PUSKESMAS BATANG-BATANG
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan pedoman pemeriksaan laboratorium Puskesmas Batang-
Batang Tahun 2022. Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan laboratorium sebagai pemeriksaan penunjang di puskesmas
Batang-Batang selama tahun 2022. Pusat Kesehatan Masyarakat atau lebih dikenal
sebagai Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat ataupun perseorangan tingkat pertama dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif,, maka dari itu Puskesmas menjadi garda
terdepan untuk masyarakat mendapatkan pelayanan Kesehatan. Dalam menunjang
pelayanan kesehatan, puskesmas harus memenuhi beberapan persyaratan salah
satunya adalah memiliki laboratorium. Laboratorium Puskesmas merupakan sarana
pelayanan kesehatan di Puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebaran penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat
Sumenep,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... iv
DAFTAR ALUR ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................................... 2
C. Sasaran.................................................................................................. 2
D. Ruang Lingkup........................................................................................ 2
E. Batasan Operasional.............................................................................. 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN ....................................................................... 4
A. Kualifikasi Smber Daya Manusia............................................................ 4
B. Distribusi Ketenagaan ........................................................................... 5
C. Jadwal Kegiatan..................................................................................... 10
BAB III STANDAR FASILITAS PUSKESMAS...................................................... 12
A. Denah Ruang Laboratorium.................................................................. 12
B. Standar Fasilitas Laboratorium.............................................................. 13
C. Standar Parameter Pemeriksaan Laboratorium.................................... 16
BAB IV TATA LAKSANAN PELAYANAN LABORATORIUM............................. 29
A. Lingkup Kegiatan.................................................................................... 29
B. Metode ................................................................................................... 29
C. Langkah Kegiatan .................................................................................. 29
C.1 Alur Pemeriksaan Laboratorium Rawat Jalan................................. 30
C.2 Alur Pemeriksaan Laboratorium Rawat Ianp................................... 31
BAB V LOGISTIK................................................................................................... 33
A. Dasar Pemilihan .................................................................................... 33
B. Jenis Reagen Yang Harus Tersedia ..................................................... 33
C. Pengadaan Dan Buffer Stok................................................................... 34
D. Penyimpanan.......................................................................................... 35
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM............................ 36
A. Petugas Laboratorium............................................................................ 36
B. Keselamatan Pasien .............................................................................. 36
C. Pengunjung ............................................................................................ 36
D. Lingkungan Lbaoratorium ...................................................................... 36
BAB VII KESELAMATAN KERJA ........................................................................ 39
BAB VIII PENGENDALIAN LABORATORIUM .................................................... 42
A. Indikator Mutu Laboratorium .................................................................. 42
B. Pemantapan Mutu Internal (PMI)........................................................... 42
C. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)....................................................... 44
ii
BAB IX PENUTUP.................................................................................................. 45
A. Monitoring Dan Evaluasi ........................................................................ 45
B. Saran...................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 46
LAMPIRAN............................................................................................................. 46
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR ALUR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyelenggaraan laboratorium kesehatan di Indonesia diselenggarakan
oleh berbagai jenis laboratorium dan pada berbagai jenjang upaya pelayanan
kesehatan, yang diantaranya diselenggarakan oleh laboratorium Pupkesmas,
pemeriksaan laboratorium saat ini menjadi sangat penting karena pergeseran
fungsi hasil pemeriksaan laboratorium dari penunjang diagnosa menjadi penegak
diagnose, laboratorium puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di
puskesmas yang melaksanakan pengkuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat mempengaruhi pada
kesehatan perorangan dan masyarakat, adanya laboratorium puskesmas
bertujuan agar mampu menjawab tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang tepat, akurat, dan professional
Maka dari itu laboratorium puskesmas dapat menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan mutu
pelayanan,
Dalam pelaksanaannya suatu laboratorium puskesmas akan
membutuhkan pemantapan mutu yang artinya secara keseluruhan pemantapan
mutu laboratorium merupakan proses atau semua tindakan yang di lakukan untuk
memperoleh petunjuk diagnosis yang sesuai dari hasil yang di dapatkan
sehingga dapat di pakai untuk penetapannya. Kegiatan mutu laboratorium
tersebut meliputi kegiatan pemantapan mutu eksternal dan pemantapan mutu
internal.
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang di selenggarakan
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang
pemeriksaan tertentu. Laboratorium wajib mengikuti program pemantapan mutu
eksternal untuk melihat akurasi dan presisi pada laboratorium tersebut, namun
masih banyak laboratorium yang belum melakukan pemantapan mutu eksternal
sehingga akurasi dan presisi dalam jaminan mutu suatu laboratorium masih
menjadi perhatian.
