Anda di halaman 1dari 3

ALUR PELAYANAN DENGAN TIPK

No. Dokumen: No. Revisi : Hal. :

RSUD
Dr.R.Goeteng
Taroenadibrata
Purbalingga
Ditetapkan :
Direktur RSUD Purbalingga
Tgl. Terbit :
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Nonot Mulyono, Mkes.
(SPO)
Penata Tk I

NIP.197002 200212 1 004

Suatu proses pelayanan untuk pemeriksaan Anti HIV yang


Pengertian
:
dilakukan karena insiatif petugas kesehatan atau advis dokter
untuk menegakkan diagnosa.
Tujuan : Sebagai acuan untuk melaksanakan pelayanan pemeriksaan anti
HIV dengan inisiatif petugas kesehatan
Kebijakan : 1. Permenkes no 23 tahun 2014 tentang penanggulangan
HIV-AIDS
2. Surat edaran nomor HK.02.02/I/1584/2018 tentang
penatalaksanaa orang dengan HIV AIDS (ODHA) untuk
eliminasi HIV AIDS tahun 2018.
3. Permenkes no. 74 tahun 2014 tentang pedoman
pelaksanaan konseling dan tes HIV
Prosedur 1. Pemberian Informasi tentang HIV dan AIDS
sebelum tes oleh dokter penanggung jawab (DPJP)
- Pada pasien dengan TB positif
- Ibu hamil dan atau ibu bersalin yang belum pernah di
tes anti HIV.
- Bayi, Anak dan Remaja
Informasi tentang HIV/AIDS yang dilakukan pada
orang tua pasien dengan memperhatikan hak pasien,
jika pasien berumur kurang dari 18 tahun.
- Kelompok berisiko (penasun, pekerja seks, waria,
LSL)
- Individu dalam kondisi khusus adalah individu yang
mengalami hambatan fisik dan/atau mental dan
individu yang akibat keadaan tertentu mengalami
kekerasan, penelantaran, perdagangan manusia dan
individu yang berhadapan dengan hukum.
- Pasien dengan kondisi kritis
2. Persetujuan Tes HIV (Informed Concent)
- Pada pasien dengan TB positif, jika tidak bersedia
dilakukan tes di anjurkan untuk datang ke klinik VCT
dan diberikan edukasi positif.
- Pada pasien dengan kondisi kritis dapat dimintakan
inform consent setelah kondisi stabil atau pada
keluarga terdekat yang bertanggung jawab dengan
keadaan pasien.
- Pada ibu hamil dan bersalin yang belum pernah
dilakukan tes HIV sebelumnya.
- Pada bayi, anak dan remaja yang berumur kurang dari
18 tahun persetujuan dilakukan oleh orang tua.
- Pada pasien dengan IMS, hepatitis B.
3. Pengambilan Darah untuk Tes
Dengan 1 reagen untuk screening pada kasus yang tidak
memiliki faktor resiko, dilanjutkan dengan 3 reagen jika
ditemukan 1 reagen reaktif untuk penegakkan diagnosa
HIV-AIDS dan atau dengan 3 reagen pada klien yang
memiliki faktor resiko.
4. Pengambilan hasil dilakukan oleh konselor
5. Penyampaian hasil untuk kasus emergency bias
didapat oleh perawat atau bidan yang berwenang
melalui pesawat telfon yang ditanyakan kepada
petugas laboratorium dengan istilah “ AMAN”
dan “ TIDAK AMAN”, dan untuk diteruskan
kepada DPJP
6. Penyampaian Hasil Tes dan konseling pasca tes
Di lakukan oleh konselor, untuk konseling lanjutan dan
ke layanan pengobatan untuk terapi selanjutnya.
7. Rujuk ke Layanan PDP bagi yang Reaktif
8. Catat dalam rekam medis , SIHA, Pra ART dan
ART

Unit yang terkait : IRJA

IRNA

PONEK

LABORATORIUM

Anda mungkin juga menyukai