Anda di halaman 1dari 13

E.

TABEL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN

2020
NO JENIS KEGIATAN ANGGARAN KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan
Penanggulangan HIV dan AIDS √
2 Konsilidasi Organisasi :
a. Penyusunan rencana RS untuk melaksanakan
program penanggulangan HIV dan AIDS √

b. Pembentukan Tim HIV dan AIDS √


c. Membuat anggaran untuk Insentif Tim HIV

dan AIDS
d. MOU Rujukan dengan RS tujuan Rujukan
e. Pemeriksaan Kesehatan Tim HIV dan AIDS √ √ √ √
3 Mengembangkan kebijakan dan SOP sesuai
dengan standar √

a. Pelayanan VCT
b. Pelayanan PMTCT
c. Pengobatan IO
4. Memberikan Penkes tentang HIV dan AIDS
5. Peningkatan mutu SDM dengan Pelatihan
5 Rapat Tim √ √ √ √
6 Membuat laporan bulanan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 Evaluasi √ √

DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

drg. DWI AGUS SETIJOWATI


NIP. 19670827 199303 2 007
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HIV

No. Dokumen : DITETAPKAN


DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
1. Tujuan Untuk memastikan adanya virus HIV didalam tubuh
Peraturan Menteri kesehatan Nomor 15 Tahun 2015 tentang pelayanan
laboratorium pemeriksaan HIV dan Infeksi Pelayanan Oportunistik merupakan
pemeriksaan diagnosis HIV yang dilakukan dalam rangka konseling dan tes HIV,
2 Regulasi keamanan transfusi darah, transplantasi organ dan jaringan, surveilans, serta
pemantauan terapi ARV.

3. Ruang Lingkup Laboratorium RSUD Muara Teweh


Pemeriksaan tes HIV merupakan pengujian untuk mengetahui apakah HIV ada
dalam tubuh seseorang. Tes HIV yang umumnya digunakan adalah yang
4 Definisi mendeteksi antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh.

5. Prosedur 1. Petugas mempersilahkan pasien untuk masuk ke ruang laboratorium

2. Petugas menerima lembaran permintaan pemeriksaan laboratorium


3. Petugas mencocokan identitas yang tertera pada lembaran permintaan
dengan menanyakan pada pasien.

4. Petugas memberitahu maksud dan tujuan yang akan dilakukan


5. Petugas menulis nama, umur, alamat dan permintaan pemeriksa lab pada
buku register lab.
6. Petugas mempersiapkan alat dan bahan
7. Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di tempatnya
8. Petugas menusuk jari tangan pasien dengan autoclik yang sudah terisi
dengan lancet steril. Darah yang pertama kali keluar dilap dengan kapas
alkohol

9. Petugas menekan tangan pasien kemudian menghisap darah yang keluar


dengan pipet lalu darah di pipet dimasukkan ke dalam stik HIV

10. Petugas membaca hasil yang muncul pada stik HIV.


11. Petugas menulis hasil pada buku register lab dan pada lembar hasil
pemeriksaan

12. Petugas mempersilahkan pasien untuk kembali ke poli atau dokter pemohon

13. Petugas menyerahkan hasil pada dokter yang meminta pemeriksaan

1. Register Laboratorium
6. Dokumen Terkait
2. Kartu permintaan pemeriksaan laboratorium
1. Instalasi Laboratorium

7. Unit Terkait 2. Instalasi Rawat Jalan


3. Instalasi Rawat Inap
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENCATATAN DAN PELAPORAN
PELAYANAN PASIEN HIV DAN AIDS

No. Dokumen : DITETAPKAN


DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
Kegiatan mendokumentasikan data klien VCT, PITC, PDP, PMTC, IMS dan data
laboratorium, bahan alat serta obat di program SIHA oleh petugas Rekam medis
Pengertian

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pencatatan dan pelaporan


Tujuan klien VCT, PITC, PDP, PMTC, IMS dan data laboratorium, bahan alat serta obat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Regulasi Surveilans Epidemiologi Kesehatan.

1. Petugas RR SIHA mengecek formulir dan menginput data klien VCT, PITC,
PDP, PMTC, IMS di dokumen rekam medis klien dan data laboratorium,
Prosedur bahan alat serta obat dari petugas laboratorium dan petugas farmasi di
program SIHA (sistem informasi HIV-AIDS)

2. Petugas RR SIHA membuat laporan sesuai dengan format nasional yang


telah ditentukan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan
melaporkan laporan SIHA ke ketua tim penanggulangan HIV/AIDS dan
direktur RS dan mengirimkannya secara online ke
www.siha.depkes.go.id/index.php serta mengirimkan softcopy ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Barito Utara dan dikirim online paling lambat tanggal
26 setiap bulannya.

