Anda di halaman 1dari 7

1

PANGKALAN TNI AU ISWAHJUDI


RSAU dr. EFRAM HARSANA

LAPORAN EVALUASI PROGRAM


PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERPADU HIV-AIDS
RSAU dr. EFRAM HARSANA TA. 2016

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Umum

a. Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Efram Harsana disingkat RSAU dr. Efram
Harsana merupakan pelaksana teknis Diskesau yang bertugas melaksanakan
pelayanan kesehatan bagi anggota militer dan PNS beserta keluarga serta
melayani TNI beserta keluarga, dan melaksanakan uji kesehatan periodik bagi
seluruh anggota militer dan PNS Lanud Husein Sastranegara serta uji kesehatan
Non Periodik dalam rangka mengikuti pendidikan/penugasan serta melaksanakan
uji kesehatan dalam rangka seleksi calon Tamtama, Bintara dan Perwira.

b. Perkembangan kasus HIV AIDS dilingkungan TNI cenderung terus meningkat


dan dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif yang cukup besar pada
pelaksanaan tugas pokok TNI dimasa yang akan datang. Untuk itu diperlukan
adanya strategi pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dilingkungan TNI
Angkatan Udara melalui pendekatan yang lebih terpadu, terarah dan
berkesinambungan dengan melibatkan berbagai pihak terkait

c. Dalam upaya mencegah dan menanggulangi terpadu HIV AIDS di lingkungan


TNI AU, RSAU dr. Efram Harsana telah melaksanakan langkah- langkah dan upaya
mencegah dan menanggulangi HIV AIDS secara terpadu serta efektif dan efisien.
Oleh karena itu untuk mencapai satu kesatuan pola pikir dan pola tindak maka
RSAU dr. Efram Harsana membuat suatu Laporan Kegiatan Pencegahan dan
Penanggulangan Terpadu HIV AIDS.

2. Maksud dan Tujuan . Naskah ini disusun dengan maksud untuk


melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan terpadu
HIV AIDS secara komprehensif dari setiap sasaran yang akan dicapai dengan
tujuan agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam
mempertimbangan dan menentukan kebijakan lebih lanjut

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup penyusunan Laporan kegiatan ini
meliputi penjelasan tentang strategi penanggulangan HIV AIDS untuk mencegah,
mengatasi dan menekan angka terjangkitnya HIV AIDS , yang disusun dengan tata
urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.

b. Dasar.
2

c. Pelaksanaan Tugas.

d. Hasil Yang Dicapai.

e. Kesimpulan dan Saran.

f. Penutup.

4. DASAR. Dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan kegiatan


ini adalah sebagai berikut :

a. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/64/IX/2010 tentang Buku Petunjuk


Pelaksanaan Penanggulangan HIV/AIDS dilingkungan TNI.

b. Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU tentang Pencegahan dan


penanggulangan terpadu HIV AIDS.

c. Rencana Kerja dan Anggaran RSAU dr. Efram Harsana.

PELAKSANAAN TUGAS

5. Sasaran. Sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan ini adalah terwujudnya
keseragaman langkah dalam upaya pencegahan, penatalaksanaan dan penanganan
dampak dari HIV AIDS.

6. Kegiatan pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV AIDS dilaksanakan dengan


beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana pelayanan Watlan dan Watnap HIV RS

a. Pembentukan Tim Penanggulangan terpadu HIV-AIDS periode 2016-


2021.
Indikator keberhasilan:
 Terbentuknya Tim HIV RSAU dr. Efram Harsana dengan Sprint Kep. RS
 Dibukanya klinik terpadu pelayanan HIV-AIDS di lingkungan RS

b. Buka layanan terpadu HIV berpusat di Klinik Saturnus, berupa:


 Rawat jalan.
 Konsul rawat inap pasien dengan tanda dan gejala suspek HIV AIDS
 Scrining HIV, pada ibu hamil dan penderita TB-DOTS
 Konseling
Indikator keberhasilan: Dibukanya klinik terpadu pelayanan HIV-AIDS di
lingkungan RS.

c. Pembuatan alur pemeriksaan:


 Pelayanan pasien di Klinik Saturnus.
 Alur VCT / PITC
 Alur pengambilan data awal
Indikator keberhasilan: Alur pemeriksaan terealisasi.
3

2. Inventarisasi
Pengembangan sarana dan prasarana pendukung (penambah ruang isolasi
rawat inap pendeita HIV, Klinik khusus HIV yang lebih memadai).
Indikator keberhasilan: Terealisasi sarana prasarana yang diharapkan

BAB II

LATAR BELAKANG

5. Umum. Pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV AIDS merupakan upaya


terpadu, terarah dan berkesinambungan dengan melibatkan berbagai pihak tekait. Agar
pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV AIDS di RSAU dr. Efram Harsana dapat
terlaksana dengan baik dan dilakukan secara profesional maka perlu memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang berlaku sesuai dengan tujuan, sasaran, kebijakan, dasar, asas
dan prinsip sehingga memperoleh kesamaan persepsi, sikap dan tindakan.