Akurasi merupakan ketepatan dalam mengukur dengan tepat sesuai nilai
yang benar. Sedangkan presisi adalah kemampuan untuk memberikan hasil yang
sama pada setiap pengulangan pemeriksaan. Dalam mengikuti program
pemantapan mutu eksternal dapat di lakukan dengan menggunakan beberapa
parameter.
Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multiphase:
mengidentifikasi kebutuhan dari pemeriksaan, permintaan pemeriksaan,
sentral suplai/permintaan laboratorium, persiapan pemeriksaan fisik dan
edukasi pasien dan keluarga, pengumpulan, pemberian label dan
1
penyimpanan specimen, serta pendidikan Kesehatan. Perawat (petugas
sampling) dalam hal ini, terlibat secara aktif dalam penyusunan protokol uji
laboratorium pada klien. Dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan
dan pendidik, perawat harus berkomunikasi dengan pasien, dokter, dan
petugas laboratorium, untuk memperoleh informasi yang mungkin akan
mempengaruhihasil uji laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari tiga tahap yaitu : tahap preanalitik,
analitik, dan paska analitik. Kesalahan pada tahap preanalitik lebih
sering terjadi dibandingkan kesalahan pada tahap analitik. Preanalitik dapat
dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat menentukan
kualitas specimen yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses
kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap preanalitik termasuk juga
didalamnya yaitu kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel,
perlakuan terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai
dikerjakan. Namun, pada kenyataannya masih ada beberapa spesimen yang
diterima laboratorium mengalami hemolisis, sehingga tidak bisa
dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan klinis.
B. Tujuan
1. Sebagai panduan dalam penatalaksanaan tindakan masing-masing
pemeriksaan laboratoritum
2. Sebagai acuan untuk membuat standart prosedur operasional di laboratorium
Puskesmas Batang-Batang
C. Sasaran
Pedoman ini ditujukan untuk analis kesehatan yang bekerja sebagai
petugas laboratorium pemberi layanan di fasilitas pelayanan Kesehatan tingkat
pertama.
D. Ruang Lingkup
Pedoman ini pemberi panduan bagi analis kesehatan yang bertugas
memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium di layanan kesehatan tingkat
puskesmas termasuk, menjaga kualitas laboratorium dengan menjaga mutu
laboratium yakni dengan melaksanakan kegaitan pemantapan mutu internal dan
eksternal agar dapat menghasilkan nilai-nilai hasil pemeriksaan yang bermakna
dan dapat di percaya.
E. Batasan Operasional
Laboratorium sederhana Puskesmas Batang-Batang buka sesuai jam
pelayanan yang telah di tetapkan yakni dimulai dari jam 08.00 – 14.00 pada hari
senin- sabtu, hari libur pelayanan laboratorium dialihkan ke pihak laboratorium
yang telah melakukan kerja sama. Beberapa parameter tidak dapat dikerjakan di
laboratorium Puskesmas Batang-Batang akan di rujuk ke laboratorium rujukan
yang sudah menjalin kerja sama. Batasan operasional yang berhubungan
dengan pelaksanaan laboratorium, diantaranya adalah ;
2
1. Nilai Kritis adalah nilai abnormal yang dihasilkan dari pemeriksaan yang
mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan
memerlukan perhatian atau tindakan sesegera mungkin
2. Nilai Rujukan adalah nilai yang digunakan sebagai acuan yang berasal dari
bahan reagen yang dipakai untuk mennentukan tinggi dan rendahnya hasil
yang keluar dari proses pemeriksaan laboratorium
3. Nilai Hasil adalah nilai yang dihasilkan dari proses pemeriksaan dengan
menggunakan bahan berupa specimen cairan yang berasal dari tubuh
manusia.
4. Pemeriksaan di luar jam pelayanan adalah pelayana laboratorium yang di
lakukan oleh laboratorium pihak ketiga yang telah memiliki keterikatan kerja
sama melalui MOU.
5. Ahli Teknologi Labortorium Medik adalah tenaga kesehatan dan ilmuwan dan
berketrampilan tinggi yang melaksanakan dan mengevaluasi prosedur
laboratorium dengan memanfaatkan berbagai sumber daya.
6. Standar Profesi Teknologi Labortorium Kesehatan Indonesia mencakup
standart kompetensi kerja yang harus dimiliki dan kode etik yang harus
dilaksanakan oleh ahli teknologi laboratorium Kesehatan Indonesia dalam
menjalankan tugas-tigasnya sebagai tenaga Kesehatan.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
4
Status Jenjang Jumlah
No Rumpun Jabatan Total Ket
Kepegawaia Pendidikan Lk Pr
Totaln 42 58 84
Sumber data : Data Puskesmas Batang-Batang Tahun 2022
5
kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas dapat dilihat
pada tabel 1 berikut.