3. Petugas RR SIHA mendokumentasikan laporan SIHA tersebut.


1. Direktur RSUD Muara Teweh
Unit Terkait
2. Instalasi Rawat Jalan dan rawat Inap
4. Laboratorium
5. Farmasi
6. Rekam Medik
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN PASIEN DENGAN HIV DAN
AIDS

No. Dokumen : DITETAPKAN


DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
Pelayanan pada pasien kasus HIV dan AIDS secara bersama oleh Tim HIV dan
Pengertian AIDS RSUD Muara Teweh

1. Memberikan pelayanan pada pasien HIV dan AIDS secara terpadu dan
Tujuan profesional dan menyeluruh.
2. Acuan komunikasi dan koordinasi bagi Tim HIV dan AIDS dalam melakukan
penatalaksanaan pasien HIV dan AIDS.

3. Monitoring, pencatatan dan pelaporan pasien HIV danAIDS, dengan tetap


menjamin hak pasien (voluntary and condefensial)
1. Bahwa penatalaksanaan pasien HIV dan AIDS, harus diselenggarakan
secara terpadu, profesional dan menyeluruh oleh karena itu diperlukan
Kebijakan koordinasi antara unit pelayanan yang terkait

2. Ada monitoring pencatatan dan pelaporan pasien HIV AIDS, dengan tetap
menjamin hak pasien (voluntary and confedensial).

1. Pasien HIV yang dirawat diklinik rawat jalan maupun dibangsal rawat inap,
apabila dicurigai atau ditemukan terinfeksi HIV dengan tetap menjamin
Prosedur hak pasien (Voluntary and Confedensial) diarahkan untuk konseling
lanjutan ke Tim VCT.

2. Tim VCT melakukan konseling dan pemeriksaan lanjutan terhadap pasien


yang dikonsultasikan.
3. Apabila pasien positif HIV, selanjutnya dilakukan rawat bersama Tim HIV
dan AIDS, masuk dalam registrasi / pencatatan laporan tim VCT, dan
dipersiapkan untuk rujuk ke RS Rujukan, untuk mendapatkan Pengobatan
ARV.

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan


2. Instalasi Rawat Inap
3. Tim HIV dan AIDS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING
(VCT)

No. Dokumen : DITETAPKAN


DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
Voluntary counseling and testing yaitu kegiatan konseling yang bersifat sukarela
dan rahasia antara Konselor dari Tim HIV dan AIDS dengan orang yang ingin
Pengertian mengetahui status HIV nya atau orang yang beresiko tertular HIV.

Disebut telah menjalani VCT bila : Konseling Pre Testing, Testing dan Konseling
Pasca Testing

Konseling merupakan suatu hubungan yang bersifat membantu yaitu adanya


interaksi antara konselor dan klien dalam suatu kondisi yang membuat konseli
terbantu dalam mencapai perubahan dan belajar membuat keputusan sendiri
serta bertanggung jawab atas keputusan yang ia ambil. (Oxford Avance Learnes
Dictionary 4th ed)

Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling dan memahami tentan

Tujuan 1. Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan VCT


2. Sebagai pedoman pelaksanaan tes HIV
3. Sebagai acuan bagi klien yang akan menjalani tes HIV
SK DIREKTUR NO / /UPTD.RSUD/II/2020 TENTANG KELOMPOK KERJA
Regulasi PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS
1. Klien atau pasein baik yang datang sendiri atau dikirim oleh petugas medis
Prosedur yang akan manjalani VCT terlebih dulu mendaftar di tempat pendaftaran

2. Klien atau pasien melakukan sesi konseling dengan konselor terlatih


3. Bila klien menyetujui untuk ditest, konselor memberikan form informed
consent kepada klien dan meminta tanda tangannya setelah klien membaca
isi form. HIV dan AIDS.

