PEDOMAN
A. PENDAHULUAN
Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat luas. Oleh karena itu penanganan
tidak hanya dari segi medis tetapi juga dari psikososial dengan berdasarkan pendekatan kesehatan
kesehatanmasyarakat melalui upaya pencehan primer, sekunder, dan tertier.
Mengetahui status HIV lebih dini memungkinkan pemanfaatan pelayanan HIV dan AIDS terkait dengan
pencegahan, perawatan, dukungan, dan pengobatan merupakan salah satu upaya dalam penanggulangan HIV
dan AIDS. Perubahan perilaku seseorang dari beresiko menjadi kurang beresiko terhadap kemungkinan tertular
HIV memerlukan bantuan perubahan emosional dan pengetahuan dalam suatu proses yang
mendorong nurani dan logika. Proses mendorong ini sangat unik dan membutuhkan
pendekatan individual. Oleh karena itu perlu adanya program-program pencegahan HIV dan
AIDS yang efektifdan memiliki jangkauan layanan yang semakin luas seperti, program
pengobatan,perawatan dan dukungan yang komprehensif bagi ODHA untuk meningkatkan
kualitashidupnya.
Program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia mempunyai 4 pilar, yang semuanya
menuju pada paradigma Zero New Infection (menurunkan infeksi baru HIV), Zero AIDS-related
death (menurunkan kesakitan dan kematian akibat AIDS), dan Zero Discrimination (menurunkan
stigma dan diskriminasi). Empat pilar tersebut adalah :
1. Pencegahan (Prevention) yang meliputi pencegahan penularan HIV melalui transmisi seksual
dan alat suntik,pencegahan dilembaga permasyarakatan dan rumah tahanan, pencegahan
HIV dari ibu ke bayi, pencegahan dikalangan penjaja seks dan lain-lain.
2. Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) yang meliputi penguatan dan pengembangan
layanan kesehatan, pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik, pengobatan
antiretroviral (ARV) dan dukungan serta pendidikan bagi ODHA. Program PDP terutama
ditunjukkan untuk menurunkan angka kesakitan dan rawat inap, angka kematian yang
berhubungan dengan AIDS, dan meningkatkan kualitas hidup orang terinfeksi HIV (berbagai
stadium klinis). Pencapaian tujuan tersebut dapat dilakukan antara lain dengan pemberian
antiretroviral (ARV).
3. Mitigasi dampak psikososial – ekonomi
4. Penciptaan lingkungan yang kondusif yang meliputi program peningkatan lingkungan yang
kondusif dengan penguatan kelembagaab dan manajemen program serta penyelarasan
kebijakan lain-lain.
Program Penanggulangan dan Penatalaksanaan HIV dan AIDS di RSUD Muara Teweh dibuat
agar pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan secara terarah dan terstandar sehingga pelaksanaan
akan menjadi efektif, efisien dan bermutu dalam rangka mencapai komitmen Tripel Eliminasi
yang tertuang dalam PERMENKES No. 52 Tahun 2017.
B. TUJUAN
1. Umum :
a. Meningkatkan mutu dan pelayanan di RSUD Muara Teweh berkaitan dengan Pelayanan HIV dan
AIDS di Rumah Sakit.
b. Sebagai pedoman bagi semua jajaran pelayanan di RSUD Muara Teweh dalam hal
pelayanan HIV dan AIDS.
c. Mencegah dan mengurangi penyebaran HIV dan AIDS dilingkungan RSUD Muara
Teweh dan sekitarnya.
2. Khusus :
a. Menemukan kasus HIV dan AIDS sedini mungkin, memutuskan mata rantai
penularan dengan mensosialisasikan penggunaan kondom secara baik dan benar
serta memperluas jangkauan pelayanan (jejaring dengan faskes lain)
b. Memberikan pelayanan pengobatan pada ODHA yang mengalami infeksi
opurtunistik (IO) sehingga dapat menurunkan angka kematian dan meningkatkan
kulitas hidup.
c. Memberikan pelayanan pengobatan pada ODHA hamil guna meningkatkan kualitas
hidup ibu dan mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi.
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan (menerima maupun merujuk)
e. Menetapkan keseluruhan proses atau mekanisme dalam pelayanan penanggulangan
HIV dan AIDS serta laporannya.
C. SASARAN
Program Penanggulangan dan Penatalaksanaan pasien HIV dan AIDS di RSUD Muara Teweh
diperuntukkan bagi seluruh unit pelayanan yang terkait dalam pelayanan pasien ODHA yaitu :
1. Unit rawat jalan
2. Unit rawat inap
3. Unit Gawat Darurat
4. Penunjang dan unit kerja lainnya.
D. TATA LAKSANA
Kegiatan Tim HIV dan AIDS di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting bagi pasien, petugas kesehatan
maupun penunjang rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, pelayanan
konseling dan testing HIV harus dilakukan oleh tim HIV AIDS untuk melindungi pasien,
petugas kesehatan dan kejadian tindakan yang telah dilakukan kepada pasien yang berbasis
patient safety.
