas Puspahiang melakukan Pemantapan Mutu External (PME) dan Pemantapan
Mutu Internal (PMI).
Dalam melaksanakan pelayanan Laboratorium di Puskesmas, supaya dapat
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka UPTD Puskesmas
Puspahiang menyusun pedoman pelayanan laboratorium upt puskesmas
puspahiang.

B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di UPTD Puskesmas
Puspahiang.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan
hasil Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di UPTD Puskesmas Puspahiang

C. SASARAN

Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu : Tenaga Pelaksana di
Puskesmas.

D. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Semua Jenis Pelayanan di UPTD Puskesmas Puspahiang secara garis besar


meliputi empat kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat promotif, prefentif, kuratif dan
rehabilitative. Untuk menunjang hal tersebut maka Pelayanan Laboratorium sangat
diperlukan untuk menegakkan diagnosa penyakit.

E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium UPTD Puskesmas Puspahiang beroperasi setiap hari kerja mulai
pukul 08.00 hingga pukul 14.30 untuk hari Senin hingga Sabtu , dan Tutup pada hari
libur dan tanggal merah
Laboratorium UPT Puskesmas Puspahiang dapat mengerjakan pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Hematologi (hb)
2. Leukosit
3. Trombosit
4. Widal
5. Golongan Darah
6. Gula Darah
7. Asam Urat
8. Kolesterol Total
9. Urine Lengkap
10. Tes kehamilan
11. Micobacterium BTA
12. HIV
13. Syphilis

F. LANDASAN HUKUM

1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75


TAHUN 2015 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37


TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan pelayanan


Laboratorium di Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik
jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki oleh Puskesmas.
Adapun tenaga di Laboratorium UPT Puskesmas PUSPAHIANG sebagai berikut :

NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI JUMLAH

1 Penanggung jawab Dokter 1

2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan (D III) 2

Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan Tupoksi yang sesuai
kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Puskesmas mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis Laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu Laboraorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah masalah yang timbul dalam pelayanan
Laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
Laboratorium;
d. Merencakan dan mengawasi kegiatan Pemantapan Mutu.
2. Tenaga Teknis Laboratorium mempunyai Tugas dan Tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Melaksanakan kegiatan Teknis Operasional Laboratorium sesuai kompetensi
dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan Standar Prosedur
Operasional;
b. Melaksanakan kegiatan Mutu Laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggungjawab Laboratorium atau tenaga
kesehatan lainnya
f. Menyiapkan bahan rujukan specimen
3. Tenaga Non Teknis Laboratorium mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Membantu Tenaga Teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
b. Membantu Tenaga Teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Tenaga Medis di Laboratorium bertugas di Ruang Laboratorium dan ditempat


pelayanan lain bila ditugaskan oleh Kepala Puskesmas.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI


PELAYANAN LABORATORIUM

KEPALA PUSKESMAS PUSPAHIANG

Dodi Supriadi.S.KM.M,Si

PENANGGUNG BJAWAB
LABORATORIUM
dr. Elis Marifah

PENCATATAN & PELAPORAN


PETUGAS LABORATORIUM

Devi Herliasih, Amd.AK Devi Herliasih, Amd.AK

Dian Agustiawan,Amd.AK Dian Agustiawan,Amd.AK

C. JADWAL KEGIATAN

JADWAL PELAYANAN

HARI SENIN S/D SABTU : JAM 08.00 – 14.30 WIB


HARI MINGGU / LIBUR : TUTUP
D. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN
Dalam rangka penyiapan dan pengembangan ketrampilan Tenaga Medis maka
Puskesmas menyelenggarakan aktivitas sebagai berikut:
a. Setiap tenaga medis dan paramedis mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya.
b. Tenaga medis harus memberi masukan pada pimpinannya dalam menyusun
program pengembangan staf.
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas,fungsi wewenang dan
tanggung jawabnya.
d. Melakukan analisa kebutuhan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan bagi
tenaga medis dan para medis.
e. Tenaga medis dan para medis difasilitasi untuk mengikuti program yang di
adakan oleh organisasi profesi dan institusi pengembangan pendidikan
berkelanjutan.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik ,magang dan
penelitian tentang pelayanan kesehatan di puskesmas.

