Anda di halaman 1dari 141

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................i


KATA PENGANTAR ..........................................................................................iv
SK DIREKTUR UTAMA RS PERSAHABATAN ....................................................v
10.05.01 VISI, MISI dan TUJUAN ...................................................................1

A. 10.05.11 Prosedur Pengambilan dan Pengelolaan Spesimen..................3


B. 10.05.12 Prosedur Penyimpanan Spesimen............................................11

C. 10.05.13 Prosedur Kerja Pemeriksaan Hematologi


1. 10.05.13.H1 Pemeriksaan dengan alat Cell Dyn 1600...........................12
2. 10.05.13.H2 Pemeriksaan dengan alat Cell Dyn 1700...........................15
3. 10.05.13.H3 Pemeriksaan dengan alat Pentra 60 ABX ..........................18
4. 10.05.13.H4 Pemeriksaan dengan alat Beckman Coulter ......................21
5. 10.05.13.H5 Pemeriksaan dengan alat Erma..............................23
6. 10.05.13.H6 Pemeriksaan Morfologi Darah Tepi...................................24
7. 10.05.13.H7 Pemeriksaan LED............................................................28
8. 10.05.13.H8 Pemeriksaan Hitung Retikulosit.......................................30
9. 10.05.13.H9 Pemeriksaan Hitung Eosinofil...........................................33
10. 10.05.13.H10 Pemeriksaan Malaria......................................................35

D. 10.05.14 Prosedur Kerja Pemeriksaan Hemostasis


1. 10.05.14.HS1 Masa Perdarahan (Bleeding Time) cara Duke..................38
2. 10.05.14.HS2 Masa Pembekuan (Clotting Time)...................................40
3. 10.05.14.HS3 Pemeriksaan PT.............................................................42
4. 10.05.14.HS4 Pemeriksaan APTT.........................................................44
5. 10.05.14.HS6 Pemeriksaan Kadar Fibrinogen.......................................46
6. 10.05.14.HS7 Pemeriksaan D-Dimer....................................................49

i
E. 10.05.15 Prosedur Kerja Pemeriksaan Kimia .........................................52
1. 10.05.15.K1 Pemeriksaan dengan alat Hitachi 911................................57
2. 10.05.15.K2 Pemeriksaan dengan alat Flexor.......................................59
3. 10.05.15.K3 Pemeriksaan dengan alat Pentra 400................................62
4. 10.05.15.K4 Pemeriksaan dengan alat ABX Mira Plus............................64
5. 10.05.15.K4 Pemeriksaan Kadar Glukosa Gluco Dr................................65
6. 10.05.15.K5 Pemeriksaan Kadar Glukosa Gluco Card............................67
7. 10.05.15.K6 Pemeriksaan Kadar Glukosa Medi Safe .............................70
8. 10.05.15.K7 Pemeriksaan Kadar Glukosa Medi Sense Optium...71
9. 10.05.15.K8 Pemeriksaan Kadar Glukosa B Braun.....................72
10. 10.05.15.K9 Pemeriksaan HbA1c dengan HaemaQuant.........................73
11. 10.05.15.K10 Pemeriksaan Kadar Glukosa cara Manual.........................75
12. 10.05.15.K11 Analisa Gas Darah dengan NOVA pHOx...........................77
13. 10.05.15.K12 Elektrolit dengan NOVA pHOx.........................................80
14. 10.05.15.K13 Elektrolit dengan Ilyte Analyzer.......................................82
15. 10.05.15.K14 Pemeriksaan Troponin T.......................................84
16. 10.05.15.KC1 Transudat dan Eksudat..................................................85

F. 10.05.16 Prosedur Kerja Pemeriksaan Urine..............................................


1. 10.05.16.U1 Urin Rutin.......................................................................87
2. 10.05.16.U2 Protein Urine Cara Esbach................................................89
3. 10.05.16.U3 Obat Bius Urine...............................................................91

G. 10.05.17 Prosedur Kerja Pemeriksaan Imunologi .....................................


1. 10.05.17.I1 Uji Kehamilan dengan Pregna Strip....................................94
2. 10.05.17.I2 Rheumatoid Factor (RA)..................................................96
3. 10.05.17.I3 Antibodi Anti-streptolisin-O...............................................98
4. 10.05.17.I4 Widal.............................................................................100
5. 10.05.17.I5 C-Reaktive Protein (CRP)................................................102
6. 10.05.17.I6 HIV dengan Immuno-Comb II.........................................104
7. 10.05.17.I7 HIV dengan Virolisa........................................................107

ii
8. 10.05.17.I8 HIV dengan SD Bioline....................................................109
9. 10.05.17.I9 Dengue IgM & IgG.........................................................111
10. 10.05.17.I10 HBsAg dan Anti HCV dengan Index................................113
11. 10.05.17.I11 TSH, T3, T4, HBsAg, HCG (mini VIDAS).......................115
12. 10.05.17.112 Toxoplasma IgG, IgM (Immnunocomb)........................119
13. 10.05.17.113 IgG TB........................................................................123
14. 10.05.17.I14 VDRL dengan Plasmatec.............................................. 125
15. 10.05.17.I15 TPHA dengan Plasmatec..............................................127

iii
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami dari Instalasi Patologi Klinik dan
Mikrobiologi, telah dapat menyelesaikan penyusunan dan revisi Standar Pelayanan dan
Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Kedokteran yang digunakan sebagai acuan
pelayanan di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Mengingat cukup banyaknya isi
Standar dan Pedoman tersebut, kami membaginya menjadi beberapa buku yang terdiri
dari :
1. Buku Pedoman Pelayanan Laboratorium di RS Persahabatan
2. Buku Standar Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik
3. Buku Standar Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi
4. Buku Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah
5. Buku Standar Peralatan Laboratorium Klinik
6. Buku Pedoman Keamanan Laboratorium.
7. Buku Pedoman Pelayanan dan Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah

Semoga Standar dan Pedoman Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Persahabatan ini
dapat diterapkan dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh seluruh sumber daya di
Laboratorium, pengguna jasa Laboratorium, mau pun semua pihak yang berhubungan
dengan kegiatan Laboratorium, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan secara keseluruhan.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun dan merevisi
Standar dan Pedoman ini, sehingga kerja keras kita dapat terwujud sesuai dengan yang
kita harapkan.

Jakarta, Januari 2005

Manajer Instalasi Laboratorium


Patologi Klinik dan Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia G Partakusuma, SpPK


NIP 1401 88700

iv
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS PERSAHABATAN
NOMOR HK.00.06.00.06

TENTANG

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN DAN PEDOMAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


RUMAH SAKIT PERSAHABATAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PERSAHABATAN

Menimbang:
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di RS
Persahabatan dipandang perlu adanya Standar Pelayanan Dan
Pedoman Pemeriksaan Laboratorium yang dijadikan acuan bagi para
seluruh pelaksana dan unit terkait di RS Persahabatan.

b. bahwa sehubungan dengan butir a di atas perlu ditetapkan


pengesahan dan pemberlakuan Standar Pelayanan Dan Pedoman
Pemeriksaan Laboratorium di RS Persahabatan melalui suatu Keputusan
Direktur

Memperhatikan :
Surat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi
RS Persahabatan Nomor: 05/LAB-PK/RSP/I/2005 tanggal 17 Januari
2005 tentang Usulan Pemberlakuan 7 Buku Standard dan Pedoman di
Instalasi Laboratorium Patologi Klinik & Mikrobiologi.

Mengingat:
1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Pokok-Pokok
Kesehatan.

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No : 84/Menkes/Per/II/ 1990 tentang


Upaya Pelayanan Kesehatan di Bidang Medik

3. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 552/Menkes/SK/IX/1994,


tanggal 13 Juni 1994, tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUP
Persahabatan.

4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1055/Menkes/X/2001, tanggal


4 Oktober 2001, tentang Pengangkatan Direktur Utama Perjan
RS Persahabatan

5. Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI Nomor : HK.00.06.3.3


tanggal Desember 1998, tentang Pedoman Pengelolaan Laboratorium
Klinik Rumah Sakit.

Memperhatikan:
1. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI, 1992

v
2. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit , Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Direktora Rumah Sakit Khusus dan Swasta
Sub Direktorat Penunjang Medik Departemen Kesehatan RI, 1998

3. Surat Keputusan Direktur RS Persahabatan Nomor HK.00.06.00.171d


tanggal 17 Desember 2001 tentang penerapan Prosedur Tetap
Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik RS Persahabatan

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama: Memberlakukan Keputusan Direktur Utama RS Persahabatan tentang


Penerapan Standar Pelayanan Dan Pedoman Pemeriksaan Laboratorium
Rumah Sakit di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik dan Mikrobiologi
RS Persahabatan.

Kedua: Ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam dictum pertama


adalah tentang Standar Pelayanan Dan Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium Rumah Sakit di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik dan
Mikrobiologi RS Persahabatan, yang terdiri diri dari :
Buku I : Pedoman Pelayanan Laboratorium
Buku II: Standar Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik
Buku III: Standar Pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi
Buku IV: Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah
Buku V: Standar Peralatan Laboratorium
Buku VI: Pedoman Keamanan Laboratorium
Buku VII:Pedoman Pelayanan & Standar Pemeriksaan Pelayanan Darah

Ketiga: Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan akan


diadakan perubahan sebagaimana mestinya, bila ternyata terdapat
kekeliruan.

DITETAPKAN DI : JAKARTA
PADA TANGGAL : 19 Januari 2005

RUMAH SAKIT PERSAHABATAN


DIREKTUR UTAMA,

Dr. HARDI YUSA, SpOG, MARS


NIP. 140 053 377
vi
VISI, MISI, TUJUAN
INSTALASI LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK RS
JANTUNG JAKARTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.01 A 1/2

Ditetapkan
Instalasi Direktur
Tanggal Terbit
Laboratorium
01 Juni 2013
Patologi Klinik &
Mikrobiologi dr. Ismail, Sp. BTKV, MARS
NIP.

Pengertian

Instalasi Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Jantung Jakarta


merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Jantung
Jakarta yang bertugas mendampingi klinisi dalam penapisan orang
sehat atau sakit, menegakkan diagnosis, penatalaksanaan pasien,
pemantauan pengobatan, menentukan prognosis, juga membantu
berbagai pihak dalam upaya surveilens penyakit masyarakat.

VISI Terwujudnya pelayanan Laboratorium Kedokteran yang prima, terutama


dalam penatalaksanaan Kesehatan Respirasi bertaraf internasional.

1
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.01 B 2/2

- Melaksanakan pelayanan, pendidikan, penelitian di bidang Patologi


MISI
Klinik dan Mikrobiologi, termasuk Pelayanan Darah, yang memadai,
bersahabat dan profesional
- Menjadi mitra yang terpercaya dalam pelayanan Laboratorium
Kedokteran

Terselenggaranya pelayanan Laboratorium Kedokteran khususnya di


TUJUAN
bidang Patologi Klinik dan Mikrobiologi, termasuk Pelayanan Darah
dengan mengutamakan etika profesi dan pengembangan ilmu yang
memenuhi standar internasional
Sebagai sarana pendidikan dan penelitian, juga sebagai sarana
pelatihan dan mewujudkan produk penelitian yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah
Sebagai bagian dari Manajemen Rumah Sakit dalam
menyelenggarakan pengelolaan kegiatan layanan Laboratorium
Kedokteran termasuk Pelayanan Darah, dan melaksanakan kerja sama
serta mewujudkan harapan seluruh pelanggan Rumah Sakit demi
kelancaran seluruh kegiatan
Terlaksananya pemantapan sumber daya manusia dengan
memperhatikan pengembangan keilmuan agar pelayanan
Laboratorium Patologi Klinik dan Mikrobiologi termasuk Pelayanan
Darah dilakukan oleh tenaga yang profesional.

KEBIJAKAN

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

2
PROSEDUR
PENGAMBILAN DAN PENGELOLAAN SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/8

Ditetapkan
Direktur
Instalasi Tanggal Terbit
Laboratorium
Patologi Klinik
dr. Ismail, Sp. BTKV, MARS
NIP.

Pengertian Pengambilan dan pengelolaan spesimen preanalitik, sangat


berpengaruh pada hasil pemeriksaan laboratorium, karena itu perlu
perhatian dan pedoman khusus

Tujuan - Memperoleh sample yang benar dan sesuai dengan kebutuhan


pemeriksaan yang diperlukan.
- Menghindari terjadinya kesalahan pengambilan dan penyediaan
specimen preanalitik

Kebijakan SK Direktur Utama RS Jantung Jakarta No: HK.00.06.00.06 tgl 19 Januari 2005

Prosedur 1.1. Pemberian Identitas


Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal
penting, baik pada saat pengisian surat pengantar/formulir permintaan
pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen maupun pada
formulir hasil pemeriksaan. Pada surat pengantar /formulir permintaan
laboratorium sebaiknya memuat secara lengkap :
a. Tanggal permintaan
b. Tanggal pengambilan
c. Identitas pasien (nama,umur,jenis kelamin, alamat) atau
identitas specimen
d. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)

3
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 2/8

Prosedur
e. Diagnosis/keterangan klinik
f. Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian
e. Jenis spesimen Lokasi pengambilan spesimen
f. Volume spesimen
g. Pemeriksaan laboratorium yang diminta
h. Nama pengambil spesimen
i. Transport media/pengawet yang digunakan
Label wadah spesimen yang dikirim ke laboratorium harus
memuat :
a. Tanggal pengambilan spesimen
b. Identitas pasien atau identitas specimen

Formulir pemeriksaan harus memuat :


a. Tanggal pemeriksaan
b. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat)
atau identitas spesimen
c. Nomor/kode laboratrium
d. Hasil pemeriksaan
e. Keterangan lain yang dianggap perlu, misal :
Penjelasan mengenai persiapan pasien yang tidak
mungkin dilaksanakan
Penjelasan hasil pemeriksaan hanya berlaku untuk
spesimen tersebut
f. Tanggal hasil pemeriksaan laboratorium dikeluarkan
g. Tanda tangan penanggung jawab laboratorium
1.2. Penerimaan dan pengambilan spesimen
Pada waktu pemberian identitas ini dapat terjadi kekeliruan terutama pada
laboratorium dengan jumlah pasien atau spesimen yang banyak, sehingga
perlu diperhatikan :

4
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 3/8

Prosedur 1.2.1 Penerimaan Spesimen


Bagian penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan.
Spesimen yang tidak sesuai atau memenuhi syarat hendaknya
ditolak.Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak
(karena diterima melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku
penerimaan spesiemn dan formulir hasil pemeriksaan

1.2.2 Pengambilan Spesimen


Pada saat pengambilan spesimen hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah :
Waktu pengambilan.
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi
hari, terutama untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan
imunologi karena umumnya nilai normal berdasarkan nilai pada
pagi hari. Namun ada beberapa pemeriksaan yang waktu
pengambilan harus disesuaikan dengan perjalanan penyakit
dan fluktuasi harian, misalnya :
1.2.2.1 Demam Thypoid
Untuk pemeriksaan biakan darah, paling baik dilakukan
pada minggu I atau II sakit, sedangkan biakan urin atau
tinja dilakukan pada minggu II atau III.
Untuk pemeriksaan widal dilakukan pada fase akut dan
konvalesen.
1.2.2.2 Pemeriksaan Biakan dan Uji Kepekaan Kuman
Spesimen harus diambil sebelum pemberian antibiotic
1.2.2.3 Pemeriksaan Gonorhoe
Untuk menemukan kuman gonorhoe pengambilan sekret
uretra sebaiknya dilakukan 2 jam sebelum buang air kecil.

5
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 4/8

Prosedur 1.2.2.4 Pemeriksaan Mikrofilaria


Untuk menemukan parasit mikrofilaria dalam darah,
pengambilan darah sebaiknya dilakukan pada waktu senja dan
menjelang tengah malam.

1.2.2.5 Pemeriksaan Tuberkulosis


Dahak diambil pada pagi hari segera setelah pasien bangun
tidur, sehingga memungkinkan kuman M. tuberkulosis lebih
besar dibandingkan dengan dahak sewaktu

1.2.2.6 Pemeriksaan Enzim-enzim


Pengambilan spesimen sebaiknya dilakukan segera setelah
serangan akut kemudian diikuti secara serial

1.2.3 Pemantauan kualitas air


Untuk mengetahui dan memantau kualitas air, spesimen air
perlu diambil pada hari dan jam yang berbeda-beda, sehingga
dapat diketahui kualitas air setiap hari maupun setiap jam

1.2.3.1 Volume Spasimen


Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan
pemeriksaan laboratorium yang diminta dan dapat mewakili
objek yang diperiksa. Volume laboratorium yang dibutuhkan
untuk beberapa pemeriksaan spesimen yang berasal dari
manusia dapat dilihat pada lampiran II, sedangkan untuk
pemeriksaan spesimen air dapat dilihat pada lamjpiran III.

