i
E. 10.05.15 Prosedur Kerja Pemeriksaan Kimia .........................................52
1. 10.05.15.K1 Pemeriksaan dengan alat Hitachi 911................................57
2. 10.05.15.K2 Pemeriksaan dengan alat Flexor.......................................59
3. 10.05.15.K3 Pemeriksaan dengan alat Pentra 400................................62
4. 10.05.15.K4 Pemeriksaan dengan alat ABX Mira Plus............................64
5. 10.05.15.K4 Pemeriksaan Kadar Glukosa Gluco Dr................................65
6. 10.05.15.K5 Pemeriksaan Kadar Glukosa Gluco Card............................67
7. 10.05.15.K6 Pemeriksaan Kadar Glukosa Medi Safe .............................70
8. 10.05.15.K7 Pemeriksaan Kadar Glukosa Medi Sense Optium...71
9. 10.05.15.K8 Pemeriksaan Kadar Glukosa B Braun.....................72
10. 10.05.15.K9 Pemeriksaan HbA1c dengan HaemaQuant.........................73
11. 10.05.15.K10 Pemeriksaan Kadar Glukosa cara Manual.........................75
12. 10.05.15.K11 Analisa Gas Darah dengan NOVA pHOx...........................77
13. 10.05.15.K12 Elektrolit dengan NOVA pHOx.........................................80
14. 10.05.15.K13 Elektrolit dengan Ilyte Analyzer.......................................82
15. 10.05.15.K14 Pemeriksaan Troponin T.......................................84
16. 10.05.15.KC1 Transudat dan Eksudat..................................................85
ii
8. 10.05.17.I8 HIV dengan SD Bioline....................................................109
9. 10.05.17.I9 Dengue IgM & IgG.........................................................111
10. 10.05.17.I10 HBsAg dan Anti HCV dengan Index................................113
11. 10.05.17.I11 TSH, T3, T4, HBsAg, HCG (mini VIDAS).......................115
12. 10.05.17.112 Toxoplasma IgG, IgM (Immnunocomb)........................119
13. 10.05.17.113 IgG TB........................................................................123
14. 10.05.17.I14 VDRL dengan Plasmatec.............................................. 125
15. 10.05.17.I15 TPHA dengan Plasmatec..............................................127
iii
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dari Instalasi Patologi Klinik dan
Mikrobiologi, telah dapat menyelesaikan penyusunan dan revisi Standar Pelayanan dan
Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Kedokteran yang digunakan sebagai acuan
pelayanan di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Mengingat cukup banyaknya isi
Standar dan Pedoman tersebut, kami membaginya menjadi beberapa buku yang terdiri
dari :
1. Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium di RS Persahabatan
2. Buku Standar Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik
3. Buku Standar Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi
4. Buku Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah
5. Buku Standar Peralatan Laboratorium Klinik
6. Buku Pedoman Keamanan Laboratorium.
7. Buku Pedoman Pelayanan dan Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah
Semoga Standar dan Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Persahabatan ini
dapat diterapkan dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh seluruh sumber daya di
Laboratorium, pengguna jasa Laboratorium, mau pun semua pihak yang berhubungan
dengan kegiatan Laboratorium, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun dan merevisi
Standar dan Pedoman ini, sehingga kerja keras kita dapat terwujud sesuai dengan yang
kita harapkan.
iv
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS PERSAHABATAN
NOMOR HK.00.06.00.06
TENTANG
Menimbang:
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di RS
Persahabatan dipandang perlu adanya Standar Pelayanan Dan
Pedoman Pemeriksaan Laboratorium yang dijadikan acuan bagi para
seluruh pelaksana dan unit terkait di RS Persahabatan.
Memperhatikan :
Surat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi
RS Persahabatan Nomor: 05/LAB-PK/RSP/I/2005 tanggal 17 Januari
2005 tentang Usulan Pemberlakuan 7 Buku Standard dan Pedoman di
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi.
Mengingat:
1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Pokok-Pokok
Kesehatan.
Memperhatikan:
1. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI, 1992
v
2. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit , Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Direktora Rumah Sakit Khusus dan Swasta
Sub Direktorat Penunjang Medik Departemen Kesehatan RI, 1998
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 19 Januari 2005
Ditetapkan
Instalasi Direktur
Tanggal Terbit
Laboratorium
01 Juni 2013
Patologi Klinik &
Mikrobiologi dr. Ismail, Sp. BTKV, MARS
NIP.
Pengertian
1
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.01 B 2/2
KEBIJAKAN
2
PROSEDUR
PENGAMBILAN DAN PENGELOLAAN SPESIMEN
Ditetapkan
Direktur
Instalasi Tanggal Terbit
Laboratorium
Patologi Klinik
dr. Ismail, Sp. BTKV, MARS
NIP.
Kebijakan SK Direktur Utama RS Jantung Jakarta No: HK.00.06.00.06 tgl 19 Januari 2005
3
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 2/8
Prosedur
e. Diagnosis/keterangan klinik
f. Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian
e. Jenis spesimen Lokasi pengambilan spesimen
f. Volume spesimen
g. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
h. Nama pengambil spesimen
i. Transport media/pengawet yang digunakan
Label wadah spesimen yang dikirim ke laboratorium harus
memuat :
a. Tanggal pengambilan spesimen
b. Identitas pasien atau identitas specimen
4
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 3/8
5
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 4/8
7
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 6/8
8
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 7/8
9
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 8/8
Unit Terkait
10
PENYIMPANAN SPESIMEN
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/1
10.05.12 B
Ditetapkan
Instalasi
Tanggal Terbit Direktur Utama
Laboratorium
Patologi Klinik &
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Menyimpan darah sesuai dengan suhu yang sudah ditentukan antara
2-60 C
Tujuan Suhu harus dikontrol setiap hari, tidak boleh lebih dari 2-6 0 C
Tempat menyimpan: Reagen, PC, LP, Whole Blood
11
a
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DENGAN
MENGGUNAKAN CELL DYN 1600
No. Dokumen No. Revisi Halaman
10.05.13.H1 B 1/3
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Hematologi 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pemeriksaan hematologi dengan alat Cell Dyn 1600 dimulai dengan
pemeriksaan background alat, prime, QC harian dengan kontrol,
pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian
12
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H1 B 2/3
Lakukan QC harian
13
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H1 B 3/3
Unit Terkait
14
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DENGAN
MENGGUNAKAN CELL DYN 1700
No. Dokumen No. Revisi Halaman
10.05.13.H2 B 1/3
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Hematologi 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pemeriksaan hematologi dengan alat Cell Dyn 1700 dimulai dengan
pemeriksaan background alat, prime, QC harian dengan kontrol,
pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian
15
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H2 B 2/3
Lakukan QC harian
16
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H2 B 3/3
Unit Terkait
17
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA ABX 60
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
18
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H3 B 2/3
Prosedur
5. Apabila setelah 3 kali Start Up masih belum berhasil maka pada
monitor akan keluar bacaan START UP FAILED CHECK
REAGENT, maka periksa reagen yang ada, apabila sudah ada
reagen yang habis atau ada gelembung pada tubing reagen
maka gantilah reagen yang habis dengan reagen baru dan
lakukan Prime Reagent
6. Masukkan Minotrol sebagai sample untuk pengecekan alat
B. PROSEDUR SAMPLING
1. Tekan menu 1) Start Cycle dan masukkan ID pasien
2. Masukkan sample pasien sambil menekan sampling bar
3. Biarkan alat melakukan penghitungan dan tunggu sampai hasil
keluar dapat pula sambil memasukkan ID pasien berikutnya
19
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H3 B 3/3
Unit Terkait
20
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT BECKMAN COULTER
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
1. Tekan saklar yang berada di bagian belakang unit sehingga lampu led
hijau pada lambing O menyala
2. Tekan saklar yang berada di bagian depan unit sebelah kiri bawah
sehingga nyala lampu led hijau akan berpindah pada lambing I
3. Komputer dan unit HMX akan melakukan inisialisasi
4. Setelah proses inisialisasi selesai, pada monitor akan muncul menu-
menu untuk pengoperasian unit HMX (access screen)
