PELAYANAN LABORATORIUM
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten
Tasikmalaya pada Tahun 2023 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan akreditasi. Sholawat
beserta salam semoga senantiasa tercurah limpah kepada pemimpin umat diseluruh dunia yakni
Nabi Muhammad SAW.
Akreditasi bagi UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang
pelaksanaan akreditasi di UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya maka diperlukan
pedoman pelayanan di UPTD Puskesmas Puspahiang.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini ndapat member manfaat dan bagi
Dodi Supriadi.S.KM.M,Si
NIP. 19680323 198803 1 006
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
VISI
mewujudkan masyarakat puspahiang yang sehat dan mandiri di bidang kesehatan
tahun 2021.”
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada semua lapisan lapisan
masyarakat
2. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup sehat
3. Menjalin kemitraan dengan lintas sector dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan.
5. Meningktkan kualitas sumber daya kesehatan yang profesional
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut maka Pelayanan Medis di UPTD
Puskesmas Puspahiang dilengkapi dengan Laboratorium Klinik yang dilengkapi dengan
Alat yang sesuai dengan Peraturan yang di tetapkan oleh Kementerian Kesehata Republik
Indonesia yaitu Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas dan Permenkes Nomor
37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
Guna menunjang keakuratan hasil maka Laboratorium rutin melakukan perawatan alat.
Hal ini tentunya akan menjamin hasil pemeriksaan yang akurat dan terpercaya guna
menjamin tepatnya diagnosa penyakit. Tidak ketinggalan Laboratorium UPTD
Puskesmas Puspahiang melakukan Pemantapan Mutu External (PME) dan Pemantapan
Mutu Internal (PMI).
Dalam melaksanakan pelayanan Laboratorium di Puskesmas, supaya dapat
berjalan dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka UPTD Puskesmas
Puspahiang menyusun pedoman pelayanan laboratorium upt puskesmas
puspahiang.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan Laboratorium yang bermutu di UPTD Puskesmas
Puspahiang.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan berdasarkan
hasil Pemeriksaan Laboratorium yang akurat di UPTD Puskesmas Puspahiang
C. SASARAN
Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait, yaitu : Tenaga Pelaksana di
Puskesmas.
E. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium UPTD Puskesmas Puspahiang beroperasi setiap hari kerja mulai
pukul 08.00 hingga pukul 14.30 untuk hari Senin hingga Sabtu , dan Tutup pada hari
libur dan tanggal merah
Laboratorium UPT Puskesmas Puspahiang dapat mengerjakan pemeriksaan sebagai
berikut :
1. Hematologi (hb)
2. Leukosit
3. Trombosit
4. Widal
5. Golongan Darah
6. Gula Darah
7. Asam Urat
8. Kolesterol Total
9. Urine Lengkap
10. Tes kehamilan
11. Micobacterium BTA
12. HIV
13. Syphilis
F. LANDASAN HUKUM
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan Tupoksi yang sesuai
kompetensinya.
1. Penanggung jawab Laboratorium di Puskesmas mempunyai tugas:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis Laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu Laboraorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah masalah yang timbul dalam pelayanan
Laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
Laboratorium;
d. Merencakan dan mengawasi kegiatan Pemantapan Mutu.
2. Tenaga Teknis Laboratorium mempunyai Tugas dan Tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Melaksanakan kegiatan Teknis Operasional Laboratorium sesuai kompetensi
dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan Standar Prosedur
Operasional;
b. Melaksanakan kegiatan Mutu Laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d. Melaksanakan kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggungjawab Laboratorium atau tenaga
kesehatan lainnya
f. Menyiapkan bahan rujukan specimen
3. Tenaga Non Teknis Laboratorium mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
a. Membantu Tenaga Teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
b. Membantu Tenaga Teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Dodi Supriadi.S.KM.M,Si
PENANGGUNG BJAWAB
LABORATORIUM
dr. Elis Marifah
C. JADWAL KEGIATAN
JADWAL PELAYANAN
10 | P e d o m a n P e l a y a n a n L a b o r a t o r i u m U P T D P u s k e s m a s P u s p a h i a n g
BAB III
STANDAR FASILITAS
Sarana adalah suatu tempat ,fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan Pelayanan
klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat ,fasilitas dan peralatan yang Secara tidak langsung
mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung Pelayanan klinik puskesmas diperlukan
sarana dan prasarana yang memadai.