4. Klien melakukan pemeriksaan laboratorium


5. Sebelum memberitahukan hasil tes klien menjalani konseling pasca tes

6. Bila klien tidak menyetujui untuk di test, konselor menawarkan kepada klien
untuk datang kembali sewaktu-waktu bila masih memerlukan dukungan dan
/atau untuk dilakukan tes

Unit Terkait 1. Instalasi Rawat jalan dan Rawat Inap


2. Laboratorium
3. Rekam Medis
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROVIDER INITIATED TESTING AND
COUNSELLING (PITC)
No. Dokumen : DITETAPKAN
DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
Provider Initiated testing and Counseling (PITC) adalah tes HIV yang dianjurkan atau
Pengertian ditawarkan oleh petugas kesehatan kepada pasien pengguna layanan kesehatan
untuk kepentingan :

1. Diagnostik (Diagnostic Testing)


2. Tawaran Rutin (Routine Offer)
Tujuan 1. Sebagai acuan bagi petuga medis untuk melakukan PITC
2. Agar setiap dokter di lingkungan RSUD Muara Teweh dapat mengawali/
menginisiasi testing, untuk kemudian dilanjutkan dengan VCT
1.
Kebijakan Pelaksanaan kegiatan PITC tetap mengacu kepada voluntary and confedensial.

2. Permintaan awal untuk pemeriksaan tes antibodi HIV dapat dilakukan oleh
dokter yang merawat pasien, namun pasien tetap dianjurkan untuk menjalani
konseling terlebih dahulu oleh konselor.

1. Dokter yang memeriksa atau merawat pasien menawarkan pemeriksaan tes


HIV kepada pasien
Prosedur
2. Dokter memberikan informasi singkat tentang HIV dan alasan menjalani tes.

3. Apabila pasien setuju untuk diperiksa maka pasien menandatangi Informed


Counsent dan menjalani pemeriksaan darah oleh petugas laboratorium

4. Bila pasien tidak setuju untuk mejalani tes, pasien dianjurkan mendapatkan
konseling dari konselor VCT
5. Dilakukan konseling pasca test oleh konselor untuk memberitahukan hasil tes.

Unit Terkait 1. Instalansi Rawat Inap, Rawat Jalan dan IGD


2. Laboratorium
3. Poli VCT
Poli VCT/CST
CST
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PREVENTION OF MOTHER TO CHILD HIV
TRANSMISSION (PMTCT)
No. Dokumen : DITETAPKAN
DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
Adalah suatu tindakan penanggulangan pencegahan AIDS di RS dari ibu hamil
Pengertian dengan HIV positif ke bayi yang dikandungnya
Prosedur pelaksanaan PMTCT adalah alur pelayanan yang wajib dilalui oleh ibu
hamil sebelum dan sesudah tes HIV dengan VCT/PITC

Tujuan 1. Mencegah terjadinya penularan HIV pada perempuan usia reproduksi


2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang
dikandungnya
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu HIV
positif beserta bayi dan keluarganya
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2013 tentang pencegahan
Regulasi penularan HIV dan AIDS dari ibu ke anak.
1. Ibu hamil yang datang ke poli Kebidanan dan/atau IGD RSUD Muara Teweh
atas kehendak sendiri atau tanpa rujukan dari dokter atau fasilitas
Prosedur kesehatannya lainnya.

2. Status HIV ibu hamil positif adalah : bila didapatkan hasil positif pada
pemeriksaan laboratorium secara serologis dengan 3 cara pemeriksaan yang
berbeda.

3. Status HIV ibu hamil negatif adalah : bila didapatkan hasil negatif pada
pemeriksaan laboratorium secara serologis dengan 3 cara pemeriksaan yang
berbeda. Pemeriksaan diulang 3 bulan kemudian, untuk memastikan tidak
dalam kondisi window periode.

4. Ibu hamil yang belum diketahui status HIV, dilakukan VCT atau PITC.
5. Ibu hamil yang menolak VCT, akan diupayakan konseling ulang, pada
kunjungan berikutnya
6. Ibu hamil yang ditemukan HIV (+) dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus
Palangkaraya untuk dilakukan terminasi kehamilan dan terapi ARV bagi ibu
serta profilaksis bagi bayi.

7. Bayi dari lahir Ibu HIV (+) yang lahir dengan Seksio Sesaria, ditolong oleh
dokter spesialis Obgyn dan dokter spesialis anak
8. Bayi yang lahir dari ibu HIV (+), mendapat ARV pencegahan dalam 48 jam
pertama kehidupan
Unit Terkait 1. Tim HIV dan AIDS RSUD Muara Teweh
2. Poli Kebidanan Rawat Jalan
3. Dokter Spesialis Obgyn
4. Dokter Spesialis Anak
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO)
PADA PASIEN DENGAN HIV DAN AIDS
No. Dokumen : DITETAPKAN
DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
1. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang timbul karena penurunan kekebalan
tubuh, dimana pada orang normal infeksi tersebut dapat dikendalikan oleh
kekebalan tubuh, contoh infeksi oportunistik adalah kandidiasis (infeksi jamur
kandida), infeksi Cytomegalovirus (CMV), virus Herpes simpleks,
Pengertian Toksoplasmosis dam Tuberkulosis (TBC).