5. Untuk mengaktifkan menu utama tekan F9
21
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H13 B 2/2
PROSEDUR START UP
1. Masuk ke menu utama
2. Pilih diluter function
3. Pilih Start Up
4. Tunggu sampai proses start up selesai dan muncul hasil startup
5. Untuk melihat hasil start up pada system dengan detail tekan F2.
6. Jika ada hasil background yang masih fail Run F3
7. Bila prosedur start up telah selesai, dilanjutkan dengan prosedur
menjalankan control
Unit Terkait
22
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT ERMA
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Prosedur
Unit Terkait
23
PROSEDUR
PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Hematologi 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur
sel darah tepi seperti eritrosit, lekosit dan trombosit serta mencari adanya
parasit seperti malaria, tripanosoma, mikrofilaria dll. Sediaan apus yang
dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik
Tujuan Memiliki prosedur pemeriksaan sediaan apus darah tepi yang baku dan
setiap analis yang bertugas dapat melakukan pemeriksaan tersebut
dengan cara yang seragam sehingga didapatkan hasil yang bermutu
Bahan pemeriksaan
24
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 2/4
Peralatan
Reagen
1. Pilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai kaca
penghapus. Patahkan sudut kaca objek tersebut menurut garis
diagonal untuk dapat menghasilkan sediaan apus yang tidak
mencapai tepi kaca objek.
2. Letakkan satu tetes kecil darah pada + 2-3 mm dari ujung kaca
objek. Letakkan kaca penghapus dengan sudut 30-45 0 terhadap
kaca objek di depan tetes darah
3. Tarik kaca penghapus ke belakang sehingga menyentuh tetes
darah, tunggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut.
4. Dengan gerak yang mantap, dorong kaca penghapus sehingga
terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek.
Darah harus habis sebelum kaca penghapus mencapai ujung lain
dari kaca objek. Apusan darah tidak boleh terlalu tipis atau terlalu
tebal; ketebalan ini dapat diatur dengan mengubah sudut antara
kedua kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut
atau makin cepat menggeser, makin tipis apusan darah yang
dihasilkan.
5. Biarkan apusan darah mengering di udara. Tulis identitas pasien
pada bagian tebal apusan dengan pinsil.
25
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 3/4
Prosedur Pilih sediaan apus yang baik untuk diwarnai, yaitu sediaan
apus yang mempunyai ciri-ciri:
Pewarnaan Wright
26
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 4/4
Unit Terkait
27
PROSEDUR
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
10.05.13.H7 1/2
B
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama
Laboratorium 20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Tujuan Mendapatkan nilai laju endap darah untuk menunjang diagnosis klinik
seperti inflamasi/infeksi, perubahan kadar protein serum, perubahan
bentuk eritrosit dll
Bahan pemeriksaan
Darah vena atau darah EDTA dicampur larutan Natrium sitrat 0,109
M 1 : 4. Dapat juga dipakai darah EDTA yang diencerkan dengan
larutan Natrium sitrat 0,109 M NaCl 0,9% dengan perbandingan 4 : 1
Peralatan
5. Pipet Westergren
6. Rak untuk pipet Westergren
Reagen
28
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H7 B 2/2
Unit Terkait
29
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Retikulosit adalah eritrosit muda yang tidak berinti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat sisa ribosom dan RNA. Dengan pewarnaan
khusus sisa ribosom dan RNA tampak sebagai filament atau granula
berwarna. Hal ini hanya terlihat pada sediaan yang tidak difiksasi dan
diwarnai pada keadaan vital
Mendapatkan nilai retikulosit dalam % untuk menunjang diagnosis
Tujuan penyebab anemia
Bahan pemeriksaan
Peralatan
7. Mikroskop
8. Counter
9. Penangas air
10. Tabung reaksi kecil
11. Kaca objek dan kaca penggeser
12. Pipet pasteur
Reagen
5. Larutan Brilliant Cresyl Blue (BCB)
30
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H8 B 2/3
Cara melaporkan
Jumlah retikulosit dapat dilaporkan dalam persen (%) atau permil
() terhadap jumlah retikulosit total atau dilaporkan dalam jumlah
mutlak. Misal dalam 10 lapangan dijumpai 2000 eritrosit dan 76
retikulosit, maka
Bila diketahui jumlah eritrosit 3,5 juta/ul, maka jumlah mutlak retikulosit
=
38/1000 X 3.500.000/ul darah (normal : 25.000 75.000/ul)
31
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H8 B 3/3
Unit Terkait
32
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HITUNG EOSINOFIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
10.05.13.H9 B 1/2
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Fungsi eosinofil belum jelas, tetapi diduga berhubungan dengan aktivitas
anti histamine di dalam sel. Jumlahnya akan meningkat pada reaksi
terhadap protein asing, infeksi parasit dan penyakit Hodgkins
Reagen
33
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H9 B 2/2
Alat
13. Pipet lekosit
14. Kamar hitung
15. Mikroskop
Cara kerja
15. Hisap darah sampai garis tanda 1, tambahkan larutan pengencer
sampai tanda garis 11 dengan menggunakan pipet lekosit
16. Kocok dengan baik
17. Kamar hitung diisi dengan campuran di atas lalu tunggu 15 menit
18. Hitung semua eosinofil pada kotak hitung lekosit dengan
menggunakan mikroskop
Perhitungan
Sel yang didapat X 11
Nilai normal : 50 -300 ul
Unit Terkait
34
PROSEDUR
APUS DARAH TEBAL MALARIA DAN MEWARNAI
SERTA MEMBEDAKAN SPESIES MALARIA
Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur Utama
20 Januari 2005
Laboratorium
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Tetes darah tebal merupakan suatu tetesan darah langsung (tanpa
antikoagulan) yang diletakkan di atas objek dan dibiarkan mongering
Alat
16. Lanset
17. Objek glass
18. Lidi
19. Mikroskop
20. Gelas ukur
21. Batang pengaduk
22. Beker glass
23. Oven
Bahan
1. Darah kapiler/darah EDTA
2. Kapas alcohol
3. Giemsa
4. Air buffer
35
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 2/3
Prosedur
Pelaksanaan
1. Pada orang dewasa dan anak, sample diambil dari jari ke-3 dan
ke-4 tangan kiri. Pada bayi lebih dari 6 bulan diambil dari tumit
sisi lateral atau medial
2. Bagian yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alcohol,
kemudian diusap dengan kapas kering untuk menghilangkan
sisa alcohol
3. Usap darah pertama keluar dengan kapas kering
4. Darah yang keluar selanjutnya ditaruh pada objek glass
5. Dibuat preparat tebal:
