Anda di halaman 1dari 7

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

KABUPATEN BARITO UTARA


NOMOR : / /UPTD-RSUD/II/2020

Tentang

PANDUAN
PELAYANAN PASIEN HIV DAN AIDS
DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK (IO)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH

Menimbang :

a. bahwa dengan terjadinya peningkatan kejadian HIV dan AIDS yang bervariasi
mulai dari epidemi rendah, epidemi terkonsentrasi dan epidemi meluas, perlu
dilakukan upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara terpadu, menyeluruh dan
berkualitas;
b. bahwa agar penyelenggaraan pelayanan pasien HIV dan AIDS dengan infeksi
oportunistik terselenggara dengan baik diperlukan suatu Panduan Pelayanan HIV
dan AIDS dengan Infeksi Oportunistik (IO);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b, perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur RSUD Muara Teweh.

Mengingat :

a. Undang - Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


b. Undang - Undang Rl No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan
HIV dan AIDS;
d. Keputusan Direktur RSUD Muara Teweh Kabupaten Barito Utara
Nomor : / /UPTD-RSUD/II/2020 tentang kelompok Kerja HIV dan
AIDS.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA TEWEH TENTANG


PANDUAN PELAYANAN PASIEN HIV DAN AIDS DENGAN
INFEKSI OPORTUNISTIK (IO) DI RUMAH SAKIT UMUM MUARA TEWEH.

Pertama : Memberlakukan Panduan Pelayanan Pasien HIV dan AIDS dengan Infeksi Oportunistik
(IO) di Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh sebagaimana tersebut dalam
lampiran surat keputusan ini;
Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan. Apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan/kurang sempurna pada perkembangan-perkembangan yang akan datang akan
ditinjau, ditarik dirubah atau diralat sesuai dengan kondisi yang ada;

Ketiga : Hal-hal yang dipandang perlu dan belum diatur dalam Surat Keputusan ini akan
ditetapkan kemudian.

Ditetapkan di : Muara Teweh


Pada Tanggal :
DIREKTUR RSUD MUARA TEWEH

Drg. DWI AGUS SETIJOWATI


NIP. 19760827 199303 2 007
PEDOMAN PELAYANAN ODHA DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK

BAB I
DEFINISI

I. Definisi
Infeksi oportimistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organismen yang biasanya tidak
menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat
menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Mereka membutuhkan "kesempatan"
untuk menginfeksi sesorang.

Infeksi oportunistik adalah infeksi oleh patogen yang biasanya tidak bersifat invasif namun
dapat menyerang tubuh saat kekebalan tubuh menurun, seperti pada orang yang terinfeksi HIV
dan AIDS.

Pasien yang terinfeksi HIV akan mengalami beberapa infeksi oportunistik akibat penurunan imunitas.
Infeksi oportunistik yang terjadi dapat terlihat secara sistemik berupa infeksi paru, infeksi
gastrointestinal, tumor dan keganasan, serta infeksi oportunistik oral berupa peningkatan frequensi
penyakit mulut penderita.

Infeksi ini dapat ditimbulkan oleh patogen yang berasal dari luar tubuh (seperti bakteri,
jamur,virus atau protozoa), maupun oleh mikrobiota yang sudah ada dalam tubuh manusia
namun dalam keadaan normal terkendali oleh sistem imun (seperti flora normal usus).
Penurunan sistem imun berperan sebagai “oportuniti” atau kesempatan bagi patogen tersebut
untuk menimbulkan manifestasi penyakit

Infeksi Oportunistik didefinisikan sebagai infeksi yang didapatkan lebih sering atau lebih
berat akibat keadaan imunosupresi pada penderita HIV. Infeksi oportunistik merupakan alasan
utama rawat inap dan penyebab kematian pasien dengan HIV dan AIDSsehingga harus selalu
diperhatikan dalam evaluasi pasien dengan HIV dan AIDS.
BAB II

RUANG LINGKUP

Buku Panduan Teknis Infeksi Oportunistik ini membahas gambaran umum Infeksi
Oportunistik dan tatalaksana HIV, yang mencakup:

1. Informasi Dasar HIV


Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan penyakit AIDS
(Acquired Imune Deficiency Syndrome) yang termasuk kelompok retrovirus. Seseorang yang
terinfeksi HIV, akan mengalami infeksi seumur hidup. Kebanyakan orang dengan HIV dan
AIDS (ODHA) tetap asimtomatik (tanpa tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka
waktu lama. Meski demikian, sebetulnya mereka telah dapat menulari orang lain. Jadi, AIDS
adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV, yang merupakan kumpulan gejala menurunnya sistem
kekebalan tubuh. Infeksi ini berjalan secara progresif merusak sistem kekebalan tubuh,
sehingga penderita tidak dapat menahan serangan infeksi jamur, bakteri, atau virus. Kebanyakan
orang dengan HIV akan meninggal dalam beberapa tahun seetelah tanda pertama AIDS muncul
bila tidak ada pelayanan dan terapi yang diberikan.

2. Perjalanan Infeksi HIV


Sesudah HIV memasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan terinfeksi dan virus mulai
mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (terutama sel limfosit T CD4 dan makrofag). Virus
HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi untuk HIV.
Masa antara untuk masuknya virus dengan terbentuknya antibodi yang dapat dideteksi oleh
pemeriksaan laboratorium adalah selama 2-12 minggu dan disebut masa window period,
Selama masa ini pasien sangat infeksius, mudah menularkan kepada orang lain, meskipun hasil
pemeriksaan laboratoriumnya masih negatif.
Orang yang terinfeksi HIV tetap tanpa tanda dan gejala dalam jangka waktu yang cukup lama,
bahkan bisa sampai 10 tahun. Namun orang tersebut bisa menularkan infeksinya kepada orang
lain.
3. Jenis infeksi oportunistik
Infeksi oportunistik yang paling sering terjadi pada pasien AIDS yang tidak dapat diobati
adalah:
a. Protozoa: toxoplasma gondii, isospora belii, spesies Cryptosporidium
b. Fungi: Candida albicans, cryptococcus neoformans, coccidiodes immitis, histoplasma
capsulatum, pneumocytis jiroveci
c. Bakteri: mycobacterium tuberculosis, mycobacterium avium-intracellulare, listeria
monocytogenes, spesies salmonela
d. Virus: cytomegalovirus,, virus herpes simplex, virus vacella zoosster, adenovirus, virus
poliomavirus JC, virus hepatitis B dan C
BAB III

TATALAKSANA

Penatalaksanaan infeksi oportunistik yang didapat pada pasien dengan HIV positif dilakukan
secara komprehensif dan integratif sesuai dengan gejala yang timbul sampai dengan kondisi pasien
tersebut stabil dan siap untuk dialih rawat ke rumah sakit rujukan yang telah ditunjuk pemerintah.

Dalam melaksanakan perawatan pasien HIV positif dengan infeksi oportunistik, petugas
melakukan upaya pencegahan penularan dengan menggunakan cara:

1. Menerapkan cuci tangan 6 langkah sesuai standar WHO


2. Menggunakan APD atau alat pelindung diri (universal precaution) seperti kacamata google,
apron, masker wajah, sarung tangan dissposible, sepatu booth, dan cap nurse
3. Penanganan alat medis tajam baik dalam penggunaan, serah terima, penyimpanan maupun
pembuangan sebagai limbah medis
4. Penerapan budaya aman dalam kamar operasi maupun kamar bersalin
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Formulir assesmen awal rawat inap


2. Formulir persetujuan tindakan kedokteran
3. Formulir penolakan tindakan kedokteran

Anda mungkin juga menyukai