2. Pasien dengan HIV adalah pasien yang terinfeksi virus HIV (Human Immuno-
deficiency Virus) yang dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-deficiency
Syndrome).

3. Pasien dengan AIDS adalah pasien yang menderita suatu gejala berkurangnya
kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV ke
dalam tubuh

4. CD4 (Cluster of Differentiation 4) adalah suatu petanda pada permukaan sel


imunitas tubuh, terutama sel limfosit T yang berfungsi mengirimkan
sinyal/tanda kepada CD8 killer cell (Cluster of Differentiation 8 killer cell) untuk
membunuh dan menghancurkan infeksi atau virus.

1. Menurunkan angka kesakitan infeksi oportunistik pada pasien dengan risiko


tinggi HIV dan AIDS melalui peningkatan mutu pelayanan konseling dan testing
Tujuan HIV.

2. Meningkatkan kualitas hidup ODHA


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007
tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
Regulasi

Prosedur 1. Lakukan penilaian kemungkinan pasien terinfeksi HIV.


2. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta evaluasi bila ada tanda dan
gejala infeksi HIV atau infeksi oportunistik “IO”.
3. Lakukan uji diagnostik HIV.
4. Lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.
5. Identifikasi kebutuhan untuk ARV (Anti RetroViral).
Unit Terkait 1. Poli Penyakit Dalam Instalasi Rawat Jalan
2. IGD
3. Instalasi Rawat Inap
4. Laboratorium
5. Instalasi farmasi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN ODHA DENGAN RESIKO
INJECTION DRUG USER (IDU)
No. Dokumen : DITETAPKAN
DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RUJUKAN PASIEN DENGAN HIV DAN
AIDS
No. Dokumen : DITETAPKAN
DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Tanggal Terbit :
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 19670827 199303 2 007
Sistem rujukan pasien HIV/AIDS adalah suatu sistem yang memberikan suatu
gambaran tatacara pengiriman pasien HIV/AIDS dari tempat yang kurang
mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh (yaitu
Pengertian mempunyai fasilitas yang lebih, dalam hal tenaga medis, laboratorium,
perawatan dan pengobatan) ke tempat yang lebih mampu.

Tujuan Tujuan pembuatan protap ini :


1. Sebagai acuan bagi petugas medis & non medis di RSUD Muara Teweh
dalam pelaksanaan sistem rujukan pasien HIV/AIDS
2. Sebagai pedoman pelaksanaan rujukan pasien HIV/AIDS di RSUD Muara
Teweh.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 832/Menkes/SK/X/2006 tentang
Regulasi Penetapan Rumah Sakit Rujukan bagi ODHA dan Standar Rumah Sakit
Rujukan ODHA dan Satelitnya

Prosedur A. Prosedur standar merujuk pasien


1. Prosedur Klinis
a. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang medik untuk menentukan diagnosa utama dan
diagnosa banding
b. Memberikan tindakan pra rujukan
c. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
d. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas
Medis /Paramedis yang kompeten dibidangnya dan
mengetahui kondisi pasien.

e. Apabila pasien diantar dengan kendaraan Puskesmas keliling


atau ambulans, agar petugas dan kendaraan tetap menunggu
pasien di IGD tujuan sampai ada kepastian pasien tersebut
mendapat pelayanan dan kesimpulan dirawat inap atau rawat
jalan.

2. ProsedurAdministratif:
a. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.
b. Membuat catatan rekam medis pasien.
c. Memberikan Informed Consernt (persetujuan / penolakan
rujukan)
d. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2
e. Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan bersama pasien
yang bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip.

f. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.


g. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin
menjalin komunikasi dengan tempat tujuan rujukan.
e. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah
diselesaikan administrasi yang bersangkutan.
B. Tata laksana rujukan meliputi :
1. Telah dilakukan pemeriksaan oleh dokter Spesialis Penyakit Dalam

2. Telah dilakukan pemeriksaan di laboratorium RSUD Muara Teweh.

3. Menentukan tempat rujukan


4. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
5. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka
persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan

c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong


penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.
6. Persiapan penderita
7. Pengiriman Penderita
8. Pelaporan kepada direktur RSUD muara Teweh
Semua instalasi yang terkait dengan VCT HIV/AIDS di RSUD Muara Teweh
Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai