RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda
3. Ambilah formulir TB 01 sesuai dengan nomor pada
kartu TB 02 pasien
4. Catat data kunjungan pasien di formulir TB 01 (Kartu
Pengobatan Pasien TB) dan kartu TB02 (Kartu
Identitas Pasien TB) dan kemudian kembalikan kartu
TB 02 kepada pasien atau orang tua atau keluarga
5. Arahkan pasien dan atau keluarga ke petugas farmasi
di poli DOTS atau perawat di poli anak
6. Petugas farmasi atau perawat poli anak kemudian
akan mengambil OAT pada kotak obat pasien dan
memberikan OAT kepada pasien TB atau orangtua
atau keluarga pasien untuk kebutuhan 2 minggu dosis
pada tahap awal dan 1 bulan dosis pada tahap
lanjutan
PELAYANAN PENGOBATAN PASIEN
TUBERKULOSIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
HK.02.04/VII.3/012 0 3/3
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
1. SMF Paru
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan, Poli DOTS, Poli Anak
3. Instalasi Farmasi
PENYULUHAN TUBERKULOSIS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
HK.02.04/VII.3/013 0 1/1
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Ucapkan salam
2. Pastikan identitas pasien
3. Perkenalkan diri dan jelaskan peran dan tugas yang
akan dilakukan
4. Dekatkan alat dan obat sesuai dengan kebutuhan
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai dengan
kemampuan pasien
6. Letakan lap makan/tissue di bawah dagu
7. Periksa kembali ketetapan jenis, waktu, dosis
pemberian obat TB
8. Lakukan kebersihan tangan
9. Posisikan tangan kiri perawat untuk membantu
mendudukan pasien dengan tangan kanan perawat
memegang gelas
10. Berikan satu persatu obat-obatan anti Tuberkulosis
yang akan diminum, sampai habis sesuai form TB 01
(bagi pasien yang mampu sendiri) dan yakinkan
bahwa obat tersebut sudah ditelan oleh pasien
11. Bagi pasien yang lemah sebelumnya perawat
mengatur posisi pasien (sesuai kebutuhan), tangan
kiri perawat memegang gelas minum, tangan kanan
perawat memasukan obat anti tuberkulosis ke dalam
mulut pasien, pelan-pelan sampai obat tersebut dapat
dihabiskan sesuai terapi (jika diperlukan
menggunakan sedotan)
12. Rapikan pasien dan atur posisi yang nyaman
13. Rapikan alat-alat
14. Dokumentasikan tindakan pemberian obat
tuberkulosis
15. Cuci tangan
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
5. Dapat menelan obat TB tersebut
PROSEDUR 6. Obat diambil oleh petugas kesehatan dan disimpan di
kotak obat pasien
1. Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
PELAYANAN KDT UNTUK PASIEN TB DI POLI DOTS,
POLI ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
HK.02.04/VII.3/016 0 1/3
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
PASIEN DEWASA
7. Kategori I adalah kombinasi obat yang mengandung
isoniazid, Rifampicin, pirazinamid dan etambutol
yang dipakai satu kali sehari selama 2 bulan
kemudian dilanjutkan dengan kombinasi isoniazid
dan rifampicin yang dipakai 3 kali seminggu selama 4
bulan atau diminum setiap hari
8. Kategori II adalah kombinasi obat yang mengandung
isoniazid, rifampicin, pirazinamid dan etambutol yang
dipakai satu kali sehari selama 3 bulan dan injeksi
streptomycin selama 2 bulan kemudia dilanjutkan
dengan kombinasi rifampisin, isoniazid dan etambutol
diminum 3 kali seminggu atau setiap hari selama 5
bulan
PELAYANAN KDT UNTUK PASIEN TB DI POLI DOTS,
POLI ANAK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
HK.02.04/VII.3/016 0 2/3
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tulis
1. Nama UPK
2. No Register
Identitas pada TB pasien
02 Mengambil 3. Nama pasien
Petugas Farmasi paket obat baru 4. Umur
sesuai instruksi 5. Jenis