11 8
12 6
10
1
4
2
5
Keterangan
3 Meja 9 Mikrokop
RUANGAN BER- AC
11 | P e d o m a n P e l a y a n a n L a b o r a t o r i u m U P T D P u s k e s m a s P u s p a h i a n g
B. STANDAR FASILITAS
1. PERLENGKAPAN
1 Meja Pemeriksaan
2 Kursi Pasien
3 Wastafel
7 AC
8 Kulkas
2. PERALATAN
4 Mikropipet 2 Buah
11 Referigerator 1 Buah
A. LINGKUP KEGIATAN
B. METODE
R PEMERIKSAAN 2a
DOKTER
LA B O R A T O R I U M
PENGAMBILAN / PENERIMAAN
SPESIMEN
8
5 8a
PEMERIKSAAN SPESIMEN
6
VALIDASI HASIL
LABORATORIUM
PENGAMBILAN HASIL
LABORATORIUM
Keterangan :
1. Pasien Datang, mendaftarkan diri diloket pendaftran Puskesmas
2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila diperlukan,
diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
2a. Pasien rujukan dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar diloket pendaftran
Puskesmas, langsung menuju ruang laboratorium untuk menyerahkan
formulir permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium dari dokter yang
merujuknya
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada petugas
laboratorium
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium, pasien
diambil spesimennya
5. Specimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk
dilakukan validasi
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas diletakkan dimeja
administrasi
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien keruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut
8a. Untuk pasien rujukan, formulir hasil pemeriksaan laboratorium langsung ke
dokter yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter pemeriksaan
kepada pasien
C. LANGKAH KEGIATAN
1) KEMAMPUAN PELAYANAN
Kemampuan pelayanan Laboratorium UPTD Puskesmas Puspahiang
melakukan pemeriksaan meliputi :
a. Pemeriksaan Hematologi (Hemoglobin,Leukosit,Trombosit)
b. Pemeriksaan Widal
c. Pemeriksaan Urine Lengkap;
d. Pemeriksaan Kehamilan;
e. Pemeriksaan Sputum BTA ;
f. Pemeriksaan HIV;
g. Pemeriksaan Syphilis;
h. Pemeriksaan HbsAg;
i. Pemeriksaan Golongan Darah
j. Pemeriksaan Kimia Klinik ( Gula Darah, Cholesterol total, Asam Urat,)
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan permasalahan
kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistic,
komprehensif, dan terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. Setiap Laboratorium Puskesmas harus diselenggarakan secara baik
dengan memenuhi criteria ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan,
kegiatan pemeriksaan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan mutu. ( Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 37 Tahun 2012)
Laboratorium mempunyai peran sebagai penunjang dalam menegakkan diagnosa
yang ingin ditegakkan oleh dokter dalam merawat pasiennya. Selain itu, laboratorium
mempunyai peran seperti uji penyaring secara laboratories sehat tidaknya seseorang
misalnya medical chek up. Juga berperan sebagai follow up atau pemantau hasil
pengobatan. Serta prognosis suatu penyakit . Sehubungan dengan hal tersebut,
pemeriksaan laboratorium hendaknya dilakukan sesuai dengan standart pelayanan
laboratorium sehingga menghasilkan pemeriksaan yang akurat.(Workshop Plebotomi
Bagi Petugas Lab di Puskesmas, Dinkes Propinsi Tahun 2009)
Untuk melakukan pemeriksaan laboratorium diperlukan reagent, standart, bahan
control, air, media. Dasar pemilihan bahan laboratorium pada umumnya harus
mempertimbangkan kebutuhan, produksi pabrik yang telah dikenal, deskripsi lengkap
dari bahan atau produk, mempunyai masa kadaluarsa yang panjang, volume, mudah
diperoleh di pasaran, kelancaran dan kesinambungan pengadaan, pelayanan purna jual.
( Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar, Depkes RI Tahun 2004)
Limbah plebotomi dipilah-pilah ketempat sampah medis (kapas bekas pakai dan
jarum suntik) dan nonmedis pembungkus jarum suntik. Tempat sampah harus diberi
kantong plastik tertutup, dibedakan sampah infeksius dan non infeksius. Sampah pada
kantong diberi label lalu dibakar. ( Workshop Plebotomi Bagi Petugas Lab di Puskesmas,
Dinkes Propinsi Tahun 2009)
Bahwa sebagai upaya pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran lingkungan adalah dengan meningkatnya penataan terhadap ketentuan-
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup. Dalam rangka
penataan terhadap peraturan perundang-undangan tersebut dapat dilakukan dengan upaya
kemitraan dengan badan usaha penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun. Limbah
adalah bahan sisa suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limbah bahan berbahaya dan
beracun disingkat B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau
beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan
hidup dan atau membahayakan keselamatan manusia. Pengelolaan limbah B3 adalah
rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut.
(Keputusan Kepala Bapedal No 03 Tahun 1998)
Kegiatan laboratorium kesehatan mempunyai resiko baik yang berasal dari faktor
fisik, biologi, kimia, ergonomik, dan psikososial dengan akibat dapat mengganggu
kesehatan dan keselamatan petugas laboratorium serta lingkungannya. Untuk itu perlu
dilakukan manajemen K3 yang meliputi identifikasi, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, melaksanakan upaya perbaikan. (Pedoman Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Laboratorium Kesehatan, Depkes RI Tahun 2003)
b. Pemeriksaaan Widal
c. Pemeriksaaan Urine Lengkap
Jenis urine yang diperlukan ada 2 yaitu urin sewaktu dan urin pagi.
Urine sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada waktu yang tidak ditentukan
sedangkan urin pagi adalah urin yang dikeluarkan pertama-tama pada pagi hari
setelah bangun tidur. Pemeriksaan urin dapat digunakan untuk pemeriksaan test
kehamilan dan pemeriksaan urin rutin.
Tempat urin harus bermulut lebar tertutup, bersih, kering, dan diberi
label.Volume urin yang ditampung kurang lebih 20 ml. Pemeriksaan urin meliputi
makroskopis dan mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis meliputi warna,
kejernihan, berat jenis, bilirubin, reduksi, protein, keton, urobilinogen. Sedangkan
pemeriksaan mikroskopis berupa pemeriksaan sediment urine dimana
pemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan centrifuge terhadap urin kemudian
sediment diperiksa di bawah mikroskop. ( Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 1991)
d. Pemeriksaan Kehamilan
Untuk memastikan kehamilan salah satu caranya bisa dengan
menggunakan tes urine Chorionik gonadotropin (HCG) dengan test pack yang
dimasukan ke dalam urine yang di tempatkan pada wadah tes urin dapat
mendeteksi adanya hormon HCG yang dihasilkan oleh plasenta ( Lembar
prosedur pada box kemasan reagent)
( Lembar prosedur pada box kemasan test pack)
f. Pemeriksaan HIV
Penyakit HIV di Indonesia semakin lama jumlah penderitanya semakin
meningkat. Untuk itu perlu dilakukan penjaringan di tingkat Puskesmas seperti
para penderita TB dan ibu hamil. Adapun pemeriksaan HIV menggunakan sampel
serum atau bisa dengan WB dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 10
ul. Kemudian ditambah 4 tetes reagent lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca
hasilnya.