1.2.3.2 Cara Pengambilan Spesimen


Pengambilan spesimen harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil
dengan cara yang benar agar spesimen tersebut mewakili keadaan
yang sebenarnya.
6
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 5/8

Prosedur 1.2.3.3 Lokasi Pengambilan Spesimen


Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan terlbih dahulu
lokasi pengambilan yang tepat sesuai jenis pemeriksaan yang
diminta misalnya :
- Spesimen untuk pemeriksaan yang menggunakan darah
vena umumnya diambil dari V.Cubiti daerah siku. Spesimen
darah arteri umumnya diambil dari A. Radialis di
pergelangan tangan atau A.femoralis didaerah lipatan
paha. Spesimen darah kapiler diambil dari ujung jari tangan
III atau IV bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian
tepi telapak kaki atau cuping pada bayi.
- Spesimen untuk pemeriksaan biakan harus diambil
ditempat yang sedang mengalamai infeksi.
1.2.3.4 Peralatan Untuk Pengambilan Spesimen
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi
syarat-syarat :
- Bersih
- Kering
- Tidak mengandung bahan kimia atau diterjen
- Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada
dalam spesimen
- Mudah dicuci dari bekas spesimen
Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan biakan harus
menggunakan peralatan yang steril, sedangkan pengambilan
spesimen yang bersifat invasi harus menggunakan peralatan
yang steril dan sekali pakai.
1.2.3.5 Wadah Spesimen
Wadah spesimen harus memenuhi syarat :
- Terbuat dari gelas atau plastik
- Tidak bocor atau merembes

7
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 6/8

Prosedur - Harus dapat ditutup rapat


- Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
- Bersih
- Kering
- Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen
- Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak
atau terurai karena pengaruh sinar matahari, maka perlu
digunakan botol berwarna coklat (aktinis)
- Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah
harus steril.
Untuk wadah spesimen urin, sputum, tinja sebaiknya
menggunakan wadah bermulut lebar.
1.2.3.6 Pengawet Spesimen
Beberapa spesimen memerlukan bahan tambahan berupa
pengawet atau anti koagulan. Beberapa contoh
antikoagulan/pengaawet yang digunakan untuk spesimen
berasal dari manusia, sedangkan contoh bahan pengawet yang
digunakan untuk spesiimen air. Kesalahan dalam pemberian
bahan tambahan tersebut dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan. Bahan tambahan yang dipakai harus memenuhi
persyaratan yaitu tidak mengganggu atau mengubah kadar zat
yang akan diperiksa.
1.2.3.7 Pengolahan Spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih
dahulu. Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi,
homogenisasi, dsb. Pengetahuan mengenai teknik pengolahan
harus dikuasai benar, karena pengolahan yang kuirang baik
akan mempengaruhi kualitas spesimen yang selanjutnya akan
mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.

8
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 7/8

Prosedur 1.2.3.8 Pengiriman Spesimen


Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium sebaiknya dikirim
dalam bentuk yang relatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan
persyaratan pengiriman spesien, antara lain :
- Kecepatan
Diupayakan menggunakan alat transportasi yang tercepat
- Tidak terkena sinar matahari secara langsung
- Suhu
Spesimen yang memerlukan suhu dingin dapat menggunakan
es, sedangkan yangmemerlukan beku dapat menggunakan es
kering
- Pada beberapa jenis pemeriksaan mikrobiologi perlu
menggunakan transpor media terutama bila memerlukan
waktu yang lama. Beberapa contoh transpor media yang
digunakan dapat dilihat pada lampiran IV.
Kualitas transpor media perlu diperhatikan.
Untuk mencegah agar transpor media tidak cepat rusak, maka
sebaiknya transpor media disimpan dalam lemari es, kecuali
alkalis air pepton pekat dan kaldu empedu.
Transpor media yang telah rusak akan mengalami perubahan sebagai
berikut : - Volume menjadi susut
- Mengering/mengkerut
- Terjadi perubahan warna
- Terjadi kekeruhan

1.2.3.8 Penyimpanan Spesimen


Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke
laboratorium untuk diperiksa karena stabilitas spesimen dapat
berubah.

9
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.11 B 8/8

Prosedur Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain :


- Terjadinya kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
- Terjadinya metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen
- Terjadinya penguapan
- Pengaruh suhu
- Terkena paparan sinar matahari

Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan


memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Beberapa cara penyimpanan spesimen anatara lain :
- Disimpan pada suhu kamar
Misalnya penyimpanan usap dubur dalam carry & Blair
untuk pemeriksaan vibrio cholera.
- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0 8 C.
- Penyimpanan spesimen lebih dari sehari harus dalam lemari
es dengan suhu 20 C.
- Dapat diberi bahan pengawet
- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk
serum atau lisat.

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

10
PENYIMPANAN SPESIMEN
Halaman
No. Dokumen No. Revisi
1/1
10.05.12 B

Ditetapkan
Instalasi
Tanggal Terbit Direktur Utama
Laboratorium
Patologi Klinik &
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Menyimpan darah sesuai dengan suhu yang sudah ditentukan antara
2-60 C

Tujuan Suhu harus dikontrol setiap hari, tidak boleh lebih dari 2-6 0 C
Tempat menyimpan: Reagen, PC, LP, Whole Blood

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur Lama penyimpanan masing-masing komponen darah:


1. Whole Blood : 28 hari sejak pengambilan
2. Packed Red Cell : 14 hari (tertutup) & 24 jam
(terbuka)
3. Liquid Plasma : 21 hari
4. Fresh Frozen Plasma : 3-4 jam setelah cair
5. Trombocyte Concentrate : 3-5 hari
Bila darah sudah kadaluarsa/rusak dikembalikan ke PMI DKI Jl.Kramat
Raya 47 Jakarta untuk darah dari pelayanan darah dan dibuang untuk
darah hasil pemeriksaan lainnya

Yang membuat Manejer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

11
a
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DENGAN
MENGGUNAKAN CELL DYN 1600
No. Dokumen No. Revisi Halaman
10.05.13.H1 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Hematologi 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan hematologi dengan alat Cell Dyn 1600 dimulai dengan
pemeriksaan background alat, prime, QC harian dengan kontrol,
pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan


hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah
trombosit dan nilai eritrosit rata-rata dengan cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR TETAP CARA MENGGUNAKAN ALAT CELL DYN 1600

Cara menghidupkan alat:

ON kan stabilizer, tunggu 3 menit


ON kan alat, tunggu hingga pada monitor alat tampak:
to bring the instrument ready, press RUN
Tekan RUN
Alat akan otomatis melakukan background dan cek hasilnya
yang tampak pada monitor alat; hasil harus masuk dalam
kriteria sebagai berikut:

WBC < 0.05 K/uL


RBC < 0.005 m/uL
HBG < 0.02 G/dL
PLT < 0.10 K/uL

12
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H1 B 2/3

Prosedur Hasil yang baik yaitu seluruh nilai background 0

Jika hasil tidak masuk kriteria, lakukan background kembali:

Tekan specimen type


Tekan normal background
Tekan tombol sample
Tunggu hasil dan cek kembali

Jika hasil sudah sesuai, lakukan prime dengan memakai


darah segar/kontrol (hasil ini jangan dipakai) 2 X

Lakukan QC harian

Bawa kontrol ke suhu kamar


Homogenkan (lihat prosedur persiapan)
Tekan specimen type, tekan low control
Tekan low control di bawah jarum sample
Tekan tombol sample
Cek hasilnya
Lakukan kontrol juga untuk normal dan high control

Setelah control masuk, lakukan pengerjaan untuk pasien

Siapkan sample yang homogen dan pastikan tidak ada clot

Tekan nomer sample pasien yang diperiksa dan tekan enter

Letakkan di bawah jarum sample dan tekan tombol sample

Hasil akan tampak di layar dan alat siap untuk memeriksa


pasien berikutnya

13
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H1 B 3/3

Prosedur Cara mematikan alat

Lakukan auto clean dengan cara sbb:


Tekan main, special protocol, auto clean, siapkan
cairan enzimatik cleaner 23 tetes di tutup botol
Letakkan di bawah jarum sample dan tekan start clean
Proses berlangsung kurang lebih 15 menit
Bersihkan jarum sample dengan memakai tissue yang bebas
serat dan telah dibasahi oleh cairan enzimatic, lap bagian luar
jarum
Lakukan daily shutdown dengan cara:

Tekan main, special protocol, more, more/


daily shutdown
Tunggu hingga selesai (jarum akan masuk pada
tempatnya)
Tutup clamp saluran diluent, detergent dan lyse
Matikan alat
Matikan printer
Matikan stabilizer

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

14
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HEMATOLOGI DENGAN
MENGGUNAKAN CELL DYN 1700
No. Dokumen No. Revisi Halaman
10.05.13.H2 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Hematologi 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan hematologi dengan alat Cell Dyn 1700 dimulai dengan
pemeriksaan background alat, prime, QC harian dengan kontrol,
pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan


hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah
trombosit dan nilai eritrosit rata-rata dengan cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR TETAP CARA MENGGUNAKAN ALAT CELL DYN 1700

Cara menghidupkan alat:

ON kan stabilizer, tunggu 3 menit


ON kan alat, tunggu hingga pada monitor alat tampak:
to bring the instrument ready, press RUN
Tekan RUN
Alat akan otomatis melakukan background dan cek hasilnya
yang tampak pada monitor alat; hasil harus masuk dalam
kriteria sebagai berikut:

WBC < 0.05 K/uL


RBC < 0.005 m/uL
HBG < 0.02 G/dL
PLT < 0.10 K/uL

15
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H2 B 2/3

Prosedur Hasil yang baik yaitu seluruh nilai background 0

Jika hasil tidak masuk kriteria, lakukan background kembali:

Tekan specimen type


Tekan normal background
Tekan tombol sample
Tunggu hasil dan cek kembali

Jika hasil sudah sesuai, lakukan prime dengan memakai


darah segar/kontrol (hasil ini jangan dipakai) 2 X

Lakukan QC harian

Bawa kontrol ke suhu kamar


Homogenkan (lihat prosedur persiapan)
Tekan specimen type, tekan low control
Tekan low control di bawah jarum sample
Tekan tombol sample
Cek hasilnya
Lakukan kontrol juga untuk normal dan high control

Setelah control masuk, lakukan pengerjaan untuk pasien

Siapkan sample yang homogen dan pastikan tidak ada clot

Tekan nomer sample pasien yang diperiksa dan tekan enter

Letakkan di bawah jarum sample dan tekan tombol sample

Hasil akan tampak di layar dan alat siap untuk memeriksa


pasien berikutnya

16
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H2 B 3/3

Prosedur Cara mematikan alat

Lakukan auto clean dengan cara sbb:


Tekan main, special protocol, auto clean, siapkan
cairan enzimatik cleaner 23 tetes di tutup botol
Letakkan di bawah jarum sample dan tekan start clean
Proses berlangsung kurang lebih 15 menit
Bersihkan jarum sample dengan memakai tissue yang bebas
serat dan telah dibasahi oleh cairan enzimatic, lap bagian luar
jarum
Lakukan daily shutdown dengan cara:

Tekan main, special protocol, more, more/


daily shutdown
Tunggu hingga selesai (jarum akan masuk pada
tempatnya)
Tutup clamp saluran diluent, detergent dan lyse
Matikan alat
Matikan printer
Matikan stabilizer

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

17
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA ABX 60

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.13.H3 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan hematologi dengan alat ABX Pentra dimulai dengan


pemeriksaan Start up, prime, QC harian dengan kontrol, pemeriksaan
darah pasien dan pencucian alat harian

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan


hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah trombosit
dan nilai eritrosit rata-rata dengan cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR OPERASIONAL ABX PENTRA 60

A. PROSEDUR START UP (MENYALAKAN ALAT)

1. Menyalakan alat dengan menekan tombol ON/OFF


yang berada pada bagian kiri alat
2. Biarkan alat melakukan Start up secara otomatis
3. Start Up dinyatakan Passed apabila nilai
- WBC 0.3
- RBC 0.02
- HGB = 0 - PLT 7
4. Apabila Start Up failed (tidak berhasil) maka alat akan melakukan
Background Counting lagi sampai 3 kali

18
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H3 B 2/3

Prosedur
5. Apabila setelah 3 kali Start Up masih belum berhasil maka pada
monitor akan keluar bacaan START UP FAILED CHECK
REAGENT, maka periksa reagen yang ada, apabila sudah ada
reagen yang habis atau ada gelembung pada tubing reagen
maka gantilah reagen yang habis dengan reagen baru dan
lakukan Prime Reagent
6. Masukkan Minotrol sebagai sample untuk pengecekan alat

B. PROSEDUR SAMPLING
1. Tekan menu 1) Start Cycle dan masukkan ID pasien
2. Masukkan sample pasien sambil menekan sampling bar
3. Biarkan alat melakukan penghitungan dan tunggu sampai hasil
keluar dapat pula sambil memasukkan ID pasien berikutnya

C. PROSEDUR STAND BY (MEMATIKAN ALAT)


1. Tekan tombol Stand By dan biarkan alat melakukan pencucian
2. Setelah alat selesai melakukan pencucian maka matikan alat
dengan menekan tombol ON/OFF yang berada pada bagian kiri
alat
D. PROSEDUR PENGGANTIAN REAGEN
1. Tekan menu 3) Reagen, kemudian tekan ENTER
2. Pilih menu 1) Level/Change, kemudian tekan ENTER
3. Pilih salah satu reagen yang akan diganti kemudian tekan ENTER

19
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H3 B 3/3

Prosedur PROSEDUR CONCENTRATE CLEANING


1. Tekan menu 4) Maintenance, kemudian tekan ENTER
2. Pilih menu 3) Hydraulics System kemudian tekan ENTER
3. Pilih menu 4) Concentrated Cleaning, kemudian tekan ENTER
4. Tunggu alat melakukan proses pengeringan chamber sekitar 30 detik
5. Buka pintu/penutup sebelah kanan ABX PENTRA 60
6. Masukkan 3 cc Minoclair ke dalam tiap chamber
7. Tutup pintu/penutup samping ABX PENTRA 60, kemudian tekan ENTER
8. Biarkan alat melakukan pencucian
9. Setelah selesai melakukan pencucian tekan tombol ESC untuk kembali
ke menu Utama

CATATAN: - Pengecekan Minotrol harus dilakukan setiap hari -


Concentrate Cleaning dilakukan satu minggu sekali sebagai prosedur
maintenance mingguan atau apabila nilai Start Up failed

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

20
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT BECKMAN COULTER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.13.H4 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan hematologi dengan alat Beckman Coulter dimulai dengan


pemeriksaan menghidupkan alat, background alat, prime, QC harian
dengan kontrol, pemeriksaan darah pasien dan pencucian alat harian

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi meliputi pemeriksaan


hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah trombosit
dan nilai eritrosit rata-rata dengan cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR PENGOPERASIAN UNIT Prosedur Menghidupkan Alat

1. Tekan saklar yang berada di bagian belakang unit sehingga lampu led
hijau pada lambing O menyala
2. Tekan saklar yang berada di bagian depan unit sebelah kiri bawah
sehingga nyala lampu led hijau akan berpindah pada lambing I
3. Komputer dan unit HMX akan melakukan inisialisasi
4. Setelah proses inisialisasi selesai, pada monitor akan muncul menu-
menu untuk pengoperasian unit HMX (access screen)
5. Untuk mengaktifkan menu utama tekan F9

21
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H13 B 2/2

Prosedur 6. Lakukan priming dengan memindahkan kursor ke diluter functional


kemudian (enter), prime reagents , pilih di menu satu persatu,
yaitu: diluent, lyse, pak, cleaner kemudian atau semua reagen
dengan memilih All .
7. Tunggu sampai selesai proses priming

PROSEDUR START UP
1. Masuk ke menu utama
2. Pilih diluter function
3. Pilih Start Up
4. Tunggu sampai proses start up selesai dan muncul hasil startup
5. Untuk melihat hasil start up pada system dengan detail tekan F2.
6. Jika ada hasil background yang masih fail Run F3
7. Bila prosedur start up telah selesai, dilanjutkan dengan prosedur
menjalankan control

PROSEDUR MENJALANKAN KONTROL


Sebelum menjalankan control, pastikan bahwa control setup telah
terisi dengan memasukkan nilai-nilai assay parameter dan range/limit
masing-masing parameter pada level Normal, Abnormal I dan Abnormal
II.
Cara mengisi control setup, masuk ke menu utama dan langkah-
langkahnya adalah:
1. Pilih Special function
2. Pilih Setup
3. Pilih Control setup
4. Pilih CBC/Diff file
5. Pastikan nilai yang dimasukkan telah tersimpan dengan menekan F10

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

22
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT ERMA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.13.H5 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian

Tujuan

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur

Prosedur

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

23
PROSEDUR
PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.13.H6 B 1/4

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Hematologi 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur
sel darah tepi seperti eritrosit, lekosit dan trombosit serta mencari adanya
parasit seperti malaria, tripanosoma, mikrofilaria dll. Sediaan apus yang
dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik

Tujuan Memiliki prosedur pemeriksaan sediaan apus darah tepi yang baku dan
setiap analis yang bertugas dapat melakukan pemeriksaan tersebut
dengan cara yang seragam sehingga didapatkan hasil yang bermutu

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

PROSEDUR PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

Bahan pemeriksaan

Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal


dari kapiler atau vena, yang dihapuskan pada kaca objek. Pada
keadaan tertentu dapat pula digunakan darah EDTA.

24
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 2/4

Prosedur Membuat dan mewarnai sediaan apus

Peralatan

1. Kaca objek ukuran 25X75 mm


Kaca objek yang akan digunakan harus benar-benar bersih dan
kering. Sebaiknya kaca objek dicuci dengan deterjen dan dibilas
dengan air, disimpan kering atau dalam alkohol 95%. Sebelum
dipakai, kaca objek yang disimpan kering dihapus dengan
alkohol kemudian dikeringkan.
2. Batang gelas
3. Rak kaca objek
4. Pipet pasteur

Reagen

1. Metanol absolut dengan kadar air kurang dari 4% disimpan dalam


alkohol yang tertutup rapat untuk mencegah masuknya uap air
2. Zat warna Wright
3. Larutan dapar pH 6,4

Cara membuat sediaan apus

1. Pilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai kaca
penghapus. Patahkan sudut kaca objek tersebut menurut garis
diagonal untuk dapat menghasilkan sediaan apus yang tidak
mencapai tepi kaca objek.
2. Letakkan satu tetes kecil darah pada + 2-3 mm dari ujung kaca
objek. Letakkan kaca penghapus dengan sudut 30-45 0 terhadap
kaca objek di depan tetes darah
3. Tarik kaca penghapus ke belakang sehingga menyentuh tetes
darah, tunggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut.
4. Dengan gerak yang mantap, dorong kaca penghapus sehingga
terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek.
Darah harus habis sebelum kaca penghapus mencapai ujung lain
dari kaca objek. Apusan darah tidak boleh terlalu tipis atau terlalu
tebal; ketebalan ini dapat diatur dengan mengubah sudut antara
kedua kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut
atau makin cepat menggeser, makin tipis apusan darah yang
dihasilkan.
5. Biarkan apusan darah mengering di udara. Tulis identitas pasien
pada bagian tebal apusan dengan pinsil.