6
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja
laboratorium;
7
b) Mampu merencanakan/ merancangproses yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsinya di laboratorium Kesehatan sesuai jenjangnya
c) Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional
pelayanan laboratorium, yaitu :
1) Keterampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien (bila
diperlukan), labelling, penanganan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan,
penyimpanan dna pengiriman specimen.
2) Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian dan
pemakaian alat dengan benar
3) Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan
penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
4) Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian
specimen.
d) Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium
e) Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan
prosedur labortaorium
f) Memiliki kewaspadaan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium
KOMPETENSI AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN
SEUSAI JENJANG PENDIDIKAN (SMAK, DIII, S1)
N JENJANG
KOMPETENSI
O SMAK DIII S1
1 MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN
1.1 Hematologi dan transfusi darah v v v
1.2 Kimia Klinik v v v
1.3 Serologi-Imunologi v v v
1.4 Mikrobiologi v v v
1.5 Toksikologi - v v
1.6 Patologi Anatomi - v v
1.7 Biologi Molekuler - v v
1.8 Komputer v v v
1.9 Manajemen - v v
1.10 Virologi - v v
1.11 Kesehatan Lingkungan v v v
JENJANG
NO KOMPETENSI
SMAK DIII S1
2 AMAMPU MEMBUAT PERENCANAAN /
MERANCANG PROSES
2.
1 Alur kerja proses pemeriksaan - v v
2. Alur keselamatan kerja di laboratorium - - v
8
2
2.
3 Menyusun prosedur baku di laboratorium - - v
2. Menyusun prosedur cara ukur keberhasilan
4 proses - - v
2. Menyusun program pemantapan mutu
5 internal - - v
2. Menyusun program pemantapan mutu
6 eksternal - - v
2. Merancang upaya keselamatan kerja di
7 laboratorium - - v
JENJANG
NO KOMPETENSI
SMAK DIII S1
3 AMAMPU MELAKSANAKAN PROSES TEKNIS
OPERASIONAL
3.1 Mengambil specimen v v v
3.2 Menilai kualitas pesimen v v v
3.3 Menangani spesimen (labeling,
v v v
penyimpanan, pengiriman)
3.4 Mempersiapkan bahan dan reagensia v v v
3.5 Memilih reagen & metode analisa - v v
3.6 Mempersiapkan alat v v v
3.7 Memilih/menentukan alat - v v
3.8 Memelihara alat v v v
3.9 Mengkalibrasi alat - v v
3.10 Menguji kelaikan alat - v v
3.11 Mengerjakna prosedur analisa bidang
a. Hematologi Sederhana v v v
b. Hematologi khusus - v v
c. Kimia Klinik v v v
d. Serologi-Imunologi sederhana v v v
e. Serologi-Imunologi komplek - v v
f. Mikrobiologi sederhana v v v
g. Mikrobiologi khusus - v v
h. Toksikologi - v v
i. Patologi Anatomi - v v
j. Biologi Molekuler - - v
k. Virologi (riset) - v v
3.12 Mengerjakna prosedur dalam pemantapan v v v
mutu
9
3.13 membuat laporan administrasi v v v
JENJANG
NO KOMPETENSI
SMAK DIII S1
4 MAMPU MEMBERIKAN PENILAIAN (JUDGMENT)
4.
Menilai validitas rangkaian atau hasilnya v v v
4
4. Menilai normal tidaknya hasil analisa untuk
v v v
5 dikonsulkan kepada yang berwenang
C. Jadwal Kegiatan
Laboratorium Puskesmas Batang-Batang melayani permintaan pelayanan
selama enam hari kerja, pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal dan waktu yang
telah di tetapkan oleh pimpinan Puskesmas Batang-Batang yakni sebagai berikut
:
Buka : Senin-Sabtu
Jam : 08.00-14.00
Hari minggu & tanggal merah : Libur (pelayanan laboratorium dialihkan ke
pelayanan laboratorium diluar jam kerja)
Beberapa parameter dapat di kerjakan oleh petugas lainnya ketika laboratorium
berada pada kondisi libur atau tanggal merah, seperti perawat di unit layanan rawat inap
10
dapat pula melaksanakan pemeriksaan laboratorium apabila dibutuhkan seperti gula
darah stik unit laynana vk bersalin yang dapat pula mengerjakan pemeriksaan
laboratorium seperti pemeriksaan heomoglobin, protein urin sdan gula darah stik,
dengan catatan perawat serta bidan sudah mendapatkan pelatihan OJT (On The Job
Training) dari orang yang ahli atau dapat juga di latih dari petugas ahli teknologi
laboratorium medik sendiri.
Akan tetapi kegiatan pemeriksaan laboratorium tidak hanya untuk UKP
saja ,melainkan juga berperan di program UKM diantaranya program ANCT, PTM,
pemeriksaan HB untuk remaja putri, dan lain-lain. Jadwal kegiatan mengikuti jadwal
kegiatan program.