6. Lebarkan tetesan darah tersebut dengan lidi, preparat yang baik
adalah yang tidak terlalu tipis; dan jika sediaan dalam objek
glass ditaruh di atas huruf cetak, huruf cetak tersebut masih
bias dibaca
7. Keringkan sediaan dalam oven
8. Sediaan dialiri dengan air kran kecil dan berhati-hati
9. Sediaan ditempatkan dalam rak dengan posisi miring supaya
kering
36
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 3/3
Prosedur Pengecetan
Pelaporan
Unit Terkait
37
PROSEDUR
PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN CARA DUKE
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
ALAT:
24. Kapas
25. Alkohol 70%
26. Lanset
27. Kertas saring
28. Stopwatch
38
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS1 B 2/2
Prosedur Pelaksanaan
Cara
10.Basahi kapas dengan alcohol 70%
11.Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alcohol dan biarkan
kering
12.Anak daun telinga ditusuk dengan lanset sedalam 2 mm
13.Jika terlihat darah mulai keluar, jalankan stopwatch
14.Darah yang keluar setiap 30 detik diisap dengan kertas saring
15.Stopwatch dihentikan pada waktu darah tidak dapat diisap lagi
dengan kertas saring, kemudian dicatat waktunya
Unit Terkait
39
PROSEDUR
PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Uji ini menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk
membeku. Hasilnya menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi,
terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor-faktor
yang berasal dari trobosit, juga kadar fibrinogen
Prosedur
PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN
Alat
29. Kapas
30. Alkohol 70%
31. Lanset
32. Objek glass
33. Stopwatch
40
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS2 B 2/2
Prosedur
Pelaksanaan
Cara
16.Basahi kapas dengan alcohol 70%
17.Bersihkan ujung jari dengan dengan kapas alcohol dan biarkan
kering
18.Ujung jari ditusuk dengan lanset sedalam 3 mm hingga keluar
darah
19.Darah diteteskan sebanyak 2 tetes pada objek glass dan
stopwatch dijalankan
20.Darah tadi diangkap dengan jarum tiap 30 detik sampai terlihat
adanya benang fibrin
21.Waktunya dicatat
Unit Terkait
41
PROSEDUR
PEMERIKSAAN MASA PROTROMBIN / PT
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Tujuan Menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama
Prinsip kerja
42
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS3 B 2/2
Prosedur kerja
Unit Terkait
43
PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA TROMBOPLASTIN
PARSIAL TERAKTIVASI / APTT
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Hematologi 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Tujuan Menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama
44
Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PROTROMBIN / PT
Prinsip kerja
45
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS4 B 2/2
Prosedur kerja
Sebanyak 100 ul sample plasma atau control dimasukkan ke
dalam lubang atau kuvet untuk pengerjaan
Dihangatkan pada suhu 37 0C selama 3 menit
Tambahkan 200 ul Simplastin excel yang sudah dihangatkan
Catat lama terjadinya bekuan (untuk metode konvensional), jika
menggunakan Coagulometer, alat secara otomatis mencatat
waktu bekuan
Unit Terkait
46
Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &
Mikrobiologi RS Persahabatan
PROSEDUR
PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pada plasma sitrat normal yang diencerkan akan terjadi bekuan bila
ditambahkan reagen trombin; pada defisiensi fibrinogen tidak akan
terbentuk bekuan pada penambahan reagen trombin, atau bekuan baru
terbentuk pada kadar plasma yang lebih tinggi
47
Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN FIBRINOGEN
Reagen
Persiapan
48
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS6 B 2/3
(*) Nilai tersebut tertera di dalam package insert MDA VRP. Seri
pengenceran tersebut diperlukan dalam pembuatan kurva standar
(min 4 point)
Pelaksanaan
Tekan TEST 4X
4.FIB
- ADJUST-
FIB TEST
INKUBASI
(masukkan kuvet ke tempat inkubasi dengan sedikit
menekan hingga lampu menyala)
BEEP
(lampu berkedip, alat mengeluarkan bunyi sebelum lampu mati)
+ 100 ul Fibriquick
BACA
49
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS6 B 3/3
Tekan TEST 4X
4.FIB
- ADJUST
FIB TEST
- CALIBRATE -
Tekan TEST
- SAVE
Load data
- ADJUST
FIB TEST
Unit Terkait
50
Yang membuat: Manejer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &
Mikrobiologi RS Persahabatan
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Tujuan Memeriksa kadar D-Dimer untuk menunjang diagnosis dan evaluasi DIC
51
Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN D-DIMER
Persiapan
52
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS7 B 2/3
Prosedur Pelaksanaan
53
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.H7 B 3/3
Perhitungan semikuantitatif
Perkiraan jumlah D-Dimer (semikuantitatif) dari sampel didapat,
dengan mengalikan faktor pengenceran (d) dari pengenceran sampel
terbesar yang menunjukkan hasil positif oleh batas deteksi
(500ng/ml = 500 fibrinogen equivalent)
Contoh:
Pengenceran d Interpretasi
Unit Terkait
54
PROSEDUR PEMERIKSAAN
KIMIA DARAH MENGGUNAKAN ALAT HITACHI 911
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pemeriksaan kimia darah dengan alat Hitachi 911 dimulai dengan
proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample
pasien dan pencucian alat harian
Persiapan
32.Buka kran air
33.Hidupkan instrument :
55
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K1 B 2/5
- AIR PURGE
Tekan MAINTENANCE, pilih program no. 1 (ANALYZER
MAINTENANCE), tekan ENTER Pindahkan kursor ke pilihan
AIR PURGE, tekan 1 (START), kemudian tekan ENTER
Perhatikan keluarnya air pada sample probe dan reagen probe
- PHOTOMETER CHECK
Jika status alat sudah STAND BY, pindahkan kursor ke
PHOTOMETER CHECK dan tekan 1 (START)
Pembacaan absorban untuk 12 panjang gelombang harus
kurang dari 13.000 dan perbedaan antara panjang gelombang
kurang dari 300
- PROBE ADJUST
Pada status STAND BY, tekan MAINTENANCE, pilih program
no. 2 (MECHANISMS CHECK), tekan ENTER
56
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K1 B 3/5
57
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K1 B 4/5
Prosedur Dilakukan :
o Air purge
o Photometer check
o Probe adjust
Persiapan kalibrasi
harus dilakukan :
1. GLUKOSA
2. PROTEIN TOTAL
3. ALBUMIN GLOBULIN
4. BILIRUBIN TOTAL
5. BILIRUBIN DIREK
6. BILIRUBIN INDIREK
7. SGOT
8. SGPT
9. GGT
10. ALKALI FOSFATASE
11. TRIGLISERIDA