6. Perkembangan Lingkungan Strategi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan


tekhnologi yang sangat pesat dan menghadapi tahun politik serta perubahan kebijakan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap kesiapan prajurit dalam mengemban dan
melaksanakan tugasnya. Oleh sebab itu personel RSAU dr. Efram Harsana harus dapat
mengantisipasi perubahan tersebut dihubungkan dengan tugas pokoknya.

7. Perkiraan Ancaman. Pola hidup yang kurang sehat dan perkembangan jenis
penyakit saat ini merupakan ancaman yang bisa mengganggu kesiapan prajurit TNI
dalam melaksanakan tugas pokok, sehingga perlu mendapatkan penanganan yang
berkesinambungan baik secara promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.

BAB III

KEBIJAKAN DASAR DAN KEGIATAN PRIORITAS

9. Kebijakan Dasar. Kebijakan dasar pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV


AIDS di lingkungan TNI AU adalah :
a. Pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV AIDS dikesatuan
TNI AU menjadi tanggung jawab komandan/kepala satuan kerja melalui jalur
pembinaan personel..
b. Setiap komandan dan kasatker wajib menjaga kerahasiaan anggota, PNS dan
keluarga TNI AU yang mengidap HIV dan memastikan yang bersangkutan selalu
berkoordinasi dengan petugas kesehatan untuk memantau perkembangan
kesehatan dan mendapatkan pelayanan pengobatannya.
c. Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV AIDS dapat
dilakukan kerja sama dengan instansi/lembaga terkait.
d. Pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV AIDS merupakan upaya
terpadu mulai dari pembinaan mental rohani, peningkatan perilaku hidup sehat,
4

pencegahan penyakit, pengobatan, perawatan, serta dukungan terhadap ODHA.


Upaya promotif dan preventif merupakan prioritas yang diselenggaraakan secara
berimbang dengan upaya kuratif berdasarkan data dan fakta ilmiah.
e. Upaya pencegahan penularan HIV AIDS dilaksanakan melalui media
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dengan menggunakan jalur formal dan
informal dengan penekanan pada aspek perubahan perilaku melalui jalur
pendidikan, pelatihan, penyuluhan/sosialisasi dan advokasi.

10. Kegiatan Prioritas. Strategi dan Rencana Aksi dibuat berdasarkan peraturan
perundangan terkait dengan masalah dan atau faktor-faktor yang berpengaruh dan
mewarnai upaya penanggulangan HIV dan AIDS di lingkungan TNI AU. Prinsip-
prinsip utama dalam strategi dan rencana aksi penanggulangan HIV dan AIDS
adalah sebagai berikut:
a. Memantapkan dukungan politis Kepala RSAU dr. Efram Harsana mengenai
strategis pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV AIDS dengan pembentukan
Klinik Angkasa di RSAU dr. Efram Harsana.

b. Memantapkan pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan terpadu


HIV AIDS dan dukungan dari semua unit kerja RSAU dr. Efram Harsana.

c. Memantapkan dan meningkatkan kualitas pelayanan pengidap dan penderita


HIV AIDS di RSAU dr. Efram Harsana.

d. Meningkatkan dan memantapkan kualitas personel kesehatan melalui program


pendidikan, pelatihan tugas dan manajemen pelayanan dan pengendalian penyakit
HIV AIDS di semua strata organisasi baik melalui kedinasan maupun non kedinasan.

e. Upaya penanggulangan HIV dan AIDS harus memperhatikan nilai-nilai agama,


budaya, norma kemasyarakatan, menghormati harkat dan martabat manusia, serta
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.

f. Upaya penanggulangan HIV dan AIDS dilakukan secara sistematik dan terpadu,
mulai dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, perawatan,
dukungan dan pengobatan bagi ODHA dan orang-orang terdampak HIV dan AIDS

g. Dukungan yang diberikan kepada ODHA dan orang-orang yang terdampak HIV
dan AIDS yang miskin bertujuan untuk pemberdayaan dan mempertahankan
kehidupan sosial ekonomi yang layak dan produktif.

BAB IV
5

STRATEGI PENCEGAHAN
DAN
PENANGGULANGAN TERPADU HIV AIDS

11. Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Terpadu HIV-AIDS. Pencegahan dan


penanggulangan terpadu HIV-AIDS di lingkungan TNI AU diperlukan strategi agar
pelaksanaannya dapat berjalan secara terencana, terukur, dan berkelanjutan.

