Anda di halaman 1dari 32

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM

UPTD PUSKESMAS KALAPANUNGGAL

UPTD PUSKESMAS KALAPANUNGGAL


DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2023

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 1


LEMBAR PENGESAHAN

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM


UPTD PUSKESMAS KALAPANUNGGAL

Nomer Dokumen : PED/011/PKM-KLP/I/2023


Tanggal Terbit : 02 JANUARI 2023
Nomor Revisi :

Mengesahkan
Kepala UPTD Puskesmas Kepala Sub. Bag. Tata Usaha
Kalapanunggal

Ikhsan Zuarsa,SKM.MM Asep Suryadi AM,Kep


NIP. 19730918 199503 1 001 NIP. 19690115 200701 1 011

NIP. 196508191990031009

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayahNya, sehingga penyusunan buku Pedoman Pelayanan Laboratorium
Puskesmas Kalapanunggal dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam proses pelayanan laboratorium diperlukan acuan tata naskah sehingga


format yang dihasilkan seragam, sehingga perlu dibuat buku Pedoman Pelayanan
Laboratorium Puskesmas Kalapanunggal yang akan dijadikan sebagai acuan dan
panduan dalam pembuatan dokumen-dokumen dalam kegiatan puskesmas.

Dengan tersusunnya buku Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas


Kalapanunggal, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini.

Kami sadari buku ini belum sempurna, oleh karenanya masukan dan saran
perbaikan sangakami harapkan guna penyempurnaannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita
semua.

Penyusun

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 3


Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN ............................................. ..5
A. Latar Belakang ..............................................................................5
B. Tujuan Pedoman .............................................. 5
1. Tujuan Umum : ...................................................................5
2. Tujuan Khusus ....................................................................5
C. Ruang Lingkup Pelayanan .................................. 6
D. Batasan Operasional ......................................... 6

E. Landasan Hukum ............................................. 6


BAB II STANDAR KETENAGAAN ................................... 7
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ......................................8
B. Uraian tugas ...................................................................................8
C. Distribusi Ketenagaan................................................................9
D. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan jaga ..................9
BAB III STANDAR FASILITAS ....................................... 10
A. Denah Ruang ...............................................................................10
B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan
laboratorium Puskesmas dan kondisi .............................10
C. Pencahayaan Laboratorium Puskesmas .........................12
D. Perlengkapan dan Peralatan .................................................12
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN ............................. 14
A. Alur Kegiatan Pemeriksaan ...................................................14
B. Kemampuan Pemeriksaan dan Metode ...........................14
BAB V LOGISTIK ..................................................... 15
1. Reagen .............................................................................................15
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ................................... 17
A. Tata laksana Keselematan .....................................................17
B. SASARAN KESELAMATAN PASIEN .....................................17
BAB VII KESELAMATAN KERJA .................................... 20
1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum. 20
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus. 20
A. Lingkungan Kerja dan tempat kerja ..................................21
B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja .......................21
C. Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium
Puskesmas. ...................................................................................24
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................... 26
A. Pembakuan Mutu.......................................................................26
B. Pemantapan Mutu .....................................................................29
BAB IX PENUTUP...................................................... 32

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 4


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,


disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan


kesehatan dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut di atas.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan


kesehatan Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat
primer. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan
Laboratorium Puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas, maka Puskesmas wajib
menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.

Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan


masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi
epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta
masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan
meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa
penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.

Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan


pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan
jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas.

B. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umum :

Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan


permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip
pada pelayanan secara holistik, komprehensif, dan terpadu dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.

2. Tujuan Khusus

a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium


puskesmas Kenanga;

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 5


b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium
di puskesmas.

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup pedoman ini meliputi sarana,prasarana, jenis-jenis


pemeriksaan, standard hasil pemeriksaan, dan keselamatan dan mutu
laboratorium.

D. Batasan Operasional

a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas,


adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di
Puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang
dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah
ruangan Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat
suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
e. Keselamatan Kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi
kecelakaan, kebakaran, bahaya peledakan, penyakit akibat kerja,
oencernaran lingkungan yang pada urnumnya menimbulkan kerugian
nyawa, waKu dan harta benda bagi pekerja dan masyarakat yang
berada dilingkungannya.
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah
keseluruhan proses atau semua tindakan yang dilakukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan.

E. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003
tentang Laboratorium Kesehatan;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005
tentang Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi
Biologik dan Muatan Informasinya;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009
tentang Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New
Emerging dan Re- Emerging;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 6


Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 585);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010
tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2012 Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1676);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1423);
11. Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 440/kep.311-Dinkes/2017 Tahun
2017 tentang Izin Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Pada Pusat
Kesehatan Masyarakat Kalapanunggal;

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 7


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Standar Jenis/Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Pelaksana di


Laboratorium Puskesmas adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Jenis ,kualifikasi dan jumlah tenaga laboratorium Puskesmas


Kalapanunggal

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


1 Penanggung Jawab Dokter 1
Teknis
2 Tenaga Teknis Analis Kesehatan 1
(DIII)
Analis Kesehatan 1
(DIV)
3 Tenaga Non Teknis SMA 0

B. Uraian tugas

1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas

a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;


b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi
hasil pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul
dalam pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

2. Tenaga Teknis

Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan


tanggung jawab :

a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai


kompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan
standar prosedur operasional;
b. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 8


d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium;
e. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab
laboratorium atau tenaga kesehatan lain;
f. Menyiapkan bahan rujukan specimen.
g. melakukan pencatatan dan administrasi

3. Tenaga Non Teknis

Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan


tanggung jawab :

a. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;


b. Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
c. Membantu administrasi

C. Distribusi Ketenagaan
Analis bertanggung jawab kepada dokter penanggung jawab laboratorium

D. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan jaga

No Hari Jam Kegiatan


Senin 08.00 – 13.00 Sampling, Kimia,
Serologi, Hematologi,
Malaria, Urinalisa
Selasa 08.00 – 13.00 Sampling, Kimia,
Serologi, Hematologi,
Malaria, Urinalisa
Rabu 08.00 – 13.00 Sampling, Kimia,
Serologi, Hematologi,
Malaria, Urinalisa
Kamis 08.00 – 13.00 Sampling, Kimia,
Serologi, Hematologi,
Malaria, Urinalisa
Jumat 08.00 – 13.00 Sampling, Kimia,
Serologi, Hematologi,
Malaria, Urinalisa
Sabtu 08.00 – 13.00 Sampling, Kimia,
Serologi, Hematologi,
Malaria, Urinalisa

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 9


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Sarana Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan


dengan fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup
ini adalah ruangan Laboratorium Puskesmas.

1. Ukuran ruang minimal 3x4 m2, kebutuhan luas ruang disesuaikan


dengan jenis pemeriksaan yang diselenggarakan oleh Puskesmas.
2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
3. Dinding berwarna terang, harus keras, tidak berpori, kedap air, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik).
4. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna
terang, dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia
(epoxi, vinyl).
5. Pintu disarankan memiliki lebar bukaan minimal 100 cm yang terdiri
dari 2 dua daun pintu dengan ukuran 80 cm dan 20 cm.
6. Disarankan disediakan akses langsung (lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel dahak.
7. Pada area bak cuci disarankan untuk menggunakan pembatas
transparan (contoh: pembatas polikarbonat) untuk menghindari
paparan/tampias air cucian ke area sekitarnya.
8. Kamar kecil/WC pasien laboratorium dapat bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.