12. KOLESTEROL TOTAL
13. KOLESTEROL HDL
14. KOLESTEROL LDL
15. UREUM
16. KREATININ
17. KLIRENS KREATININ
18. ASAM URAT
Unit Terkait
59
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT FLEXOR
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pemeriksaan kimia darah dengan alat Flexor dimulai dengan proses
inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample pasien dan
pencucian alat harian
Prosedur
PERSIAPAN ALAT
1. Masukkan disket ke system disk
2. Nyalakan alat dan cooling unit serta printer
3. Tunggu sampai status Analyzer: Stand By
4. Lakukan Blank (tekan F5 Special Function)
- Tekan F1 (Rotor System)
- Pilih dengan Cursor Blank Rotor
- ENTER
Tekan F2 (Blank)
- SD Cuvet < 0.0200
5. Siapkan Sputo 10% di Rak Reagent pada posisi No.23
60
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K3 B 2/2
Prosedur
6. Siapkan HCl 0,1 N di rak Reagen pada posisi No 24
7. Siapkan Sputo 10% di rak sampel pada posisi W
8. Siapkan Aquadest di rak sampel pada posisi B
9. Tekan F2 (Installation)
10. Pilih dengan Cursor Position Reagent Dual Mode
11. Sesuaikan posisi Reagent pada program dengan posisi Reagent pada
Rak Reagent
RUNNING SAMPLE
1. Tekan F8 (Rrquest Sample)
2. Dengan menggunakan cursor pilih: Blank / Calibrate / Control / Start /
Normal
3. ENTER
4. Dengan menggunakan cursor pilih: Test Parameter yang akan
dikerjakan
5. ENTER
6. Tekan F8 (New Sample)
7. Tekan F9 (Load Sampel)
8. Tekan F4 (Confirm Un Load)
9. ENTER tiap Request Sample
10. Sesuaikan posisi Request dengan posisi sample pada rak Sample
11. Tekan F3 (Confirm Load)
12. Tekan F7 (Evaluasi Sample
Unit Terkait
61
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA 400
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian
Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX Pentra 400 dimulai dengan
proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample
pasien dan pencucian alat harian
Tujuan
Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan
cepat dan akurat
Prosedur
PROSEDUR MENJALANKAN ABX PENTRA 400
1. Cek kondisi dari
- Air pada Reservoir Bottle, bila kurang tambahkan air
- Waste Kontainer, bila penuh kosongkan
- Kuvet baru, bila kurang tambah kuvet baru pada tempatnya
- Kuvet bekas, bila penuh kosongkan tempat kuvet bekas
- Ketersediaan kertas yang ada pada printer
2. Nyalakan ABX 400 dengan cara
- Manual: Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat
- Otomatis: Apabila alat telah deprogram untuk dihidupkan secara
otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam
yang diprogram
62
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K3 B 2/3
Prosedur
3. Tunggu alat melakukan prose inisialisasi, setelah selesai pilih Nama
Operator (use name) dan masukkan password. Pilih juga New Worklist
untuk memulai dengan Worklist baru. Kemudian tekan OK
4. Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan
Ready.
5. Dari Main Menu, cek status dari reagent yang ada pada reagen tray.
Cek dan ganti reagent yang ditunjukkan dengan warna merah
6. Lakukan control dan Kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang
akan digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang telah
ditentukan (kontrol) di rak warna hijau, kalibrator di rak bewarna
kuning.
7. Apabila hasil dari control dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang
ditentukan alat siap untuk memeriksa pasien.
8. Apabila alat telah selasai mengerjakan pasien dan akan dimatikan,
tekan tombol Exit. Setelah itu pilih Shutdown dengan meminta System
cleaning setelah itu tekan OK.
9. Biarkan alat melakukan proses pencucian, dan biarkan alat dalam
tetap dalam keadaan hidup (tombol power tidak dimatikan) untuk
menjaga kestabilan suhu reagent.
Unit Terkait
64
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT ABX MIRA PLUS
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX MIRA PLUS dimulai dengan
proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample
pasien dan pencucian alat harian
Prosedur
PROSEDUR MENGHIDUPKAN ABX MIRA PLUS
1. Teakan Power (di kanan bawah)
2. Masukkan Nama operator dan password
3. Check -1 Botol reservoir (habis isi aquabides) -2 Botol Waste (penuh
dibuang)
4. Lakukan Prime Tekan tombol info 6 system Check 1
(Prime) Tekan F1 (start) biarkan Prime 3X F1 (Stop)
5. Cek kertas printer dan kuvet segmen
6. Siapkan reagen dan control serum
7. Siapkan Kalibrator (jika perlu)
8. Biarkan Stabil 37C 9. Tekan tombol status ke menu utama
65
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K4 B 3/3
Prosedur
PROSEDUR MEMATIKAN ABX MIRA PLUS
1. Lakukan Prime
2. Tekan tombol INFO 6 (Sistem Check) 1 (Prime)
3. Tekan Start, biarkan Prime 3X F1 (Stop)
4. Tekan Power Off
PROSEDUR KALIBRASI
1. Tekan tombol Routine F3 (Action) PCA
2. Tekan parameter yang akan di kalibrasi , tekan enter
3. Tekan tombol Routine F3 (Action) PCS
4. Tekan parameter yang akan dikontrol, tekan enter
5. Jika sudah siap kalibrator, Tip Cleaner, Control an Reagen
6. Tekan tombol Start
Unit Terkait
66
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA 400
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia KLinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX Pentra 400 dimulai dengan
proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample
pasien dan pencucian alat harian
67
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K5 B 2/3
Prosedur
3. Tunggu alat melakukan prose inisialisasi, setelah selesai pilih Nama
Operator (use name) dan masukkan password. Pilih juga New
Worklist untuk memulai dengan Worklist baru. Kemudian tekan OK
4. Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan
Ready.
5. Dari Main Menu, cek status dari reagent yang ada pada reagen tray.
Cek dan ganti reagent yang ditunjukkan dengan warna merah
6. Lakukan control dan Kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang
akan digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang
telah ditentukan (kontrol) di rak warna hijau, kalibrator di rak
bewarna kuning.
7. Apabila hasil dari control dan kalibrasi telah sesuai dengan batas
yang ditentukan alat siap untuk memeriksa pasien.
8. Apabila alat telah selasai mengerjakan pasien dan akan dimatikan,
tekan tombol Exit. Setelah itu pilih Shutdown dengan meminta
System cleaning setelah itu tekan OK.
9. Biarkan alat melakukan proses pencucian, dan biarkan alat dalam
tetap dalam keadaan hidup (tombol power tidak dimatikan) untuk
menjaga kestabilan suhu reagent.
Unit Terkait
69
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DENGAN GLUCO DR
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan
teknik kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis
Tujuan Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi
pada pasien Diabetes Melitus
Unit Terkait
70
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DENGAN GLUCO CARD
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia KLinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan
teknik kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis
Tujuan Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi
pada pasien Diabetes Melitus
Prosedur
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Menghidupkan alat, dengan memasukkan Strip untuk kalibrasi maka
akan terlihat nomor yang hanya dilakukan sekali pada setiap pemakaian
strip yang baru
2. Buka strip pemeriksaan yang baru di dalam foil pocket
3. Tambahkan darah kapiler pada strip secukupnya (lihat gambar)
4. Maka akan keluar angka sesuai dengan kadar glukosa yang diperiksa
5. Hasil akan keluar dalam waktu 30- 60 detik
71
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K5 B 2/2
Prosedur
PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN
1. Pada layar alat Glucocard akan tertera hasil sesuai dengan kadar
glukosa yang diperiksa.
2. Apabila keluar tanda pada: GLUCOCARD II GT-1620:
- Hasil terbaca dalam waktu 60 detik
- Lo menunjukkan kadar glukosa <40 mg/dl (<2.2 mmol/L)
- HI menunjukkan kadar glukosa >500 mg/dl (>27.8 mmol/L).
SUPER GLUKOCARD II GT-1630
- Hasil terbaca dalam waktu 30 detik
- Lo menunjukkan kadar glukosa <20 mg/dl (<1.1 mmol/L)
- HI menunjukkan kadar glukosa >600 mg/dl (>33.4 mmol/L).
Unit Terkait
72
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DENGAN MEDI SAFE
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10.05.15.K6
B 1/1
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan teknik
kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis
Tujuan Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi pada
pasien Diabetes Melitus
Unit Terkait
73
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DENGAN MEDI
SENSE OPTIUM
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Prosedur
Unit Terkait
74
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DENGAN B BRAUN
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Prosedur
Unit Terkait
75
PEMERIKSAAN HbA1c DENGAN HAEMAQUANT
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
76
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K9 B 2/2
Prosedur
CARA MELAKUKAN PEMERIKSAAN
Unit Terkait
77
PROSEDUR
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA CARA MANUAL
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Kimia Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Bahan Pemeriksaan
Alat
Reagen
Standard glukosa
TCA 8%
Glukosa oksidase (Trace)
78
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K2 B 2/2
Reagen BL ST Tes
Aquadest 500 ul 500 ul 500 ul
Sampel - - 50 ul
Standard - 50 ul -
TCA 8% 500 ul 500 ul 500 ul
Diputar/sentrifus 2 4 menit
Reagen
Trace/Glukosa 1000 ul 1000 ul 1000 ul
oksidase
Unit Terkait
79
PROSEDUR
PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH DENGAN ALAT
NOVA pHOx
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian
Pada kecurigaan gangguan keseimbangan asam basa seperti pada
gangguan fungsi paru, kelainan metabolisme pada DM dengan
ketoasidosis dan gangguan fungsi ginjal, perlu dilakukan pemeriksaan
analisa gas darah untuk dapat memastikan apakah terdapat asidosis atau
alkalosis
Tujuan Menganalisa pH darah serta kadar gas pO2, pCO2, HCO3 -, BE dalam
darah
Persiapan
Fase pra-analitik
Pasien
Pasien harus santai (pernafasan teratur), pasien dengan
ventilator atau pemberian O2 harus ditunggu minimal 20 menit
bila dilakukan perubahan parameter ventilatoratau % O2
80
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K4 B 2/3
Prosedur Antikoagulan
Lithium heparin. Kadar 15 IU/ml darah atau lithium heparin
dalam Ca, Na, dan K 20 50 IU/ml darah
Untuk daerah kapiler dapat digunakan kadar heparin lebih tinggi
50 70 IU/ml darah
Kadar heparin rendah < 15 IU/ml darah hanya dapat digunakan
untuk pemeriksaan elektrolit
Perhatian :
Hindari terhisap gelembung udara
Hindari pengenceran oleh antikoagulan (volume darah
jangan kurang dari batas minimal spuit)
Gunakan hanya antikoagulan lithium heparin atau lithium
heparin seimbang
Penyimpanan sample
Harus diperiksa sesegera mungkin (dalam waktu 10 menit
setelah pengambilan)
Bila tidak dapat langsung diperiksa, spuit yang sudah direkat
disimpan dalam wadah bersama es dan air (1 4 0C) dapat
diperiksa 1 2 jam
Fase analitik
Pencampuran bahan : harus bolak-balik minimal 30 detik supaya
tercampur rata
Pencegahan hemolisis : memasukkan sample perlahan-lahan
Sampel yang beku atau tanpa antikoagulan tidak boleh diukur
Bila terdapat gelembung udara harus dicantumkan pada saat
pembuatan laporan (mempengaruhi pO2 dan pCO2)
81
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K4 B 3/3
Prosedur
CARA ANALISA SAMPEL
Unit Terkait
82
PROSEDUR
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT SERUM
DENGAN ALAT NOVA pHOx
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10.05.15.K12
B
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian
Gangguan elektrolit sering terjadi pada penderita gangguan metabolisme
seperti DM, gangguan fungsi ginjal dan anak ginjal
Tujuan Menganalisa elektrolit (Na, K, Cl) dalam serum dan urin untuk
menunjang diagnosis gangguan elektrolit
83
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K5 B 2/2
ANALISA SAMPEL
Unit Terkait
84
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT
DENGAN ILYTE ANALYZER
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Tujuan Menganalisa elektrolit (Na, K, Cl) dalam serum dan urin untuk menunjang
diagnosis gangguan elektrolit
85
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K13 B 2/2
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prosedur
1. Setelah tulisan ANALYZE BLOOD muncul pada layer, tekan YES
2. Sample Porbe akan turun, Display menunjukkan PROBE IN BLOOD
3. Letakkan wadah sample (darah) menghadap ke sample Probe
4. Pastikan lubang Probe pada sample Probe berada di bawah
permukaan sample
5. Tekan YES --> sample akan dihisap
6. Tunggu sampai sample Probe naik
7. Pada monitor akan tertera ANALYZING
8. Hasil akan tampak pada monitor dan pada kertas cetak
Unit Terkait
86
PEMERIKSAAN TROPONIN T
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian
Adanya peningkatan kadar Troponin T pada penderita Myokardial
Ischemik akan dapat diperiksa kadarnya.
87
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K43 B 2/2
INTERPRETASI HASIL
Prosedur
Pada saat pembacaan bila hasil melebihi cut-off 0,1 ng/ml, maka alat
akan mengeluarkan bunyi beep dan menampilkan signal yang dibaca
Unit Terkait
88
PROSEDUR
PEMERIKSAAN CAIRAN TRANSUDAT DAN EKSUDAT
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Kimia Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pada keadaan normal di dalam rongga tubuh dari pleura, pericardium
dan peritoneum terdapat sedikit cairan. Bila terjadi akumulasi cairan
atau effuse, maka perlu dibedakan menjadi transudat dan eksudat.