Kriteria mendukung :
1. Adanya Pembentukan Tim HIV dan AIDS
2. Ketersediaan anggaran program penanggulangan HIV dan AIDS
3. Pelatihan HIV dan AIDS untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim HIV dan AIDS
4. Adanya regulasi tentang Pelayanan HIV/AIDS
5. Adanya pedoman tentang pelayanan HIV/AIDS
6. Pelaksanaan program HIV dan AIDS dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara berkala
meliputi :
a. Meningkatkan fungsi pelayananPrevention of Mother to Child Transmision (PMTCT)
b. Meningkatkan fungsi pelayanan Anti Retro Viral Therapy (ART) atau bekerjasama
dengan RS yang ditunjuk
c. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportinistik (IO)
d. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan factor resiko Injection Drug
Use (IDU)
e. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang, yang meliputi : laboratorium, dan
radiologi, pencatatan dan pelaporan.
3. Sekretaris :
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim HIV AIDS
b. Bertanggung jawab terhadap pengurusan perijinan klinik VCT dan registrasi
konselor VCT
c. Melakukan surat menyurat dan administrasi terkait
d. Melakukan tata laksana dokumen, pengarsipan, melakukan pengumpulan,
pengolahan dan analisa data
e. Membuat pencatatan dan pelaporan
1. Koordinator
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan medis
b. Melakukan pemeriksaan medis, pengobatan, perawatan maupun tindak lanjut
terhadap klien
c. Melakukan rujukan (pemeriksaan penunjang, laboratorium, dokter ahli dan
konseling lanjutan)
d. Melaksanakan konsultasi kepada dokter ahli
e. Membuat laporan kasus
2. Konselor
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan kepada klien
b. Berfikir positif / pemahaman positif terhadap tata nilai klien
c. Menyiapkan psikologis klien melalui pre test dan pasca test
d. Memfasilitasi klien untuk mengikuti test HIV AIDS
e. Membuka dan menyampaikan hasil test bersama klien secara tepat, singkat dan
benar
f. Menjaga kerahasiaan klien
g. Mendata semua kegiatan konsultasi
h. Membuat lapotran kegiatan konsultasi kepada Tim untuk dilaporkan lebih lanjut
i. Berkonsultasi dengan dokter spesialis atas klien yang ditangani jika dibutuhkan
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh coordinator Klinik
k. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam menghadapi
perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan kematian
l. Sebagai komunikator dan pendengar yang baik dalam memberikan dukungan dan
motivasi
m. Membantu pasien sebagai individu agar kemampuan mereka meningkat sehingga
tercipta kenyamanan untuk meningkatkan kualitas hidup
n. Bekerja sama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV AIDS agar terbentuk
kerjasama yang sinergis
3. Laboratorium
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengambil sampel darah klien sesuai dengan SPO
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai prosedur dan standar laboratorium
yang telah ditetapkan.
c. Menerapkan kewaspadaan baku dan transmisi
d. Melakukan pencegahan pasca pajanan okupasional Mengikuti perkembangan
kemajuan dan teknologi pemeriksaan laboratorium
e. Mencatat hasil testing HIV dan sesuaikan dengan nomor identifikasi klien
f. Menjaga kerahasiaan hasil testing HIV
g. Melakukan pencatatan, menjaga kerahasiaan dan merujuk ke laboratorium
rujukan.
4. RR VCT
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melakukan pendaftaran klien
b. Menyiapkan CM dan formulir Rekam Medis Pasien VCT
c. Menghubungi petugas laboratorium pada saat ada pelayanan darah
d. Mengatur jadwal tugas konselor
e. Mengusulkan kebutuhan administrasi klinik VCT
f. Membuat laporan bulanan klinik VCT
g. Turut menjaga kerahasiaan klien yang berkunjung ke klinik VCT
h. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV AIDS agar terbentuk
kerjasama yang sinergis
i. Bertanggungjawab dalam system pencatatan dan pelaporan klinik VCT secara
penuh
1. Koordinator
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Mengawasi alur pelayanan perawatan, dukungan dan pengobatan
b. Memulai pengobatan Antiretroviral (ARV)
c. Menganalisa kasus (mengenai efek samping obat, kepatuhan ODHA, dll)
d. Mengevaluasi hasil terapi.
2. Konsulen
Dokter spesialis yang membantu manajemen terapi pengobatan ARV (anti retroviral)
dan IO (infeksi oportunistik) pasien HIV dan Aids dewasa.