10 | P e d o m a n P e l a y a n a n L a b o r a t o r i u m U P T D P u s k e s m a s P u s p a h i a n g
BAB III
STANDAR FASILITAS

Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan Pelayanan
klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan yang Secara tidak langsung
mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung Pelayanan klinik puskesmas diperlukan
sarana dan prasarana yang memadai.

A. DENAH RUANG LABORATORIUM

11 8
12 6

10

1
4

2
5

Keterangan

1 Pintu Masuk1 7 Meja pemeriksaan

2 Kursi Pasien 8 Centrifuge

3 Meja 9 Mikrokop

4 Kursi Petugas 10 Fotometer

5 Pencatatan dan pelaporan 11 Safety Cabinet (Pewanaan BTA)

6 Kulkas 12 Lemari Alat

RUANGAN BER- AC

11 | P e d o m a n P e l a y a n a n L a b o r a t o r i u m U P T D P u s k e s m a s P u s p a h i a n g
B. STANDAR FASILITAS

1. PERLENGKAPAN

1 Meja Pemeriksaan

2 Kursi Pasien

3 Wastafel

4 Tempat Sampah 2 Buah

6 Alat Pelindung Diri (APD)

7 AC

8 Kulkas

2. PERALATAN

N JENIS ALAT JUMLAH


O

1 Fotometer DIRUI DR-7000 D 1 Unit

2 Centrifuge 10 Hole 1 Unit

3 Mikroskop Binokuler 2 Buah

4 Mikropipet 2 Buah

5 Rak Tabung Reaksi 3 Buah

8 Botol Aquadest 1 Buah

9 Rak Pewarnaan 1 Set

11 Referigerator 1 Buah

12 Tabung Reaksi 30 Pcs


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN

Upaya Pelayanan Kesehatan Umum di Indonesia dilaksanakan baik oleh


pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan umum yang dilaksanakan
oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendekatan level of care (kebijakan
WHO) yaitu tindakan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif yang
merumuskan pelayanan kesehatan berjenjang untuk memberikan pelayanan yang
menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya yang ada.

B. METODE

ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN

PASIEN PUSKESMAS PASIEN RUJUKAN

9 LOKET PENDAFTARAN PUSKESMAS

R PEMERIKSAAN 2a
DOKTER

LA B O R A T O R I U M

PENGAMBILAN / PENERIMAAN
SPESIMEN

8
5 8a

PEMERIKSAAN SPESIMEN

6
VALIDASI HASIL
LABORATORIUM

PENGAMBILAN HASIL
LABORATORIUM
Keterangan :
1. Pasien Datang, mendaftarkan diri diloket pendaftran Puskesmas
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan,
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
2a. Pasien rujukan dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar diloket pendaftran
Puskesmas, langsung menuju ruang laboratorium untuk menyerahkan
formulir permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang
merujuknya
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien
diambil spesimennya
5. Specimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk
dilakukan validasi
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas diletakkan dimeja
administrasi
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien keruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut
8a. Untuk pasien rujukan, formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung ke
dokter yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksaan
kepada pasien

C. LANGKAH KEGIATAN

1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium UPTD Puskesmas Puspahiang
melakukan pemeriksaan meliputi :
a. Pemeriksaan Hematologi (Hemoglobin,Leukosit,Trombosit)
b. Pemeriksaan Widal
c. Pemeriksaan Urine Lengkap;
d. Pemeriksaan Kehamilan;
e. Pemeriksaan Sputum BTA ;
f. Pemeriksaan HIV;
g. Pemeriksaan Syphilis;
h. Pemeriksaan HbsAg;
i. Pemeriksaan Golongan Darah
j. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Cholesterol total, Asam Urat,)
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistic,
komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. Setiap Laboratorium Puskesmas harus diselenggarakan secara baik
dengan memenuhi criteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan,
kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan mutu. ( Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012)
Laboratorium mempunyai peran sebagai penunjang dalam menegakkan diagnosa
yang ingin ditegakkan oleh dokter dalam merawat pasiennya. Selain itu, laboratorium
mempunyai peran seperti uji penyaring secara laboratories sehat tidaknya seseorang
misalnya medical chek up. Juga berperan sebagai follow up atau pemantau hasil
pengobatan. Serta prognosis suatu penyakit . Sehubungan dengan hal tersebut,
pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan sesuai dengan standart pelayanan
laboratorium sehingga menghasilkan pemeriksaan yang akurat.(Workshop Plebotomi
Bagi Petugas Lab di Puskesmas, Dinkes Propinsi Tahun 2009)
Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan reagent, standart, bahan
control, air, media. Dasar pemilihan bahan laboratorium pada umumnya harus
mempertimbangkan kebutuhan, produksi pabrik yang telah dikenal, deskripsi lengkap
dari bahan atau produk, mempunyai masa kadaluarsa yang panjang, volume, mudah
diperoleh di pasaran, kelancaran dan kesinambungan pengadaan, pelayanan purna jual.
( Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004)