Resep dokter dokter kelamin
6. Alamat
&nama PMO
pada kotak
obat
Pasien/keluarga
pasien
Konseling
Apoteker/Asisten
Apoteker
TATALAKSANA TUBERKULOSIS PADA ANAK
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak TB Tidak jelas - Laporan BTA (+)
keluarga,
BTA (-) /
BTA tidak
jelas/tidak
tahu
Uji tuberculin Negatif - - Positif (≥ 10 mm
(Mantoux) atau ≥ 5 m pada
imunokompromas
i
Berat badan / - BB/TB <90% Klinis gizi -
keadaan gizi atau BB/U burutk
<80% atau
BB/TB
<70%
atau BB/U
<60%
Deman yang - ≥2 minggu - -
tidak diketahui
penyebabnya
Batuk kronik - ≥3 minggu - -
Pembesaran - ≥ 1 cm, lebih - -
kelenjar limfe dari 1 KGB,
kolli, aksila, tidak nyeri
inguinal
Pembengkakan - Ada - -
tulang/sendi pembengkakan
panggul, lutut,
falang
Foto toraks Normal/ Gambaran - -
kelainan tidak sugestif
jelas (mendukung)
TB
Skor Total
Gambar Alur diagnosis dan tatalksana TB pada Anak
Skor ≥ 6
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso
RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso
1. Instalasi Laboratorium
UNIT TERKAIT
2. SMF Paru
3. Tim TB DOTS
PELAYANAN DIAGNOSIS HIV PADA PASIEN
TUBERKULOSIS
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
6. Saat control, pasien TB yang sudah mengambil hasil
PROSEDUR pemeriksaan HIV membuka hasil bersama dokter
7. Jika hasil Reaktif : Dokter menyampaikan hasil tersebut
kepada pasien dan dilanjutkan dengan konseling post
test, sesuai dengan PROSEDUR yang berlaku,
termasuk penjelasan mengenai penatalaksanaan
pasien dengan hasil HIV reaktif
8. Jika hasil non reaktif : Dokter menyampaikan hasil
tersebut kepada pasien dan dilanjutkan dengan
konseling post test, sesuai dengan PROSEDUR yang
berlaku, termasuk penjelasan dan anjutan untuk
menjalani pemeriksaan ulangan 3 bulan kemudian
9. Jika dokter mengalami kesulitan ketika memberikan
konseling HIV
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
1. SMF Paru (TAK)
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Farmasi
PELAYANAN PASIEN SUSPEK TB-MDR
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Suspek Baru :
PROSEDUR 1. Suspek TB-MDR dapat berasal dari :
Puskesmas
RS Lainnya
Belai kesehatan/pengobatan penyakit paru
Klinik Swasta
Datang sendiri
2. Pasien suspek TB-MDR datang ke klinik TB-MDR
dengan menyerahkan kartu berobatdan surat rujukan
dari unit pelayanan kesehatan sebelumnya (bila dari
RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso rujukan ditulis pada
rekam medis pasien)
3. Pasien akan dipanggil sesuai dengan nomor urut
kedatangan pasien
4. Pasien akan diperiksa oleh dokter jaga klinik TB-MDR
apakah pasien memenuhi criteria suspek TB-MDR
Bila tidak sesuai criteria, pasien akan dirujuk ke
poliklinik lain yang sesuai dengan menuliskan
jawaban pada surat rujukan
Bila sesuai criteria, pasien akan dilakukan
anamnesis dan pemeriksaan lengkap, dokter akan
memberikan penjelasan mengenai kemungkinan
pasien terkena TB-MDR dan pemeriksaan apa saja
yang harus dilakukan
5. Dokter melengkapi Formulir Data Dasar Suspek TB-
MDR dan meminta pasien untuk melakukan
pemeriksaan dahak Gen Expert dan memberikan
penjelasan bahwa pemeriksaan dahak ini akan
membutuhkan waktu cukup cepat selama kurang dari
2 jam dan bila hasilnya telah keluar pasien akan
diberitahukan dan diminta menunggu sampai hasil
pemeriksaan dahak keluar
6. Setelah pemeriksaan dokter dan hasil pemeriksaan
dahak Gen Expert ada, pasien diminta menghadap
perawat klinik MDR
7. Pasien dijelaskan kembali mengenai prosedur
pengambilan dahak dan bagaimana cara
mengeluarkan dahak yang benar, pasien diberikan 2
pot dahak yang sudah diberi identitas oleh perawat.