3. Manajer Kasus
Petugas penanganan kasus yang telah mengikuti pelatihan manajemen kasus.
Tugas manager kasus :
1. Bertanggung jawab untuk penggalian kebutuhan klien terkait kebutuhan psikologis,
sosial, dan mengkoordinasi pelayanan komprehensif
2. Berpartisipasi dalam penanganan kegiatan advokasi yang sesuai
3. Mengadakan kunjungan ke rumah klien sesuai dengan kebutuhan
4. Melakukan rujukan ke sarana pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien
5. Membantu penanganan perawatan di rumah dan memberikan informasi pendidikan
kepada klien (khusus petugas medis atau petugas dengan latar belakang
keperawatan)
4. Perawat
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Melakukan koordinator pelayanan medis di rawat inap dan rawat jalan
b. Melakukan koordinasi dengan konselor dan petugas manager kasus
c. Melakukan jejaring kerja dengan rumah sakit, lembaga-lembaga yang bergerak
dalam bidang VCT dan CST HIV Aids untuk memfasilitasi perawatan, pengobatan,
dan dukungan klien.
d. Membuat laporan kasus
e. Melakukan pengisian data pasien di form ikhtisar perawatan pasien HIV
f. Mencatat data kunjungan pasien
g. Mencatat data pasien kolaborasi HIV-TB
h. Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan.
5. Farmasi
Tugas dan tanggung jawab :
a. Mengelola obat infeksi oportunistik (IO)
b. Menyediakan dan memberikan obat IO yang berasal dari resep dokter spesialis
c. Mencatat pemasukan dan pengeluaran obat IO secara teratur
d. Mempersiapkan obat IO bagi ODHA
e. Menjaga kondisi obat supaya tetap baik
f. Menjaga kerahasiaan ODHA
g. Bekerjasama dengan divisi-divisi yang ada di Tim HIV AIDS agar terbentuk
kerjasama yang sinergis.
6. TB-HIV
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Memastikan kepatuhan pasien HIV dan AIDS yang menderita TB Paru untuk
meminum obat TB
b. Melakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan pasien TB-HIV
c. Memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan penunjang yang dilakukan
(Rontgen Thorax, genexpert)
7. RR CST
Tugas dan Tanggung Jawab:
a. Memantau pengisian ikhtisar perawatan pasien HIV dan ART yang dilakukan oleh
petugas medis baik dokter, konselor maupun perawat.
b. Memindahkan data dari ikhtisar perawatan pasien HIV dan ART kedalam register
pra-ART dan ART
c. Melakukan rekapitulasi dan mengirim laporan bulanan dan analisi kohort.
DIREKTUR
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
RETARIS
VCT CST
LABORATORIUM
KONSULEN
FARMASI
B. DUKUNGAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Dukungan yang diberikan oleh manajemen untuk Pojok Kerja HIV dan AIDS berupa:
1. Penerbitan Surat Keputusan untuk tim HIV dan AIDS
2. Anggaran atau dana untuk kegiatan:
a. Pendidikan atau Pelatihan (diklat)
b. Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
c. Untuk pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan, dan rapat rutin.
d. Intensif/Tunjangan/Reward untuk tim HIV dan AIDS Rumah Sakit.
Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional yang pelru dipersiapkan oleh rumah sakit
adalah:
1. Kebijakan Manajeman
a. Adanya kebijakan tentang pengembangan SDM dalam Pojok kerja HIV dan AIDS.
b. Adanya kebijakan tentang pengadaan bahan dan alat yang melibatkan tim HIV dan
AIDS.
c. Adanya kebijakan tentang kesehatan karyawan
d. Adanya kebijakan penempatan pasien.
2. Kebijakan Teknis
Ada Standar Operasional Prosedur yang melibatkan tentang Pelayanan HIV dan AIDS:
a. Ada SOP Perawatan pasien dengan HIV dan AIDS
b. Ada SOP Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan HIV dan AIDS
c. Ada SOP Pemeriksaan HIV
d. Ada SOP Voluntary Counseling and Testing (VCT)
e. Ada SOP Provider Initiated Testing and Counseling (PITC)
f. Ada SOP Prevention of Mother to Child Transmission of HIV (PMTCT)
g. Ada SOP Infeksi Oportunistik (IO)
h. Ada SOP Rujukan pasien ODHA
1. Monitoring
Monitoring dilakukan oleh seluruh anggota Tim HIV dan AIDS
2. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh Tim HIV dan AIDS minimal setiap 3 bulan sekali, maksimal
dilakukan 6 bulan sekali.
3. Laporan
Membuat laporan tertulis 1 bulan sekali yang ditujukan kepada Direktur RS