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan makroskopik, kimia dan pemeriksaan
mikroskopik
89
Prosedur PROSEDUR PEMERIKSAAN CAIRAN TRANSUDAT & EKSUDAT
Alat
Hitachi 911
Pipet lekosit
Kamar hitung Fuchs Rosenthal
Cara pemeriksaan
Pemeriksaan makroskopik
Warna
Kejernihan
Bau
Berat Jenis
Bekuan
90
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.KC1 B 2/2
Kadar glukosa
Kadar protein
Kadar LDH
Kadar ALP
Pemeriksaan mikroskopik:
Menghitung jumlah sel lekosit
Dilakukan terhadap cairan yang jernih atau agak keruh saja,
sedangkan untuk cairan purulen tidak perlu dilakukan
Cara:
Kocok cairan yang akan diperiksa
Dengan pipet lekosit isap larutan NaCl 0,9% sampai garis
tanda 1
Isap cairan sampai garis tanda 11
Kocok pipet, buang 3 tetes dari cairan dalam pipet dan
kemudian isi kamar hitung Fuchs Rosenthal dan biarkan
kamar hitung mendatar selama 5 menit
Hitung semua sel yang dilihat dalam seluruh bidang yang
dibagi dengan memakai lensa objektif 10X
Jumlah sel dalam cairan = N/16 X 5 X 10/9
= 50N/144
= + N/3
Unit Terkait
91
PROSEDUR
PEMERIKSAAN URIN RUTIN
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Bahan
Urin segar tanpa disentrifus
Urin tidak disimpan lebih dari 2 jam
Campur dengan rata sebelum pemeriksaan
92
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.16.U1 B 2/2
Pembacaan hasil
Unit Terkait
93
PROSEDUR PENETAPAN
JUMLAH PROTEIN URINE CARA ESBACH
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10.05.16.U2
B
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Prosedur
PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN ESBACH
94
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.16.U2 B 2/2
Prosedur
Isilah tabung Esbach (Albuminometer Esbach) terlebih dahulu
dengan serbuk batu apung sampai 3 mm tingginya, yaitu cukup
banyak untuk meliputi dasar tabung, kemudian isilah dengan urin
setinggi garis bertandakan U
Tambahkan reagen Esbach atau reagen Tsuchiya pada urin
tersebut sampai garis bertanda R
Sumbatlah tabung dan bolak-balik 12 X (jangan dikocok)
Letakkan tabung tersebut tegak dan biarkan selama 1 jam
Tingginya presipitat dibaca dan menunjukkan banyaknya gram
protein perliter urin
Unit Terkait
95
PROSEDUR
PEMERIKSAAN OBAT BIUS DALAM URIN
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Obat bius akan dimetabolisme dan diekskresi ke dalam urin. Maka
untuk memeriksa seseorang yang dicurigai sedang menggunakan obat
bius dapat dilakukan pemeriksaan urin
Prinsip
96
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.16.U3 B 2/3
97
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.16.U3 B 3/3
Prosedur Catatan:
Bayangan warna merah di daerah (T) akan bervariasi, tetapi hasil
tetap dianggap negative bila tampakgaris merah walaupun sangat
muda
Kadar
Kadar
Senyawa Senyawa (ng/ml
(ng/ml)
)
Codein 300 Nalorphine 1000
Glucoronide 300 Naloxone 100000
Hydrocodone 500 Norcodein 60000
Hydromorphone 600 Oxycodone 20000
Levophanol 5000 Oxymorphone 60000
Meperidine 80000 Procaine 100000
Morphine 300 Thebaine 5000
Morphine3-8-D- 500
glucoronide
Unit Terkait
98
PROSEDUR
PEMERIKSAAN UJI KEHAMILAN
DENGAN PREGNA STRIP
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Imunologi Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Prinsip
Membran tes dip recoated dengan antibody anti-hCG pada garis tes
dan dengan antibody anti-mouse pada garis control. Bila di dalam
urin terdapat hCG, maka akan bereaksi dengan antibody anti-hCG
pada garis tes sehingga terbentuk garis warna merah
Bahan Pemeriksaan
Urin segar
99
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I1 B 2/2
Prosedur Alat
Cara kerja
Pembacaan hasil
Jangan membaca hasil tes lebih dari 10 menit
Unit Terkait
100
PROSEDUR
PEMERIKSAAN RHEUMATOID FACTOR
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Rheumatoid Factor adalah suatu protein yang timbul dalam serum
banyak penderita Rheumatoid Arthritis. Protein tersebut adalah suatu
antibody IgM yang bereaksi terhadap determinan globulin IgG
Prosedur
PROSEDUR KERJA
Bahan Pemeriksaan
Serum
101
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I2 B 2/2
Pembacaan hasil
Positif : terjadi gumpalan (merata)
Jika hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran (semikuantitatif)
Jika pengenceran serum 1 : 2, berarti konsentrasi/titer RAF 40 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 4, berarti konsentrasi/titer RAF 80 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 8, berarti konsentrasi/titer RAF 160 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 16, berarti konsentrasi/titer RAF 320 IU/ml
Negatif : tidak terjadi gumpalan
Unit Terkait
102
PROSEDUR
PEMERIKSAAN ANTIBODI ANTI-STREPTOLYSIN O
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Bahan Pemeriksaan
Serum segar, dapat disimpan pada 2 8 0C sampai 28 jam. Bila
disimpan lebih lama, serum harus dibekukan. Serum hemolitik dan
lipemik tidak dapat digunakan
103
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I3 B 2/2
Pembacaan hasil
Positif : terjadi gumpalan (merata)
Jika hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran (semikuantitatif)
Jika pengenceran serum 1 : 2, berarti konsentrasi/titer ASL 400 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 4, berarti konsentrasi/titer ASL 800 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 8, berarti konsentrasi/titer ASL 1600 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 16, berarti konsentrasi/titer ASL 3200 IU/ml
Negatif : tidak terjadi gumpalan
Unit Terkait
104
PROSEDUR
PEMERIKSAAN SEROLOGIS WIDAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10.05.17.I4
B 1/2
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Tujuh sampai sepuluh hari setelah infeksi, antibody terhadap Ag-O
(anti-O) mulai terdeteksi; titernya mencapai maksimal 3 5 minggu
setelah infeksi. Kenaikan titer anti-O lebih bermakna dari titer anti-H,
karena pada vaksinasi titer anti-H juga meningkat
Tujuan Mendeteksi adanya antibody terhadap Ag-O dan Ag-H Salmonella thypi
dan parathypi dalam menunjang diagnosis demam thypoid
Bahan Pemeriksaan
Serum
105
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I4 B 2/2
Pembacaan hasil
Pembacaan harus tepat 1 menit, bila lebih dari waktu yang ditentukan
kemungkinan akan berubah menjadi positif
Unit Terkait
106
PROSEDUR
PEMERIKSAAN C-REAKTIVE PROTEIN (CRP)
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Imunologi Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian CRP adalah salah satu protein fase akut. Pemeriksaan CRP serial dapat
memberikan petunjuk adanya inflamasi yang menetap atau semakin
berat
Bahan Pemeriksaan
Serum, stabil 48 jam pada 2 8 0C
Sampel hemolisis dan lipemik tidak dapat digunakan
Reagen
CRP-Latex
Kontrol positif
Kontrol negative
Cara pemeriksaan
Keluarkan reagen pada suhu ruangan
Teteskan 50 ul sample dan 1 tetes masing-masing control pada
masing-masing lingkaran pada test card
Kocok vial CRP-Latex perlahan sebelum digunakan. Tambahkan
1 tetes CRP-Latex pada masing-masing lingkaran di samping
tetesan sample yang akan diuji
107
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I5 B 2/2
Kelemahan
Rheumatoid Factor akan mengganggu penetapan CRP. Gangguan
dapat dikurangi dengan menambahkan 1 tetes adsorbent pada
tetesan serum sebelum ditambahkan latex
Catatan:
Sensitivitas akan menurun pada suhu rendah. Hasil terbaik
dicapai > 10 0C
Pembacaan yang terlambat akan memberikan hasil false positif
Kekuatan aglutinasi tidak menunjukkan kadar CRP dalam sample
Sampel dengan nilai CRP sangat tinggi dapat memberikan nilai
false negative (efek prozone)
Direkomendasikan pada semua hasil negative dilakukan uji ulang
dengan volume sampai 10 ul
Unit Terkait
108
PROSEDUR PEMERIKSAAN
ANTI HIV DENGAN IMMUNO COMB II
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV
biasanya mulai terdeteksi pada 4 8 minggu setelah terinfeksi
109
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I6 B 2/3
4. Comb (sisir):
4.1 Titik atas: Antibodi kambing terhadap imunoglobulin manusia (kontrol
internal).
