Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

TUBERKULOSIS KEBAL OBAT GANDA/ TB MDR


No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD X: A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
PARU RESPIRA

PPK/KMed/024/RSPR 00 1 dari 5

Ditetapkan,
Tanggal terbit Direktur

dr. Akhmad Akhadi Syamsudhuha, M.P.H.


19680714 200012 1 002
1. Pengertian Mycobacterium tuberculosis yang resistan terhadap Isoniazid (H) dan
Rifampisin (R) dengan atau tanpa OAT lini pertama yang lain secara
bersamaan

2. Anamnesis Pasien / Individu dengan gejala TB dan memenuhi salah satu atau lebih
kriteria di bawah ini ( 10 kriteria suspek TB-MDR)
1. Pasien TB gagal pengobatan kategori 2
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3
bulan pengobatan
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak
standar serta menggunakan Kuinolon dan obat injeksi lini kedua
menimal selama 1 bulan
4. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang gagal
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi
6. Pasien TB kasus kambuh (relaps) kategori 1 dan 2
7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up (lalai
berobat/default)
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien
TB MDR
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara klinis maupun
bakteriologis terhadap pemberian OAT (bila penegakkan diagnosis
awal tidak menggunakan GeneXpert)
10. Selain 9 kriteria di atas, kasus TB MDR bisa berasal dari kasus
baru, utamanya pada kelompok-kelompok tertentu, seperti pasien
TB pada ODHA (termasuk pada populasi kunci HIV) dan pasien
TB pada populasi rentan lainnya (TB pada ibu hamil, TB anak, TB
DM, TB pada kasus malnutrisi, gangguan sistem kekebalan tubuh),
pasien TB BTA (+) baru, pasien TB BTA (-) dengan riwayat
pengobatan TB sebelumnya, TB ekstraparu, dll.
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
TUBERKULOSIS KEBAL OBAT GANDA/ TB MDR
No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD X: A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
PARU RESPIRA

PPK/KMed/024/RSPR 00 2 dari 5

3. Pemeriksaan Fisik Pulmo Anterior/ Posterior (tergantung lesi TB)


I : Pergerakan dinding dada bisa normal atau pun tertinggal di
hemitoraks yang terdapat lesinya (tergantung lesinya)
P : Fremitus kanan dan kiri bisa simetris ataupun hemitoraks yang
terdapat lesi lebih meningkat atau berkurang
P : sonor ataupun bisa redup pada hemitoraks yang terkena lesi
A : suara dasar normal atau pun menurun pada hemitoraks yang
terdapat lesinya,

4. Pemeriksaan 4.1 Sputum BTA, geneXpert, drug sensitivity test (DST) lini I/II
Penunjang 4.2 Laboratorium darah (Hb, lekosit, hematokrit, eritrosit, trombosit,
GDS, GDP/GD2JPP, asam urat, ureum, kreatinin, TSH, elektrolit,
SGOT dan SGPT)
4.3 EKG
4.4 Radiologis: foto toraks
4.5 Test anti HIV
4.6 Test kehamilan (untuk perempuan)
4.7 Drug sensitivity test (DST) lini I/II (dapat dilakukan di
laboratorium luar
4.8 Psikiatri (bila diperlukan, dapat diberikan rujukan pemeriksaan)
4.9 Audiometri (bila diperlukan, dapat diberikan rujukan
pemeriksaan)

5. Kriteria Diagonsis Termasuk salah satu dari 10 kriteria suspek TB MDR


Hasil geneXpert : M.tb detected, Rifampicine resistance detected atau
DST menunjukkan kuman M.tb resistan terhadap minimal R dan H

6. Diagnosis Kerja Tuberkulosis MDR/ Tuberkulosis kebal obat ganda

7. Diagnosis Banding 7.1 TB paru monoresisten, poliresisten


7.2 Tumor paru
7.3 Jamur paru
7.4 Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT)

8. Terapi Pengobatan dibagi menjadi dua tahap – tahap awal dan tahap lanjutan
dengan waktu pengobatan paling sedikit 20 bulan setelah terjadi
konversi biakan.
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
TUBERKULOSIS KEBAL OBAT GANDA/ TB MDR
No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD X: A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
PARU RESPIRA

PPK/KMed/024/RSPR 00 3 dari 5

Tahap awal lama pengobatan a + 4 bulan ( a= bulan pertama tercapai


konversi biakan), lama tahap awal minimal 8 bulan.
Tahap lanjutan adalah total lama pengobatan – lama tahap awal.
Lama pengobatan adalah a + 18 bulan ( a= bulan pertama tercapai
konversi biakan).

Pirazinamide (Z); Kanamisin (Km); Etambutol (E); Kapreomisin (Cm);


Levofloksasin (Lfx); Moksifloksasin (Mfx); Sikloserin (Cs); Etionamid
(Eto); Para amino salisilat (PAS).
1. Paduan standar OAT MDR
Km-Eto-Lfx-Cs-Z-(E) / Eto-Lfx-Cs-Z-(E)
2. Jika sejak awal terbukti resisten Kanamisin, maka paduan
standar sebagai berikut:
Cm-Lfx-Eto-Cs-Z-(E) / Lfx-Eto-Cs-Z-(E)
3. Jika sejak awal terbukti resisten terhadap Fluorokuinolon maka
panduan standar sebagai berikut:
Km-Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E) / Mfx-Eto-Cs-PAS-Z-(E)
4. Piridoksin (vit.B6) ditambahkan pada pasien yang mendapat
Sikloserin dengan dosis 50 mg setiap 250 mg Sikloserin
5. Nutrisi tambahan (vitamin, protein, mineral)
6. Kortikosteroid diberikan pada pasien TB MDR dengan
gangguan respirasi berat, gangguan susunan saraf pusat atau
pericarditis.
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
TUBERKULOSIS KEBAL OBAT GANDA/ TB MDR
No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD X: A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
PARU RESPIRA

PPK/KMed/024/RSPR 00 4 dari 5

9. Konseling dan Penjelasan tentang penyakit, lama pengobatan, tata cara pengobatan, cara
Edukasi (Hospital evaluasi kemajuan pengobatan dan efek samping pengobatan, cara batuk
Health yang benar cara minum obat, prognosis penyakit.
Promotion)
10. Prognosis Ad Vitam : dubia
Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia

11. Tingkat evidens I/II/III/IV


12. Tingkat A/B/C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis Dr. Spesialis Paru
Dr. Spesialis Penyakit Dalam
14. Kepustakaan 14.1 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional
PANDUAN PRAKTIK KLINIK
TUBERKULOSIS KEBAL OBAT GANDA/ TB MDR
No. ICPC II: A 70 Tuberculosis
No. ICD X: A.15 Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histologically confirmed
RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
PARU RESPIRA

PPK/KMed/024/RSPR 00 5 dari 5

pengendalian tuberkulosis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;


2014
14.2 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman
manajemen terpadu pengendalian tuberculosis resisten obat.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2014
14.3 World Health Organization. Treatment of tuberculosis
guidelines. 4th ed. Geneva: WHO Press; 2010

Anda mungkin juga menyukai