11
BAB III
STANDART FASILISTAS
LABORATORIUM PUSKESMAS
Ruang
Ruang pemeriksaan
dokumen dahak
Kamar mandi
Meja
sampling & refrig Ruang
pelaporan erato Pemeriksaan
r
Kursi pasien
Jendela pintu
Keterangan :
B
S U
12
T
JUMLAH MINIMUM
No JENIS PERALATAN PERALATAN
Puskesmas Puskesmas
Non Rawat Inap
Rawat Inap
I. SET LABORATORIUM
a. Alat Kesehatan
1. Alat Tes Cepat Molekuler* 1 buah 1 buah
2. Blood Cell Counter 1 buah 1 buah
3. Fotometer 1 buah 1 buah
4. Hematology Analizer (HA) 1 set 1 set
5. Hemositometer Set/ 1 set 1 set
Alat Hitung Manual
6. Lemari Es/Kulkas (penyimpan 1 buah 1 buah
reagen dan obat)
7. Mikroskop Binokuler 1 buah 1 buah
8. Pembendung/Torniket 1 buah 1 buah
9. Pipet Mikro 5-50, 100-200, 1 buah 1 buah
500-1000 ul
10. Rotator Plate 1 buah 1 buah
11. Sentrifuse Listrik 1 buah 1 buah
12. Sentrifuse Mikrohematokrit 1 buah 1 buah
13. Tabung Sentrifus Tanpa 6 buah 6 buah
Skala
14. Tally counter 1 buah 1 buah
15. Westergren Set (Tabung Laju 3 buah 3 buah
Endap Darah)
16. Urin analizer 1 buah 1 buah
b. Perbekalan Kesehatan Lain
1. Batang Pengaduk 3 buah 3 buah
2. Beker, Gelas 3 buah 3 buah
3. Botol Pencuci 1 buah 1 buah
4. Corong Kaca (5 cm) 3 buah 3 buah
5. Erlenmeyer, Gelas 2 buah 2 buah
6. Gelas Pengukur (100 ml) 1 buah 1 buah
7. Gelas Pengukur (500 ml) 1 buah 1 buah
8. Pipet Berskala (Vol 1 cc) 3 buah 3 buah
9. Pipet Berskala (Vol 10 cc) 3 buah 3 buah
10. Rak Pengering (untuk kertas Sesuai Sesuai
saring SHK) Kebutuhan Kebutuhan
13
11. Tabung Reaksi (12 mm) Sesuai Sesuai
Kebutuhan Kebutuhan
12. Tabung Reaksi dengan tutup 12 buah 12 buah
karet gabus
JUMLAH MINIMUM
No JENIS PERALATAN PERALATAN
Puskesmas Puskesmas
Non Rawat Inap
Rawat Inap
14. Termometer 0 – 50° Celcius 1 buah 1 buah
15. Wadah Aquades 1 buah 1 buah
III. PERLENGKAPAN
14
1. Kaki Tiga 1 buah 1 buah
2. Kotak Sediaan Slide 2 buah 2 buah
3. Lampu Spiritus 1 buah 1 buah
JUMLAH MINIMUM
No JENIS PERALATAN PERALATAN
Puskesmas Puskesmas
Non Rawat Inap
Rawat Inap
4. Penjepit Tabung dari Kayu 2 buah 2 buah
5. Pensil Kaca 1 buah 1 buah
6. Pemanas/Penangas dengan 1 buah 1 buah
Air
7. Wadah untuk limbah 1 buah 1 buah
benda tajam (Jarum atau
Pisau
Bekas)
8. Tempat sampah Sesuai Sesuai
tertutup dilengkapi kebutuhan kebutuhan
dengan injakan
pembuka tutup
9. Rak Pengering 2 buah 2 buah
10. Rak Pewarna Kaca Preparat 2 buah 2 buah
11. Rak Tabung Reaksi 1 buah 1 buah
12. Stopwatch 1 buah 1 buah
13. Ose/ Sengkelit 3 buah 3 buah
14. Sikat Tabung Reaksi 1 buah 1 buah
15. Timer 1 buah 1 buah
IV. MEUBELAIR
1. Kursi Kerja 2 buah 2 buah
2. Lemari Peralatan 1 buah 1 buah
3. Meja Tulis ½ biro 1 buah 1 buah
15
16
B.1 STANDAR PARAMETER PEMERIKSAAN LABORATORIUM
18
9 Masa Darah Lee and white Stopwatch, spuit, - + + +
Pembekuan tabung reaksi,
tourniquet
19
Urat
Serum Elektrometri/Strip Elektrometer Strip test + + +
20
N JENIS SPESIMEN METODE ALAT REAGEN PKM PDTP PDTPK
O PEMERIKSAAN
2 Diplococcus gram - Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, object Gram + + +
negative(Neisseri (endocervic) glass, lampu spiritus,
a gonnorrhoeae) - Sekret urethra ose, pinset, rak
- Sekret mata pengecatan
3 Trichomonas Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, object Garam + + +
vaginalis glass, cover glass fisiologi
s
0,9%
4 Candida albicans Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, object KOH 10% + + +
glass, cover
glass, lampu
spiritus,
5 Bacterial Sekret vagina Mikroskopis Mikroskop, object Gram + + +
vaginosis glass, cover glass,
lampu spiritus, ose
6 Malaria Darah tepi Mikroskopis Mikroskop, object Giemsa + + +
glass, cover glass,
lancet