25
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 3/4

Prosedur Pilih sediaan apus yang baik untuk diwarnai, yaitu sediaan
apus yang mempunyai ciri-ciri:

1. Tidak melebar sampai tepi kaca objek, panjangnya setengah


sampai duapertiga panjang kaca.
2. Mempunyai bagian yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bagian
ini eritrosit terletak berdekatan tanpa bertumpukan.

3. Rata, tidak belubang-lubang dan tidak bergaris-garis.


4. Mempunyai penyebaran lekosit yang baik, tidak berkumpul pada
pinggir-pinggir atau ujung-ujung sediaan.

Pewarnaan Wright

1. Sediaan apus diletakkan pada dua batang gelas di atas bak


tempat pewarnaan.
2. Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut selama 2-3 menit
3. Sediaan apus dituang dengan zat warna Wright. Dibiarkan selama
3-5 menit.
4. Tambahkan larutan dapar dalam jumlah yang sama dengan zat
warna. Tiup agar larutan dapar tercampur rata dengan zat
warna. Biarkan selama 5-10 menit.
5. Sediaan dibilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran
lambat kemudian lebih kuat dengan tujuan menghilangkan
semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan apus di atas rak
dalam posisi tegak dan biarkan mengering
Catatan: Waktu yang diperlukan untuk mewarnai dengan zat
warna Wright dan larutan dapar, dapat berbeda-beda
tergantung batch zat warna tersebut

26
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 4/4

Prosedur Cara pemeriksaan

1. Satu tetes minyak emersi diletakkan pada bagian sediaan apus


yang baik untuk diperiksa dan tutup dengan kaca penutup
2. Lihat dengan pembesaran lemah (lensa objektif 10X dan lensa
okuler 10X) untuk mendapatkan gambaran menyeluruh.
3. Perhatikan apakah penyebaran sel-sel darah cukup merata;
perhatikan pula jumlah lekosit dan kelompok trombosit. Adanya
mikrofilaria telah dapat diketahui dengan pembesaran ini.
4. Lihat dengan lensa objektif 40X; dengan pembesaran ini dinilai
keadaan eritrosit, lekosit, trombosit serta kelainan yang ada.
5. Bila diperlukan dapat dilakukan penilaian lebih lanjut dengan
menggunakan lensa objektif 100X memakai minyak emersi
dengan menyingkirkan kaca penutup dan teteskan 1 (satu) tetes
minyak emersi pada sediaan apus.

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

27
PROSEDUR
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
No. Dokumen Halaman
No. Revisi
10.05.13.H7 1/2
B

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama
Laboratorium 20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Laju endap darah (LED) mengukur kecepatan pengendapan sel darah


Pengertian merah di dalam plasma. Satuannya adalah mm/jam. Cara pemeriksaan
yang dianjurkan ICSM adalah cara Westergren

Tujuan Mendapatkan nilai laju endap darah untuk menunjang diagnosis klinik
seperti inflamasi/infeksi, perubahan kadar protein serum, perubahan
bentuk eritrosit dll

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH

Bahan pemeriksaan

Darah vena atau darah EDTA dicampur larutan Natrium sitrat 0,109
M 1 : 4. Dapat juga dipakai darah EDTA yang diencerkan dengan
larutan Natrium sitrat 0,109 M NaCl 0,9% dengan perbandingan 4 : 1

Peralatan

5. Pipet Westergren
6. Rak untuk pipet Westergren

Reagen

4. Larutan Natrium sitrat 0,109 M

28
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H7 B 2/2

Prosedur Cara kerja


6. Isi pipet Westergren dengan darah yang telah diencerkan sampai
garis tanda 0. Pipet harus bersih dan kering
7. Letakkan pipet pada rak dan perhatikan supaya posisinya benar-
benar tegak lurus pada suhu 18 25 0C. Jauhkan dari cahaya
matahari dan getaran
8. Setelah tepat 1 jam, baca hasilnya dalam mm/jam
Sumber kesalahan
5. Kesalahan dalam persiapan penderita, pengambilan dan
penyimpanan bahan pemeriksaan (lihat bahan pemeriksaan
hematology)
6. Dalam suhu kamar pemeriksaan harus dilakukan dalam 2 jam
pertama, apabila darah EDTA disimpan pada suhu 4 0
C
pemeriksaan dapat ditunda selama 6 jam
7. Perhatikan agar pengenceran dan pencampuran darah dengan
larutan antikoagulan dikerjakan dengan baik
8. Mencuci pipa Westergren yang kotor dapat dilakukan dengan
cara membersihkannya dengan air, kemudian alcohol dan
terakhir aseton. Cara lain adalah dengan cara membersihkan
dengan air dan dibiarkan kering satu malam dalam posisi vertical.
Tidak dianjurkan memakai larutan bikhromat atau deterjen
9. Nilai normal pada umumnya berlaku untuk 18 25 0C
10. Pada pemeriksaan pipet harus diletakkan pada posisi vertikal

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

29
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.13.H8 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Retikulosit adalah eritrosit muda yang tidak berinti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat sisa ribosom dan RNA. Dengan pewarnaan
khusus sisa ribosom dan RNA tampak sebagai filament atau granula
berwarna. Hal ini hanya terlihat pada sediaan yang tidak difiksasi dan
diwarnai pada keadaan vital
Mendapatkan nilai retikulosit dalam % untuk menunjang diagnosis
Tujuan penyebab anemia

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN HITUNG RETIKULOSIT

Bahan pemeriksaan

Darah kapiler atau darah EDTA

Peralatan
7. Mikroskop
8. Counter
9. Penangas air
10. Tabung reaksi kecil
11. Kaca objek dan kaca penggeser
12. Pipet pasteur

Reagen
5. Larutan Brilliant Cresyl Blue (BCB)

30
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H8 B 2/3

Prosedur Cara membuat dan menghitung sediaan retikulosit

9. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 3 tetes larutan BCB


10. Ditambahkan darah yang akan diperiksa dalam jumlah sama
banyak; setelah itu dicampur baik-baik, lalu tabung ditutup dan
diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruangan
11. Setelah diinkubasi, campuran dikocok lagi kemudian ambil 1 tetes
untuk dibuat sediaan apus
12. Sediaan apus dibiarkan kering di udara, tidak boleh difiksasi atau
dipulas tanding, lalu diperiksa di bawah mikroskop
13. Mula-mula dicari daerah yang tidak terlalu tipis tetapi eritrosit
tidak tumpang tindih. Retikulosit tampak sebagai sel yang lebih
besar dari eritrosit dan mengandung filamen atau granula.
Eritrosit mengambil warna biru keunguan dan filament atau
granula berwarna ungu
14. Dengan pembesaran 1000X, jumlah eritrosit dihitung minimal
dengan jumlah eritrosit > 1000 dalam 10 lapangan sekaligus.
Jumlah retikulosit yang dijumpai dalam 10 lapangan tersebut
dicatat

Cara melaporkan
Jumlah retikulosit dapat dilaporkan dalam persen (%) atau permil
() terhadap jumlah retikulosit total atau dilaporkan dalam jumlah
mutlak. Misal dalam 10 lapangan dijumpai 2000 eritrosit dan 76
retikulosit, maka

Jumlah retikulosit (%) = 100/2000 X 76 = 3,8 % atau


1000/2000 X 76 = 38

Normal : 0,5 1,5 % dari jumlah eritrosit

Bila diketahui jumlah eritrosit 3,5 juta/ul, maka jumlah mutlak retikulosit
=
38/1000 X 3.500.000/ul darah (normal : 25.000 75.000/ul)

31
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H8 B 3/3

Prosedur Sumber kesalahan


11. Volume darah yang dipakai tidak sesuai dengan volume zat
warna, bila jumlah eritrosit sedikit diperlukan darah yang lebih
banyak dari pada zat warna, demikian pula sebaliknya
12. Zat warna yang tidak disaring mungkin mengendap pada eritrosit
sehingga tampak seperti retikulosit
13. Lama inkubasi campuran darah dan zat warna kurang lama,
paling sedikit diperlukan waktu 30 menit
14. Sebelum membuat sediaan, campuran darah dan zat warna tidak
tercampur homogen. Retikulosit mempunyai berat jenis lebih
rendah dari eritrosit sehingga berada di bagian atas dari
campuran. Oleh karena itu campuran harus homogen sebelum
dibuat apusan
15. Menghitung di daerah yang terlalu padat
16. Jumlah eritrosit yang dihitung tidak mencapai 1000
17. Adanya badan inklusi lain dalam eritrosit yang juga terwarnai
oleh BCB atau New Methylene Blue, misalnya Heinz bodies dan
hemoglobin
Heinz bodies tampak sebagai satu atau lebih badan inklusi yang berukuran
1 3 um, warnanya lebih gelap dari retikulosit dan biasanya berada dekat
membran eritrosit, kadang tampak di luar eritrosit. Endapan hemoglobin
tampak sebagai badan inklusi bulat yang berwarna biru kehijauan

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

32
PROSEDUR
PEMERIKSAAN HITUNG EOSINOFIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
10.05.13.H9 B 1/2

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Fungsi eosinofil belum jelas, tetapi diduga berhubungan dengan aktivitas
anti histamine di dalam sel. Jumlahnya akan meningkat pada reaksi
terhadap protein asing, infeksi parasit dan penyakit Hodgkins

Tujuan Mengetahui jumlah absolut eosinofil dalam 1 ul darah untuk menunjang


diagnosis alergi, penyakit parasit, LGK, polisitemia vera dll

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN EOSINOFIL


Prinsip
Reagen yang dipergunakan mengandung zat warna asam yaitu eosin
dan air yang berfungsi untuk melisis sel darah merah serta
menghancurkan membrane lekosit (eosinofil lebih tahan disbanding
lekosit jenis lain). Aceton menghambat reaksi penghancuran lekosit oleh
air. Sedikit deterjen atau alkali dapat mengakselerasi pewarnaan
granula-granula asam pada eosinofil.

Reagen

Reagensia Reagensia Reagensia


[1] [2] [3]
Eosin Aceton Pelarut

33
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H9 B 2/2

Prosedur Persiapan pembuatan larutan pengencer siap pakai :


Ambil Reagensia [1] : 1,0 ml
Reagensia [2] : 1,0 ml
Reagensia [3] : ad 20 ml
Larutan ini disimpan dalam lemari es, hanya tahan 1 minggu dan harus
disaring sebelum dipakai

Alat
13. Pipet lekosit
14. Kamar hitung
15. Mikroskop

Cara kerja
15. Hisap darah sampai garis tanda 1, tambahkan larutan pengencer
sampai tanda garis 11 dengan menggunakan pipet lekosit
16. Kocok dengan baik
17. Kamar hitung diisi dengan campuran di atas lalu tunggu 15 menit
18. Hitung semua eosinofil pada kotak hitung lekosit dengan
menggunakan mikroskop
Perhitungan
Sel yang didapat X 11
Nilai normal : 50 -300 ul

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

34
PROSEDUR
APUS DARAH TEBAL MALARIA DAN MEWARNAI
SERTA MEMBEDAKAN SPESIES MALARIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.13.H10 B 1/3

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur Utama
20 Januari 2005
Laboratorium
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Tetes darah tebal merupakan suatu tetesan darah langsung (tanpa
antikoagulan) yang diletakkan di atas objek dan dibiarkan mongering

Memeriksa adanya parasit Malaria pada sediaan apus darah tebal


Tujuan

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMBUATAN APUS DARAH TEBAL


MALARIA

Alat
16. Lanset
17. Objek glass
18. Lidi
19. Mikroskop
20. Gelas ukur
21. Batang pengaduk
22. Beker glass
23. Oven

Bahan
1. Darah kapiler/darah EDTA
2. Kapas alcohol
3. Giemsa
4. Air buffer

35
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 2/3

Prosedur
Pelaksanaan

Cara membuat sediaan tetes darah tebal

1. Pada orang dewasa dan anak, sample diambil dari jari ke-3 dan
ke-4 tangan kiri. Pada bayi lebih dari 6 bulan diambil dari tumit
sisi lateral atau medial
2. Bagian yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alcohol,
kemudian diusap dengan kapas kering untuk menghilangkan
sisa alcohol
3. Usap darah pertama keluar dengan kapas kering
4. Darah yang keluar selanjutnya ditaruh pada objek glass
5. Dibuat preparat tebal:
6. Lebarkan tetesan darah tersebut dengan lidi, preparat yang baik
adalah yang tidak terlalu tipis; dan jika sediaan dalam objek
glass ditaruh di atas huruf cetak, huruf cetak tersebut masih
bias dibaca
7. Keringkan sediaan dalam oven
8. Sediaan dialiri dengan air kran kecil dan berhati-hati
9. Sediaan ditempatkan dalam rak dengan posisi miring supaya
kering

36
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.13.H6 B 3/3

Prosedur Pengecetan

Dibuat pengenceran 1 : 10 dari larutan pewarna Giemsa


Contoh : Disiapkan gelas ukur yang berisi 18 ml air buffer
dan 2 ml larutan Giemsa (untuk 4 sediaan); diaduk dengan
batang pengaduk supaya tercampur
Dicat selama 30 menit memakai pengenceran Giemsa 1 : 10
Dicuci dengan air kran
Air dibuang sampai habis, kemudian sediaan ditempatkan
dengan posisi miring pada rak supaya kering
Pemeriksaan dengan mikroskop menggunakan pembesaran
kuat (1000 X)

Pelaporan

Kepadatan tinggi : artinya ditemukan 20 atau lebih parasit


per lapangan pandang

Kepadatan sedang : artinya ditemukan 2 19 parasit per


lapangan

Kepadatan rendah : artinya ditemukan 1 atau kurang


parasit per lapangan pandang

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

37
PROSEDUR
PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN CARA DUKE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.14.HS1 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan masa perdarahan terutama menilai factor-faktor


hemostasis yang letaknya ekstravaskular, tetapi keadaan dinding kapiler
dan jumlah trombosit juga berpengaruh

Tujuan Menyaring adanya gangguan hemostasis secara kasar

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN


(BLEEDING TIME) CARA DUKE

ALAT:

24. Kapas
25. Alkohol 70%
26. Lanset
27. Kertas saring
28. Stopwatch

38
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS1 B 2/2

Prosedur Pelaksanaan

Cara
10.Basahi kapas dengan alcohol 70%
11.Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alcohol dan biarkan
kering
12.Anak daun telinga ditusuk dengan lanset sedalam 2 mm
13.Jika terlihat darah mulai keluar, jalankan stopwatch
14.Darah yang keluar setiap 30 detik diisap dengan kertas saring
15.Stopwatch dihentikan pada waktu darah tidak dapat diisap lagi
dengan kertas saring, kemudian dicatat waktunya

Nilai normal masa perdarahan : 1 3 menit

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

39
PROSEDUR
PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
B 1/2
10.05.14.HS2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Uji ini menentukan lamanya waktu yang dibutuhkan darah untuk
membeku. Hasilnya menjadi ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi,
terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor-faktor
yang berasal dari trobosit, juga kadar fibrinogen

Tujuan Menguji aktivitas faktor-faktor koagulasi darah secara kasar

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur
PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN

Alat

29. Kapas
30. Alkohol 70%
31. Lanset
32. Objek glass
33. Stopwatch

40
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS2 B 2/2

Prosedur
Pelaksanaan

Cara
16.Basahi kapas dengan alcohol 70%
17.Bersihkan ujung jari dengan dengan kapas alcohol dan biarkan
kering
18.Ujung jari ditusuk dengan lanset sedalam 3 mm hingga keluar
darah
19.Darah diteteskan sebanyak 2 tetes pada objek glass dan
stopwatch dijalankan
20.Darah tadi diangkap dengan jarum tiap 30 detik sampai terlihat
adanya benang fibrin
21.Waktunya dicatat

Nilai normal masa pembekuan : 2 6 menit

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

41
PROSEDUR
PEMERIKSAAN MASA PROTROMBIN / PT

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
10.05.14.HS3
B

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada pemeriksaan masa protrombin, diuji faktor pembekuan VII, X, V,


protrombin dan fibrinogen. Juga dapat pula dipakai untuk memantau efek
antikoagulasi oral.

