Ditetapkan di Jember Tanggal terbit Karumkit Tk. III Baladhika Husada STANDAR PROSEDUR 30 Desember 2021 OPERASIONAL
dr. Mahyudi Sp.M., M.Kes
Letnan Kolonel Ckm NRP 11010008240973 Terapi ARV pada pasien koinfeksi TB-HIV dewasa adalah pemberian PENGERTIAN terapi ARV pada pasien koinfeksi Tuberkulose (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Memberikan petunjuk pemberian terapi ARV pada pasien koinfeksi TB
TUJUAN dan HIV sehingga menurunkan angka mortalitas
KEBIJAKAN
1. Temukan pasien koinfeksi TB-HIV
a. Temukan TB aktif pada semua pasien HIV - Anamnesis adanya gejala Trias TB (batuk lama, penurunan berat badan, keringat malam) - Eksplorasi TB ekstra pulmonal (misalnya pembesaran kelenjar getah bening, TB miliar, efusi pleura, TB Genital, TB Spondilitas) - Pemeriksaan Foto Rhontgen - Pemeriksaan BTA Sputum (S-P-S) - Kultur sputum dan tes kepekaan antituberkulosis untuk M.Tuberculosis b. Temukan HIV pada pasien TB dengan faktor resiko - Pasien TB dengan riwayat penggunaan narkoba suntik (Intravenous Drug Users) - Pasien TB dengan riwayat seks bebas - Pasien TB ekstra pulmonal usia muda - Pasien TB dengan kuman penyebab multi drug resisten (MDR-TB) 2. Pemeriksaan laboratorium awal sebelum pengobatan (baseline) 3. Pemeriksaan hematologi dasar (darah lengkap) 4. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) 5. Pemeriksaan hitung CD4 6. Obati TB sesuai panduan DOTS Pada umumnya obat anti TB (OAT) yang digunakan adalah Kategori I yaitu : a. Fase Intensif (2 bulan pertama, obat diminum setiap hari) - Rifampicin 10 mg/kg BB/hari - Isoniasid 5 mg/kg BB/hari - Pyrazinamid 25 mg/kg BB/hari - Ethambutol 20 mg b. Fase lanjutan (4 bulan berikutnya, obat diminum setiap hari atau 3 kali per minggu) - Rifampicin 10 mg/kg BB/hari atau Isoniasid 10 mg/kg BB/3 kali seminggu - Isoniasid 5 mg/kg BB/hari Bila masuk kategori II, ditambahkan : Streptomicin 15 mg/kg BB/hari selama 2 bulan fase intensif 7. Pengobatan ARV 1. Pengobatan untuk TB harus dimulai terlebih dahulu sebelum memulai pengobatan ARV. Pertimbangkan nilai CD4 sebelum memulai ARV 2. Bila CD4<200 sel/mm2,maka ARV dimulai setelah 2 bulan fase intensif 3. Bila CD4<50 sel/mm2 , maka ARV dimulai segera setelah pasien dapat mentolerir obat- obat anti tuberkulosis (OAT) 4. ARV lini pertama untuk pasien yang mendapatkan pengobatan OAT dan ARV adalah Zidovudin (ZDV) / Lamivudin (3TC) atau d4T/3TC ditambah dengan salah satu obat golongan Non-Nucleocide Reserve Transcriptase Inhibitor (NNRTI)/Abacavir (ABC) 5. Jika dipakai regimen yang mengandung NNRTI, maka Efavirenz (EFZ) lebih dianjurkan karena toksisitas heparnya lebih rendah dibandingkan Nevirapine (NVP) 6. Semua Protese inhibitor tidak boleh digunakan selama pengobatan OAT yang mengandung Rifampicin, kecuali Saquinor (SQV/r) 8. Evaluasi 1. Evaluasi efek samping ARV dan OAT sesuai dengan kombinasi obat yang dipih 2. Evaluasi apakah terjadi Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome (IRIS) 3. Evaluasi hitung CD4 tiap 3 bulan 4. Evaluasi viral load tiap 6-12 bulan