21
Rapid test Lancet Kit rapid test - + +
22
3 WIDAL Serum Aglutinasi Object glass,micro Kit Widal + + +
pipet, centrifuge,
tabung reaksi, spuit,
rotator
23
Kejernihan,
Volume
2 pH Urin segar Kimia kering Tabung reaksi Strip test + + +
3 Berat Jenis Urin segar Kimia kering Tabung reaksi Strip test + + +
4 Protein Urin segar - Kimia kering Carik celup Carik celup + + +
25
Telur cacing Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, object Eosin 2% + + +
glass, cover glass
Amuba Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, object Eosin 2% + + +
glass, cover glass
Eritrosit Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, object Eosin 2% + + +
glass, cover glass
Sisa makanan Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, object Sudan III, + + +
glass, cover glass Asam
asetat,
Lugol
lain-lain Tinja baru Mikroskopis (sediaan) Mikroskop, object Eosin 2% + + +
(bakteri, glass, cover glass
jamur)
Keterangan:
27
B.2 PEMERIKSAAN DENGAN SPESIMEN YANG DIGUNAKAN
28
4°C (>3 hari)
Aktivitas turun
8%)
-20°C (7 hari)
URINALISA
Pemeriksaan Urin Toluen G/P 4 jam
urin 24 Jam 2-5 ml/urin 24 jam
29
Sedimen Urin Urin 10ml - G/P Suhu kamar (1
pagi jam) 4-8°C
Kehamilan Urin 5ml - G/P Suhu kamar
pagi (segera)
PARASITOLOGI
dan
MIKROBIOLOGI
Malaria Dara 2 - G Secepatnya
h tetes
segar kapiler
(tetes
tebal-
tetes
tipis)
4-8°C (2
Mikrofilaria Darah 2 tetes Na2EDTA 1- G Secepatnya
segar/ kapiler 1,5
Darah (tetes mg/ml darah
EDTA tebal –
tetes
tipis)
Trichomonas Sekret Secukup - - Langsun
Vagin nya g
a dikerjaka
/uretra n
Candida Sekret Secukup - - Langsun
Vagin nya g
a dikerjaka
/uretra n
Keterangan :
P : Plastik (polietilen atau sederajat)
G : Gelas
T : Tabung reaksi
BAB IV
30
TATA LAKSANA PELAYANAN
LABORATORIUM
A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegitan Pelayanan laboratorium Puskesmas Batang-Batang
Merupakan pelayanan yang berbasis standart dan memiliki tahapan-tahapan
pemeriksaan dari Preanalitik, Analitik dan Pasca analitik, dimana setiap proses
memiliki prosedur-prosedur yang telah di tetapkan, sehingga pelayanan
laboratorium dapat terlaksana dengan baik, pelayanan laboratorium melayani
permintaan pemeriksaan dari pasien rawat inap maupun rawat jalan, apabila sangat
diperlukan atau pemeriksaan yang terintegrasi dengan program maka pelayanan
dapat dilaksanakan diluar gedung baik di wilayah maupun di luar wilayah
Puskesmas Batang-Batang.
Pelayanan laboratorium Puskesmas Batang-Batang melayani permintaan
pemeriksaan Laboratorium dari pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan.
Apabila sangat diperlukan atau pemeriksaan yang terintegrasi dengan program
maka pelayanan dapat dilaksanakan diluar gedung baik dalam wilayah maupun
luar wilayah kerja Puskesmas Batang-Batang.
B. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode manual,
semi automatik dan automatik.
C. Langkah Kegiatan
Langkah kegiatan pelayanan laboratorium dimulai dari datangnya pasien
yang berasal dari berbagai unit layanan dengan membawa formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium, langka-langkah permintaan pemeriksaan dapat dilihat
pada skema alur pelayanan laboratorium yang sudah sesuai dengan standart
opersional prosedur (SOP) sebagai berikut :
31
C.1 Alur Pemeriksaan Rawat Jalan
PASIEN
PASIEN RUJUKAN/DOKTER
LOKET PENDAFTARAN
BP/KIA/
PTM/GIGI/
R. LABORATORIUM
PENGAMBILAN/PENERIMAAN
SPESIMEN
PEMERIKSAAN
PENGAMBILAN HASIL
32
C.2 Alur Pemeriksaan Rawat Inap
Permintaan pemeriksaan
laboratoriun oleh dokter
Umum
Dikembalikan
lagi
ke dokter
Kasir
Pengambilan spesimen
Pemeriksaan lab.
Pencatatan hasil
Hasil
33
Pasien yang berasal dari unit layanan pengirim akan membawa lembar
permintaan pemeriksaan sebagai berikut
LABORATORIUM PUSKESMAS BATANG-BATANG
FORM RUJUKAN PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jl. Cemara Udang No. 3 Batang-Batang Telp 0328-511296
Batang-Batang – Sumenep
Lembar permintaan yang telah di isi dengan benar dan lengkap dari data yang
dibutuhkan maka petugas laboratorium akan langsung melakukan Langkah selanjutnya
akan tetapi jika data pada lembar permintaan belum lengkap maka petuguas
laboratorium akan mengkonfirmasi pada poli pengirim untuk mengantisipasi terjadinya
kesalahan pada saat proses praanalitik, analitik dan pasca analitiknya.
Langkah selanjutnya petugas labortaorium memanggil nama pasien sesuai
lembar permintaan dan urutan antrian yang telah di tetapkan untuk melakukan sampling
sesuai sampel yang dibutuhkan pada diri pasien, apabila sampel sudah didapatkan
makan proses akan berlangsung pada pemeriksaan laboratorium yakni analitik, dan
pasca analitik,
Pada proses pasca analitik yang perlu diperhatikan yakni Ketika hasil
pemeriksaan telah keluar petugas laboratorium perlu melakukan validasi pada hasil
sebelum melakukan pencatatan dan pelaporan, hasil yang sudah valid dan bisa
dikeluarkan di salin pada lembar permintaan pemeriksaan yang akan diserahkan pada
pasien diamna kemudian pasien akan menyerahkan Kembali hasil laboratorium tersebut
pada dokter pengirim atau poli pengirim.
34
BAB V
LOGISTIK
No Nama Reagent
1 Reagen Glukose
2 Reagen Kolesterol
3 Reagen Trigliserida
3. Pemeriksaan Urine :
4 Reagen SGOT
Stik tes kehamilan, Stik urine 3
5 Reagen SGPT
parameter, Stik urine 10 Parameter
6 Reagen Serum Kreatinin
4. Pemeriksaan BTA :
7 Reagen Urea
Reagen Zheil Neilsen set
8 Reagen Stik Glukose
5. Pemeriksaan HIV :
9 Reagen Stik Kolesterol
10 Reagent Stik Asam Urat
35
Reagen 1, Reagen 2, Reagen 3 ( pemakaian nama / merk reagen 1,2,3
mengikuti stok / petunjuk dari dinas kesehatan )
6. Pemeriksaan HbsAg
Reagent Rapid Tes Diagnostik HbsAg
7. Pemeriksaan Siphylis
Reagen Rapid Tes Diagnostik Siphylis
C. PENGADAAN DAN BUFFER STOK
Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Tingkat persediaan
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety Stock adalah jumlah
persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan yang dibutuhkan atau
yang sering terlambat diterima dari pemasok.
Buffer stock adalah stok penyangga kekurangan reagen di laboratorium.
Reserve stock adalah cadangan reagen/sisa.
2. Perkiraan jumlah kebutuhan
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau
pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah
pemeriksaan untuk periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah
rata-rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan (delivery time)
Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima
dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat.
Sesuai dengan SK KEPALA PUSKESMAS BATANG-BATANG batas buffer
stock untuk melakukan order :
Reagen hematologi analyser 1 set
Reagen kimia klinik 1 kit
Stik urine 2 box
Stik Gula darah 2 box
Stik tes kehamilan 20 biji
Hcl 0.1 N ½ Botol
Lancet 1 Box
Reagen Pengecatan 1 Botol/set
D. PENYIMPANAN
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan:
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk -pertama keluar (FIFO-first in-first out), yaitu bahwa barang
yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
36
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu (FEFO-first expired first out). Hal ini
adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu
lama.
2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/kelembaban.
4. Sirkulasi udara
Hal-hal khusus yang harus diperhatikan:
1. Perhatikan / baca label / brosur yang terdapat pada kemasan reagen mengenai
cara penyimpanan, suhu yang dibutuhkan dll
2. Tutuplah botol waktu penyimpanan.
3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam sediaan
induk.
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi pada
sediaan reagen.