B. Standar Fasilitas Persyaratan Perlengkapan ruangan laboratorium


Puskesmas dan kondisi

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 10


Kondisi
No Jenis Peralatan
B RR RS RB JML
I. SET LABORATORIUM
1 Batang Pengaduk 1 1
2 Beker, Gelas 1 1
3 Botol Pencuci 2 1 3
4 Corong Kaca (5 cm) -
5 Erlenmeyer, Gelas -
6 Fotometer -
7 Gelas Pengukur (100 cc) -
8 Gelas Pengukur (16 Oz / 500 ml) 1 1
9 Hematology Analizer (HA) 1 1
10 Hemositometer Set /Alat Hitung Manual 1 1
11 Lemari Es 1 1
12 Mikroskop Binokuler -
13 1
Pipet Mikro 5-50, 100-200, 500-1000 ul 1
14 Pipet Berskala (Vol 1 cc) -
15 Pipet Berskala (Vol 10 cc) -
16 Pipet Tetes (Pipet Pasteur) -
17 Pot Spesimen Dahak Mulut Lebar 54 54
18 Pot Spesimen Urine (Mulut Lebar) 36 36
19 Rotator Plate 1 1
20 Sentrifuse Listrik 1 1
21 Sentrifuse Mikrohematokrit 1 1
22 Tip Pipet (Kuning dan Biru) 1 1
23 Tabung Kapiler Mikrohematokrit 112 112
24 Tabung Reaksi (12 mm) 6 6
25 Tabung Reaksi dengan tutup karet gabus 1 1
26 Tabung Sentrifus Tanpa Skala -
27 Telly Counter -
28 Termometer 0 – 50° Celcius -
29 1
Urinometer (Alat Pengukur Berat Jenis Urine) 1
30 Wadah Aquades 1 1
31 7
Westergren Set (Tabung Laju Endap Darah) 7
II. BAHAN HABIS PAKAI 2 2
1 Blood Lancet dengan Autoklik -
2 Kawat Asbes - 1 3 3
3 Kertas Lakmus 2 2
4 Kertas Saring -
5 Kaca Objek -
6 Kaca Penutup (Dek Glass) -
7 Penghisap Karet (Aspirator) -
III. PERLENGKAPAN
1 Kaki Tiga -
2 Lampu Spiritus -
3 Pembendung -
4 Penjepit Tabung dari Kayu 2 2
5 Pensil Kaca -
6 Pemanas/Penangas dengan Air 1 1
7 Rak Pengering 1 1
8 Rak Pewarna Kaca Preparat 4 4
9 Rak Tabung Reaksi 1 1
10 Stopwatch -
11 Sengkelit / Ose -
12 Sikat Tabung Reaksi -
13 Timer 2 2
IV. MEUBELAIR
1 Kursi Kerja 3 3
2 Lemari Peralatan 2 2
3 Meja Tulis ½ biro -
V. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1 Buku register pelayanan 1 1
2 Formulir Informed Consent 1 1
Formulir dan Surat Keterangan lain sesuai
1
3 kebutuhan pelayanan yang diberikan 1

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 11


C. Pencahayaan Laboratorium Puskesmas

1. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang/cross


ventilation), sehingga pertukaran udara dari dalam ruangan dapat
mengalir ke luar ruangan. Pertukaran udara yang disarankan adalah
12 s/d 15 kali per jam (Air Change per Hour; ACH = 12–15 times).
2. Disarankan pada area pengambilan sampel dilengkapi exhauster yang
mengarah keluar bangunan Puskesmas ke area terbuka sehingga
pasien tidak dapat memapar/memajan petugas Puskesmas. Exhauster
dipasang pada ketinggian + 120 cm dari permukaan lantai.
3. Suhu ruangan tidak panas, dengan sirkulasi udara yang baik maka
disarankan suhu dipertahankan antara 220C s/d 260C.
4. Pengambilan dahak dilakukan di ruangan terbuka yang telah
disiapkan.
5. Tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang cukup
pada bak cuci. Air tersebut harus memenuhi syarat kesehatan.
6. Tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang dilengkapi
dengan penutupnya untuk pembuangan limbah padat medis infeksius
dan non infeksius pada laboratorium. Pengelolaan (pewadahan,
pengangkutan dan pemusnahan) limbah padat dilakukan sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku.
7. Limbah cair/air buangan dari laboratorium diolah pada
sistem/instalasi pengolahan air limbah Puskesmas.

D. Perlengkapan dan Peralatan

1. Perlengkapan
a. Meja pengambilan sampel darah
1) Minimal menggunakan meja ½ biro (ukuran 90 x 60 cm)
2) Mempunyai laci.
b. Loket pendaftaran, penerimaan sampel urin dan dahak,
pengambilan hasil
c. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien 1) Mempunyai
sandaran 2) Dapat terbuat dari kayu, besi, dan lain-lain.
d. Bak cuci/sink
1) Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
2) Ukuran minimal 40 cm x 40 cm dengan kedalaman bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem
pengolahan air limbah Puskesmas
e. Meja pemeriksaan :
1) Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan yang diselenggarakan.
2) Meja pemeriksaan terbuat/dilapisi dari bahan tahan panas,
tahan zat kimia (seperti teflon/ formika), mudah dibersihkan,
tidak berpori dan berwarna terang.
3) Ada meja khusus untuk meletakkan alat centrifuge.
f. Lemari pendingin (refrigerator) untuk :
1) Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen dan sampel,
volume sesuai kebutuhan
2) Reagen dan sampel disimpan dalam lemari pendingin yang
terpisah
g. Lemari alat :
1) Fungsinya untuk menyimpan alat
2) Ukuran sekitar p x l x t = 160 cm x 40 cm x 100 cm.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 12