PELAYANAN PASIEN SUSPEK TB-MDR
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
8. Pasien diminta untuk mengeluarkan dahak dan
PROSEDUR ditempatkan di 1 pot dahak yang sudah diberikan di
ruang khusus yang tersedia (seputum booth)
kemudian diserahkan kepada perawat untuk disimpan
di dalam kulkas khusus dahak. Dan 1 pot dahak
dibawa pulang untuk wadah dahak padi yang diambil
saat pasien bangun tidur keesokan hari dan kembali
diantar ke Rumah Sakit
9. Pasien diperbolehkan pulang dan diingatkan untuk
kembali keesokan hari dengan membawa dahak pagi
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
5. Menjelaskan tantangan pengobatan TB-MDR yang
PROSEDUR harus dilakukan selama 18-24 bulan setiap hari dan
harus dilakukan dengan pengawasan tenaga
kesehatan sebagai PMO.
6. Meminta informed consent bahwa pasien bersedia dan
berkomitmen untuk melaksanakan pengoabtan sampai
dengan selesai
7. Melakukan pemeriksaan tambahan seperti
laboratorium dan foto thorak untuk melihat apakah
pasien memiliki penyakit penyerta yang dapat
mempengaruhi proses pengobatan TB-MDR
8. Bila hasil pemeriksaan tidak menunjukan kontra
indikasi maka pasien dapat memulai pengobatan TB-
MDR dengan persetujuan TAK dan diberikan regimen
dan dosis sesuai dengan pedoman pengobatan
1. SMF Paru (TAK)
UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Jalan, Klinik TB-MDR
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Farmasi
5. Instalasi Laboratorium
Lampiran
Alur Diagnosis MDR Memanfaatkan Tes Cepat
Terduga TB MDR
Dahak sewaktu
Tes Cepat
(GeneXpert)
Biakan M.tuberculosis
M.tuberculosis M.tuberculosistak
tumbuh
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak,
PROSEDUR periksa laboratorium dan control dengan TAK (Tim
Ahli Klinis) sesuai waktu yang telah ditentukan
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga
pasien TB-MDR yang mempunyai gejala-gejala
mencurigakan TB untuk segera memriksa diri ke
Unit Pelayanan Kesehatan
6. Informasi penting perlu dipahami PMO untuk
disampaikan kepada pasien dan keluarga pasien
adalah :
TB-MDR disebabkan kuman TB yang resiten
terhadap OAT lini pertama, bukan penyakit
keturunan atau kutukan
TB-MDR dapat disembuhkan dengan berobat
secara teratur
Cara penularan TB-MDR, gejala-gejala yang
mencurigakan dan cara mencegahnya
Cara pemberian pengobatan pasien, yaitu : tahap
awal dan tahap lanjutan
Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat
secara teratur
Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan
perlunya segera meminta pertolongan ke UPK
7. Perawat akan memberikan OAT kepada pasien sesuai
dengan regimen dan dosis yang telah ditetapkan oleh
TAK (Tim Ahli Klinis) dan pasien meminum obat di
depan perawat secara langsung
8. Perawat akan memberikan suntikan untuk pasien yang
masih berada pada fase intensif
9. Perawat mencatat kegiatan minum bat tersebut secara
harian di TB.01 (disimpan di klinik TB-MDR) dan TB.02
(dibawa oleh pasien dan dibawa setiap hari ke klinik
TB-MDR dan diserahkan ke perawat setiap kali minum
obat
10. Pasien dapat meninggalkan klinik TB-MDR dan
kembali datang keesokan harinya
11. Pasien datang setiap hari ke klinik TB-MDR untuk
meminum obat dan mendapatkan suntikan (selama
fase intensif) sampai pengobatan selesai sesuai
dengan pedoman yaitu antara 18-24 bulan
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
1. Instalasi Rawat Jalan,Klinik TB-MDR
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
PELAYANAN PENGOBATAN PASIEN TB-MDR