Tujuan Menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PROTROMBIN / PT

Prinsip kerja

Sampel (plasma sitrat) + Simplastin Excel bekuan


(100 ul) (200 ul)

42
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS3 B 2/2

Prosedur Persiapan reagen

22.Oplos setiap 1 vial reagen kering dengan 1 vial pelarut


23.Campuran di atas didiamkan selama 5 menit (jangan diaduk
terlalu kuat), goyang perlahan-lahan; larutan reagen yang sudah
dihangatkan tidak boleh dipakai lagi
24.Umur reagen yang sudah dioplos 4 hari (jika disimpan pada 2
8 0C)

Prosedur kerja

Sebanyak 100 ul sample plasma atau control dimasukkan ke


dalam lubang atau kuvet untuk pengerjaan
Dihangatkan pada suhu 37 0C selama 3 menit
Tambahkan 200 ul Simplastin excel yang sudah dihangatkan
Catat lama terjadinya bekuan (untuk metode konvensional), jika
menggunakan Coagulometer, alat secara otomatis mencatat
waktu bekuan

Nilai normal masa protrombin : 11 15 detik

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

43
PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA TROMBOPLASTIN
PARSIAL TERAKTIVASI / APTT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.14.HS4 B

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Hematologi 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada pemeriksaan masa protrombin, diuji faktor pembekuan VII, X, V,


protrombin dan fibrinogen. Juga dapat pula dipakai untuk memantau
efek antikoagulasi oral

Tujuan Menguji pembekuan darah melalui jalur ekstrinsik dan jalur bersama

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

44
Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN MASA PROTROMBIN / PT

Prinsip kerja

Sampel (plasma sitrat) + Simplastin Excel bekuan


(100 ul) (200 ul)

45
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS4 B 2/2

Prosedur Persiapan reagen


25.Oplos setiap 1 vial reagen kering dengan 1 vial pelarut
26.Campuran di atas didiamkan selama 5 menit (jangan diaduk
terlalu kuat), goyang perlahan-lahan; larutan reagen yang sudah
dihangatkan tidak boleh dipakai lagi
27.Umur reagen yang sudah dioplos 4 hari (jika disimpan pada 2
8 0C

Prosedur kerja
Sebanyak 100 ul sample plasma atau control dimasukkan ke
dalam lubang atau kuvet untuk pengerjaan
Dihangatkan pada suhu 37 0C selama 3 menit
Tambahkan 200 ul Simplastin excel yang sudah dihangatkan
Catat lama terjadinya bekuan (untuk metode konvensional), jika
menggunakan Coagulometer, alat secara otomatis mencatat
waktu bekuan

Nilai normal masa protrombin : 11 15 detik

Unit Terkait

46
Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &
Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

PROSEDUR
PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.14.HS6 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada plasma sitrat normal yang diencerkan akan terjadi bekuan bila
ditambahkan reagen trombin; pada defisiensi fibrinogen tidak akan
terbentuk bekuan pada penambahan reagen trombin, atau bekuan baru
terbentuk pada kadar plasma yang lebih tinggi

Tujuan Memeriksa kadar fibrinogen untuk menunjang diagnosis kelainan


hemostasis serta evaluasi dalam terapi kelainan hemostasis

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

47
Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN FIBRINOGEN

Reagen

Fibriquick, Buffer Veronal, MDA Verify Reference Plasma

Persiapan

28.Dilarutkan 2 atau 3 vial fibriquick masing-masing dengan 1 ml


aqua. Goyang dan biarkan selama 30 menit; tuang secukupnya
ke dalam kuvet reagen dan letakkan di tempat penghangat
reagen
29.Dilarutkan 1 vial Verify dengan 1 ml aqua. Goyang dan biarkan
selama 30 menit
30.Dilarutkan 1 vial MDA ref. Plasma kering dengan 1,2 ml aqua;
goyang dan biarkan selama 30 menit

48
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS6 B 2/3

Prosedur 31.Buat seri pengenceran dari MDA Verify (1 : 9), missal :

MDA VRP VERONAL BUFFER Mg/dl Waktu


(*)
a. 200 ml 1800 ul 322*
b. a (500 ul) 500 ul 161
c. b (500 ul) 500 ul 80,5

(*) Nilai tersebut tertera di dalam package insert MDA VRP. Seri
pengenceran tersebut diperlukan dalam pembuatan kurva standar
(min 4 point)

Untuk setiap plasma sample yang akan diuji, dilakukan pengenceran


dengan buffer Veronal dengan pengenceran 1 : 9

Pelaksanaan
Tekan TEST 4X

4.FIB

- ADJUST-

FIB TEST

Masukkan 1 ball dan 200 ul MDA VRP ke dalam kuvet

INKUBASI
(masukkan kuvet ke tempat inkubasi dengan sedikit
menekan hingga lampu menyala)

BEEP
(lampu berkedip, alat mengeluarkan bunyi sebelum lampu mati)

Pindahkan kuvet ke tempat pengukuran

RESET 2X ----- FIB TEST

+ 100 ul Fibriquick

BACA

49
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS6 B 3/3

Prosedur Apabila telah diperoleh waktu terjadinya clotting dari masing-masing


pengenceran MDA VRP, Masukkan nilai tersebut ke dalam alat dengan
cara :

Tekan TEST 4X

4.FIB

- ADJUST

FIB TEST

Tekan RESET dan TEST bersamaan

- CALIBRATE -

Masukkan nilai konsentrasi dan detik

Tekan TEST

- SAVE

Load data

- ADJUST

FIB TEST

Lakukan pengujian terhadap sample dengan


Cara seperti tersebut di atas; hasil yang diperoleh
Sudah dikonfirmasi ke dalam satuan mg/dl

Unit Terkait

50
Yang membuat: Manejer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &
Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

PROSEDUR PEMERIKSAAN D-DIMER

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
B 1/3
10.05.14.HS7

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada DIC satu-satunya kelainan laboratorium yang spesifik adalah


meningkatnya kadar FDP terutama D-Dimer. Peningkatan kadar D-
Dimer pada DIC khronis tidak setinggi peningkatan pada DIC akut,
lebih-lebih bila belum dijumpai adanya gejala klinis

Tujuan Memeriksa kadar D-Dimer untuk menunjang diagnosis dan evaluasi DIC

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

51
Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN D-DIMER

Persiapan

Pipet 0,5 ml aquadest ke dalam masing-masing vial sampai


tercampur, tetapi tidak boleh dikocok; dibiarkan 10 menit
pada suhu kamar dan harus tercampur baik sebelum dipakai
Kontrol yang sudah direkonstitusi stabil pada suhu 2 8 0C
selama 4 minggu (atau stabil selama 8 jam pada suhu kamar)
Suspensi latex
Kocok vial untuk menghomogenkan larutan
Larutan buffer siap pakai

52
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.HS7 B 2/3

Prosedur Pelaksanaan

Disiapkan 2 tabung tes yang bersih untuk masing-masing


sampel yang akan diperiksa; beri label tabung dengan tidak
diencerkan dan pengenceran 1 : 2
Pipet 100 ul sampel ke masing-masing tabung
Pipet 100 ul larutan buffer ke dalam tabung pengenceran 1 :
2
Pipet 20 ul kontrol positif dan negatif pada 2 area mixing
slide; pada 2 area mixing slide yang lain pipetkan 20 ul
sampel dari yang tanpa pengenceran dan dan dari sampel
dengan pengenceran 1 : 2
Pipet 20 ul suspensi latex yang telah dihomogenkan ke
masing-masing area mixing slide selama 21 menit
Diperhatikan aglutinasi secara visual dan dicatat apakah hasil
pengenceran memberikan hasil negatif dibandingkan dengan
kontrol positif dan negatif; bila hasil negatif tidak diperoleh,
lakukan pengenceran serial dari sampel sampai diperoleh
hasil negative

53
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.14.H7 B 3/3

Prosedur Interpretasi hasil

Perhitungan semikuantitatif
Perkiraan jumlah D-Dimer (semikuantitatif) dari sampel didapat,
dengan mengalikan faktor pengenceran (d) dari pengenceran sampel
terbesar yang menunjukkan hasil positif oleh batas deteksi
(500ng/ml = 500 fibrinogen equivalent)

D-Dimer (ng/ml) = 500.d

Contoh:

Pengenceran d Interpretasi

Tdk diencerkan 1 positif


1:2 2 positif
1:4 4 positif
1:8 8 negatif

D-Dimer = 500 X 4 = 2000 ng/ml

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

54
PROSEDUR PEMERIKSAAN
KIMIA DARAH MENGGUNAKAN ALAT HITACHI 911

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
B 1/5
10.05.15.K1

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan kimia darah dengan alat Hitachi 911 dimulai dengan
proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample
pasien dan pencucian alat harian

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah


dengan cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH DENGAN


ALAT HITACHI 911

Persiapan
32.Buka kran air
33.Hidupkan instrument :

Selama inisialisasi akan terjadi :

a. Cek I/O RAM


b. Loading program
c. Probe sample, probe R1 dan R2, piringan kuvet, piringan R1
dan R2 akan kembali ke posisi semula
d. Air dalam bak inkubasi diganti dan Hitergent 33 dipipet oleh
probe R1 dan R2 sebanyak 6X ke dalam bak inkubasi

Sementara menunggu selesainya proses inisialisasi, disiapkan reagen,


kalibrator dan control yang diperlukan pada hari tersebut

55
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K1 B 2/5

Bila status STAND BY dicapai (kira-kira 5 menit), kemudian


Prosedur
dilakukan :

- AIR PURGE
Tekan MAINTENANCE, pilih program no. 1 (ANALYZER
MAINTENANCE), tekan ENTER Pindahkan kursor ke pilihan
AIR PURGE, tekan 1 (START), kemudian tekan ENTER
Perhatikan keluarnya air pada sample probe dan reagen probe
- PHOTOMETER CHECK
Jika status alat sudah STAND BY, pindahkan kursor ke
PHOTOMETER CHECK dan tekan 1 (START)
Pembacaan absorban untuk 12 panjang gelombang harus
kurang dari 13.000 dan perbedaan antara panjang gelombang
kurang dari 300
- PROBE ADJUST
Pada status STAND BY, tekan MAINTENANCE, pilih program
no. 2 (MECHANISMS CHECK), tekan ENTER

HORIZONTAL CHECK (harus dikerjakan tiap hari)


Pilih PROBE ADJUST, tekan 1 (S PROBE[1]), tekan ENTER
Sampel probe sekarang berada di atas kuvet no. 101, cek jika posisi
probe pada pusat kuvet (jika tidak, disesuaikan dengan
membengkokan sample probe)
Pada posisi sample
a. Tekan SAMPLING STOP, sample probe akan pindah ke posisi
sample no. 1(jika probe tidak pada posisi, panggil teknisi)
Pada posisi Wash (W1)
Tekan SAMPLING STOP, sample probe akan pindah ke posisi
W1 (jika probe tidak pada posisi, panggil teknisi) Pada posisi
KAlibrator (S18)

56
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K1 B 3/5

Prosedur b. Tekan SAMPLING STOP, sample probe akan pindah ke posisi


S18 (jika probe tidak pada posisi, panggil teknisi)
Tekan STOP, supaya sample probe kembali ke posisi awal

VERTICAL CHECK (dikerjakan hanya jika penyesuaian tinggi


tabung sample diperlukan)
Pilih PROBE ADJUST, tekan 2 (S> PROBE[2])
Tempatkan satu sample cup pada posisi sample no. 1, tekan
SAMPLING STOP, tinggi minimal (H1) di-set

Pindahkan sample cup dari posisi sample no. 1 dan gantikan


dengan tabung sample lain. Tekan SAMPLING STOP untuk
mendapat tinggi maksimal (H2)

Prosedur pengoperasian rutin Hitachi 911

Kosongkan tempat pembuangan patologis (sisa serum dan


reagen)
Periksa kartu printer
Periksa botol Hitergent 33 pada posisi 33 (R1 + R2) dan cek
reagen
Periksa isi larutan NaOH 1 N (Multi Clean) yang terletak di
bawah sample disk
Bersihkan pipet sample, pipet reagen (R1 + R2) dan
pengaduk (mixer) dengan larutan alcohol 70%
Siapkan air secukupnya (buka kran) dan periksa kualitas air
(konduktivitas < 25)
Tekan ON, alat akan STAND BY kurang lebih 5 menit

57
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K1 B 4/5

Prosedur Dilakukan :

o Air purge

o Photometer check

o Probe adjust

o Cell blank (satu minggu sekali)

Persiapan kalibrasi

o Tempatkan cup dengan posisi:

o NaOH 1 N pada posisi W1

o Kalibrator (C.f.a.s) pada posisi S19

o PNU pada posisi C1

o PPU pada posisi C2

Dillakukan kalibrasi dan control serum

Setelah nilai control seluruh parameter masuk pada range-nya,

kita siap melakukan pemeriksaan

Setelah melakukan pekerjaan rutin, sebelum mematikan alat

harus dilakukan :

o Accumulate Quality Control

o Wash Cell (minimal 1X sehari), dengan meletakkan

NaOH 1N pada posisi W1 di sample disk dan Hitergent

33 pada posisi 33 di R1 dan R2 reagen disk

Matikan alat dan tutup kran air


58
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K1 B 5/5

JENIS PEMERIKSAAN YANG DAPAT DILAKUKAN:

1. GLUKOSA
2. PROTEIN TOTAL
3. ALBUMIN GLOBULIN
4. BILIRUBIN TOTAL
5. BILIRUBIN DIREK
6. BILIRUBIN INDIREK
7. SGOT
8. SGPT
9. GGT
10. ALKALI FOSFATASE
11. TRIGLISERIDA
12. KOLESTEROL TOTAL
13. KOLESTEROL HDL
14. KOLESTEROL LDL
15. UREUM
16. KREATININ
17. KLIRENS KREATININ
18. ASAM URAT

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

59
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT FLEXOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K3 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan kimia darah dengan alat Flexor dimulai dengan proses
inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample pasien dan
pencucian alat harian

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan


cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur
PERSIAPAN ALAT
1. Masukkan disket ke system disk
2. Nyalakan alat dan cooling unit serta printer
3. Tunggu sampai status Analyzer: Stand By
4. Lakukan Blank (tekan F5 Special Function)
- Tekan F1 (Rotor System)
- Pilih dengan Cursor Blank Rotor
- ENTER
Tekan F2 (Blank)
- SD Cuvet < 0.0200
5. Siapkan Sputo 10% di Rak Reagent pada posisi No.23

60
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K3 B 2/2

Prosedur
6. Siapkan HCl 0,1 N di rak Reagen pada posisi No 24
7. Siapkan Sputo 10% di rak sampel pada posisi W
8. Siapkan Aquadest di rak sampel pada posisi B
9. Tekan F2 (Installation)
10. Pilih dengan Cursor Position Reagent Dual Mode
11. Sesuaikan posisi Reagent pada program dengan posisi Reagent pada
Rak Reagent

RUNNING SAMPLE
1. Tekan F8 (Rrquest Sample)
2. Dengan menggunakan cursor pilih: Blank / Calibrate / Control / Start /
Normal
3. ENTER
4. Dengan menggunakan cursor pilih: Test Parameter yang akan
dikerjakan
5. ENTER
6. Tekan F8 (New Sample)
7. Tekan F9 (Load Sampel)
8. Tekan F4 (Confirm Un Load)
9. ENTER tiap Request Sample
10. Sesuaikan posisi Request dengan posisi sample pada rak Sample
11. Tekan F3 (Confirm Load)
12. Tekan F7 (Evaluasi Sample

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

61
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA 400

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K4 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian
Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX Pentra 400 dimulai dengan
proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample
pasien dan pencucian alat harian

Tujuan
Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan
cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur
PROSEDUR MENJALANKAN ABX PENTRA 400
1. Cek kondisi dari
- Air pada Reservoir Bottle, bila kurang tambahkan air
- Waste Kontainer, bila penuh kosongkan
- Kuvet baru, bila kurang tambah kuvet baru pada tempatnya
- Kuvet bekas, bila penuh kosongkan tempat kuvet bekas
- Ketersediaan kertas yang ada pada printer
2. Nyalakan ABX 400 dengan cara
- Manual: Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat
- Otomatis: Apabila alat telah deprogram untuk dihidupkan secara
otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam
yang diprogram
62
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K3 B 2/3

Prosedur
3. Tunggu alat melakukan prose inisialisasi, setelah selesai pilih Nama
Operator (use name) dan masukkan password. Pilih juga New Worklist
untuk memulai dengan Worklist baru. Kemudian tekan OK
4. Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan
Ready.
5. Dari Main Menu, cek status dari reagent yang ada pada reagen tray.
Cek dan ganti reagent yang ditunjukkan dengan warna merah
6. Lakukan control dan Kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang
akan digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang telah
ditentukan (kontrol) di rak warna hijau, kalibrator di rak bewarna
kuning.
7. Apabila hasil dari control dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang
ditentukan alat siap untuk memeriksa pasien.
8. Apabila alat telah selasai mengerjakan pasien dan akan dimatikan,
tekan tombol Exit. Setelah itu pilih Shutdown dengan meminta System
cleaning setelah itu tekan OK.
9. Biarkan alat melakukan proses pencucian, dan biarkan alat dalam
tetap dalam keadaan hidup (tombol power tidak dimatikan) untuk
menjaga kestabilan suhu reagent.

CARA MELAKUKAN KALIBRASI


Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Calibration, setelah itu
tekan tanda (+) dan pilih Calibration expired only. Kemudian tentukan
jenis test yang akan dikalibrasi, tekan tombol OK.

CARA MELAKUKAN KONTROL


Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Control, kemudian tekan
tanda (+). Pilih Default Control jika telah ditentukan control yang
digunakan dan pilih test yang dikontrol, kemudian tekan OK
63
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K3 B 3/3

Prosedur CARA MELAKUKAN PASIEN


1. Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Patient, kemudian
tekan tanda (+). Kemudian isi data dari Patient Demographics dan
juga Sample Characteristics. Kemudian tentukan jenis test yang
akan diperiksa. Setelah itu tekan OK untuk validasi.
2. Letakkan tabung sample pada sample rack atau pada sample cup
rack, kemudian letakkan pada sample tray. Pada saat meletakkan
rack, lampu pada sample tray harus bewarna hijau. Apabila masih
bewarna merah tekan tombol Pause dan tunggu sampai lampu
menjadi hijau.
3. Apabila pasien, kontrol ataupun kalibrasi telah diminta maka tekan
tombol Start untuk mengeksekusi. Pada saat alat sedang
melakukan pasien, kontrol ataupun kalibrasi usahakan monitor
berada dalam menu Test Review untuk melihat kondisi dari kerja
alat. Caranya dengan menekan tombol Test Review, kemudian
tekan Sampling Exception.
4. Hasil kalibrasi maupun kontrol dinyatakan baik apabila tidak ada
flag alarm. Apabila pada hasil terdapat flag alarm. Apabila pada
hasil terdapat flag alarm, maka lihat keterangan lampiran dan ikuti
petunjuk pada lampiran.