3) Dapat terbuat dari kayu atau rangka alumunium dengan rak
terbuat dari kaca.
4) Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt
h. Rak reagen :
1) Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen
2) Ukuran sesuai kebutuhan.
3) Dapat terbuat dari kayu dilapisi dengan teflon/ formika atau
dapat terbuat dari kaca

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 13


BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Alur Kegiatan Pemeriksaan

1. Pasien datang, mendaftarkan diri di loket pendaftaran Puskesmas.


2. Pasien menuju ruang pemeriksaan dokter untuk diperiksa, dan bila
diperlukan, diberi formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
(Formulir 1).
2a. Pasien rujukan dokter dari luar Puskesmas yang datang ke Puskesmas
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium, setelah mendaftar di loket
pendaftaran Puskesmas, langsung menuju ruang laboratorium untuk
menyerahkan formulir permintaan rujukan pemeriksaan laboratorium
dari dokter yang merujuknya (Formulir 2).
3. Menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium kepada
petugas laboratorium.
4. Setelah menyerahkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium,
pasien diambil spesimennya.
5. Spesimen yang telah diambil diperiksa oleh petugas laboratorium.
6. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada penanggung jawab laboratorium
untuk dilakukan validasi.
7. Formulir hasil pemeriksaan Laboratorium Puskesmas (Formulir 3)
diletakkan di loket pengambilan hasil.
8. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium dibawa oleh pasien ke ruang
pemeriksaan dokter untuk mendapat penjelasan dari dokter tentang
hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
8a. Untuk pasien rujukan, Formulir hasil pemeriksaan laboratorium
langsung dibawa ke dokter yang merujuk.
9. Formulir hasil pemeriksaan laboratorium diserahkan oleh dokter
pemeriksa kepada pasien.

B. Kemampuan Pemeriksaan dan Metode

1. Kemampuan Pemeriksaan di Puskesmas meliputi pemeriksaan-


pemeriksaan dasar seperti :

a. Hematologi: Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit, Hitung


trombosit, Hitung lekosit, Hitung jenis lekosit, LED, Masa
perdarahan dan Masa pembekuan.
b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin total, Bilirubin
direk, SGOT, SGPT, Alkali fosfatase, Asam urat, Ureum/BUN,
Kreatinin, Trigliserida, Kolesterol total, Kolesterol HDL dan
Kolesterol LDL.
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram negatif,
Trichomonas vaginalis, Candida albicans, Bacterial vaginosis,
Malaria, Microfilaria dan Jamur permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal, VDRL, HbsAg,
Anti Hbs, Anti HIV dan Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau, Volume), pH,
Berat jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin, Urobilinogen, Keton,
Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.

2. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan
metode manual, semi automatik dan automatik.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 14


BAB V

LOGISTIK

1. Reagen

Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk


tiap pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas tersebut.

Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain


:

a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.


b. Pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai urutan
penerimaan).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam
sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang
terjadi pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya
tidak kena cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan
Nasional.

Kegiatan

a. Menentukan jenis permintaan obat

1) Permintaan Rutin.

Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas
.
2) Permintaan Khusus.

Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila :


3⁄4 Kebutuhan meningkat.
3⁄4 Terjadi kekosongan.
3⁄4 Ada Kejadian Luar Biasa (KLB / Bencana).

b. Menentukan jumlah permintaan reagen

Data yang diperlukan antara lain :

1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.


2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
4) Sisa Stok.

Menghitung kebutuhan obat dengan cara :


Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan
pemakaian pada periode sebelumnya.
Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 15
SO = SK + SWK + SWT + SP
Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dapat dilakukan dengan
rumus :

Permintaan = SO – SS
Keterangan :
SO = Stok optimum
SK = Stok Kerja (Stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan reagen
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu ( Lead Time )
SP = Stok penyangga
SS = Sisa Stok

Stok kerja : Pemakaian rata–rata per periode distribusi.


Waktu kekosongan : Lamanya kekosongan reagen dihitung dalam hari.

Waktu tunggu : Waktu tunggu, dihitung mulai dari permintaan


reagen oleh Puskesmas sampai dengan penerimaan
reagen di Puskesmas.

Stok Penyangga : Adalah persediaan obat untuk mengantisipasi


terjadinya peningkatan kunjungan, keterlambatan
kedatangan reagen. Besarnya ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara Puskesmas dan Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota.