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
5. Dokter klinik TB-MDR memeriksa pasien yang
PROSEDUR sudah siap masuk program pengobatan TB-MDR
6. Dokter melaporkan ke TAK (Tim Ahli Klinis)
kesiapan pasien untuk masuk program pengobatan
TB-MDR
7. Petugas (dokter/perawat) melaporkan data pasien
dengan lengkap ke farmasi untuk menyiapkan obat
sesuai dengan regimen
8. Bila pasien indikasi rawat menghubungi ruang
rawat inap
Rawat Inap :
1. Perawat di ruangan memastikan ketersediaan
ruangan dan menyiapkan sarana yang diperlukan
untuk rawat inap
2. Menginformasikan balik ke bagian rawat jalan
(Klinik TB-MDR) bila ruangan siap atau bila tidak
kira-kira kapan akan ada kamar yang tersedia
3. Menerima pasien yang dikirim dari klinik TB-MDR
4. Mengecek semua kelengkapan administrasi dan
formulir yang berisi data pasien
5. Menginformasikan Depo Farmasi Rawat Inap
bahwa ada pasien baru dan meminta untuk
disiapkan kebutuhan obat sesuai dengan regimen
dan dosis yang telah ditentukan oleh Tim Ahli Klinis
6. Melaksanakan Pengawasan Minum Obat selama
pasien di rawat di rawat inap sesuai dengan SPO
MPO
7. Melakukan pengawasan ketat terkait efek samping
obat, dan bila ditemukan adanya keluhan segera
disampaikan kepada dokter ruangan dan Tim Ahli
Klinis
8. Melakukan pencatatan ti TB.01 bila ada keluhan,
pemberian obat tambahan, penyesuaian regimen
dan dosis obat dari Tim Ahli Klinis
9. Setelah pasien dinyatakan boleh melanjutkan
pengobatan secara rawat jalan oleh Tim Ahli Klinis
(ditulis dalam formulir perseTUJUAN TAK dan
rekam medis pasien), pasien dirujuk kembali ke
klinik TB-MDR
PELAYANAN PENGOBATAN PASIEN TB-MDR
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
10. Perawat memberitahukan perawat klinik TB-MDR
PROSEDUR bahwa pasien akan melanjutkan pengobatan di
klinik TB-MDR
11. Perawat menyiapkan semua data terkait pasien
dalam satu file pasien. Data yang perlu
dipersiapkan yaitu formulir Data Dasar suspek TB-
MDR, formulir perseTUJUAN Tim Ahli Klinis TB-
MDR, Informasi untuk pasien TB-MDR, Formulir
PerseTUJUAN setelah penyampaian informasi
(Informed Consent) Formulir Kunjungan Rumah
pasien TB-MDR, Tb.01 (Kartu Pengobatan Pasien
TB-MDR) dan TB.02 (Kartu Identitas Pasien TB-
MDR), hasil laboratorium, foto thorax
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN pelayanan diagnosis tuberkulosis resisten obat pada
pasien HIV di RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso
1. Keputusan Direktur Utama RSPI Prof. Dr. Sulianti
KEBIJAKAN Saroso Nomor HK.02.04/VII.3/1365/2016, tanggal 23
maret 2016 tentang Kebijakan Kelompok Kerja TB dan
MDR- TB
2. Keputusan Direktur Utama RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso Nomor HK.02.04/VII.3/1581/2016, tanggal 11
april 2016 tentang kebijakan pedoman pelayanan dan
rujukan Kelompok Kerja TB dan MDR- TB
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
1. Keputusan Direktur Utama RSPI Prof. Dr. Sulianti
KEBIJAKAN Saroso Nomor HK.02.04/VII.3/1365/2016, tanggal 23
maret 2016 tentang Kebijakan Kelompok Kerja TB dan
MDR- TB
2. Keputusan Direktur Utama RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso Nomor HK.02.04/VII.3/1581/2016, tanggal 11
april 2016 tentang kebijakan pedoman pelayanan dan
rujukan Kelompok Kerja TB dan MDR- TB
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
3. Semua ODHA dengan gejala TB harus
PROSEDUR medapatkan terapi profilaksis, kotrimoksasol (PPK)
dengan TUJUAN untuk mencegahinfeksi bacterial,
PCP, toksoplasmosis, pneumonia dan malaria.