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

64
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT ABX MIRA PLUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K4 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX MIRA PLUS dimulai dengan
proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample
pasien dan pencucian alat harian

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan


cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19


Januari 2005

Prosedur
PROSEDUR MENGHIDUPKAN ABX MIRA PLUS
1. Teakan Power (di kanan bawah)
2. Masukkan Nama operator dan password
3. Check -1 Botol reservoir (habis isi aquabides) -2 Botol Waste (penuh
dibuang)
4. Lakukan Prime Tekan tombol info 6 system Check 1
(Prime) Tekan F1 (start) biarkan Prime 3X F1 (Stop)
5. Cek kertas printer dan kuvet segmen
6. Siapkan reagen dan control serum
7. Siapkan Kalibrator (jika perlu)
8. Biarkan Stabil 37C 9. Tekan tombol status ke menu utama

65
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K4 B 3/3

Prosedur
PROSEDUR MEMATIKAN ABX MIRA PLUS
1. Lakukan Prime
2. Tekan tombol INFO 6 (Sistem Check) 1 (Prime)
3. Tekan Start, biarkan Prime 3X F1 (Stop)
4. Tekan Power Off

PROSEDUR KALIBRASI
1. Tekan tombol Routine F3 (Action) PCA
2. Tekan parameter yang akan di kalibrasi , tekan enter
3. Tekan tombol Routine F3 (Action) PCS
4. Tekan parameter yang akan dikontrol, tekan enter
5. Jika sudah siap kalibrator, Tip Cleaner, Control an Reagen
6. Tekan tombol Start

PROSEDUR PEMERIKSAAN KONTROL (SETIAP PAGI & KALAU


PERLU)
1. Tekan tombol Routine F3 (Action) PCS
2. Tekan parameter yang akan dilakukan control, tekan enter
3. Jika sudah siap kontrol, Tip Cleaner, Reagent
4. Tekan tombol Start

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

66
PEMERIKSAAN DENGAN ALAT PENTRA 400

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K5 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia KLinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan kimia darah dengan alat ABX Pentra 400 dimulai dengan
proses inisialisasi alat, QC harian dengan control, pemeriksaan sample
pasien dan pencucian alat harian

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter kimia darah dengan


cepat dan akurat

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR MENJALANKAN ABX PENTRA 400


1. Cek kondisi dari :
- Air pada Reservoir Bottle, bila kurang tambahkan air
- Waste Kontainer, bila penuh kosongkan
- Kuvet baru, bila kurang tambah kuvet baru pada tempatnya
- Kuvet bekas, bila penuh kosongkan tempat kuvet bekas
- Ketersediaan kertas yang ada pada printer
2. Nyalakan ABX 400 dengan cara
- Manual: Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat
- Otomatis: Apabila alat telah deprogram untuk dihidupkan secara
otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam
yang deprogram

67
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K5 B 2/3

Prosedur
3. Tunggu alat melakukan prose inisialisasi, setelah selesai pilih Nama
Operator (use name) dan masukkan password. Pilih juga New
Worklist untuk memulai dengan Worklist baru. Kemudian tekan OK
4. Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan
Ready.
5. Dari Main Menu, cek status dari reagent yang ada pada reagen tray.
Cek dan ganti reagent yang ditunjukkan dengan warna merah
6. Lakukan control dan Kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang
akan digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang
telah ditentukan (kontrol) di rak warna hijau, kalibrator di rak
bewarna kuning.
7. Apabila hasil dari control dan kalibrasi telah sesuai dengan batas
yang ditentukan alat siap untuk memeriksa pasien.
8. Apabila alat telah selasai mengerjakan pasien dan akan dimatikan,
tekan tombol Exit. Setelah itu pilih Shutdown dengan meminta
System cleaning setelah itu tekan OK.
9. Biarkan alat melakukan proses pencucian, dan biarkan alat dalam
tetap dalam keadaan hidup (tombol power tidak dimatikan) untuk
menjaga kestabilan suhu reagent.

CARA MELAKUKAN KALIBRASI Dari Main Menu, pilih Worklist,


kemudian pilih Calibration, setelah itu tekan tanda (+) dan pilih
Calibration expired only. Kemudian tentukan jenis test yang akan
dikalibrasi, tekan tombol OK.

CARA MELAKUKAN KONTROL Dari Main Menu, pilih Worklist,


kemudian pilih Control, kemudian tekan tanda (+). Pilih Default Control
jika telah ditentukan control yang digunakan dan pilih test yang
dikontrol, kemudian tekan OK
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K5 B 3/3
68
Prosedur
CARA MELAKUKAN PASIEN
1. Dari Main Menu, pilih Worklist, kemudian pilih Patient, kemudian tekan
tanda (+). Kemudian isi data dari Patient Demographics dan juga
Sample Characteristics. Kemudian tentukan jenis test yang akan
diperiksa. Setelah itu tekan OK untuk validasi.
2. Letakkan tabung sample pada sample rack atau pada sample cup rack,
kemudian letakkan pada sample tray. Pada saat meletakkan rack, l
ampu pada sample tray harus bewarna hijau. Apabila masih bewarna
merah tekan tombol Pause dan tunggu sampai lampu menjadi hijau.
3. Apabila pasien, kontrol ataupun kalibrasi telah diminta maka tekan
tombol Start untuk mengeksekusi. Pada saat alat sedang melakukan
pasien, kontrol ataupun kalibrasi usahakan monitor berada dalam menu
Test Review untuk melihat kondisi dari kerja alat. Caranya dengan
menekan tombol Test Review, kemudian tekan Sampling Exception.
4. Hasil kalibrasi maupun kontrol dinyatakan baik apabila tidak ada flag
alarm. Apabila pada hasil terdapat flag alarm. Apabila pada hasil
terdapat flag alarm, maka lihat keterangan lampiran dan ikuti petunjuk
pada lampiran.

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

69
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DENGAN GLUCO DR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K4 B 1/1

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan
teknik kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis

Tujuan Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi
pada pasien Diabetes Melitus

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur CARA KERJA ALAT PEMERIKSAAN GLUKOSA RAPID


1. Nyalakan alat Gluco DR
2. Masukkan nomor kode sesuai dengan reagen yang dipakai
3. Masukkan strip setelah bunyi
4. Masukkan darah kapiler, tunggu sampai keluar hasil

PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN


Kemampuan pengukuran glukosa : 20 - 600 mg/dl

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

70
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DENGAN GLUCO CARD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K5 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia KLinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan
teknik kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis

Tujuan Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi
pada pasien Diabetes Melitus

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19


Januari 2005

Prosedur
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Menghidupkan alat, dengan memasukkan Strip untuk kalibrasi maka
akan terlihat nomor yang hanya dilakukan sekali pada setiap pemakaian
strip yang baru
2. Buka strip pemeriksaan yang baru di dalam foil pocket
3. Tambahkan darah kapiler pada strip secukupnya (lihat gambar)
4. Maka akan keluar angka sesuai dengan kadar glukosa yang diperiksa
5. Hasil akan keluar dalam waktu 30- 60 detik

71
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K5 B 2/2

Prosedur
PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN
1. Pada layar alat Glucocard akan tertera hasil sesuai dengan kadar
glukosa yang diperiksa.
2. Apabila keluar tanda pada: GLUCOCARD II GT-1620:
- Hasil terbaca dalam waktu 60 detik
- Lo menunjukkan kadar glukosa <40 mg/dl (<2.2 mmol/L)
- HI menunjukkan kadar glukosa >500 mg/dl (>27.8 mmol/L).
SUPER GLUKOCARD II GT-1630
- Hasil terbaca dalam waktu 30 detik
- Lo menunjukkan kadar glukosa <20 mg/dl (<1.1 mmol/L)
- HI menunjukkan kadar glukosa >600 mg/dl (>33.4 mmol/L).

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

72
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DENGAN MEDI SAFE
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10.05.15.K6
B 1/1

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM secara test strip. Dengan teknik
kapiler pemriksaan dapat dilakukan secara cepat dan praktis

Tujuan Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan evaluasi pada
pasien Diabetes Melitus

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur CARA PENGGUNAAN ALAT MEDISAFE


1. Bersihkan jari dengan alcohol, kemudian buka segel Test Tip
2. Pasang Test Tip pada Reader, lalu tekan tombol POWER, tunggu sampai
tanda -----, kemudian buka wadah Test Tip.
3. Pasang Lancet pada alat penusuk, tekan sampai bunyi klik, buka tutup
lancet.
4. Tusuk jari dengan menekan tombol PUSH pada alat penusuk
5. Sedot darah dengan menempelkan ujung Test Tip pada darah
6. Tunggu sampai bunyi beep lalu tarik Test Tip dari darah
7. Lihat hasil pengukuran dalam 18 detik
8. Setelah selesai matikan Reader dengan menekan tombol POWER
9. Tutuplah Test Tip dengan wadahnya
10. Dorong dengan tombol ejector untuk melepas Test Tip
11. Tutup lancet, lalu tarik lancet dari alat penusuk sampai terlepas
12. Buanglah lancet dan Test Tip setelah digunakan

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

73
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DENGAN MEDI
SENSE OPTIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K7 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian

Tujuan

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur

Prosedur

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

74
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA
DENGAN B BRAUN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K8 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian

Tujuan

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur

Prosedur

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

75
PEMERIKSAAN HbA1c DENGAN HAEMAQUANT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K9 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Menggunakan metode kromatografi (suatu larutan dengan ketebalan


Pengertian tertentu dilewatkan sinar/cahaya monokromatis, maka sebagian sinar
tersebut akan diabsorbsi, tergantung konsentrasi zat dalam larutan
tersebut).
Pemeriksaan HBA1c adalah untuk penderita Diabetes Melitus untuk
Tujuan pemantauan 2-3 bulan sebelumnya.

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur Kelompok Resiko DM:


- Usia dewasa > 45 tahun
- Kegemukan (BB>120% dariBB ideal)
- Tekanan darah (>120/90 mmHg)
- Riwayat Keluarga
- Riwayat Kehamilan BB bayi > 4000 gram
- Riwayat DM Kehamilan
- Dislipidemi
- Pernah TGT

Kadar glukosa darah sewktu dan puasa (mg/dl) sebagai patokan

Syarat darah/serum untuk pemeriksaan glukosa:


- serum dipisahkan < 2 jam
- Kadar Glukosa 10 15 % dari Whole Blood
- Darah Kapiler 7 10% dari darah vena

76
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K9 B 2/2

Prosedur
CARA MELAKUKAN PEMERIKSAAN

1. Nyalakan HaemaQuant dan biarkan untuk pemanasan


2. Masukkan Cartridge, diamkan sejenak kemudian putar ke posisi 1
3. Ambil tabung yang terangkat, tambahkan sample darah, dibolak-
balik 5 kali kemudian tekan ENTER
4. Apabila berbunyi beep, bolak-balik 3 kali dan tuang isi tabungnya
ke dalam corong
5. Bila berbunyi beep, putar Cartridge pada posisi ke-2. Ambil tabung
berikutnya dan tuang isinya ke dalam corong dan tekan ENTER
6. Bila berbunyi beep, putar Cartridge pada posisi ke 3 dan diamkan
beberapa saat kemudian ambil tabung terakhir dan tuang isinya
ke dalam corong
7. Bila berbunyi beep, putar Cartridge pada posisi OUT, angkat
Cartridgenya kemudian catat hasil yang keluar. Kemudian tekan
ENTER untuk test berikutnya.
Kriteria Pengendalian DM
BAIK : 37%
LUMAYAN : >78%
SEDANG : >89%
BURUK : >9%
Kriteria rata-rata glukosa darah (33,3 x HbA1c) 86 mg/dl

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

77
PROSEDUR
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA CARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K10 B

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Kimia Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Untuk pemeriksaan glukosa darah pasien DM yang jumlahnya banyak


serta dating pada waktu yang berbeda-beda, maka diperlukan alat
pemeriksaan khusus yang terpisah dari pemeriksaan kimia yang lain
sehingga tidak mengganggu kelancaran pemeriksaan kimia lain

Tujuan Memeriksa kadar glukosa darah untuk menetapkan diagnosis dan


evaluasi pada pasien Diabetes Melitus

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN GLUKOSA CARA MANUAL

Bahan Pemeriksaan

Darah kapiler + NaF

Alat

Fotometer Clinicon 4010

Reagen

Standard glukosa
TCA 8%
Glukosa oksidase (Trace)

78
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K2 B 2/2

Prosedur Cara pemeriksaan

Siapkan tabung pemeriksaan untuk Blanko (BL), Standard (ST)


dan tes
Ke dalam tabung tersebut dimasukkan aquadest, sample,
standard dan glukosa oksidase seperti pada table di bawah ini

Reagen BL ST Tes
Aquadest 500 ul 500 ul 500 ul
Sampel - - 50 ul
Standard - 50 ul -
TCA 8% 500 ul 500 ul 500 ul

Diputar/sentrifus 2 4 menit

Filtrat msng2 100 ul 100 ul 100 ulTes

Reagen
Trace/Glukosa 1000 ul 1000 ul 1000 ul
oksidase

Biarkan pada suhu kamar 15 menit, baca sample terhadap


blanko dan standard pada fotometer Clinicon 4010 dengan
panjang gelombang 546 nm

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

79
PROSEDUR
PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH DENGAN ALAT
NOVA pHOx

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K11 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian
Pada kecurigaan gangguan keseimbangan asam basa seperti pada
gangguan fungsi paru, kelainan metabolisme pada DM dengan
ketoasidosis dan gangguan fungsi ginjal, perlu dilakukan pemeriksaan
analisa gas darah untuk dapat memastikan apakah terdapat asidosis atau
alkalosis

Tujuan Menganalisa pH darah serta kadar gas pO2, pCO2, HCO3 -, BE dalam
darah

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH

Persiapan

Fase pra-analitik

Pasien
Pasien harus santai (pernafasan teratur), pasien dengan
ventilator atau pemberian O2 harus ditunggu minimal 20 menit
bila dilakukan perubahan parameter ventilatoratau % O2

Tempat pengambilan sampel


A. Radialis (utama), A. Brachialis, A. Femoralis, daerah kapiler
(tumit, ujung jari, daun telinga

80
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K4 B 2/3

Prosedur Antikoagulan
Lithium heparin. Kadar 15 IU/ml darah atau lithium heparin
dalam Ca, Na, dan K 20 50 IU/ml darah
Untuk daerah kapiler dapat digunakan kadar heparin lebih tinggi
50 70 IU/ml darah
Kadar heparin rendah < 15 IU/ml darah hanya dapat digunakan
untuk pemeriksaan elektrolit

Perhatian :
Hindari terhisap gelembung udara
Hindari pengenceran oleh antikoagulan (volume darah
jangan kurang dari batas minimal spuit)
Gunakan hanya antikoagulan lithium heparin atau lithium
heparin seimbang

Penyimpanan sample
Harus diperiksa sesegera mungkin (dalam waktu 10 menit
setelah pengambilan)
Bila tidak dapat langsung diperiksa, spuit yang sudah direkat
disimpan dalam wadah bersama es dan air (1 4 0C) dapat
diperiksa 1 2 jam

Fase analitik
Pencampuran bahan : harus bolak-balik minimal 30 detik supaya
tercampur rata
Pencegahan hemolisis : memasukkan sample perlahan-lahan
Sampel yang beku atau tanpa antikoagulan tidak boleh diukur
Bila terdapat gelembung udara harus dicantumkan pada saat
pembuatan laporan (mempengaruhi pO2 dan pCO2)

81
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K4 B 3/3

Prosedur
CARA ANALISA SAMPEL

1. Alat dalam keadaan Ready


2. Tekan tanda SPUIT akan keluar PROBE
3. Masukkan sample pada PROBE dan tekan ASPIRATE NORMAL
sampai terdengar bunyi, lalu keluarkan sample dari PROBE
4. Tekan ANALYZE. Masukkan data-data pasien, temperature, FlO2%
(apabila pasien menggunakan ventilator
5. Tekan view result untuk melihat hasil di layer dan hasil keluar
otomatis di printer
6. Setelah selesai tekan home untuk kembali ke posisi READY

CARA KALIBRASI ALAT


1. Tekan tombol CALIBRATE
2. Pilih nomor 1 lalu tekan ENTER untuk kalibrasi pH, pO2, pCO2, Hct.
Pilih nomor 2 lalu tekan ENTER untuk kalibrasi sat dan Hb dengan
menggunakan EXTERNAL CALIBRATOR
3. pH, pO2, pCO2 dan Hct dikalibrasi secara otomatis setiap 6 jam
sekali
4. O2 sat dan Hb dikalibrasi 1 bulan sekali

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

82
PROSEDUR
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT SERUM
DENGAN ALAT NOVA pHOx

No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10.05.15.K12
B

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian
Gangguan elektrolit sering terjadi pada penderita gangguan metabolisme
seperti DM, gangguan fungsi ginjal dan anak ginjal

Tujuan Menganalisa elektrolit (Na, K, Cl) dalam serum dan urin untuk
menunjang diagnosis gangguan elektrolit

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN ELEKTROLIT SERUM DAN


Prosedur
URIN DENGAN NOVA pHOx

Alat dan reagen

Alat analisa gas darah dan elektrolit NOVA pHOx


Reagensia analisis gas darah dan elektrolit

83
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K5 B 2/2

Prosedur CARA PEMERIKSAAN ELEKTROLIT

ANALISA SAMPEL

7. Alat dalam keadaan Ready


8. Tekan tanda SPUIT akan keluar PROBE
9. Masukkan sample pada PROBE dan tekan ASPIRATE NORMAL
sampai terdengar bunyi, lalu keluarkan sample dari PROBE
10. Tekan ANALYZE. Masukkan data-data pasien, temperature, FlO2%
(apabila pasien menggunakan ventilator)
11. Tekan view result untuk melihat hasil di layer dan hasil keluar
otomatis di printer
12. Setelah selesai tekan home untuk kembali ke posisi READY

