Anda di halaman 1dari 17

HASIL KAJIAN

TAHUNAN
PELAYANAN
KEFARMASIAN DAN
PENGGUNA OBAT
TAHUN 2022

i
TIM PENYUSUN

KAJIAN TAHUNAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT


RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT

Hj. Sunar, SKM Kepala sub Bidang Penunjang Medik


Irmawati, S.Si., Apt Kepala Instalasi Farmasi
Hj. Rita Irawanni, S.Si, Apt. Pj. Gudang Farmasi
Arifah Kurniastuti, S.Si., Apt Staf Instalasi Farmasi
Lily Azdaliah, A.Md. Farm Staf Instalasi Farmasi

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Rumah sakit merupakan salah satu tempat layanan kesehatan kepada
masyarakat yang diharapkan senantiasa berusaha untuk memperbaiki kualitas
pelayanan masyarakat di segala bidang. Instalasi farmasi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Sehingga
pelayanan kefarmasian sangat dituntut untuk selalu berupaya meningkatkan
kualitas pelayanannya.
Untuk itu dipandang perlu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Sulawesi Barat, laporan ini sangat dibutuhkan untuk sebagai acuan perbaikan
pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD. Provinsi Sulawesi Barat.
Semoga laporan ini bermanfaat dan kami sadari bahwa laporan ini masih jauh
dari sempuna oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk melengkapi kekurangan sehingga pelayanan kefarmasian ini dimasa
depan diharapkan mengalami perbaikan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Mamuju, 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Catalog
TIM PENYUSUN ....................................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 5

A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 5

B. Tujuan........................................................................................................................................ 5

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................. 6

A. Hasil........................................................................................................................................... 6

B. Pembahasan ........................................................................................................................... 11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................... 17

A. KESIMPULAN......................................................................................................................... 17

B. SARAN .................................................................................................................................... 17

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) merupakan


bagian penting dalam pelayanan pasien. Pelayanan kefarmasian
bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah
terkait obat. Praktik penggunaan obat yang tidak aman dan kesalahan
penggunaan obat adalah penyebab utama cedera dan bahaya yang
dapat dihindari.
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang
berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan Farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang bermutu dan terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Apoteker khususnya yang bekerja di Rumah Sakit dituntut untuk
merealisasikan perluasan paradigma Pelayanan Kefarmasian dari
orientasi produk menjadi orientasi pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker
perlu ditingkatkan secara terus menerus agar perubahan paradigma
tersebut dapat diimplementasikan. Apoteker harus dapat memenuhi hak
pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk
tuntutan hukum.

B. Tujuan

Untuk mengetahui sejauh mana pelayanan farmasi diselenggarakan.

5
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan berita acara survey tahunan pelayanan kefarmasian dan


penggunaan obat di Instalasi Farmasi RSUD. Provinsi Sulawesi Barat
didapatkan hasil sebagai berikut :

II. Pengelolaan Obat Dan BMHP Skor


A. Seleksi 88.89%
1 Apakah ada SK Tim / Komite Farmasi : □ Ya (skor 100) 100
dan Terapi? □ Tidak (skor 0)
2 Apakah ada SPO Penyusunan Formularium? : □ Ya (skor 100) 100
□ Tidak (skor 0)
3 Apakah proses penyusunan : □ Ya (skor 100) 100
formularium rumah sakit secara kolaboratif ? □ Tidak (skor 0)
4 Apakah ada Formularium Rumah : □ Ya tiap tahun (skor 100) 100
Sakit yang telah ditetapkan? □ Ya diatas 1 tahun (skor 50)
□ Tidak ada (skor 0)
5 Apakah ada SOP Pemantauan : □ Ya (skor 100) 100
Kepatuhan terhadap peresepan □ Tidak (skor 0)
obat formularium ?
6 Apakah ada Laporan / Kajian : □ Ya (skor 100) 100
Kepatuhan terhadap peresepan □ Tidak (skor 0)
obat formularium ?
7 Apakah ada SOP Pemantauan : □ Ya (skor 100) 0
Kepatuhan terhadap penyediaan □ Tidak (skor 0)
obat formularium ?
8 Apakah ada Laporan / Kajian : □ Ya (skor 100) 100
Kepatuhan terhadap penyediaan □ Tidak (skor 0)
obat formularium?
9 Apakah ada Evaluasi Formularium : □ Ya (skor 100) 100
Tahunan? □ Tidak (skor 0)

B Perencanaan sediaan farmasi dan BMHP 75.00%


1 Apakah ada SOP Perencanaan : □ Ya (skor 100) 100
obat dan BMHP? □ Tidak (skor 0)
2 Apakah ada pelaksanaan dan : □ Ya tiap 3 bulan (skor 100) 50
evaluasi terhadap perencanaan □ Ya tiap 1 tahun (skor 50)
dan pengadaan sediaan farmasi, □ Tidak ada (skor 0)
dan BMHP?