Untuk mendapatkan sampel darah pasien dilakukan dengan cara pengambilan


darah vena dan kapiler. Lokasi vena yang digunakan untuk tempat penusukan adalah 3
vena utama di lengan yaitu vena cevalika, vena mediana cubiti, dan vena mediana
basilica. Pada umumnya vena mediana cubiti merupakan pilihan karena terfiksasi baik
dan tidak bergerak saat ditusuk.

Sebelum melakukan pemeriksaan petugas harus menggunakan APD. APD


bertujuan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pejanan darah,
semua jenis cairan, kulit yang tidak utuh. APD ada beberapa jenis yaitu sarung tangan,
masker, kacamata, penutup kepala, jas laboratorium, sepatu pelindung. Tidak semua alat
pelindung diri dipakai tergantung tindakan dan kegiatan yang dikerjakan. Pada plebotomi
cukup menggunakan sarung tangan jas laboratorium.

Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis (kapas bekas pakai dan
jarum suntik) dan nonmedis pembungkus jarum suntik. Tempat sampah harus diberi
kantong plastik tertutup, dibedakan sampah infeksius dan non infeksius. Sampah pada
kantong diberi label lalu dibakar. ( Workshop Plebotomi Bagi Petugas Lab di Puskesmas,
Dinkes Propinsi Tahun 2009)
Bahwa sebagai upaya pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran lingkungan adalah dengan meningkatnya penataan terhadap ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. Dalam rangka
penataan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut dapat dilakukan dengan upaya
kemitraan dengan badan usaha penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun. Limbah
adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limbah bahan berbahaya dan
beracun disingkat B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan
hidup dan atau membahayakan keselamatan manusia. Pengelolaan limbah B3 adalah
rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut.
(Keputusan Kepala Bapedal No 03 Tahun 1998)

Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari faktor
fisik, biologi, kimia, ergonomik, dan psikososial dengan akibat dapat mengganggu
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya. Untuk itu perlu
dilakukan manajemen K3 yang meliputi identifikasi, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, melaksanakan upaya perbaikan. (Pedoman Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI Tahun 2003)

Pemantapan mutu laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang ditujukan


untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan
mutu ada 2 macam yaitu Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal.
Pemantapan Mutu Internal meliputi persiapan pasien, pengambilan dan pengolahan
spesimen, kalibrasi alat. Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan
untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan
tertentu. (Pedoman Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004).

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di UPTD Puskesmas PUSPAHIANG meliputi:


a. Darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan hemoglobin, leukosit, trombosit,
erytrosit, hematokrit, hitung jenis. Ada beberapa cara pemeriksaan darah lengkap
yaitu cara manual dan cara menggunakan alat auto analyzer. Khusus untuk di
UPT Puskesmas Puspahaing pemeriksaan Darah Lengkap menggunakan metode
manual jadi yang bisa di periksa hanya hemoglobin,leukosit,trombosit

b. Pemeriksaaan Widal
c. Pemeriksaaan Urine Lengkap

Jenis urine yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi.
Urine sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan
sedangkan urin pagi adalah urin yang dikeluarkan pertama-tama pada pagi hari
setelah bangun tidur. Pemeriksaan urin dapat digunakan untuk pemeriksaan test
kehamilan dan pemeriksaan urin rutin.

Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering, dan diberi
label.Volume urin yang ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan urin meliputi
makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis meliputi warna,
kejernihan, berat jenis, bilirubin, reduksi, protein, keton, urobilinogen. Sedangkan
pemeriksaan mikroskopis berupa pemeriksaan sediment urine dimana
pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan centrifuge terhadap urin kemudian
sediment diperiksa di bawah mikroskop. ( Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991)

d. Pemeriksaan Kehamilan
Untuk memastikan kehamilan salah satu caranya bisa dengan
menggunakan tes urine Chorionik gonadotropin (HCG) dengan test pack yang
dimasukan ke dalam urine yang di tempatkan pada wadah tes urin dapat
mendeteksi adanya hormon HCG yang dihasilkan oleh plasenta ( Lembar
prosedur pada box kemasan reagent)
( Lembar prosedur pada box kemasan test pack)

e. Pemeriksaaan Sputum BTA


Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman mycobacterium tuberculosis. Sebagian TBC menyerang paru, tetapi dapat
juga menyerang organ tubuh yang lain. Cara penularan TBC adalah melalui
percikan atau droplet. Cara pemeriksaan BTA ini adalah dengan membuat
hapusan dahak dengan ukuran 2x3 cm. Kemudian hapusan ini dicat dengan
reagent Ziehl Nielsen lalu diamati di bawah mikroskop. (Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 2005)

f. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakin lama jumlah penderitanya semakin
meningkat. Untuk itu perlu dilakukan penjaringan di tingkat Puskesmas seperti
para penderita TB dan ibu hamil. Adapun pemeriksaan HIV menggunakan sampel
serum atau bisa dengan WB dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 10
ul. Kemudian ditambah 4 tetes reagent lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca
hasilnya.
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)
g. Pemeriksaan Sifilis
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual atau IMS yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, penyakit sifilis yang di alami selama kehamilan
bisa meningkatkan resiko keguguran,kelahiran premature dan kematian kelahiran,
maka dari itu ibu hamil wajib untuk di skrining sifiis setidanya selama
kehamilan,Adapun pemeriksaan Sifilis menngunakan sample serum atau bisa
dengan WB dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian
ditambah 4 tetes reagent lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya.
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)

h. Pemeriksaan HBsAg
HBsAg adalah salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus
yang menyebabkan penyakit hepatitis B,ini merupakan penyakit yang dapat
menular pada janin sehingga perlu di ketahui status ibu hamil untuk melindungi
janin,maka dari itu ibu hamil wajib untuk di skrining HBsAg setidanya selama
kehamilan adapaun pemeriksaan HBsAg menngunakan sample serum atau bisa
dengan WB dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 100 ul, lalu ditunggu
10-20 menit untuk membaca hasilnya.
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)

i. Pemeriksaan Golongan darah


Penetapan golongan darah adalah menentukan jenis aglutinogen yang ada
dalam sel, disamping itu juga dikenal jenis agglutinin yang ada dalam serum.
Darah diteteskan sebanyak 4 tetes pada kaca obyek di tempat yang berbeda.
Kemudian ke masing-masing tetesan darah ditetesi dengan antisera a, B, AB, dan
Anti D. Selanjutnya dicampur dan digoyang dan diamati adanya aglutinas.
(Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984).
j. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Cholesterol total, Asam Urat,)
- Gula Darah, Asam Urat, Cholesterol Metode Stik
Pemeriksaan kimia klinik dilakukan dengan alat stik dengan menggunakan
darah segar. Darah diteteskan pada stik yang telah disiapkan pada alat.
Setelah itu ditunggu beberapa menit kemudian hasil akan muncul pada
layar alat.

- Pemeriksaan Kimia Klinik Menggunakan Fotometer

Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang


terdapat pada insert Kit masing-masing reagen pemeriksaan

Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada


tenaga kesehatan yang meminta dalam batas waktu yang telah ditentukan setelah
hasil diperoleh dengan acuan sebagai berikut:

a. Untuk pemeriksaan nilai kritis:


PEMERIKSAAN KURANG DARI LEBIH DARI
HEMATOLOGI  
Hemoglobin < 7,0 g/dl > 20 g/dl
KIMIA KLINIK
Gula Darah < 45 mg/dl > 500 mg/dl

Lama nya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan denga cara perhitungan per
pasien dan rapat kolaborasi dengan tiap poli.

NO JENIS PEMERIKSAAN WAKTU TUNGGU


PASIEN

1 HEMATOLOGI (Hb, Darah) 60 Menit

2 Kimia Klinik (Glukosa,Choleterol Total,Asam Urat) 60 Menit

3 Immunologi (Golongan Darah, HIV, Syphilis, 60 Menit


HbsAg,widal)

4 Urinalisa (Urine Lengkap, Urine Rutin, Protein, 30 Menit


Reduksi, Tes Kehamilan)

5 Mikroskopis (BTA) 60 Menit

Pelaksana Laboratorium

Fajar Nugraha
NIP. 19831209 201503 1 002
Keterangan
- Waktu yang dicantumkan sudah siap untuk kerja (sampel sudah tersedia)
- Rata-rata waktu pemeriksaan setiap pasien ± 1 jam
Khusus untuk pemeriksaan Cyto waktu pemeriksaannya adalah maksimal 30 menit
Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai dengan nilai
normal pemeriksaan.

