0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan4 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) TB Kebal Obat (MDR-TB) adalah TB yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang kebal terhadap obat rifampisin dan isoniazid.
(2) Diagnosis MDR-TB didasarkan pada hasil tes cepat GeneXpert dan kultur serta tes sensitivitas obat.
(3) Pengobatan MDR-TB melibatkan kombinasi obat-obatan seperti kanamisin, levofloksasin, pirazinamid, dan etion
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) TB Kebal Obat (MDR-TB) adalah TB yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang kebal terhadap obat rifampisin dan isoniazid.
(2) Diagnosis MDR-TB didasarkan pada hasil tes cepat GeneXpert dan kultur serta tes sensitivitas obat.
(3) Pengobatan MDR-TB melibatkan kombinasi obat-obatan seperti kanamisin, levofloksasin, pirazinamid, dan etion
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) TB Kebal Obat (MDR-TB) adalah TB yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang kebal terhadap obat rifampisin dan isoniazid.
(2) Diagnosis MDR-TB didasarkan pada hasil tes cepat GeneXpert dan kultur serta tes sensitivitas obat.
(3) Pengobatan MDR-TB melibatkan kombinasi obat-obatan seperti kanamisin, levofloksasin, pirazinamid, dan etion
001/TBDOTS/I/2022 00 1/3 TanggalTerbit : Ditetapkan STANDAR Direktur, PROSEDUR OPERASIONAL 01 Januari2022 dr. Fajar Nazri, MMRS (SPO . 1. Pengertian Tebal Kebal Obat (MDR-TB) adalah Tb yang disebabkan oleh kuman M. (Definisi) tuberculosis yang telah resistan (kebal) terhadap 2 OAT lini pertama utama yaitu Rifampisin dan Isoniazid dengan atau tanpa resistan (kebal) OAT yang lain. Dibagi 2: 1. MDR TB primer : Bila sebelumnya belum pernah ada riwayat minum OAT atau sudah pernah minum OAT tetapi kurang dari 1 bulan. 2. MDR TB sekunder: ada riwayat minum OAT sebelumnya (lebih dari 1 bulan). 3. Anamnesis Gejala utama pasien TB paru kebal obat sama dengan TB Paru sensitif OAT, yaitu: batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, yaitu: Dibagi 2: 1. Gejala respiratorik: Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada 2. Gejala sistemik: demam subfebris, keringat malam, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun Ada riwayat pengobatan OAT sebelumnya: Terduga TB resistan obat adalah pasien yang mempunyai gejala TB yang memenuhi satu atau lebih kriteria terduga/suspek di bawah ini: 1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2. 2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3 bulan Pengobatan. 3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar serta menggunakan kuinolon dan obat injeksi lini kedua minimal selama 1 bulan. 4. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang gagal. 5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tetap positif setelah 3 bulan pengobatan. 6. Pasien TB kasus kambuh (relaps), kategori 1 dan kategori 2. 7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up (lalai berobat/default). 8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB MDR. 9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons terhadap pemberian OAT. 4. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan fisik tidak spesifik. Bila kelainan paru minimal atau Fisik sedang, pemeriksaan fisik mungkin normal. 2. Demam (pada umumnya subfebris, walaupun bisa juga tinggi sekali) 3. Respirasi meningkat. 4. Berat badan menurun. 5. Pada auskultasi terdengar: - Suara napas bronkhial/ronkhi basah/suara napas melemah di apex paru, - tergantung luas lesi dan kondisi pasien. 6. Bisa dijumpai tanda-tanda konsolidasi, deviasi trakea/mediastinum ke sisi paru dengan kerusakan terberat, efusi pleura (redup, suara napas menurun). 5. Kriteria 1. Pemeriksaan rapid test Gene Xpert: MTB Rifampisin Resistan. Diagnosis 2. Pasien suspek MDR-TB dinyatakan confirmed MDR-TB hanya didasarkan pemeriksaan kultur M. tuberculosis (media padat LJ atau MGIT) dan uji kepekaan obat di laboratorium yang telah tersertifikasi menyatakan resistan terhadap H dan R. 6. Diagnosis Kerja TB Kebal Obat (MDR TB). 7. Diagnosis 1. TB Pre XDR. Banding 2. TB XDR. 3. MOTT. 8. Pemeriksaan 1. Gen Xpert (Tes Cepat TB). (Gr. 1A) Penunjang 2. Kultur dan Tes Sensitivitas MTB. (Gr. 1A) 3. Sputum BTA. (Gr. 1A) 4. DL. (Gr. 1A) 5. SGOT/SGPT. (Gr. 1A) 6. Na, K, Mg. (Gr. 1A) 7. EKG. (Gr. 1A) 8. Audiometri. (Gr. 1A) 9. TSH. (Gr. 1A) 10.HIV 3 Metode. (Gr. 1A) 11.BUN, SK.(Gr. 1A) 12.Asam Urat. (Gr. 1A) 13.Tes Hamil. (Gr. 1A) 14.Gula darah. (Gr. 1A) 15.Foto toraks. (Gr. 1A) 9. Terapi - Inj Kanamisin; (Gr. 1A) - levofloksasin; (Gr. 1A) - Pirazinamid; (Gr. 1A) - Ethambutol, (Gr. 1A) - Etionamide, (Gr. 1A) - Cycloserin (Gr. 1A) Paduan pengobatan ini diberikan dalam dua tahap yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Tahap awal adalah tahap pemberian obat oral dan suntikan dengan lama paling sedikit 6 bulan atau 4 bulan setelah terjadi konversi Terapi Lanjutan biakan. Tahap lanjutan adalah pemberian paduan OAT oral tanpa suntikan. (Gr. 1A) Lama pengobatan seluruhnya paling sedikit 18 bulan setelah terjadi konversi biakan. Lama pengobatan berkisar 19-24 bulan. 10. Edukasi 1. Minum obat secara teratur sampai waktu yang ditentukan. 2. Melaporkan adanya efek samping. 3. Melakukan evaluasi pemeriksaan yang diperlukan selama pengobatan. 11. Prognosis Dubia ad malam. 12. Penelaah Kritis 1. Tutik Kusmiati, dr, Sp.P(K) 2. Fitri, dr, Sp.P 13. Indikator Medis Batuk, sesak napas. 14. Kepustakaan 1. Buku Pedoman Nasional Tb 2014. 2. WHO, 2011. Guideline Threatment Drug TB Resistance.