Strategi tersebut meliputi:

a. Mewujudkan dukungan kebijakan yang kuat dari pimpinan TNI AU melalui


pembuatan perangkat kebijakan dan penguatan institusi guna terlaksananya
program pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV-AIDS di lingkungan TNI
AU secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan.

b. Melaksanakan, meningkatkan dan memperluas cakupan upaya pencegahan


melalui program KIE yang berorientasi pada perubahan perilaku melalui kegiatan
pembinaan rohani, ceramah, pelatihan, kampanye massal dan penegakan
Peraturan Disiplin Tentara (PDT) sehingga terjadi perubahan perilaku yang lebih
sehat di lingkungan TNI AU.

c. Melaksanakan program penemuan kasus secara dini melalui skrining,


surveilans, Mandatory Testing and counselling (MTC), Voluntary Counselling and
Testing (VCT), Prevent Mother to Child Transmissions (PMTCT) dan Provider
Initiated Testing and Counselling (PITC) guna tindakan penatalaksanaan dini dan
mencegah penularan lebih lanjut.

d. Melaksanakan tindak lanjut adanya penemuan dugaan terinfeksi HIV-AIDS


dari satuan non kesehatan setempat guna mendapatkan hasil periksaan yang
tepat, guna tindakan penatalaksanaan dini dan mencegah penularan lebih lanjut.

e. Melaksanakan, meningkatkan dan memperluas cakupan pelayanan,


dukungan dan pengobatan (care, support and treatment/CST) melalui kegiatan
perawatan di rumah sakit dan luar rumah sakit, memberikan layanan pengobatan
untuk profilaksis, infeksi oportunistik, dan anti retoviral, perawatan paliatif,
pengaplikasian kewaspadaan universal (universal precaution) serta pemulasaran
jenazah guna menghambat perkembangan patogenesis HIV dan mencegah
terjadinya infeksi silang.

f. Menciptakan lingkungan kondusif dan bebas diskriminasi dan stigmatisasi


khususnya di tempat kerja serta mengurangi dampak negatif bagi ODHA dan
keluarganya dari epidemi.

g. Melaksanakan kegiatan monitoring evaluasi melalui mekanisme pelaporan,


supervisi, dan surveilans.
6

h. Mengembangkan penguatan jaringan kerjasama baik lintas program maupun


lintas sektoral dengan instansi/intsitusi melalui kerjasama berdasarkan prinsip-
prinsip kemitraan, sistem kesehatan dan masyarakat di lingkungan TNI AU.

i. Meningkatkan koordinasi antara pemangku kepentingan dan mobilisasi


penggunaan sumber daya di semua tingkat.

j. Penerapan perencanaan, prioritas dan implementasi program.

BAB V

PENUTUP

12. Demikian Laporan kegiatan ini disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan
program pencegahan dan penanggulangan terpadu HIV AIDS di lingkungan RSAU dr.
Efram Harsana yang dihasilkan melalui suatu perencanaan secara berkala serta
pelaksanaannya akan dinilai dan di evaluasi. Temuan-temuan yang diperoleh akan
digunakan untuk perbaikan program dan perencanaan berikutnya.
7

DAFTAR PENGERTIAN

1. Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS). AIDS adalah sindrom defisiensi


imun yang didapat, merupakan suatu gejala menurunnya fungsi kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi virus HIV ke dalam tubuh seseorang.

2. Human Immudoficiency Virus (HIV) HIV adalah virus penyebab AIDS

3. Pengidap HIV. Pengidap HIV adalah seseorang yang telah terinfeksi HIV yang
belum menunjukkan gejala AIDS, tetapi sudahpotensial sebagaisumber penularan.

4. Penderita AIDS. Penderita AIDS adalah pengidap HIV yang sudah menunjukkan
gejala-gejala opurtunistik.

5. Infeksi Menular Seksual (IMS). IMS adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual

6. Infeksi Opurtunis (IO). IO adalah penyakit infeksi yang menyertai dan


memanfaatkan kesempatan saat sistem kekebalan tubuh menurun akibat dari infeksi HIV.

7. Kewaspadaan Universal. Kewaspadaan Universal merupakan tindakan


pencegahan untuk menghindari kontak dengan cairan tubuh penderita HIV sesuai
standar. Tindakan pencegahan pencegahan dilakukan antara lain dengan menggunakan
jarum alat suntik infus sekali pakai, serta petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD),
yaitu sarung tangan medis, kacamata medis dan pelindung wajah sesuai keperluan.

Anda mungkin juga menyukai