No Nama Pemeriksaan Nilai Normal

1 Hemoglobin 12 – 16 g/dl

2 Leukosit 4,0 – 10,0 (103/µl )

3 Trombosit 150 – 400 ( 103/µl)

4 Cholesterol Total < 200 mg/dl

5 Asam urat 4 – 7 mg/dl

6 Gula darah Sewaktu < 150 mg/dl

7 gula darah puasa <110 mg/dl

8 gula darah 2jpp <125 mg/dl

9 HbsAg Negatife (-)

10 HIV Non reaktif

11 Widal Negatif

Nilai normal tersebut di dapat dari insert kit tiap reagen dan juga dari rapat
kolaborasi tiap poli.

2) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal
(Alat Rusak, Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.

3) PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. PENCATATAN
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi. Macam-macam
pencatatan antara lain :
a. Buku Kwitansi Pembayaran. d. Buku bukti pengambilan hasil
b. Buku Hasil Pemeriksaan Laboratorium. e. Buku Stok Reagent
c. Blangko Pemeriksaan Laboratorium.

2. PELAPORAN

Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi
pencatan harian. Laporan triwulan, semesteran dan tahunan sesuai ketentuan yang
berlaku. Pelaporan untuk penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang
sudah ditentukan oleh program.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Laboratorium UPT Puskesmas


Puspahiang direncanakan dalam POA, permintaan obat dan bahan habis pakai dan lokmin
bulanan. Pengadaan logistik berasal dari Dana JKN dan Dinas Kesehatan Kabupaten.

Untuk yang pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan
logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari DKK.

Daftar logistik Laboratorium di Puskesmas kauman

No Jenis Reagen

1 Stik Glukosa

2 Reagent Cholesterol

3 Reagen Glukosa

3 Reagen Asam Urat

4 Reagen Ureum

5 Reagen Golongan Darah

6 Reagen Widal

7 Reagen HB Drabkin

8 Reagen Turk

9 Reagen Rees Echer

6 Reagen Zeihl Neelsen

7 Rapid HIV

8 Rapid HbsAg

9 Rapid Syphilis
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah
dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan
keahlian atas permasalahan ini.

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-


sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan pasien seperti pada tabel
berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%

2. Peningkatan komunikasi efektif 100%

3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien 100%

Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan


4. 100%
Keperawatan

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas ≥75%

6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien

Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor
rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat,
pengambilan spesimen atau pemberian tindakan

2. Peningkatan komunikasi efektif

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling
mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan
melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien

Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien. Pengukuran indikator dilakukan
dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh bagian farmasi dikurangi
kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan
obat.

4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan

Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu


melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang akan
mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pemberian prosedur.

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas

Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Kauman wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dan 5 waktu dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus
dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:

a. Sebelum kontak dengan pasien

b. Setelah kontak dengan pasien

c. Sebelum tindakan aseptik

d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien

e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

6. Tidak terjadinya pasien jatuh

Setiap pasien yang dirawat di UPTD Puskesmas PUSPAHIANG dilakukan


pengkajian terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh.
Pencegahan terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:

a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien yang
beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu.

b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan yang
aman.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedik dan petugas medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit dimana di
puskesmas banyak kasus –kasus penyakit menular misal; TBC,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit
yang disebabkan virus lainya. maka petugas dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan
memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu
menggunakan masker ,sarung tangan, jas kerja laboratorium, kacamata pelindung. Dan selalu
melakukan cuci tangan sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan.

PEMAKAIAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)


Tindakan
Tindakan
APD Pemeriksaan Scalling tanpa
Perlukaan
perlukaan
Sanitasi tangan Ya Ya ya Ya
Sarung tangan Ya Ya ya Ya
Jas Laboratorium Ya Ya Ya Ya
Masker Ya Ya ya Ya

Kaca mata Penilaian


Tidak ya tidak
pelindung Resiko

Sterilisasi Alat:

 Mencuci alat dengan sabun yg mengandung anti septic


 Penyemprotan/ oles alcohol pada alat yg akan digunakan
 Sterilisator listrik setiap selesai pelayanan, dan alat2 dari stainless/ metal yg sudah di
sterilisasi dibiarkan di dalam sterilisator sampai besoknya, sehingga pemakaian alat alat
sudah siap dipergunakan esoknya.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan di Laboratorium perlu


diperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap
pasien harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah terjadinya
masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya kesalahan pengobatan / medikasi
(medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
a. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Operasional Prosedur.
b. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
c. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon dan
tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian mutu
pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
a. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi untuk
peningkatan mutu standar.
b. Pelaksanaan, yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja(membandingkan
antara capaian dengan rencana kerja)
2. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
c. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
1. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
2. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.
Monitoring merupakan kegiatan pemantauan selama proses berlangsung untuk memastikan
bahwa aktifitas berlangsung sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring dapat dilakukan oleh
tenaga medis dan paramedis yang melakukan proses. Aktifitas monitoring perlu direncanakan untuk
mengoptimalkan hasil pemantauan.
Contoh ; monitoring pelayanan pasien, monitoring kinerja tenaga kesehatan
Sedangkan untuk menilai hasil atau capaian pelaksanaan pelayanan klinis, dilakukan
evaluasi. Evaluasi dilakukan terhadap data yang dikumpulkan yang diperleh melalui metode
berdasarkan waktu, cara dan teknik pengambilan data.
Berdasarkan waktu pengambilan data, terdiri atas:
a. Retrospektif
Pengambilan data dilakukan setelah pelayanan dilaksanakan.
Contoh : survey kepuasan pelanggan, laporan mutasi barang.
b. Prospektif
Pengambilan data dijalankan bersamaan dengan pelaksanaan pelayanan.
Contoh : waktu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan cara pengambilan data, terdiri atas:
a. Langsung (data primer);
Data diperoleh secara langsung dari sumber informasi oleh pengambil data.
Contoh: survey kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan kilnis
b. Tidak langsung (data sekunder);
Data diperoleh dari sumber informasi yang tidak langsung
Contoh: catatan riwayat penyakit yang lalu
Cara pengambilan data :
a. Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Contoh : survey kepuasan pelanggan.
b. Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktifitas atau proses dengan menggunakan
ceklist atau perekaman.
Pelaksanaan evaluasi terdiri atas :
a. Audit
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan
pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja
yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki dan dengan menyempurnakan
kinerja tersebut. Oleh karena itu, audit merupakan alat untuk menilai, mengevaluasi,
menyempurnakan pelayanan klinis secara sistematis.
Terdapat 2 macam audit, yaitu:
1. Audit Klinis
Audit Klinis yaitu analisis kritis sistematis terhadap pelayanan klinis, meliputi
prosedur yang digunakan untuk pelayanan, penggunaan sumber daya, hasil yang
didapat dan kualitas hidup pasien. Audit klinis dikaitkan dengan pengobatan
berbasis bukti.
2. Audit Profesional
Audit Profesional yaitu analisis kritis pelayanan klinis oleh seluruh tenaga medis
dan paramedis terkait dengan pencapaian sasaran yang disepakati, penggunaan
sumber daya dan hasil yang diperoleh.
Contoh : audit pelaksanaan system manajemen mutu
b. Review (pengkajian)
Review (pengkajian) yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan
klinis tanpa dibandingkan dengan standar.
Contoh : kajian penggunaan antibiotika.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPTD Puskesmas Puspahiang ini digunakan sebagai


acuan pelaksanaan pelayanan Laboratorium di UPTD Puskesmas Puspahiang. Untuk keberhasilan
pelaksanaan Pedoman Pelayanan Laboratorium UPTD Puskesmas Puspahiang diperlukan
komitmen dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan Pelayanan Laboratorium di UPTD Puskesmas Puspahiang
semakin optimal dan dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012


2. Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999
3. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004
4. Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI
Tahun 2003
5. Buku Workshop Plebotomi Bagi Petugas Laboratorium di Puskesmas, Dinkes
Propinsi Tahun 2009
6. Petunjuk Praktikum Laboratorium, Gandhasoebrata Tahun 1984
7. Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Depkes RI Tahun 1991
8. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Depkes RI Tahun 200

Anda mungkin juga menyukai