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
6. Lindungi label dari kerusakan.
7. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
8. Tidak boleh terkena sinar matahari langsung.
9. Beberapa reagen ada yang harus disimpan dalam botol berwarna gelap.
10. Buat kartu stok yang memuat tanggal penerimaan, tanggal kadaluarsa, tanggal
wadah reagen dibuka, jumlah reagen yang diambil dan jumlah reagen sisa serta
paraf tenaga pemeriksa yang menggunakan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
37
Sasaran labortaorium yakni tidak hanya pada karyawan akan tetapi penting sekali
memperhatikan keselamatan pasie, dan lingkungan akibat dampak dari laboratorium
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
A. Petugas Laboratorium
Keselamatan petugas laboratorium merupakan hal utama yang perlu diperhatikan
dari segi Kesehatan, beban kerja serta jam kerja pelayanan, untuk mencegah terjadinya
penularan infeksi yang di derita pasien kepada petugas penggunaan APD harus selalu
dipatuhi, berikut alat pelindung diri yang harus tersedia di laboratorium :
Tabel 6.1 Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri Petugas Laboratorium
NO Nama APD Jumlah
1 Jas Laboratorium Sesuai jumlah petugas
2 Handskun Sesuai kebutuhan
3 Masker Sesuai kebutuhan
4 Sepatu booth Jika diperlukan
5 Penutup kepala Jika diperlukan
6 Kacamata Jika diperlukan
7 Spill kit Jika diperlukan
8 Washtafle terpisah Sesuai kebutuhan
9 Sabun Cuci Tangan Sesuai kebutuhan
10 Label Sesuai kebutuhan
11 Kotak P3K Sesuai kebutuhan
12 Alat pemadam kebakaran Sesuai kebutuhan
(APAR)
B. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien merupakan hal sangat diperhatikan di layanan laboratorium
hal ini terlihat dari ruang tunggu yang menjadi satu dalam satu ruangan sehingga pasien
yang datang dari berbagai poli menjadi satu diruangan tunggu tersebut, himbauan yang
sering dilakukan yaitu edukasi pada pasien mengenai kepatuhan menggunakan masker
agar tidak tertular penyakit yang di derita oleh pasien lain seperti tuberkuloasis dll.
C. Pengunjung
Pengunjung dapat di kategorikan sebagai pasien dengan tanpa adanya indikasi
penyakit melainkan datang dengan keperluan tertentu, akan tetapi apabila memasuki
area lingkungan instansi Kesehatan termasuk puskesmas maka penggunaan pelindung
diri tetap diperlakukan sebagaimana mestinya, bagi pengunjung alat pelindung diri yang
wajib di gunakan yakni berupa masker dan handsenitier.
D. Lingkungan laboratorium
Lingkungan yang sehat dan bersih pada area alaboratorium menjadi tolak ukur
ketertarikan dan kenyamanan bagi setiap orang yang berkunjung ke layanan
laboratorium selain itu hal ini juga menjadi salah satu antisipasi laboratorium dengan
bahan specimen yang di terima merupakan cairan yang berasal dari tubuh manusia
agar tetap terjaga keamananya dari jangkauan orang-orang yang tidak berwenang
38
sehingga hanya petugas laboratorium yang dapat mengakses specimen yang masuk ke
laboratorium, tujuan lain dari antisipasi ini ialah sebagai salah satu upaya pencegahan
terjadinya infeksi dari specimen kepada petugas laboratorium antara lain :
1. Mencegah penyebaran bahan infeksi misalnya penggunaan ose dengan
tangki mak 6 cm, melakukan disenfeksi meja kerja setiap selesai kerja
2. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata dengan
cara mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah kerja, tidak
makan minum dalam laboratorium, tidak memakai kosmetik dalam
laborat, menggunakan geogle untuk menghindari percikan
3. Mencegah infeksi tusukan
4. Menggunakan pipet dengan alat bantu pipet (push ball)
5. Menggunakan alat alat sesuai intruksi pabrik (centrifuge,hematology
analyzer,urinalyzer,mikroskop,fotometer)
6. Menggunakan lemari pendingin atau pembeku untuk menyimpan
reagen sesuai petunjuk dan membersihkannya secara teratur
7. peringatan yang sesuai.
a. Pengelolaan Limbah
1) Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda
tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia, limbah B3 dan
limbah plastik. Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
a) Tempat Pengumpulan Sampah
b) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
c) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah
untuk masing-masing kegiatan.
d) Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
e) Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah.
b. Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan
pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah. Tempat
penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya
satu kali dalam 24 jam.
39
pembungkus sampah dengan label dan warna sebagai berikut:
Tabel 6.2. Gambar dan Warna label Pada Tempat Pengumpulan Sampah
Warna
No KATEGORI tempat/kantong LAMBANG KETERANGAN
plastik
pengumpulan
sampah
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
40
organisme,bakteri virus dan parasite yang menyebabkan penyakit,
mencegah terjadinya bahaya peralatan laboratorium apabila tidak ditangani
sesegara mungkin dengan baik dan benar, hal ini harus dipahami oleh
semua karyawan terutama petugas laboratorium, petugas kebersihan serta
pasien dan pengunjung, keselmatan kerja di laboratorium dapat di lakukan
dengan melakukan identifikasi bahaya (Hazard Identification).