Sisa Stok : Adalah sisa reagen yang masih tersedia di Puskesmas


pada akhir periode distribusi.

Stok Optimum : Adalah stok ideal yang harus tersedia dalam waktu
periode tertentu.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 16


BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Tata laksana Keselematan

Keselamatan pasien puskesmas adalah suatu sistem dimana puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi :

1. asesment risiko,
2. identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien,
3. pelaporan dan analisis insiden,
4. kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
5. implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak.

Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :

1. hak pasien
2. mendidik pasien dan keluarga
3. keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. mendidik staf tentang keselamatan pasien.
7. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien tindakan yang seharusnya diambil

B. SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Sasaran keselamatan di are pelayanan laboratorium adalah;

SASARAN I :
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN

1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh


menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
2. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis

SASARAN II :
PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang
dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien.

Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi


yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah
diberikan secara lisan atau melalui telepon.

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan


kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 17


klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. klinik cito melalui telepon ke
unit pelayanan.

Puskesmas Kalapanunggal secara kolaboratif mengembangkan kebijakan


dan/atau prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk : mencatat
(atau memasukkan ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil
pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima perintah
membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan; dan
mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang
adalah akurat.

Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan


bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan kembali (read back)
bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi dan situasi gawat
darurat di IGD

Elemen Penilaian Sasaran II

1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh petugas laboratorium.
2. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan
dibacakan kembali secara lengkap oleh petugas laboratorium.
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
4. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

SASARAN V :
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Puskesmas mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko


infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Maksud dan Tujuan Sasaran V

Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar


dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk
mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan
merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional
pelayanan kesehatan.

Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan


termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood
stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan
ventilasi mekanis).

Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci
tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca
kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan internasional.

Puskesmas Kalapanunggal mempunyai proses kolaboratif untuk


mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau
mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan untuk
implementasi petunjuk itu di puskesmas.

Elemen Penilaian Sasaran V

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 18


1. Puskesmas mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum
(al.dari WHO Patient Safety).
2. Puskesmas menerapkan program hand hygiene yang efektif.
3. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 19


BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium puskesmas, mulai dari


persiapan pasien sampai selesai dapat menimbulkan bahaya/risiko terhadap
petugas yang berada di dalam laboratorium.

Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas


laboratorium harus melaksanakan pekerjaan dengan hati-hati mengenali
bahan potensial berbahaya dan penanggulangannya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja


laboratorium.

1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat umum.


a. Petugas diwajibkan memakai jas laboratorium, sarung tangan
dan masker (infeksius) di ruangan laboratorium.
b. Tidak diperbolehkan makan minum dan merokok di dalam ruang
laboratorium.
c. Tidak boleh menyimpan, makanan dan minuman di dalam lemari es
bersama reagen.
d. Jaga kebersihan ruang laboratorium dan bersihkan dengan
desinfektan.
e. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksius.

2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang bersifat khusus.

a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berhubungan barang/alat


dengan mikroorganisme :
1) Jangan memipet dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
2) Jangan meniup pipet, yang berisi bahan infeksius.
3) Jangan menuangkan cairan yang telah terkontaminasi
langsung kedalam pipa saluran.

b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berhubungan barang/alat


dengan bahan kimia :
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama,
konsentrasi, tanggal penerimaan, tanggal pembuatan dan
tanggal kadaluarsa, keterangan/ peringatan tentang bahaya
bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar
matahari langsung, dalam lemari/rak secara rapi dan teratur,
yang bersifat corrosive harus diletakkan di tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah
menguap dikumpulkan dalam kaleng yang aman dan jangan
dibuang kedalam pipa saluran umum.

c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berhubungan barang/alat


dengan peralatan listrik :
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar
di sekitar peralatan listrik.
2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 20


d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berhubungan barang/alat yang
berkaitan dengan limbah :
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel
dan barang/alat bekas pakai dan tidak infeksius (cair dan padat)
sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi
kaporit, diamkan 12 jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan
air sampai netral (tidak bersifat asam/basa kuat).
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan
desinfektan (kaporit), cuci bersih dengan air dan sabun,
keringkan.

e. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berhubungan barang/alat yang


yang berkaitan dengan ruangan laboratorium :
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci
harus terpisah atau mempunyai penyedot udara, terutama
untuk ruangan laboratorium mikrobiologi atau kimia dengan
menggunakan bahan mudah menguap.
2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas
angin.