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)
g. Pemeriksaan Sifilis
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual atau IMS yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, penyakit sifilis yang di alami selama kehamilan
bisa meningkatkan resiko keguguran,kelahiran premature dan kematian kelahiran,
maka dari itu ibu hamil wajib untuk di skrining sifiis setidanya selama
kehamilan,Adapun pemeriksaan Sifilis menngunakan sample serum atau bisa
dengan WB dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 10 ul. Kemudian
ditambah 4 tetes reagent lalu ditunggu 10-20 menit untuk membaca hasilnya.
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)
h. Pemeriksaan HBsAg
HBsAg adalah salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus
yang menyebabkan penyakit hepatitis B,ini merupakan penyakit yang dapat
menular pada janin sehingga perlu di ketahui status ibu hamil untuk melindungi
janin,maka dari itu ibu hamil wajib untuk di skrining HBsAg setidanya selama
kehamilan adapaun pemeriksaan HBsAg menngunakan sample serum atau bisa
dengan WB dengan cara diteteskan pada rapid test sebanyak 100 ul, lalu ditunggu
10-20 menit untuk membaca hasilnya.
( Lembar prosedur pada box kemasan reagent)
Lama nya pemeriksaan laboratorium telah di tentukan denga cara perhitungan per
pasien dan rapat kolaborasi dengan tiap poli.
Pelaksana Laboratorium
Fajar Nugraha
NIP. 19831209 201503 1 002
Keterangan
- Waktu yang dicantumkan sudah siap untuk kerja (sampel sudah tersedia)
- Rata-rata waktu pemeriksaan setiap pasien ± 1 jam
Khusus untuk pemeriksaan Cyto waktu pemeriksaannya adalah maksimal 30 menit
Saat memberikan hasil pemeriksaan ke pada pasien harus di sertai dengan nilai
normal pemeriksaan.
1 Hemoglobin 12 – 16 g/dl
11 Widal Negatif
Nilai normal tersebut di dapat dari insert kit tiap reagen dan juga dari rapat
kolaborasi tiap poli.
2) RUJUKAN
Jika Laboratorium tidak dapat melaksanakan Pemeriksaan Karena suatu hal
(Alat Rusak, Listrik Mati, dll) maka darah akan dikirim ke Laboratorium Lain.
2. PELAPORAN
Untuk yang pengadaan yang lewat DKK, Puskesmas setiap tahun membuat pengajuan
logistik yang dibutuhkan. Kemudian Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari DKK.
No Jenis Reagen
1 Stik Glukosa
2 Reagent Cholesterol
3 Reagen Glukosa
4 Reagen Ureum
6 Reagen Widal
7 Reagen HB Drabkin
8 Reagen Turk
7 Rapid HIV
8 Rapid HbsAg
9 Rapid Syphilis
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor
rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat,
pengambilan spesimen atau pemberian tindakan
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang paling
mudah mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan dan yang diberikan
melalui telpon. Komunikasi lain yang mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali
hasil pemeriksaan klinis, seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk
melaporkan hasil pemeriksaan segera/ cito.
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien. Pengukuran indikator dilakukan
dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh bagian farmasi dikurangi
kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan
obat.
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Kauman wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dan 5 waktu dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah cuci tangan pakai sabun (CTPS) harus
dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien yang
beresiko jatuh dengan memberi tanda pada pintu.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan lingkungan yang
aman.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi petugas paramedik dan petugas medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit dimana di
puskesmas banyak kasus –kasus penyakit menular misal; TBC,hepatitis, HIV AIDS dan penyakit
yang disebabkan virus lainya. maka petugas dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan
memperhatikaan keamanan diri dengan pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) yaitu
menggunakan masker ,sarung tangan, jas kerja laboratorium, kacamata pelindung. Dan selalu
melakukan cuci tangan sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan atau pelayanan.
Sterilisasi Alat: