Anda di halaman 1dari 7

Jl. Panembahan Senopati No 4 Palbapang Bantul, Yogyakarta Telp.0274-367326 2810423 Fax.

0274-2810424
Website : http://rsprespira.jogjaprov.go.id/ Email : rsprespira@jogjaprov.go.id Kode Pos 55713

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU RESPIRA


NOMOR ………./……… TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
RUMAH SAKIT PARU RESPIRA DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT PARU RESPIRA ,

Menimbang : a. bahwa peningkatan kejadian dan penyebaran


mikroba yang resisten terhadap antimikroba di
rumah sakit disebabkan oleh penggunaan antibiotik
yang tidak bijak dan rendahnya ketaatan terhadap
kewaspadaan standar;
b. bahwa dalam rangka mengendalikan mikroba
resisten di rumah sakit, perlu dikembangkan
pedoman pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit;
c. bahwa sehubungan dengan butir a, dan b tersebut
di atas perlu dibuat Peraturan Direktur Rumah
Sakit Paru Respira Daerah Istimewa Yogyakarta
tentang Pedoman Pengendalian Resistensi
Antimikroba Rumah Sakit Paru Respira Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor . . .
-2-

Nomor 2406/Menkes/Per/X/2011 Tentang


Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 8 Tahun 2015 tentang Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah
Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.03.05/I/7876/2010 tentang Penetapan
Kelas Rumah Sakit Paru Respira Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Khusus Kelas C;
8. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
no 79 tahun 2015 tentang Rincian Tugas dan
Fungsi Rumah Sakit Paru Respira Daerah Istimewa
Yogyakarta
9. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN


PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA RUMAH
SAKIT PARU RESPIRA DINAS KESEHATAN DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:
1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Paru Respira
Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Pengendalian Resistensi Antimikroba adalah
Strategi utama dalam mengendalikan resistensi
antimikroba adalah memahami dengan sebaik-
baiknya mekanisme timbulnya resistensi,

kemudian . . .
-3-

kemudian melaksanakan upaya pencegahannya


sesuai dengan mekanisme resistensi.
3. Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk
menetralisir dan melemahkan daya kerja anti
mikroba
4. Antimikroba adalah bahan-bahan/obat-obat yang
digunakan untuk memberantas/ membasmi
infeksi mikroba khususnya yang merugikan
manusia
5. Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba yang
selanjutnya disingkat KPRA adalah komite yang
dibentuk oleh Kementerian Kesehatan dalam
rangka mengendalikan penggunaan antimikroba
secara luas baik di fasilitas pelayanan kesehatan
dan di masyarakat.

Pasal 2
Tujuan ditetapkannya peraturan direktur ini yaitu untuk
1. Mencegah dan mengendalikan resistensi
antimikroba
2. Meningkatkan kualitas penggunaan antimikroba
3. Menurunkan angka kejadian HAIs di rumah sakit
4. Meningkatkan kesembuhan pasien (patient’s
outcome), serta meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien (patient’s safety),
5. Menurunkan lama rawat pasien dan biaya rawat
pasien,
6. Menurunkan kuantitas penggunaan antimikroba
sehingga menurunkan biaya pembelian
antimikroba.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 3
Ruang lingkup dalam peraturan ini adalah sebagai
berikut :
1. mengendalikan . . .
-4-

1. mengendalikan berkembangnya mikroba resisten


akibat tekanan seleksi oleh antibiotik, melalui
penggunaan antibiotik secara bijak; dan
2. mencegah penyebaran mikroba resisten melalui
peningkatan ketaatan terhadap prinsip pencegahan
dan pengendalian infeksi.

Pasal 4
Pengendalian Resistensi Antimikroba Rumah Sakit Paru
Respira yaitu dengan menerapkan penggunaan
antibiotik secara bijak yang merupakan penggunaan
antibiotik secara rasional dengan mempertimbangkan
dampak muncul dan menyebarnya mikroba (bakteri)
resisten.

Pasal 5
Penerapan penggunaan antibiotik secara bijak
sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 dilakukan melalui
tahapan:
1. meningkatkan pemahaman dan ketaatan staf
medis fungsional dan tenaga kesehatan dalam
penggunaan antibiotik secara bijak;
2. meningkatkan peranan pemangku kepentingan di
bidang penanganan penyakit infeksi dan
penggunaan antibiotik;
3. mengembangkan dan meningkatkan fungsi
laboratorium mikrobiologi klinik dan laboratorium
penunjang lainnya yang berkaitan dengan
penanganan penyakit infeksi;
4. meningkatkan pelayanan farmasi klinik dalam
memantau penggunaan antibiotik;
5. meningkatkan pelayanan farmakologi klinik dalam
memandu penggunaan antibiotik;
6. meningkatkan penanganan kasus infeksi secara
multidisiplin dan terpadu;
7. melaksanakan surveilans pola penggunaan
antibiotik, serta melaporkannya secara berkala;
8. melaksanakan surveilans pola mikroba penyebab

8. melaksanakan . . .
-5-

infeksi dan kepekaannya terhadap antibiotik, serta


melaporkannya secara berkala

BAB III
PENYELENGGARAAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 6
Pelaksanaan Pengendalian Resistensi Antimikroba
dilakukan melalui:
1. pembentukan tim pelaksana program
Pengendalian Resistensi Antimikroba;
2. penyusunan kebijakan dan panduan penggunaan
antibiotik;
3. melaksanakan penggunaan antibiotik secara bijak;
4. melaksanakan prinsip pencegahan pengendalian
infeksi.

Pasal 7
Pembentukan tim pelaksana Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba rumah sakit sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 bertujuan menerapkan Pedoman
Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
melalui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
monitoring, dan evaluasi.

Bagian Kedua
Tim Pelaksana Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba

Pasal 8
1. Tim pelaksana Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
dibentuk melalui keputusan kepala/direktur rumah
sakit.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, tim pelaksana
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba

sebagaimana . . .
-6-

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung


jawab langsung kepada kepala/direktur rumah
sakit.

BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pasal 9
1. Dalam melakukan tugasnya, Tim PPRA
berkoordinasi dengan unit kerja: SMF/bagian,
bidang keperawatan, instalasi farmasi, laboratorium
mikrobiologi klinik, komite/tim pencegahan
pengendalian infeksi (PPI), komite/tim farmasi dan
terapi (KFT).
2. Kegiatan dan tugas Tim PPRA tercatat di dalam
rekam medis dalam bentuk form penggunaan
antibiotik dan form evaluasi penggunaan antibiotik.

Pasal 10
1. Laporan kepada Kepala/Direktur rumah sakit untuk
perbaikan kebijakan/pedoman/panduan dan
rekomendasi perluasan penerapan PPRA di rumah
sakit.
2. Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran
tahunan PPRA kepada Kepala/Direktur rumah sakit.
3. Kepala/direktur rumah sakit wajib melaporkan
pelaksanaan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di rumah sakit kepada Menteri melalui
KPRA dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan
Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Pelaporan Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba di rumah sakit sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan secara berkala setiap akhir
tahun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan.

Pasal 11
Ketentuan lebih lanjut mengenai Pedoman

Pengendalian . . .
-7-

Pengendalian Resistensi Antimikroba di rumah sakit


sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur
Ini
BAB V
SUPERVISI, DAN MONITORING

Pasal 12
1. Direktur melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan Pengendalian Resistensi
Antimikroba di Rumah Sakit Paru Respira.

2. Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui:


a. advokasi, sosialisasi, supervisi, konsultasi, dan
bimbingan teknis;
b. pendidikan dan pelatihan internal maupun
eksternal; dan/atau
c. pemantauan dan evaluasi.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13
Peraturan Direktur ini mulai berlaku sejak tanggal
disahkan.

Ditetapkan di Bantul
pada tanggal 8 Januari 2022

DIREKTUR,

dr. GREGORIUS ANUNG TRIHADI, M.P.H


NIP. 197205092002121002

Anda mungkin juga menyukai