CARA KALIBRASI ALAT


5. Tekan tombol CALIBRATE
6. Pilih nomor 1 lalu tekan ENTER untuk kalibrasi pH, pO2, pCO2, Hct.
Pilih nomor 2 lalu tekan ENTER untuk kalibrasi sat dan Hb dengan
menggunakan EXTERNAL CALIBRATOR
7. pH, pO2, pCO2 dan Hct dikalibrasi secara otomatis setiap 6 jam
sekali
8. O2 sat dan Hb dikalibrasi 1 bulan sekali
9. Bila Kalibrasi tidak masuk hubungi teknisi

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

84
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT
DENGAN ILYTE ANALYZER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K13 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Gangguan elektrolit sering terjadi pada penderita gangguan metabolisme


seperti DM, gangguan fungsi ginjal dan anak ginjal

Tujuan Menganalisa elektrolit (Na, K, Cl) dalam serum dan urin untuk menunjang
diagnosis gangguan elektrolit

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

PROSEDUR KALIBRASI ALAT ILYTE


Prosedur
1. Untuk menunjukkan Install telah tepat tekan YES pada
CALIBRATE NOW ?
2. Jika tulisan Analyze Blood tidak tampak --> perhatikan prosedur
INSTALL ILYTE, ulangi CALIBRATE NOW
3. Apabila kalibrasi tidak masuk --> lihat MANUAL TROUBLE SHOOTING
4. Alat ini secara otomatis melakukan kalibrasi setiap 4 jam
5. Apabila alat ini (ILYTE) tidak digunakan selama periode Kalibrasi
maka alat akan STAND BY secara otomatis
6. Untuk kembali pada ANALYZE BLOOD? dari STAND BY harus
dilakukan kalibrasi

85
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K13 B 2/2

PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prosedur
1. Setelah tulisan ANALYZE BLOOD muncul pada layer, tekan YES
2. Sample Porbe akan turun, Display menunjukkan PROBE IN BLOOD
3. Letakkan wadah sample (darah) menghadap ke sample Probe
4. Pastikan lubang Probe pada sample Probe berada di bawah
permukaan sample
5. Tekan YES --> sample akan dihisap
6. Tunggu sampai sample Probe naik
7. Pada monitor akan tertera ANALYZING
8. Hasil akan tampak pada monitor dan pada kertas cetak

PERHATIKAN BILA TERDAPAT AIR IN SAMPLE DI MONITOR


1. Lakukan pemeriksaan Ulang
2. Harus diperhatikan:
a. Lubang Probe harus berada di bawah permukaan sample
b. Jangan mengangkat sample sebelum Probe naik

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

86
PEMERIKSAAN TROPONIN T

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.K14 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Kimia Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian
Adanya peningkatan kadar Troponin T pada penderita Myokardial
Ischemik akan dapat diperiksa kadarnya.

Tujuan Pemeriksaan Troponin T bertujuan untuk membantu menegakkan


diagnosis Myokardial Ischemic

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Masukkan kode Chip yang tersedia dalam kemasan reagen dengan


posisi tulisan di bagian atas
2. Letakkan strip di alat pembacanya
3. Tekan start yang akan membawa Tes strip pada posisi siap
menerima Sampel
4. 150 15 l sample darah heparinized venous whole blood
5. Masukkan sample, di tempat yang ditunjuk oleh segitiga bewarna
merah
6. Tekan Start, tampilan akan menghitung mundur hingga diperolah
hasil
7. Strip tes akan kembali ke posisi awal, tes telah selesai, baca hasil

87
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.K43 B 2/2

INTERPRETASI HASIL

Prosedur

HASIL TAMPILAN PADA ALAT

TIDAK ADA HASIL TROP.T NEG


< 0,1 ng/ml TROP.T LOW
0,1 2,0 ng/ml KONSENTRASI HASIL SESUAI
> 2.0 ng/ml TROP.T HIGH

Pada saat pembacaan bila hasil melebihi cut-off 0,1 ng/ml, maka alat
akan mengeluarkan bunyi beep dan menampilkan signal yang dibaca

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

88
PROSEDUR
PEMERIKSAAN CAIRAN TRANSUDAT DAN EKSUDAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.15.KC1 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Kimia Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada keadaan normal di dalam rongga tubuh dari pleura, pericardium
dan peritoneum terdapat sedikit cairan. Bila terjadi akumulasi cairan
atau effuse, maka perlu dibedakan menjadi transudat dan eksudat.
Pemeriksaan meliputi pemeriksaan makroskopik, kimia dan pemeriksaan
mikroskopik

Tujuan Menetapkan apakah suatu cairan tubuh merupakan transudat atau


eksudat untuk kepentingan pengobatan

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

89
Prosedur PROSEDUR PEMERIKSAAN CAIRAN TRANSUDAT & EKSUDAT

Alat
Hitachi 911
Pipet lekosit
Kamar hitung Fuchs Rosenthal

Bahan pemeriksaan: Cairan tubuh

Cara pemeriksaan
Pemeriksaan makroskopik
Warna
Kejernihan
Bau
Berat Jenis
Bekuan

90
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.15.KC1 B 2/2

Prosedur Pemeriksaan kimia

Kadar glukosa
Kadar protein
Kadar LDH
Kadar ALP

Pemeriksaan mikroskopik:
Menghitung jumlah sel lekosit
Dilakukan terhadap cairan yang jernih atau agak keruh saja,
sedangkan untuk cairan purulen tidak perlu dilakukan

Cara:
Kocok cairan yang akan diperiksa
Dengan pipet lekosit isap larutan NaCl 0,9% sampai garis
tanda 1
Isap cairan sampai garis tanda 11
Kocok pipet, buang 3 tetes dari cairan dalam pipet dan
kemudian isi kamar hitung Fuchs Rosenthal dan biarkan
kamar hitung mendatar selama 5 menit
Hitung semua sel yang dilihat dalam seluruh bidang yang
dibagi dengan memakai lensa objektif 10X
Jumlah sel dalam cairan = N/16 X 5 X 10/9
= 50N/144
= + N/3

dimana N = semua sel yang dilihat dalam seluruh bidang terbagi

Menghitung jenis sel:


Pada cairan yang jernih atau agak keruh dilakukan sentrifugasi,
endapannya dibuat sediaan apus, sedang pada larutan purulen
langsung dibuat sediaan apus. Kemudian dilakukan pewarnaan dan
pemeriksaan hitung jenis darah tepi, tetapi hanya dibedakan atas
mononuclear dan polimorfonuklear

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

91
PROSEDUR
PEMERIKSAAN URIN RUTIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.16.U1 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan urin rutin meliputi pemeriksaan makroskopik, kimiawi dan


pemeriksaan mikroskopik

Tujuan Mencari informasi dan fakta-fakta mengenai keadaan ginjal, saluran


kemih dan organ lain (hati, saluran empedu, hemolisi)

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN URIN RUTIN

Bahan
Urin segar tanpa disentrifus
Urin tidak disimpan lebih dari 2 jam
Campur dengan rata sebelum pemeriksaan

Alat dan reagen


Meditron
Stik Combur 10M

92
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.16.U1 B 2/2

Prosedur Cara pemeriksaan

Sebelum bekerja lakukan pemeriksaan terhadap control urin


dengan cara :
Masukkan tes strip ke dalam urin dan angkat segera
(tidak lebih dari 1 detik)
Waktu mengangkat strip geserkan pada tepi permukaan
tabung untuk membuang sisa urin yang berlebihan
Masukkan tes strip pada alat analyzer. Bila pembacaan
secara visual (dengan mata), maka pembacaan dilakukan
setelah 60 detik (lekosit 60 120 detik)
Lakukan pemeriksaan sample urin dengan cara seperti di
atas

Pembacaan hasil

Setelah tes strip masuk ke alat analyzer, hasil akan dibaca


secara fotometri. Hasil akan di-print sebagai : negative, positif
atau dalam nilai konsentrasi
Bila pembacaan dilakukan dengan mata, maka hasil perubahan
warna pada tes strip dibaca berdasarkan table warna yang
terdapat pada tabung tes strip

Pemeriksaan sediment urin

Setelah dilakukan pemeriksaan urin rutin di atas, maka sample


urin dalam tabung disentrifugasi
Buang supernatant, kemudian sedimennya diperiksa di bawah
mikroskop untuk melihat adanya eritrosit, lekosit, sel epitel,
bakteri, silinder dll

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

93
PROSEDUR PENETAPAN
JUMLAH PROTEIN URINE CARA ESBACH
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10.05.16.U2
B

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Hematologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada beberapa kelainan ginjal dapat terjadi proteinuria; untuk


menentukan prognosis dan berat ringan dari kelainan ginjal tersebut,
perlu diketahui kadar proteinuria secar kuantitatif. Pemeriksaan urin
cara Esbach ini hanya mengukur protein secara total

Tujuan Menghitung protein urin secara kuantitatif

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur
PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN ESBACH

Dilakukan untuk urin 24 jam atau urin 12 jam

Urin jernih yang dipakai harus bereaksi asam; jika perlu


tambahkan beberapa tetes asam acetate glacial pada urin
tersebut sehingga reaksinya menjadi asam

94
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.16.U2 B 2/2

Prosedur
Isilah tabung Esbach (Albuminometer Esbach) terlebih dahulu
dengan serbuk batu apung sampai 3 mm tingginya, yaitu cukup
banyak untuk meliputi dasar tabung, kemudian isilah dengan urin
setinggi garis bertandakan U
Tambahkan reagen Esbach atau reagen Tsuchiya pada urin
tersebut sampai garis bertanda R
Sumbatlah tabung dan bolak-balik 12 X (jangan dikocok)
Letakkan tabung tersebut tegak dan biarkan selama 1 jam
Tingginya presipitat dibaca dan menunjukkan banyaknya gram
protein perliter urin

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

95
PROSEDUR
PEMERIKSAAN OBAT BIUS DALAM URIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.16.U3 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Obat bius akan dimetabolisme dan diekskresi ke dalam urin. Maka
untuk memeriksa seseorang yang dicurigai sedang menggunakan obat
bius dapat dilakukan pemeriksaan urin

Tujuan Mendeteksi obat bius dalam urin

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA PEMERIKSAAN OBAT BIUS DALAM URIN

Prinsip

Immunoassay, berdasarkan kompetisi antara morfin terikat konjugat


yang terdapat dalam alat pemeriksaan dengan morfin di dalam
sample urin. Morfin terikat konjugat di dalam alat ini bersifat
immobile. Bila dalam urin mengandung morfin <300 ng/ml, maka
morfin dalam urin tidak akan berikatan dengan antibody morfin yang
terletak pada alat, sehingga antibody morfin dalam alat akan diikat
oleh morfin-conjugat dan akan tampak garis warna merah di tempat
tes / T. Bila dalam urin mengandung morfin >300 ng/ml, maka
antibody morfin pada tempat tes / T akan terikat oleh morfin dalam
urin sehingga morfin-conjugattidak dapat terikat di tempat ini dan
tidak berbentuk garis warna merah

96
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.16.U3 B 2/3

Prosedur Bahan Pemeriksaan


Urin segar
Bila urin keruh, harus disentrifugasi, disaring atau diendapkan
Dapat disimpan pada suhu 2 8 0C sampai 48 jam dan sebelum
dilakukan tes biarkan dalam suhu ruangan (20 0C 30 0C) sampai
mencapai suhu ruangan
Alat
Acon One Step Morphine Test Device
Cara kerja
Biarkan alat dan sample dalam suhu ruangan, bila sudah
dikeluarkan dari bungkus harus digunakan dalam 1 jam
Letakkan alat uji pada meja datar, teteskan (secara tegak) 3 tetes
penuh urin pada daerah 5 dengan alat tes yang tersedia. Jangan
terdapat gelembung udara
Tunggu sampai timbul garis berwarna merah. Tes harus dibaca
dalam 5 menit. Tidak boleh diinterpretasi setelah 10 hari
Quality Control
Garis berwarna merah di daerah control digunakan sebagai control
internal
Interpretasi hasil
- Positif
Hanya tampak 1 garis merah pada daerah control (C). Tidak tambak
garis merah atau merah muda di daerah tes (T). Hasil positif
menunjukan kadar morfin dalam urin > 300 ng/ml
- Negatif
Tampak dua garis merah; satu di daerah tes (T) dan satu di daera C.
Hasilnegatif menunjukkan kadar morfin di dalam urin < 300ng/ml
- Invalid
Tidak muncul garis merah di daerah control

97
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.16.U3 B 3/3

Prosedur Catatan:
Bayangan warna merah di daerah (T) akan bervariasi, tetapi hasil
tetap dianggap negative bila tampakgaris merah walaupun sangat
muda

Morfin dan senyawa morfin yang dapat terdeteksi dalam urin


selama 5 menit adalah:

Kadar
Kadar
Senyawa Senyawa (ng/ml
(ng/ml)
)
Codein 300 Nalorphine 1000
Glucoronide 300 Naloxone 100000
Hydrocodone 500 Norcodein 60000
Hydromorphone 600 Oxycodone 20000
Levophanol 5000 Oxymorphone 60000
Meperidine 80000 Procaine 100000
Morphine 300 Thebaine 5000
Morphine3-8-D- 500
glucoronide

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

98
PROSEDUR
PEMERIKSAAN UJI KEHAMILAN
DENGAN PREGNA STRIP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I1 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Imunologi Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Acon hCG One Step Pregnancy Test adalah pemeriksaan


imunokhromatografi cepat untuk mendeteksi Human Chorionic
Gonadotropin (hCG) dalam urin secara kualitatif

Tujuan Mendeteksi kehamilan dari pemeriksaan urin

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA UJI KEHAMILAN DENGAN PREGNA STRIP

Prinsip
Membran tes dip recoated dengan antibody anti-hCG pada garis tes
dan dengan antibody anti-mouse pada garis control. Bila di dalam
urin terdapat hCG, maka akan bereaksi dengan antibody anti-hCG
pada garis tes sehingga terbentuk garis warna merah

Bahan Pemeriksaan
Urin segar

99
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I1 B 2/2

Prosedur Alat

Strip uji kehamilan ACON hCG

Cara kerja

Buka pembungkus Pregna Strip


Celupkan strip ke dalam wadah yang berisi specimen urin
sampai tanda batas garis; maksimum di bawah tanda panah
Biarkan urin mengalir membasahi seluruh permukaan membrane
(30 60 detik), kemudian letakkan strip pada permukaan yang
datar dan tunggu 5 menit untuk membaca hasil tes

Pembacaan hasil
Jangan membaca hasil tes lebih dari 10 menit

Positif : tanpa 2 garis berwarna merah muda

Negatif : tampak hanya 1 garis berwarna merah muda

Invalid : tidak tampak garis berwarna merah muda

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

100
PROSEDUR
PEMERIKSAAN RHEUMATOID FACTOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I2 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Rheumatoid Factor adalah suatu protein yang timbul dalam serum
banyak penderita Rheumatoid Arthritis. Protein tersebut adalah suatu
antibody IgM yang bereaksi terhadap determinan globulin IgG

Tujuan Menunjang diagnosis Rheumatoid Arthritis

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur
PROSEDUR KERJA

Bahan Pemeriksaan
Serum

Alat dan reagen


RA Latex test dari Antec Diagnostic

101
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I2 B 2/2

Prosedur Cara kerja


Biarkan reagen dan serum pasien pada suhu kamar
Pipet 40 ul serum pasien ke atas slide yang telah disediakan
Kemudian tambahkan 40 ul Repitex RF (reagen kocok dahulu sebelum
digunakan), campur dengan menggunakan rotator
Baca hasilnya setelah 2 menit

Pembacaan hasil
Positif : terjadi gumpalan (merata)
Jika hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran (semikuantitatif)
Jika pengenceran serum 1 : 2, berarti konsentrasi/titer RAF 40 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 4, berarti konsentrasi/titer RAF 80 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 8, berarti konsentrasi/titer RAF 160 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 16, berarti konsentrasi/titer RAF 320 IU/ml
Negatif : tidak terjadi gumpalan

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

102
PROSEDUR
PEMERIKSAAN ANTIBODI ANTI-STREPTOLYSIN O

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I3 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada pasca infeksi tenggorokan oleh bakteri Streptokokus beta-


Hemolitikus grup A, dapat terjadi reaksi imun yang mengakibatkan
beberapa penyakit seperti penyakit jantung rematik (RHD), rheumatoid
arthritis dan glomerulonephritis akut (GNA). Karena itu pada kecurigaan
penyakit tersebut dilakukan pemeriksaan terhadap antibody anti-
streptolysin O

Tujuan Mendeteksi bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh Streptokokus beta-


Hemolitikus grup A

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA

Bahan Pemeriksaan
Serum segar, dapat disimpan pada 2 8 0C sampai 28 jam. Bila
disimpan lebih lama, serum harus dibekukan. Serum hemolitik dan
lipemik tidak dapat digunakan

Alat dan reagen


ASO Latex test dari Antec Diagnostic

103
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I3 B 2/2

Prosedur Cara kerja


Biarkan reagen dan serum pasien pada suhu kamar
Pipet 40 ul serum pasien ke atas slide yang telah disediakan
Kemudian tambahkan 40 ul Repitex ASL (reagen kocok dahulu
sebelum digunakan), campur dengan menggunakan rotator
Baca hasilnya setelah 2 menit