4.2 Titik tengah: Peptida HIV-2 sintetik (turunan dari env. Glikoprotein
gp36).
4.3 Titik bawah: Peptida HIV-1 sintetik (turunan dari env. Glikoprotein
gp41 dan gp120).
Langkah Kerja:
1. Gunakan sarung tangan.
2. Keluarkan Developing plate ImmunoComb II HIV-1 & 2 BiSpot dari lemari
pendingin, biarkan pada suhu ruang (22-26 C) selama 3 jam atau
0
Auto kontrol
Unit Terkait
111
PROSEDUR
PEMERIKSAAN ANTI HIV DENGAN VIROLISA
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV
biasanya mulai terdeteksi pada 4 8 minggu setelah terinfeksi
112
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I7 B 2/2
Prosedur
5. Inkubasi pada suhu 37C selama 20 menit.
6. Cuci plate.
7. Masukkan 50 l TMB Substrate Solution A ke well + 50 l TMB
Substrate Solution B campur.
8. Inkubasi pada suhu ruang 15 menit.
9. Tambahkan 100 l 2N H2SO4 ke dalam masing-masing well.
10. Baca absorbance pada 450 / 650 nm
Unit Terkait
113
PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTI HIV
DENGAN IMMUNOCHROMATOGRAPHIC
/RAPID TEST (SD BIOLINE)
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Imunologi Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV
biasanya mulai terdeteksi pada 4 8 minggu setelah terinfeksi
114
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I8 B 2/2
C 2 1
Sampel
2. POSITIF
C 2 1
Sampel
C 2 1
Sampel
C 2 1
Sampel
3. INVALID
C 2 1
Sampel
Unit Terkait
115
PROSEDUR
PEMERIKSAAN DENGUE IgM DAN IgG RAPID
Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Imunologi Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Bahan Pemeriksaan :
Serum
Prinsip :
IgM atau IgG di dalam serum akan bereaksi dengan antibodi
antihuman IgM atau IgG dan melekat pada 2 garis tes strip.
Kemudian antibodi monoklonal anti Dengue yang berlabel emas akan
direhidrasi oleh buffer. Setelah alat ditutup, antibodi monoklonal
berlabel emas akan bereaksi dengan antigen Dengue. Komplek
tersebut akan berkontak dengan IgM atau IgG yang sudah terikat.
Bila sampel positif, komplek zat warna emas akan terikat pada
IgM/IgG pada membran dan terbentuk garis berwarna ungu
116
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I9 B 2/2
Unit Terkait
117
PEMERIKSAAN HBsAg DAN ANTI HCV
DENGAN INDEX
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian
Hepalisa Anti HCV adalah kit enzyme immunoassay merupakan sintetik
peptide HCV dan rekombinan antigen HCV. Setelan proses pencucian
dengan prinsip membentuk komplek Sandwhich, intensitas perubahan
warna di baca pada panjang gelombang 450 nm
Proses Inkubasi
Prosedur 37 1C, 60 menit
371C, 30 menit
20 30C, 30 menit
PROSEDUR MANUAL
1. 10 l Kontrol (2X NC, 3XPC) + 10l per specimen ke dalam well
dari sampel dilition plate
2. 200 l Specimen Diluent ke well
3. Masukkan 100l specimen dan control ke dalam well HCV antigen
plate
4. Siapkan 2 well untuk blank
5. Inkubasi plate selama 60 menit pada 37 1C
6. Cuci plate
7. Tambahkan 100l larutan conjugate kecuali 2 blank
118
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I10 B 2/2
PROSEDUR AUTOMATIK
15. 200l Spesimen Diluent masukkan ke setiap well HCV Ag plate.
16. Masukkan 10 l per spesimen ke dalam well. Siapkan 2 well
untuk blank
17. Inkubasi plate selama 60 menit pada 37 1C
18. Cuci plate
19. Tambahkan 100 l larutan conjugate kecuali pada 2 blank
20. Inkubasi plate selama 30 menit pada 37 1C
21. Cuci
22. Tambahkan 50 l TMB Subsrate solution A dan + 50 l TMB
Subsrate solution B campur
23. Inkubasi selama 30 menit pada suhu ruangan
24. Tambahkan 100l 2NH2SO4 kedalam masing-masing well
25. Baca absorbance pada 450nm atau 450/650mn
Unit Terkait
119
PENGGUNAAN ALAT MINI VIDAS
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Mini- Vidas adalah Immunology Analyzer yang bekerja secara otomatis
dengan menggunakan teknologi pembacaan Enzyme-Linked Flourescence
Immuno-Assay (ELFA).