Hal yang perlu diperhatikan:

A. Lingkungan Kerja dan tempat kerja

1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3 :


a. Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses
kerja di laboratorium;
b. Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
c. Pencahayaan cukup dan nyaman;
d. Ventilasi cukup dan sesuai;
e. Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah
dijangkau jika diperlukan;
f. Pemasangan tanda peringatan untuk daerah berbahaya.

2. Sanitasi Lingkungan labolatorium


a. Ruangan harus bersih, kering dan higienis;
b. Tersedia tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi
dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus;
c. Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat
dimasuki/menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
d. Tersedia tempat cuci tangan dengan air yang mengalir
dan dibersihkan secara teratur;
e. Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam
laboratorium;
f. Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di
dalam laboratorium.

B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja

1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar. Setiap petugas


laboratorium harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan
terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dan dapat menggunakan

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 21


setiap peralatan laboratorium, peralatan kesehatan dan keselamatan
kerja dengan benar, serta mengetahui prosedur penggunaan alat.
2. Mengetahui penggunaan alat pemadam kebakaran.
3. Wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Menggunakan Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus
menerus selama bekerja dalam laboratorium dan harus dilepaskan
serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas laboratorium
yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke
belakang dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh
sebelum dan setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan
harus melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruang
laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin
pejabat yang berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan
merokok di tempat kerja.
9. Menjaga tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih.
10. Membuang kaca pecah, jarum atau benda tajam dan barang sisa
laboratorium sesuai prosedur penangganan limbah.
11. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning
(menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
12. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
13. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet
penghisap.
14. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada
penanggung jawab Laboratorium.
15. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang
ditentukan.
16. Pengelolaan specimen :
a. Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
b. Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
c. Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara
pengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
d. Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada
wadah yang memiliki konstruksi yang baik, karet pengaman untuk
mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
e. Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna
menghindari pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
f. Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan
tubuh (contoh: membuka tutup tabung vakum) harus
menggunakan sarung tangan dan masker.
g. Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci
tangan dan mengganti sarung tangan.
h. Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai
limbah infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
i. Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium
harus Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai
melakukan kegiatan laboratorium.

17. Pengelolaan bahan kimia :


a. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia
yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia
yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan persyaratan
penyimpanannya).

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 22


b. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan
mempunyai pengetahuan serta keterampilan untuk menangani
kecelakaan.
c. Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan
tanda peringatan yang sesuai.

18. Pengelolaan Limbah

a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah
khusus seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik,
limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 dan limbah plastik.

1. Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:

1) Tempat Pengumpulan Sampah


Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan
karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang
halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang
mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah
untuk masing-masing kegiatan.
2) Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3
bagian telah terisi sampah.
3) Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi
plastik sebagai pembungkus sampah dengan label dan

warna seperti digambarkan di bawah ini.

4) Tempat Penampungan Sampah Sementara


Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak
permanen, yang diletakkan pada lokasi yang mudah
dijangkau kendaraan pengangkut sampah.

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 23


5) Tempat penampungan sampah sementara
dikosongkan dan dibersihkan sekurang- kurangnya
satu kali dalam 24 jam.

6) Tempat Pembuangan Sampah Akhir


a. Sampah infeksius, sampah toksik dan
sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan
peraturan yang berlaku.
b. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir yang dikelola sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah
cair infeksius dan limbah cair kimia.

Cara menangani limbah cair:

1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam


septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku

C. Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.

1. Identifikasi Ancaman bahaya dan Pencegahannya

No Penggolongan Sifat Pencegahan Keterangan


1 Bahan kimia Karsinogen
yang
mengakibatkan Korosif
gangguan Toksik
kesehatan {H} Iritan
Sensitizer
Merusak organ
tubuh tertentu
2. Bahan kimia yang Padat
mengakibatkan Cair
Kebakaran {F} Gas
3. Bahan kimia yang
mudah meledak {R}

4. Bahan kimia Oksidator


dengan sikap Reaktiv
khususnya {S/N} terhadap
Air
Reaktif
terhadap
Asam
Bahan
radioaktif
Bahan kimia
yang tidak
boleh
tercampur