Pembacaan hasil
Positif : terjadi gumpalan (merata)
Jika hasil positif, lanjutkan dengan pengenceran (semikuantitatif)
Jika pengenceran serum 1 : 2, berarti konsentrasi/titer ASL 400 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 4, berarti konsentrasi/titer ASL 800 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 8, berarti konsentrasi/titer ASL 1600 IU/ml
Jika pengenceran serum 1 : 16, berarti konsentrasi/titer ASL 3200 IU/ml
Negatif : tidak terjadi gumpalan

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

104
PROSEDUR
PEMERIKSAAN SEROLOGIS WIDAL
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
10.05.17.I4
B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Tujuh sampai sepuluh hari setelah infeksi, antibody terhadap Ag-O
(anti-O) mulai terdeteksi; titernya mencapai maksimal 3 5 minggu
setelah infeksi. Kenaikan titer anti-O lebih bermakna dari titer anti-H,
karena pada vaksinasi titer anti-H juga meningkat

Tujuan Mendeteksi adanya antibody terhadap Ag-O dan Ag-H Salmonella thypi
dan parathypi dalam menunjang diagnosis demam thypoid

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA

Bahan Pemeriksaan

Serum

Alat dan reagen

Reagen Widal dari Shield Diagnostic

105
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I4 B 2/2

Prosedur Cara kerja


Siapkan slide yang bersih untuk tiap-tiap antigen (8 antigen),
kemudian masukkan 20 ul serum pada tiap slide
Tambahkan 1 tetes antigen ke dalam slide tersebut
Campurkan dengan baik, letakkan di atas rotator selama 1 menit
(tepat)

Pembacaan hasil
Pembacaan harus tepat 1 menit, bila lebih dari waktu yang ditentukan
kemungkinan akan berubah menjadi positif

Positif : terjadi gumpalan (merata)


Jika hasil positif, lanjutkan dengan titrasi (semikuantitatif)
Sampel 20 ul, maka titrasi 1/80
Sampel 10 ul, maka titrasi 1/160
Sampel 5 ul, maka titrasi 1/320
Sampel 2,5 ul, maka titrasi 1/640
Negatif : tidak terjadi gumpalan

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

106
PROSEDUR
PEMERIKSAAN C-REAKTIVE PROTEIN (CRP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I5 B

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Imunologi Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian CRP adalah salah satu protein fase akut. Pemeriksaan CRP serial dapat
memberikan petunjuk adanya inflamasi yang menetap atau semakin
berat

Tujuan Menilai aktivitas infeksi/inflamasi

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA

Bahan Pemeriksaan
Serum, stabil 48 jam pada 2 8 0C
Sampel hemolisis dan lipemik tidak dapat digunakan

Reagen
CRP-Latex
Kontrol positif
Kontrol negative

Cara pemeriksaan
Keluarkan reagen pada suhu ruangan
Teteskan 50 ul sample dan 1 tetes masing-masing control pada
masing-masing lingkaran pada test card
Kocok vial CRP-Latex perlahan sebelum digunakan. Tambahkan
1 tetes CRP-Latex pada masing-masing lingkaran di samping
tetesan sample yang akan diuji

107
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I5 B 2/2

Prosedur Campur dengan pengaduk disposable dan ratakan pada seluruh


permukaan dalam lingkaran. Gunakan pengaduk baru untuk tiap
sample
Putar card pada 100 rpm selama 2menit

Pembacaan dan interpretasi


Periksa secara makroskopik adanya gumpalan/aglutinasi
Pembacaan dilakukan dalam 1 menit setelah diangkat dari
rotator. Bila tampak gumpalan/aglutinasi menandakan terdapat
CRP 6 mg/l
Serum yang positif harus dilakukan titrasi dengan pengenceran
2X dalam saline 9 gr/l. Titer ditetapkan berdasarkan
pengenceran tertinggi yang memberikan hasil positif
Perkiraan kadar CRP dalam sample adalah titer X batas
sensitivitas (6 mg/l)

Kelemahan
Rheumatoid Factor akan mengganggu penetapan CRP. Gangguan
dapat dikurangi dengan menambahkan 1 tetes adsorbent pada
tetesan serum sebelum ditambahkan latex

Catatan:
Sensitivitas akan menurun pada suhu rendah. Hasil terbaik
dicapai > 10 0C
Pembacaan yang terlambat akan memberikan hasil false positif
Kekuatan aglutinasi tidak menunjukkan kadar CRP dalam sample
Sampel dengan nilai CRP sangat tinggi dapat memberikan nilai
false negative (efek prozone)
Direkomendasikan pada semua hasil negative dilakukan uji ulang
dengan volume sampai 10 ul

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

108
PROSEDUR PEMERIKSAAN
ANTI HIV DENGAN IMMUNO COMB II

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I6 B 1/3

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV
biasanya mulai terdeteksi pada 4 8 minggu setelah terinfeksi

Tujuan Mendeteksi adanya antibody anti-HIV untuk menunjang diagnosis


infeksi virus HIV

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur Alat dan Bahan yg dibutuhkan:


1. Sarung tangan.
2. Rotator.
3. Developing plate ImmunoComb II HIV-1 & 2 BiSpot (Orgenic):
3.1 Baris A: Larutan pengencer spesimen, berisi buffer dan pengawet.
3.2 Baris B: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
3.3 Baris C: Antibodi kambing anti IgG manusia dilabel fosfatase alkali.
3.4 Baris D: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
3.5 Baris E: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
3.6 Baris F: Larutan kromogenik substrat berisi 5-bromo-4- kloro-3-
indolfosfat (BCIP) dan nitro blue tetrazolium (NBT).

109
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I6 B 2/3

4. Comb (sisir):
4.1 Titik atas: Antibodi kambing terhadap imunoglobulin manusia (kontrol
internal).
4.2 Titik tengah: Peptida HIV-2 sintetik (turunan dari env. Glikoprotein
gp36).
4.3 Titik bawah: Peptida HIV-1 sintetik (turunan dari env. Glikoprotein
gp41 dan gp120).

Langkah Kerja:
1. Gunakan sarung tangan.
2. Keluarkan Developing plate ImmunoComb II HIV-1 & 2 BiSpot dari lemari
pendingin, biarkan pada suhu ruang (22-26 C) selama 3 jam atau
0

diinkubasi pada suhu 370C selama 20 menit.


3. Masukkan masing-masing 50 L kontrol positif/kontrol negatif/BP serum
atau plasma penderita ke dalam masing-masing kolom pada Baris A,
campurkan hingga homogen.
4. Masukkan comb (jumlah sisir sesuai dengan jumlah pemeriksaan) ke
dalam baris A, kocok larutan 3 kali, inkubasi comb selama 10 menit (putar
timer), keluarkan comb lalu dikeringkan (dengan cara mengetuk-
ngetukkan comb di atas kertas saring).
5. Masukkan comb ke dalam baris B, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang
pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.
6. Masukkan comb ke dalam baris C, inkubasi selama 10 menit,
keluarkan comb lalu keringkan.
7. Masukkan comb ke dalam baris D, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang
pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.
8. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 2 menit sambil digoyang
pada rotator, keluar kan comb lalu keringkan.
9. Masukkan comb ke dalam baris F, inkubasi selama 10 menit, keluarkan
comb lalu keringkan.
10. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 1 menit, keluarkan
comb lalu keringkan.
11. Baca hasil pemeriksaan.
110
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I6 B 3/3

Cara pembacaan hasil pemeriksaan:


Secara visual:
1. CombScale dikalibrasi dengan kontrol positif , sampai ``20;C+ terlihat
pada lubang.
2. Sampel dimasukkan pada pengukur dan cocokkan intensitas warnanya.
3. Didapatkan titer IgG HIV.

Validasi hasil pemeriksaan:

Auto kontrol

Tak ada anti HIV-1 anti HIV-2 anti HIV-1 & 2


anti HIV antibodi antibodi antibodi positif
antibodi positif positif titer anti HIV-1 tinggi

Dengan reflectometer pada CombScan User Manual.

Unit Terkait

Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Yang membuat Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

111
PROSEDUR
PEMERIKSAAN ANTI HIV DENGAN VIROLISA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I7 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV
biasanya mulai terdeteksi pada 4 8 minggu setelah terinfeksi

Tujuan Mendeteksi adanya antibody anti-HIV untuk menunjang diagnosis


infeksi virus HIV

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PEMERIKSAAN HIV-1 & HIV-2 METODE VIROLISA Anti HIV

1. 100 l Kontrol + 100 l Sampel masukkan ke dalam well. Siapkan


2 well untuk Blanko.
2. Inkubasi pada suhu 37C selama 30 menit.
3. Cuci plate.
4. Kemudian tambahkan 100 l larutan konjugasi Ag HIV pada
masing-masing well kecuali blanko.

112
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I7 B 2/2

Prosedur
5. Inkubasi pada suhu 37C selama 20 menit.
6. Cuci plate.
7. Masukkan 50 l TMB Substrate Solution A ke well + 50 l TMB
Substrate Solution B campur.
8. Inkubasi pada suhu ruang 15 menit.
9. Tambahkan 100 l 2N H2SO4 ke dalam masing-masing well.
10. Baca absorbance pada 450 / 650 nm

Unit Terkait

Yang membuat Manejer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

113
PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTI HIV
DENGAN IMMUNOCHROMATOGRAPHIC
/RAPID TEST (SD BIOLINE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I8 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Imunologi Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada infeksi oleh virus HIV, antibody berbagai komponen virion HIV
biasanya mulai terdeteksi pada 4 8 minggu setelah terinfeksi

Tujuan Mendeteksi adanya antibody anti-HIV untuk menunjang diagnosis


infeksi virus HIV

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR PEMERIKSAAN


1. Keluarkan alat untuk pemeriksaan dan letakkan pada tempat yang
datar dan kering
2. Teteskan spesimen menggunakan mikropipet atau ditetes:
a. Mikropipet:
10 l serum/plasma (20l whole blood) dimasukkan ke sample
well kemudian tambahkan 3 tetes diluent (110l) dan catat
waktu
b. Disposable Specimen Dropper
Pada posisi vertikal ambil specimen serum/plasma 10l (whole
blood 20l) dan teteskan pada sample well, kemudian tambahkan
3 tetes diluent (110l), catat waktu
3. Setelah tes dimulai akan tampak perubahan warna ungu (purple)
pada jendela dibagian tengah
4. Hasil dibaca dalam waktu 5-20 menit, khususnya untuk whole blood
pada 5-10 menit jangan lebih dari 10 menit.
5. Jangan menginterpretasi hasil setelah 30 menit

114
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I8 B 2/2

INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN


1. NEGATIF

C 2 1

Sampel

2. POSITIF

C 2 1

Sampel

C 2 1

Sampel

C 2 1

Sampel

3. INVALID

C 2 1

Sampel

Unit Terkait

Yang membuat Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

115
PROSEDUR
PEMERIKSAAN DENGUE IgM DAN IgG RAPID

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I9 B

Ditetapkan
Direktur Utama
Laboratorium Tanggal Terbit
Imunologi Klinik 20 Januari 2005
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pada kecurigaan demam Dengue, dapat dilakukan pemeriksaan antibodi


Dengue IgG dan IgM. Pada infeksi primer hanya IgM yang positif,
sedangkan pada infeksi sekunder IgG dan IgM positif atau IgG saja
positif

Tujuan Mendeteksi adanya antibodi terhadap virus Dengue sebagai penunjang


diagnosis demam Dengue

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PROSEDUR KERJA :

Bahan Pemeriksaan :
Serum

Alat dan Reagen :


Dengue Test Card PanBio

Prinsip :
IgM atau IgG di dalam serum akan bereaksi dengan antibodi
antihuman IgM atau IgG dan melekat pada 2 garis tes strip.
Kemudian antibodi monoklonal anti Dengue yang berlabel emas akan
direhidrasi oleh buffer. Setelah alat ditutup, antibodi monoklonal
berlabel emas akan bereaksi dengan antigen Dengue. Komplek
tersebut akan berkontak dengan IgM atau IgG yang sudah terikat.
Bila sampel positif, komplek zat warna emas akan terikat pada
IgM/IgG pada membran dan terbentuk garis berwarna ungu

116
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I9 B 2/2

Prosedur Cara Pemeriksaan :


Keluarkan tes Card, diletakkan pada meja datar; biarkan
semua komponen pada suhu kamar
Lepaskan penutup perekat
Tambahkan 2 tetes reagen A pada tempat conjugat (ungu)
pada bagian kiri atas; sebelum tetes berikutnya, tetes
pertama harus meresap dulu
Tambahkan 1 tetes serum pada daerah sampel (berwarna
biru) di daerah kanan bawah; biarkan sampel membasahi
membran sampai warna biru mencapai garis batas; begitu
warna biru mencapai garis batas, langsung card ditutup dan
waktu dihitung
Catatan: Bila garis biru memerlukan waktu lebih dari 2 menit
untuk mencapai garis batas, maka tambah lagi 1 tetes serum
Tepat setelah 5 menit card ditutup, baca hasil melalui lubang
yang ada pada card
Pembacaan hasil :
Dengue primer
Bila tampak 2 garis yaitu pada daerah (M&C), setiap garis yang
muncul di daerah M dalam waktu 5 menit; walau hasil tipis
dianggap positif
Dengue sekunder
Tampak 3 garis yaitu M, G dan C; setiap garis yang muncul di
daerah M & G dalam waktu 5 menit walaupun tipishasil dianggap
positif
Tersangka Dengue sekunder
Tampak 2 garis yaitu di daerah G dan C (infeksi Flavovirus lain
seperti Japanese enchepalitis) juga dapat memberikan pola yang
sama
Negatif
Bila hanya timbul garis di daerah kontrol , bila gejala klinis
masih adadianjurkan diulang 4 7 hari kemudian
Invalid
Apabila tidak timbul garis sama sekali, tes harus diulang

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

117
PEMERIKSAAN HBsAg DAN ANTI HCV
DENGAN INDEX

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I10 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian
Hepalisa Anti HCV adalah kit enzyme immunoassay merupakan sintetik
peptide HCV dan rekombinan antigen HCV. Setelan proses pencucian
dengan prinsip membentuk komplek Sandwhich, intensitas perubahan
warna di baca pada panjang gelombang 450 nm

Tujuan Untuk mendeteksi antibody terhhadap virus Hepatitis C yang terdapat


pada penderita Hepatitis C

SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19


Kebijakan Januari 2005

Proses Inkubasi
Prosedur 37 1C, 60 menit
371C, 30 menit
20 30C, 30 menit

PROSEDUR MANUAL
1. 10 l Kontrol (2X NC, 3XPC) + 10l per specimen ke dalam well
dari sampel dilition plate
2. 200 l Specimen Diluent ke well
3. Masukkan 100l specimen dan control ke dalam well HCV antigen
plate
4. Siapkan 2 well untuk blank
5. Inkubasi plate selama 60 menit pada 37 1C
6. Cuci plate
7. Tambahkan 100l larutan conjugate kecuali 2 blank

118
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I10 B 2/2

8. Inkubasi plate selama 30 menit pada 37 1C


Prosedur
9. Cuci
10. Campur TMB Subsrate solution A dan TMB Subsrate solution B.
campur
11. Masukkan 100 l campuran larutan subrate ke dalam well
12. Inkubasi selama 30 menit pada suhu ruangan
13. Tambahkan 100l 2NH2SO4 kedalam masing-masing well
14. Baca absorbance pada 450nm atau 450/650mn

PROSEDUR AUTOMATIK
15. 200l Spesimen Diluent masukkan ke setiap well HCV Ag plate.
16. Masukkan 10 l per spesimen ke dalam well. Siapkan 2 well
untuk blank
17. Inkubasi plate selama 60 menit pada 37 1C
18. Cuci plate
19. Tambahkan 100 l larutan conjugate kecuali pada 2 blank
20. Inkubasi plate selama 30 menit pada 37 1C
21. Cuci
22. Tambahkan 50 l TMB Subsrate solution A dan + 50 l TMB
Subsrate solution B campur
23. Inkubasi selama 30 menit pada suhu ruangan
24. Tambahkan 100l 2NH2SO4 kedalam masing-masing well
25. Baca absorbance pada 450nm atau 450/650mn

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

119
PENGGUNAAN ALAT MINI VIDAS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I12 B 1/4

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Imunologi Klinik
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Mini- Vidas adalah Immunology Analyzer yang bekerja secara otomatis
dengan menggunakan teknologi pembacaan Enzyme-Linked Flourescence
Immuno-Assay (ELFA).

Tujuan Mendapatkan hasil pemeriksaan berbagai parameter Imunologi seperti


TSH, T3, T4 dengan cepat dan akurat.

SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19


Kebijakan Januari 2005

Prosedur A. Menu Utama


- Start Section
- Status screen
- Master Lot Menu
- Results Menu
- Utility Menu
B. Menyalakan mini VIDAS
1. Nyalakan UPS
2. Tekan tombol on/off yang terdapat pada bagian belakang alat
3. Alat akan melakukan inisialisasi / warming up 10 menit
4. Setelah selesai pada layer tampil Menu Utama sbb

START SECTION
STATUS SCREEN
MASTER LOT MENU
RESULT MENU
UTILITY MENU

120
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 2/4

Prosedur C. Pembacaan MLE CARD


1. Menu Utama
2. Letakkan MLE Card pada section A atau B (misalnya sectioA)
3. Tekan Master Lot Menu
4. Pilih Read Master Lot
5. Pilih Section A (sesuai letak MLE Card)
6. Mini VIDAS akan membaca MLE Card secara otomatis
7. Setelah selesai pembacaan, tekan Master Lot Menu
8. Pilih List Master Lots
9. Cocokkan No Lot test yang tertera pada layer dengan MLE Card

D. Running Stat
1. Menu Utama
2. Letakkan Strip & SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section A)
3. Pilih Start Section
4. Pilih section yang dikehendaki (misalnya section A)
5. Pilih User Id (nomor Id analis yang melakukan running)
6. Mini VIDAS akan segera running

E. Running Routine
1. Menu Utaman
2. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section
A)
3. Pilih Status Screen
4. Pilih Section yang dikehendaki (misalnya section A)
5. ***Pilih posisi A1 (dengan menekan 1 pada keypad)
6. Pilih sampel ID
7. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka)
8. Setelah selesai tekan enter
9. Lakukan hal yang sama (mulai tanda *** (no 5)) untuk posisi A2 s/d
A6
10. Setelah selesai tekan start

F. Running Kalibrasi (Sekaligus Kontrol dan Sampel)


1. Menu Utama
2. Letakkan strip & SPR pada section yang dikehendaki (misalnya section A)
3. Pilih Status Screen
4. Pilih Section yang dikehendaki (misalnya section A)
5. Pilih Posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad)
6. Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A1), lalu tekan enter
Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A2), lalu tekan enter
Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A3, apabila kalibrasi
triplo, lalu tekan enter.
7. Pilih C dan angka 1 pada keypad (C1 untuk posisi A4), lalu tekan enter
Pilih C dan angka 2 pada keypad (C2 apabila ada, untuk posisi A5), lalu
tekan enter

121
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 3/4

Prosedur 8. Pilih Sampel ID (pasien untuk posisi A6)


9. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka), lalu
tekan enter
10. Setelah selesai tekan start

G. Running Dilution
1. Menu Utama
2. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misalnya
section A)
3. Pilih Status Screen
4. Pilih section yang dikehendaki (misalnya section A)
5. Pilih posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad)
6. Pilih sampel ID
7. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka), lalu
tekan enter
8. Pilih Dilution
9. Masukkan factor dilusi yang diinginkan, lalu tekan enter
10. Lanjutkan pengisian sample ID untuk posisi selanjutnya (A2-A6)
11. Setelah selesai, tekan start

H. Running Assay Tertentu (HBe/Anti HBe dan HBS/HBL)


1. Menu Utama
2. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misalnya
section A)
3. Pilih Status Screen
4. Pilih section yang dikehendaki (misalnya section A)
5. Pilih posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad)
6. Pilih Sample ID
7. Masukkan sample ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka), lalu
tekan enter
8. Pilih Assay
9. Tekan Select Assay
10. Pilih Assay yang dikehendaki
11. Lanjutkan pengisian sample ID untuk posisi selanjutnya (A2-A6)
12. Setelah selesai, tekan start

I. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. SPR dan strip reagen yang digunakan harus sama (misalnya untuk
pemeriksaan AFP, gunakan SPR AFP dan strip reagen AFP).
2. Setiap satu SPR dan satu strip reagen hanya untuk satu test dan
sekali pakai
3. Kalibrasi dan running control sebaiknya dilakukan setiap 14 hari sekali
4. Untuk mengetahui kapan kalibrasi suatu assay harus dilakukan kembali,
dari Menu Utama tekan Master Lot Menu, lalu tekan List Stored Stds, pilih
assay beserta nomor lot yang dikehendaki

122
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 4/4

Prosedur 5. Tidak ada maintenance harian, mingguan atau bulanan


6. Maintenance yang dilakukan hanya membersihkan ke 6 jalur tray pada
section A ataupun B menggunakan dadu busa
7. Setelah selesai digunakan, mini VIDAS dapat langsung dimatikan tanpa
harus melalui prosedur khusus
8. Apabila Mini VIDAS akan dipindah posisi atau letaknya, harus dilakukan
Park System dengan cara: dari Menu Utama, tekan Utility Menu, tekan
Misc. functions, lalu tekan Park System.

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

123
PEMERIKSAAN TOXOPLASMA IgM, IgG
DENGAN IMMUNOCOMB

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I12 B 1/4

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Antibodi-anti Toxoplasma monoclonal kelinci ditambah konjugat berikatan


kovalen peroksidase diinkubasi membentuk komplek sandwhich, intensitas
berubahan warna dibaca pada 450 nm

Mendeteksi adanya antibody anti-IgM dan IgG Toxopalasma untuk


Tujuan menunjang diagnosis infeksi virus

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19 Januari 2005

Prosedur PEMERIKSAA IgM TOXOPLASMA

ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN :


1. Sarung tangan.
2. Rotator.
3. Larutan pengencer serum/plasma: stripping solution.
4. Developing plate ImmunoComb II Toxo IgM (Orgenic):
Baris A: Larutan pengencer spesimen, berisi antibodi kambing terhadap
Ig G manusia.
Baris B: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
Baris C: Antibodi kambing anti IgM manusia dilabel fosfatase alkali.
Baris D: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
Baris E: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
Baris F: Larutan kromogenik substrat berisi bromo, kloro, indolfosfat
(BCIP) dan nitro blue tetrazolium (NBT).
5. Comb (sisir):
Titik atas: Imunoglobulin M manusia (kontrol internal).
Titik bawah: Antigen T. gondii inaktif.
6. Pipet mikro 10 L, 25 L dan 100 L.

124
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 2/4

Prosedur LANGKAH KERJA :


1. Gunakan sarung tangan.
2. Keluarkan Developing plate ImmunoComb II Toxo IgM dari lemari
pendingin, biarkan pada suhu ruang (22-260C) selama 3 jam atau
diinkubasi pada suhu 370C selama 20 menit.
3. Encerkan 10 L serum/plasma penderita dengan 100 L larutan
pengencer.
4. Masukkan masing-masing 25 L kontrol positif/kontrol negatif/sampel
yang telah diencerkan ke dalam masing-masing kolom pada Baris A,
campurkan hingga homogen, inkubasi 10 menit.
5. Masukkan comb (jumlah sisir sesuai dengan jumlah pemeriksaan) ke
dalam baris A, kocok larutan 3 kali, inkubasi comb selama 20 menit
(putar timer), keluarkan comb lalu dikeringkan (dengan cara
mengetuk-ngetukkan comb di atas kertas saring).
6. Masukkan comb ke dalam baris B, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluar kan comb lalu keringkan.
7. Masukkan comb ke dalam baris C, inkubasi selama 20 menit,
keluarkan comb lalu keringkan.
8. Masukkan comb ke dalam baris D, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.
9. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.
10. Masukkan comb ke dalam baris F, inkubasi selama 10 menit, keluarkan
comb lalu keringkan.
11. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 1 menit, keluarkan
comb lalu keringkan.
12. Baca hasil pemeriksaan

CARA PEMBACAAN HASIL:


1. Secara visual:
- CombScale dikalibrasi dengan kontrol positif, sampai ``20;C+
terlihat pada lubang.
- Sampel dimasukkan pada pengukur dan cocokkan intensitas
warnanya, didapatkan titer Toxo IgM.
Validasi hasil pemeriksaan:
Auto kontrol
Kontrol Kontrol Hasil tak dapat dibaca
Negatif Positif
2. Dengan reflectometer pada CombScan User Manual

125
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 3/4

Prosedur PEMERIKSAAN IgG TOXOPLASMA ALAT DAN BAHAN YANG


DIBUTUHKAN :
1. Sarung tangan.
2. Rotator.
3. Larutan pengencer serum/plasma: stripping solution.
4. Developing plate ImmunoComb II Toxo IgG (Orgenic):
4.1 Baris A: Larutan pengencer spesimen, berisi buffer dan pengawet.
4.2 Baris B: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
4.3 Baris C: Antibodi kambing anti IgG manusia dilabel fosfatase alkali.
4.4 Baris D: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
4.5 Baris E: Larutan pencuci, berisi tween dan garam.
4.6 Baris F: Larutan kromogenik substrat berisi bromo, kloro, indolfosfat
(BCIP) dan nitro blue tetrazolium (NBT).
5. Comb (sisir):
5.1 Titik atas: Imunoglobulin G manusia (kontrol internal).
5.2 Titik bawah: Antigen T. gondii inaktif.
6. Pipet mikro 10 L, 25 L dan 100 L.

LANGKAH KERJA :
1. Gunakan sarung tangan.
2. Keluarkan Developing plate ImmunoComb II Toxo IgG dari lemari
pendingin, biarkan pada suhu ruang (22-26 0C) selama 3 jam atau
diinkubasi pada suhu 370C selama 20 menit.
3. Encerkan 10 L serum/plasma penderita dengan 100 L larutan
pengencer.
4. Masukkan masing-masing 25 L kontrol positif/kontrol negatif/sampel
yang telah diencerkan ke dalam masing-masing kolom pada Baris A,
campurkan hingga homogen, inkubasi 10 menit.
5. Masukkan comb (jumlah sisir sesuai dengan jumlah pemeriksaan) ke
dalam baris A, kocok larutan 3 kali, inkubasi comb selama 10 menit
(putar timer), keluarkan comb lalu dikeringkan (dengan cara
mengetuk-ngetukkan comb di atas kertas saring).
6. Masukkan comb ke dalam baris B, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.
7. Masukkan comb ke dalam baris C, inkubasi selama 20 menit,
keluarkan comb lalu keringkan.
8. Masukkan comb ke dalam baris D, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluarkan comb lalu keringkan.

126
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I12 B 4/4

Prosedur
9. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 2 menit sambil
digoyang pada rotator, keluar kan comb lalu keringkan.
10. Masukkan comb ke dalam baris F, inkubasi selama 10 menit, keluarkan
comb lalu keringkan.
11. Masukkan comb ke dalam baris E, inkubasi selama 1 menit, keluarkan
comb lalu keringkan.
12. Baca hasil pemeriksaan

CARA PEMBACAAN HASIL PEMERIKSAAN :


A. SECARA VISUAL:
1. CombScale dikalibrasi dengan kontrol positif , sampai ``20;C+
terlihat pada lubang.
2. Sampel dimasukkan pada pengukur & cocokkan intensitas warnanya.
3. Didapatkan titer Toxo IgG.

Validasi hasil pemeriksaan:

Auto kontrol

Kontrol Kontrol Hasil tak dapat dibaca


Negatif Positif

B. DENGAN REFLECTOMETER PADA COMBSCAN USER MANUAL CombScan

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

127
PEMERIKSAAN IgG TB

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I13 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Pemeriksaan antibodi spesifik terhadap TB merupakan alternatif


diagnosis TB yang lebih mudah dan cepat dibandingkan pemeriksaan
biakan dan sputum BTA

Tujuan Mendeteksi adanya antibody (IgG TB) terhadap kuman Tuberkulosis,


untuk menunjang diagnosis infeksi TB

Kebijakan

Prosedur
PROSEDUR KERJA :
Bahan Pemeriksaan
Serum, Plasma, Darah
Kecuali darah, sampel dapat disimpan sampai 3 hari pada suhu 2-8
0C. Bila lebih dari 3 hari harus dibekukan pada suhu 20 oC; tidak
boleh dibekukan atau dicairkan > 1X. Bila spesimen mengandung
endapan, harus dijernihkan dahulu
Alat dan Reagen
Test Card IgG TB
Diluent buffer
Prinsip Pemeriksaan
Sandwich-immunochromatografi

128
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I13 B 2/2

Cara Pemeriksaan :
Prosedur
Biarkan spesimen dan tes card mencapai suhu ruangan
Isi pipet dengan spesimen, kemudian pegang secara vertikal dan
teteskan 1 tetes (25 ul) serum/plasma ke dalam lubang sampel. Jika
menggunakan darah, teteskan 2 tetes (50 ul)
Tambahkan 5-6 tetes diluent (200 ul) ke dalam lubang sampel
Baca hasilnya setelah 10-15 menit dari penetesan sampel; jangan
membaca hasil pengujian setelah 15 menit
Hasil dan Interpretasi
Positif
Terbentuk 2 garis warna merah muda pada lubang tes. Garis warna
merah muda di sebelah kanan garis kontrol, sedangkan di kiri adalah
garis pengujian sample, berarti sampel mengandung antibodi spesifik
terhadap basil Koch. Perbedaan intensitas warna pada garis kontrol dan
garis pengujian sampel tidak mempengaruhi interpretasi hasil
Negatif
Pengujian dinyatakan negatif bila hanya terbentuk 1 garis (control)
Pengujian yang gagal
Bila garis kontrol tidak terbentuk
Sensitifitas
Sensitifitas : positif bila kadar antibodi > 350 mIU/ml
Spesifisitas: positif baik terhadap infeksi di dalam maupun di luar paru.
Reaksi silang dengan mikrobakteria yang lain, misal M. Leprosy) masih
mungkin terjadi.

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

129
PEMERIKSAAN VDRL DENGAN PLASMATEC

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I14 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Antigen VDRL cardiolipin akan bereaksi dengan antibody reagin didalam
serum penderita

Tujuan Pemeriksaan VDRL adalah untuk mendeteksi antigen sifilis, pada serum
atau plasma manusia

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19


Januari 2005

Prosedur PEMERIKSAAN VDRL


A. Kit berisi
1. Antigen
2. Syringe dan Needle
3. Test Card
4. Pipet
B. Kebutuhan lainnya
1. Automatic rotating table
2. Pipet 50 l
C. Persiapan Sample
Plasma, serum yang tidak lisis dan bebas dari kontaminasi bekteri

130
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I14 B 2/2

Prosedur METODA KUALITATIF


1. Tekan pipstirrer pada spesimen dan ambil letakkan di atas test card
circle sebanyak 50 l dengan posisi vertical
2. Lalu lebarkan sampai batas area lingkaran test card circle
3. Ambil secukupnya (WELL SHAKEN) untuk sejumlah specimen yang
akan di tes
4. Dengan posisi vertikal teteskan 1 tetes reagen RPR pada masing-
masing sample
HASIL PEMERIKSAAN
Setelah 8 menit di rotasi lihat card circle secara makroskopik / mikroskopik
dengan cahaya yang baik
Reactive : aglutinasi (+), biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan
semikuantitatif
Not Reactive : aglutinasi (-)

METODA KUANTITATIVE
1. Masing-masing 1 tetes (100 l) 0.85% Saline pada test card circle
sebanyak 5 nomor jangan dilebarkan
2. Dengan menggunakan pipat volume yang akurat 50 l sample
diletakkan pada no 1 dillakukan pengenceran Circle: 1 2 3 4 5
Dilution: 1:2 1:4 1:8 1:16 1:32
3. Lebarkan larutan tersebut diatas tes card circle 4. Rotasi sampai 8
menit secara manual atau automatic

HASIL PEMERIKSAAN
1. Setelah dirotasi selama 8 menit lihat hasil pada pengenceran yang
besar (1:32), apabila reactive (aglutinasi +) dilakukan pengenceran l
ebih lanjut
2. Siapkan pada pengenceran 1:16 ditambahkan 0.1 ml serum atau
plasma ke 1.5 ml NaCl 0,9% campur dengan baik
3. Satu tetes NaCl 0,9% ke circle no 6,7,8,9 dan 10 Circle : 6 7 8
9 10 Dilution: 1:32 1:64 1:128 1:256 1:512
Lanjutkan langkah 3 dan 4 pada metoda kuantitatif

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

131
PEMERIKSAAN TPHA DENGAN PLASMATEC

No. Dokumen No. Revisi Halaman


10.05.17.I14 B 1/2

Ditetapkan
Direktur Utama
Tanggal Terbit
Laboratorium
20 Januari 2005
Mikrobiologi
Dr. Hardi Yusa Sp.OG, MARS
NIP. 140 053 377

Pengertian Antibodi Spesifik treponema dalam serum akan mengadakan crosslinking


terhadap eritrosit yang sudah disensitisasi dalam reagen, sedangkan bila
dalam serum tidak terdapat antibody, maka eritrosit akan membentuk
gumpalan yang nyata

Tujuan Untuk mendeteksi antibody terhadap Treponema Pllidum dalam serum


atau plasma manusia

Kebijakan SK Direktur Utama RS Persahabatan No: HK.00.06.00.06 tanggal 19


Januari 2005

Prosedur METODA KUALITATIF


Masing-masing sample membutuhkan 3 well mikrotitrasi plate
1. Masukkan 190 l diluent ke well 1
2. Masukkan 10l serum ke well 1
3. Menggunakan mikropipet campur well 1 tersebut lalu ambil masing-
masing 25l masukkan ke well 2 dan 3
4. Tambahkan 75l control sel ke well 2 dan tambahkan 75l test cell
ke well 3
5. Inkubasi 45 - 60 menit pada suhu ruangan
6. Lalu Baca hasil

HASIL PEMERIKSAAN
Reaktif: Bila ada aglutinasi Lanjutkan dengan kulaitatif
Non Reaktif: Tidak ada aglutinasi

132
No Dokumen No Revisi Halaman
10.05.17.I14 B 2/2

Prosedur
METODA KUANTITATIF
1. 190 l Diluent + 10l serum
2. Masukkan ke dalam 2 well masing-masing 25 l larutan pada no1
3. Tambahkan 75 l control cell ke dalam salah satu well no 2 lalu yang
satu lagi 75 l Test Cell
4. Inkubasi selama 45-60 menit pada suhu ruang
5. Baca hasil setelah inkubasi

HASIL TEST CELL CONTROL CELL Positf Kuat Positif Lemah


Indeterminate Negatif Non Spesifik Full cell patern 1/3 well terbentuk
Distinctly Aglutinasi (-) Positive Reaction Aglutinasi (-) Aglutinasi (-)
Aglutinasi (-) Aglutinasi (-) Positive Reaction

Unit Terkait

Yang membuat: Manajer Instalasi Laboratorium Patologi Klinik &


Mikrobiologi RS Persahabatan

Dr. Lia Gardenia Partakusuma, SpPK

133
10

STANDAR PEMERIKSAAN
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

BUKU II

INSTALASI LABORATORIUM
PATOLOGI KLINIK & MIKROBIOLOGI
RS PERSAHABATAN
2005

Anda mungkin juga menyukai