Bila ART belum diberikan, maka ART harus segera
diberikan secepatnya setelah pengobatan TB MDR
dapat ditoleransi (sekitar 2-8 minggu).
4. Panduan ART yang diberikan sesuai dengan
Pedoman Nasional Terapi Anti Retro Viral tahun
2011 yang dikeluarkan oleh kementerian
kesehatan RI.
5. Panduan OAT TB MDR yang diberikan adalah
sesuai standar pengobatan TB MDR. Panudan
OAT dapat disesuaikan dengan hasil DST.
6. Untuk mengurangi kemungkinan efek samping
maka direkomendasikan pemberian obat dengan
dosis terbagi (obat yang memungkinkan :
etionamid, sikloserin dan PAS).
7. Pengawasan minum obat baik untuk ART dan
OAT harus dilakukan secara terpadu dengan
memperhatikan aturan minum obat maupun faktor
interaksi obat. untuk ART diminum sesuai
mekanisme yang sudah ada. Untuk OAT MDR
yang di minum pagi hari di berikan di depan
petugas fas yankes, sedangkan OAT MDR yang di
minum malam hari mengikuti mekanisme
pemberian ART
8. Untuk pasien TB MDR yang diagnosis awalnya
menggunakan Rapid Test (GeneXpert), setelah
ada konfirmasi hasil uji kepekaan dengan cara
konvensional, panduan OAT akan disesuaikan
Mekanisme Pemberian ART :
1. Pasien TB MDR yang terdiagnosis HIV dirujuk oleh
konselor ke dokter PDP untuk mendapatkan
layanan PDP.
2. Dokter PDP dari poliklinik penyakit dalam melayani
pasien ko-infeksi TB MDR – HIV di poliklinik TB
MDR.
3. Semua pasien ko-infeksi TB MDR – HIV harus
mendapatkan terapi profilaksis kotrimoksasol
(PPK).
PELAYANAN PENGOBATAN KO-INFEKSI TB MDR
DAN HIV
No. Dokumen No. Revisi Halaman
HK.02.04/VII.3/030 0 4/4
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Formulir yang dipergunkaan di Rumah Sakit untuk HIV
PROSEDUR 1. Formulir ikhtisar Keperawatan
2. Formulir TB.01
3. Formulir pra-ART
4. Formulir ART
5. Kartu ART Pasien
1. Pokja TB DOTS
UNIT TERKAIT 2. Pokja HIV AIDS
3. Instalasi Rawat Jalan (Poli DOTS, Poli Penyakit
Dalam, Poli Paru, Poli Anak).
4. Instalasi Rawat Inap.
5. Instalasi Laboratorium.
Lampiran 1
Alur Pencatatan & Pelaporan TB
Suspek TB diperiksa oleh DPJP di poli dan rawat Formulir yang Penanggung
inap digunakan Jawab
Formulir Data Petugas rawat
Dasar Suspek inap
TB Petugas Poli
Mengisi data dasar suspek TB & Mengisi TB-06 Admin TB
TB 06 Petugas rawat
inap
Petugas Poli
Mengembalikan lembar TB 06 ke Poli DOTS Admin TB
(2 minggu sekali)
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
3. Dahak adalah bahan infeksius, anjurkan pasien
PROSEDUR untuk berhati-hati saat berdahak dan mencuci
tangan dengan sabun
4. Anjurkan pasien untuk membaca prosedur tetap
pengumpulan dahak yang tersedia di sputum
booth khusus untuk berdahak.