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 24


2. Pelabelan

No Penggolongan Warna Label Angka Keterangan


1. Bahan kimia yang Hijau 4 Dapat
mengakibatkan menyebabkan
gangguan kematian
kesehatan {H} walapun
sudah diobati
3 Dapat
menyebabkan
luka serius
meskipun
sudah
mendapat
pengobatan
2 Dapat
menyebabkan
luka dan
membutuhkan
pengobatan
segera
1 Dapat
menyebabkan
iritasi jka
tidak diobati
0 Tidak
berbahaya
2. Bahan kimia yang MERAH 4
mengakibatkan 3
Kebakaran 2
{F} 1
0
3. Bahan kimia yang Biru 4
mudah 3
meledak {R} 2
1
0
4. Bahan kimia Kuning OKS
dengan sikap W
khususnya {S/N} Acid
Rad
ALK

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 25


BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. Pembakuan Mutu

Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,


diperlukan bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat
dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.

1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas


tentang apa dan bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga
pelaksana baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu
aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku
yang tertulis akan menjamin konsistensinya mutu hasil yang
dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga
teknis laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab
Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;

No Masukan Rincian kegiatan Target Keterangan


A Sumber
Daya
Manusia
SDM memiliki SIK 100 %
SDM menerima 20 jam
pelatihan pelatihan
B Alat Ketersediaan alat 90 %
sesuai standard
C Sarana Ketersediaan sarana 90 %
sesuai standard
D Kebijakan Pola ketenagaan Ada
Persyaratan kompetensi Ada
petugas
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia Ada
esensial dan
bahan lain yang harus
tersedia
tentang menyatakan Ada
kapan
reagensia tidak tersedia
(batas
buffer stock untuk
melakukan
order)
Tentang Pelayanan Ada
diluar jam kerja
tentang jenis-jenis Ada
pemeriksaan

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 26


laboratorium yang
tersedia,
Tentang permintaan Ada
pemeriksaan,
penerimaan spesimen,
pengambilan
dan penyimpanan
specimen
rentang nilai yang Ada
menjadi rujukan
hasil pemeriksaan
laboratorium
kebijakan pengendalian Ada
mutu laboratorium
kebijakan tentang PME, Ada
Hasil PME.
Kalibrasi alat Ada
E Proses
Pelayanan
sesuai
protap dan
standar
mutu
1 SOP penilaian CR 90 %
ketepatan waktu
penyerahan hasil, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2 pelayanan di luar CR 90 %
jam kerja
3 SOP pemantauan CR 90 %
waktu penyampaian
hasil pemeriksaan
laboratorium untuk
pasien urgen/gawat
darurat. Hasil
pemantauan.
4 SOP pemeriksaan CR 90 %
Laboratorium
5 SOP pemantauan CR 90 %
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan
laboratorium, hasil
pemantauan, tindak
lanjut pemantauan
6 SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang
berisiko tinggi
7 SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan
laboratorium yang
kritis, rekam medis
8 SOP evaluasi terhadap CR 90 %
rentang nilai, hasil
evaluasi dan tindak
lanjut

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 27


9 SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja
bagi petugas
10 SOP CR 90 %
penggunaan alat
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat
pelindung diri
11 SOP pengelolaan CR 90 %
bahan berbahaya dan
beracun, SOP
pengelolaan limbah
hasil pemeriksaan
laboratorium
12 SOP pengelolaan CR 90 %
Reagen
13 SOP pengelolaan CR 90 %
Limbah
14 SOP CR 90 %
pengendalian mutu
laboratorium
15 SOP rujukan CR 90 %
Laboratorium
16 SOP penerapan CR 90 %
manajemen risiko
laboratorium, bukti
pelaksanaan
manajemen risiko:
identifikasi risiko,
analisis, dan tindak
lanjut risiko
17 SOP orientasi CR 90 %
prosedur dan praktik
keselamatan/keamana
n kerja, bukti
pelaksanaan program
orientasi
18 SOP pelatihan CR 90 %
dan pendidikan untuk
prosedur baru, bahan
berbahaya, peralatan
baru, bukti
pelaksanaan
pendidikan dan
pelatihan
19 Kerangka acuan CR 90 %
program
keselamatan/keamanan
laboratorium, bukti
pelaksanaan program
20 Waktu penyampaian (5 menit
hasil (30 mnt
Laboratorium parasitologi
)

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 28


21 Kepatuhan hand CR 90 %
hygyne
F Out put
1 Ketepatan 100 %
pemberian
hasil
pemeriksaan
laboratorium
G Out come
1 Kepuasan 90 %
pelanggan

B. Pemantapan Mutu

Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau


semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian
hasil pemeriksaan.

Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium,


kegiatan ini berupa pemantapan mutu internal dan eksternal.

1) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan yang dilakukan oleh


petugas laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan
mencegah terjadinya kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila
terjadi kesalahan.

Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap


praanalitik, tahap analitik sampai pasca analitik.

1. Tahap praanalitik
Tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien,
mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas
spesimen, mengirim spesimen rujukan, menyimpan spesimen
sampai dengan menguji kualitas air/reagen/antigen-
antisera/media.

a. Persiapan pasien

Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada


pasien mengenai persiapan dan tindakan yang hendak
dilakukan.

b. Pengambilan specimen

Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus


mendapat persetujuan dari pasien dan spesimen harus
diambil secara benar dengan memperhatikan waktu, lokasi,
volume, cara, peralatan, wadah spesimen, pengawet/
antikoagulan.

c. Penerimaan specimen

Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian


antara spesimen yang diterima dengan formulir permintaan
pemeriksaan dan mencatat kondisi spesimen tersebut pada

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 29


saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan dan
konsistensi

Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat


hendaknya ditolak.

Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak


(karena diterima melalui pos) maka perlu dicatat dalam
buku penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan.

d. Pemberian identitas

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal


yang penting, baik pada saat pengisian surat
pengantar/formulir

e. Pengiriman specimen

Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada


bagian pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
diminta. Jika laboratorium puskesmas tidak mampu
melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke
laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang
relatif stabil.

f. Penyimpanan specimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat
disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan
diperiksa.

Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:

1. Disimpan pada suhu kamar


Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair
untuk pemeriksaan vibrio cholera.
2. Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C - 8°C.
3. Dapat diberikan bahan pengawet.
4. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum.

g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan


sesuai dengan standar yang berlaku.

2. Tahap Analitik
Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari
mengolah spesimen, mengkalibrasi dan memelihara alat
laboratorium dan melakulan pemeriksaan.
a. Pengolahan specimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih
dahulu. Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi,
destruksi, homogenisasi dsb.

Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai


benar, karena pengolahan yang kurang baik akan

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 30


mempengaruhi kualitas spesimen yang selanjutnya akan
mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.

b. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.


Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen,
pengawet/antikoagulan. Peralatan yang digunakan harus
dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium
secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih
dan tidak terkontaminasi. Pengawet/antikoagulan tidak
kadaluarsa.

c. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai


protap masing-masing parameter.

3. Tahap pasca analitik


Tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat
hasil pemeriksaan, melakuan verifikasi dan validasi hasil serta
memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.

2) Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu


dilakukan di Puskesmas antara lain:

1. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan


spesimen.
2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan
spesimen dan setiap jenis pemeriksaan.

3) Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang


diselenggarakan oleh pihak luar secara periodik untuk memantau
dan menilai penampilan laboratorium dalam bidang tertentu.

Kegiatan ini antara lain diselenggarakan oleh pemerintah dengan


melibatkan peran serta organisasi profesi dan swasta baik secara
nasional maupun regional. Beberapa kegiatan PME yang dilakukan di
laboratorium Puskesmas antara lain Pemantapan mutu Eksternal
Mikroskopis BTA (PME-M-BTA), Mikroskopis Malaria (PME-M-MM) dan
Mikroskopis Parasit Saluran Pencernaan (PME-M-TC).

Puskesmas yang menjadi peserta PME perlu melaksanakan


langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:

1. Mempelajari instruksi dari penyelengaraan PME sesuai dengan


jenis/parameter PME
2. Pelaksanaan pemeriksaan
3. Penulisan hasil pemeriksaan dalam formulir hasil
4. Penyusunan formulir hasil ke penyelenggara PME

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 31


BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dalam


melaksanakan pelayanan laboratorium di Puskesmas

Keberhasilan pelayanan labolatorium dasar terkait dengan kepatuhan pemberi


layanan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan.

Kalapanunggal, 02 Januari 2022


Penanggung Jawab Laboratorium

Delta Sagara, A.Md.AK


Nip: 199012202022031003

Pedoman Pelayanan Laboratorium UPT PPK BLUD Puskesmas Kalapanunggal Halaman 32

Anda mungkin juga menyukai