1. Glasware
a) Cara penyimpanan,
c) Kebersihan,
41
b) Pelatihan penggunaan alat
e) Inspeksi
i) Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda
tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam
laboratorium dan diberi keterangan.
a) Terdapat kotak P3K tersimpan ditempat yang tepat dan tidak kadaluarsa
42
3) Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang
dengan rapi.
4) Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
5) Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
6) Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi
limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
7) Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
8) Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
9) Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
7. Pengelolaan spesimen
a) Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
b) Harus mempunyai meja khusus untuk penerimaan spesimen.
c) Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan,
pengiriman dan pengolahan spesimen dengan benar.
d) Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang
memiliki konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran
ketika dipindahkan.
e) Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari pencemaran
dari luar kontainer atau laboratorium.
f) Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh: membuka
tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan masker.
g) Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan mengganti
sarung tangan.
h) Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
i) Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
LABORATORIUM
43
digunakan oleh Klinisi untuk menegakkan diagnosa seorang pasien, sehingga harus
dapat dijamin ketelitian dan ketepatannya. Hasil pemeriksaan laboratorium yang
bermutu merupakan tanggung jawab seorang ATLM, sehingga dalam melaksanakan
kegiatan laboratorium selalu memperhatikan setiap tahapannya agar dapat
mengendalikan mutu laboratorium. Pengendalian mutu ini sangat penting dilakukan
untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Penekanan
materi dalam bab ini adalah tentang pengendalian/ pemantapan mutu laboratorium.
mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.
Mutu laboratorium terdapat dua kategori yakni berdasarkan indikator mutu yang
pertama di tetapkan oleh manajemen mutu puskesmas dan yang kedua yakni mutu
labortaorium berdasarkan pemantapan mutu eksternal yang di selenggarakan oleh
BBLK Surabaya
A. Indikator Mutu Laboratorium
Berdasrakan keputusan manajemen mutu puskesmas beberapa point yang di
tetapkan sebagai tolak ukur mutu labortaorium yakni terdiri dari sebagai berikut :
NO UPAYA TARGET
44
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan
memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak
dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku penerimaan
spesimen dan formulir hasil pemeriksaan
c. Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi
penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar
untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah
benar
d. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil
e. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara
menyimpan spesimen antara lain :
1) Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur dalam
Carry & Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera).
2) Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0 C.
3) Dapat diberikan bahan pengawet.
4) Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
c. Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan
bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.
a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak
terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran
sudah benar
45
d. Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan
melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan
pelaporan.
8.Pemantapan Mutu Eksternal (PME/External Quality Control)
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yangdi selenggarakan secara periodik
oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan
kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta
atau internasional.
Setiap Laboratorium Puskesmas wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang
diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua bidang
pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang
pemeriksaan diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu :
a. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan
b. Tingkat Regional : BBLK
c. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi Laboratorium
Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performance
(penampilan/proficiency) laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan
yang ditentukan. Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara
khusus, harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut
serta menggunakan peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga hasil
pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat mencerminkan penampilan
laboratorium yang sebenarnya. Setiap nilai yang diterima dari penyelenggara dicatat
dan dievaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan mengambil langkahlangkah
perbaikan.
BAB IX
PENUTUP
A. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring berfungsi untuk mengurnagi risiko kesalahan pengambilan kesimpulan
dari hasil akhir evaluasi, evaluasi dilaksanakan untuk menilai keberhasilan dair tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. berdasarkan tujuan tersebut, pencapaian dapat
46
dievaluasi sejalan dengan keberhasilan yang diperoleh, berupa :
1. kelengkpan jenis-jenis pemeriksaan sesuai permenkes yang berlaku,
2. terlaksananya jenis-jenis pemeriksaan berdasarkan standar opersional yang
telah ditetapkan
3. terbentuknya manajemen pengelolaan labortorium yang berkualitas
4. terbentuknya pengelolaan limbah sesuai prosedur.
5. meningkatkan kedisiplinan dalam menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) agar terhindar dari kecelakaan akibat kerja
B. SARAN
Pencatatan yang dilakukan di labortorium yakni dihasilkannya nilai-nilai
pemeriksaan yang akurat sesuai dengan akurasi dna presisi sehingga nilai-nilai yang
bermakna dapat digunakan sebagai hasil pemeriksaan sebagai penunjang oleh
dokter.
DAFTAR PUSTAKA
47
Permenkes, RI. 2008. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Baik dan Benar.
(Good Laboratory Practice). Jakarta. Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik
48