START SECTION
STATUS SCREEN
MASTER LOT MENU
RESULT MENU
UTILITY MENU
120
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 2/4
D. Running Stat
1. Menu Utama
2. Letakkan Strip & SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section A)
3. Pilih Start Section
4. Pilih section yang dikehendaki (misalnya section A)
5. Pilih User Id (nomor Id analis yang melakukan running)
6. Mini VIDAS akan segera running
E. Running Routine
1. Menu Utaman
2. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section
A)
3. Pilih Status Screen
4. Pilih Section yang dikehendaki (misalnya section A)
5. ***Pilih posisi A1 (dengan menekan 1 pada keypad)
6. Pilih sampel ID
7. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka)
8. Setelah selesai tekan enter
9. Lakukan hal yang sama (mulai tanda *** (no 5)) untuk posisi A2 s/d
A6
10. Setelah selesai tekan start
121
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 3/4
G. Running Dilution
1. Menu Utama
2. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misalnya
section A)
3. Pilih Status Screen
4. Pilih section yang dikehendaki (misalnya section A)
5. Pilih posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad)
6. Pilih sampel ID
7. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka), lalu
tekan enter
8. Pilih Dilution
9. Masukkan factor dilusi yang diinginkan, lalu tekan enter
10. Lanjutkan pengisian sample ID untuk posisi selanjutnya (A2-A6)
11. Setelah selesai, tekan start
122
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 4/4
Unit Terkait
123
PEMERIKSAAN TOXOPLASMA IgM, IgG
DENGAN IMMUNOCOMB
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
124
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 2/4
125
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 3/4
LANGKAH KERJA :
1. Gunakan sarung tangan.
2. Keluarkan Developing plate ImmunoComb II Toxo IgG dari lemari
pendingin, biarkan pada suhu ruang (22-26 0C) selama 3 jam atau
diinkubasi pada suhu 370C selama 20 menit.
3. Encerkan 10 L serum/plasma penderita dengan 100 L larutan
pengencer.
4. Masukkan masing-masing 25 L kontrol positif/kontrol negatif/sampel
yang telah diencerkan ke dalam masing-masing kolom pada Baris A,
campurkan hingga homogen, inkubasi 10 menit.
5. Masukkan comb (jumlah sisir sesuai dengan jumlah pemeriksaan) ke
dalam baris A, kocok larutan 3 kali, inkubasi comb selama 10 menit
(putar timer), keluarkan comb lalu dikeringkan (dengan cara
mengetuk-ngetukkan comb di atas kertas saring).
6. Masukkan comb ke dalam baris B, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.
7. Masukkan comb ke dalam baris C, inkubasi selama 20 menit,
keluarkan comb lalu keringkan.
8. Masukkan comb ke dalam baris D, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.
126
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 4/4
Prosedur
9. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluar kan comb lalu keringkan.
10. Masukkan comb ke dalam baris F, inkubasi selama 10 menit, keluarkan
comb lalu keringkan.
11. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 1 menit, keluarkan
comb lalu keringkan.
12. Baca hasil pemeriksaan
Auto kontrol
Unit Terkait
127
PEMERIKSAAN IgG TB
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Kebijakan
Prosedur
PROSEDUR KERJA :
Bahan Pemeriksaan
Serum, Plasma, Darah
Kecuali darah, sampel dapat disimpan sampai 3 hari pada suhu 2-8
0C. Bila lebih dari 3 hari harus dibekukan pada suhu 20 oC; tidak
boleh dibekukan atau dicairkan > 1X. Bila spesimen mengandung
endapan, harus dijernihkan dahulu
Alat dan Reagen
Test Card IgG TB
Diluent buffer
Prinsip Pemeriksaan
Sandwich-immunochromatografi
128
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I13 B 2/2
Cara Pemeriksaan :
Prosedur
Biarkan spesimen dan tes card mencapai suhu ruangan
Isi pipet dengan spesimen, kemudian pegang secara vertikal dan
teteskan 1 tetes (25 ul) serum/plasma ke dalam lubang sampel. Jika
menggunakan darah, teteskan 2 tetes (50 ul)
Tambahkan 5-6 tetes diluent (200 ul) ke dalam lubang sampel
Baca hasilnya setelah 10-15 menit dari penetesan sampel; jangan
membaca hasil pengujian setelah 15 menit
Hasil dan Interpretasi
Positif
Terbentuk 2 garis warna merah muda pada lubang tes. Garis warna
merah muda di sebelah kanan garis kontrol, sedangkan di kiri adalah
garis pengujian sample, berarti sampel mengandung antibodi spesifik
terhadap basil Koch. Perbedaan intensitas warna pada garis kontrol dan
garis pengujian sampel tidak mempengaruhi interpretasi hasil
Negatif
Pengujian dinyatakan negatif bila hanya terbentuk 1 garis (control)
Pengujian yang gagal
Bila garis kontrol tidak terbentuk
Sensitifitas
Sensitifitas : positif bila kadar antibodi > 350 mIU/ml
Spesifisitas: positif baik terhadap infeksi di dalam maupun di luar paru.
Reaksi silang dengan mikrobakteria yang lain, misal M. Leprosy) masih
mungkin terjadi.
Unit Terkait
129
PEMERIKSAAN VDRL DENGAN PLASMATEC
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
Pengertian Antigen VDRL cardiolipin akan bereaksi dengan antibody reagin didalam
serum penderita
Tujuan Pemeriksaan VDRL adalah untuk mendeteksi antigen sifilis, pada serum
atau plasma manusia
130
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I14 B 2/2
METODA KUANTITATIVE
1. Masing-masing 1 tetes (100 l) 0.85% Saline pada test card circle
sebanyak 5 nomor jangan dilebarkan
2. Dengan menggunakan pipat volume yang akurat 50 l sample
diletakkan pada no 1 dillakukan pengenceran Circle: 1 2 3 4 5
Dilution: 1:2 1:4 1:8 1:16 1:32
3. Lebarkan larutan tersebut diatas tes card circle 4. Rotasi sampai 8
menit secara manual atau automatic
HASIL PEMERIKSAAN
1. Setelah dirotasi selama 8 menit lihat hasil pada pengenceran yang
besar (1:32), apabila reactive (aglutinasi +) dilakukan pengenceran l
ebih lanjut
2. Siapkan pada pengenceran 1:16 ditambahkan 0.1 ml serum atau
plasma ke 1.5 ml NaCl 0,9% campur dengan baik
3. Satu tetes NaCl 0,9% ke circle no 6,7,8,9 dan 10 Circle : 6 7 8
9 10 Dilution: 1:32 1:64 1:128 1:256 1:512
Lanjutkan langkah 3 dan 4 pada metoda kuantitatif
Unit Terkait
131
PEMERIKSAAN TPHA DENGAN PLASMATEC
Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377
HASIL PEMERIKSAAN
Reaktif: Bila ada aglutinasi Lanjutkan dengan kulaitatif
Non Reaktif: Tidak ada aglutinasi
132
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I14 B 2/2
Prosedur
METODA KUANTITATIF
1. 190 l Diluent + 10l serum
2. Masukkan ke dalam 2 well masing-masing 25 l larutan pada no1
3. Tambahkan 75 l control cell ke dalam salah satu well no 2 lalu yang
satu lagi 75 l Test Cell
4. Inkubasi selama 45-60 menit pada suhu ruang
5. Baca hasil setelah inkubasi
Unit Terkait
133
10
STANDAR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
BUKU II
INSTALASI LABORATORIUM
PATOLOGI KLINIK & MIKROBIOLOGI
RS PERSAHABATAN
2005