5. Siapkan pot dahak steril.
6. Beri identitas pada badan pot dahak. Tuliskan
identitas pasien dan tambahkan tanda A untuk
pot dahak sewaktu dan B untuk pot dahak pagi
pada dinding badan pot jangan pada tutupnya
7. Dahak sewaktu dikumpulkan pada waktu pasien
datang pertama kali, kemudian pasien diminta
datang keesokan harinya untuk menampung
dahak pagi.
8. Pengambilan dahak untuk diagnosis TB MDR
adalah 2 kali (S-P/Sewaktu-Pagi) ditambah 1 kali
S(Sewaktu) untuk pemeriksaan Genexpert.
a. Hari ke -1 :
Dahak sewaktu diambil 2 sampel,
1 sampel langsung dikirim untuk periksa
Genexpert
1 sampel disimpan di lemari pendingin
b. Hari ke – 2 :
Dahak pagi diambil 1 sampel,Sampel tsb
bersama sampel dahak sewaktu dikirim ke
BLK.
9. Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan
dahak pada formulir TB 05 MDR
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
6. Cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik
PROSEDUR 7. Pada saat mendampingi pasien berdahak,
petugas harus mendampingi pasien dengan
memperhatikan arah angin sedemikian rupa agar
arah angin tidak mengarah kepada petugas
8. Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat
pemeriksaan ( air liur atau volumenya kurang),
pasien harus diminta berdahak lagi.
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
PASIEN TB MAGKIR
WASOR WILAYAN
KUNJUNGAN RUMAH
LAIN
KOMUNIKASI
INFORMASI EDUKASI
PELAYANAN PEMERIKSAAN FOLLOW UP PADA
PASIEN KO-INFEKSI TB MDR DAN HIV
No. Dokumen No. Revisi Halaman
HK.02.04/VII.3/034 0 1/2
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
1. Instalasi Rawat Jalan, Poli TB MDR, Poli Penyakit
UNIT TERKAIT
Dalam.
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Laboratorium Mikrobiologi
4. Instalasi Radiologi
Lampiran 1
Alur Pencatatan & Pelaporan TB MDR
Suspek TB MDR diperksa oleh TAK di unit PMDT Formulir yang Penanggung
fasyankes Pusat Rujukan TB MDR digunakan Jawab
Formulir Data Dokter
Dasar Suspek fasyankes
TB MDR Pusat
Mengisi data dasar suspek TB MDR & Mengisi TB- Rujukan
06 MDR PMDT
TB 06 MDR Petugas
fasyankes
Pusat
Mengembalikan lembar jawaban rujukan ke Rujukan
Fasyankes ke pengirim PMDT
Lembar Dokter
Jawaban fasyankes
Mengisi Formulir TB-05 MDR Formulir Pusat
Rujukan Rujukan
Suspek TBB PMDT
MDR
1. Instalasi Laboratorium
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Radiologi
PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN TB MDR
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Tanggal Terbit Ditetapkan
02 Agustus 2016 Direktur Utama
SPO
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
Konversi biakan
- Definisi: pemeriksaan biakan 2 kali berurutan dengan
jarak pemeriksaan 30 hari menunjukkan hasil
negative.
- Tanggal konversi adalah tanggal pengambilan dahak
pertama untuk biakan yang hasilnya negatif. Tanggal
ini digunakan untuk menentukan lamanya pengobatan
tahap awal dan lama pengobatan selanjutnya.
RSPI
Prof.Dr.Sulianti Saroso
4. Gagal.
a. Pengobatan dinyatakan gagal jika ada 2 atau lebih
dari 5 hasil biakan dalam 10 bulan terakhir masa
pengobatan hasilnya positif.
b. Bila terjadi rekonversi biakan pada 6 bulan terakhir
pengobatan.
c. Bila sampai bulan ke delapan pengobatan hasil
biakan masih positif.
Pengobatan juga dapat dikatakan gagal apabila TAK
memutuskan menghentikan pengobatan lebih awal
karena perburukan respon klinis, radiologis atau efek
samping.