6
C Pengadaan sediaan farmasi dan BMHP 87.50%
1 Apakah Ada SOP Pengadaan reguler? : □ Ya (skor 100) 100
□ Tidak (skor 0)
2 Apakah Ada SOP Pengadaan obat : □ Ya (skor 100) 100
stok kosong? □ Tidak (skor 0)
3 Apakah Ada SOP Pengadaan Obat : □ Ya (skor 100) 100
Non Formularium? □ Tidak (skor 0)
4 Apakah Ada SOP Pengadaan obat yang : □ Ya (skor 100) 0
Tidak memiliki NIE ? □ Tidak (skor 0)
5 Apakah pengadaan obat dilakukan : □ Ya (skor 100) 100
melaui sumber resmi yaitu Industri □ Tidak (skor 0)
Farmasi / PBF/ Instalasi Farmasi /
Apotek ?
6 Apakah Pengadaan Narkotik dan : □ Ya (skor 100) 100
atau psikotropika dilakukan melaui □ Tidak (skor 0)
sumber resmi yaitu PBF / Apotek ?
7 Apakah Pengadaan Obat dilakukan : □ Ya (skor 100) 100
Oleh Apoteker Penanggung Jawab? □ Tidak (skor 0)
8 Apakah Pengarsipan dokumen : □ Ya (skor 100) 100
Pengadaan (SP dan Faktur) sudah □ Tidak (skor 0)
sesuai dengan ketentuan?
D Penerimaan 66.67%
1 Apakah Ada SOP penerimaan sediaan : □ Ya (skor 100) 100
Farmasi dan BMHP ? □ Tidak (skor 0)
2 Apakah Ada SK Tim Pemeriksa : □ Ya (skor 100) 100
obat dan BMHP? □ Tidak (skor 0)
3 Apakah ada ruang antara / karantina : □ Ya (skor 100) 0
Penerimaan sediaan farmasi & BMHP? □ Tidak (skor 0)

E Penyimpanan 88.64%
1 Apakah ada Panduan / SOP : □ Ya (skor 100) 100
Penyimpanan sediaan farmasi & BMHP? □ Tidak (skor 0)
2 Apakah penyimpanan sediaan farmasi : □ Ya (skor 100) 100
dan BMHP disimpan dalam wadah asli □ Tidak (skor 0)
atau wadah lain yang dapat menjaga
dari kontaminasi dan diberi label ?
3 Apakah penyimpanan sediaan farmasi : □ Ya (skor 100) 100
sudah memperhatikan kondisi yang □ Tidak (skor 0)
dipersyaratkan (suhu dan kelembaban) ?

7
4 Apakah Penyimpanan Narkotik dan : □ Ya (skor 100) 100
Psikotropik pada lemari 2 pintu? □ Tidak (skor 0)
5 Apakah dilakukan serahterima / : □ Rutin (skor 100) 100
handover Narkotik dan Psikotropik □ Tidak rutin (skor 50)
setiap pergantian shift? □ Tidak dilakukan (skor 0)
6 Apakah Penyimpanan Obat Higt Alert : □ Ya (skor 100) 100
sudah sesuai SOP / panduan yang berlaku? □ Tidak (skor 0)
7 Apakah Penyimpanan Bahan : □ Ya (skor 100) 100
Berbahaya dan Beracun (B3) sudah □ Tidak (skor 0)
sesuai SOP?
8 Apakah tempat penyimpanan sudah : □ ada disemua tempat (skor 100) 100
dilengkapi dengan alat monitor suhu? □ ada disebagian tempat (skor 50)
□ Tidak (skor 0)
9 Apakah dilakukan pencatatan : □ Rutin minimal 2 kali sehari 50
monitoring suhu penyimpanan? (skor 100)
□ Tidak Rutin (Skor 50)
□ Tidak ada (skor 0)
10 Apakah ada Alat Cold Chain untuk : □ Ya (skor 100) 100
Penyimpanan vaksin? □ Tidak (skor 0)
11 Apakah alat Cold Chain telah terkalibrasi? : □ Ya (skor 100) 100
□ Tidak (skor 0)
12 Apakah penyimpanan sediaan farmasi : □ Ya (skor 100) 100
memperhatikan sistem FEFO atau □ Tidak (skor 0)
FIFO?
13 Apakah penyimpanan sediaan farmasi : □ Ya (skor 100) 100
memperhatikan kemiripan penampilan □ Tidak (skor 0)
dan penamaan obat (LASA)?
14 Apakah ada SOP penyimpanan obat : □ Ya (skor 100) 100
Rusak / Kadaluarsa? □ Tidak (skor 0)
15 Apakah ada SOP pemusnahan Obat : □ Ya (skor 100) 100
Rusak / Kadaluarsa? □ Tidak (skor 0)
16 Apakah sudah melakukan Stokopname : □ Rutin tiap bulan (skor 100) 100
sediaan Farmasi dan BMHP? □ Tidak rutin (skor 50)
□ Tidak melaksanakan (skor 00)
17 Apakah ada SOP pengelolaan : □ Ya (skor 100)
Radioaktif? □ Tidak (skor 0)
18 Apakah ada SOP pengelolaan obat : □ Ya (skor 100)
Penelitian? □ Tidak (skor 0)

8
19 Apakah ada SOP pengelolaan sediaan : □ Ya (skor 100) 100
farmasi dan BMHP dari program / Hibah? □ Tidak (skor 0)
20 Apakah Instalasi Farmasi melaksanakan : □ Rutin tiap 3 bulan (skor 100) 100
Supervisi penyimpanan sediaan farmasi □ Tidak rutin (skor 50)
dan BMHP? □ Tidak melaksanakan (skor 00)
21 Apakah ada SOP sediaan farmasi dan : □ Ya (skor 100) 100
BMHP Emergency? □ Tidak (skor 0)
22 Apakah sediaan farmasi dan BMHP : □ Ya (skor 100) 0
untuk kondisi Emergency yang disimpan □ Tidak (skor 0)
di luar Instalasi Farmasi telah dikelola
secara seragam dalam hal penyimpanan?
23 Apakah sediaan farmasi dan BMHP : □ Ya (skor 100) 0

untuk kondisi Emergency yang disimpan □ Tidak (skor 0)


di luar Instalasi Farmasi telah dipantau

dan pengantiannya secara seragam?

24 Apakah ada SOP Recall obat dan BMHP? : □ Ya (skor 100) 100
□ Tidak (skor 0)
F Pendistribusian 100%
1 Apakah ada SOP Pendistribusian : □ Ya (skor 100) 100
sediaan Farmasi dan BMHP? □ Tidak (skor 0)
2 Apakah pendistribusian dilakukan oleh : □ Ya (skor 100) 100
Petugas yang berwenang? □ Tidak (skor 0)
3 Apakah pendistribusian telah : □ Ya (skor 100) 100
mempertimbangkan stabilitas obat? □ Tidak (skor 0)
4 Apakah petugas telah melakukan : □ Ya (skor 100) 100
pencatatan setiap mutasi / transaksi? □ Tidak (skor 0)
5 Apakah petugas dapat menelusi jika : □ Ya (skor 100) 100
terjadi recall atau kesalahan □ Tidak (skor 0)
pendistribusian?
G Peresepan 66.67%
1 Apakah Ada Regulasi /SOP Peresepan? : □ Ya (skor 100) 100
□ Tidak (skor 0)
2 Apakah semua resep telah ditulis : □ Ya (skor 100) 100
oleh dokter yang berwenang? □ Tidak (skor 0)
3 Apakah resep telah di tulis secara : □ Ya (skor 100) 0
lengkap dan benar oleh dokter? □ Tidak (skor 0)
4 Apakah kepatuhan penulisan resep : □ Ya (skor 100) 100

9
sesuai formularium telah mencapai □ Tidak (skor 0)
target 100%?
5 Apakah rekonsiliasi obat telah dilakukan : □ Ya (skor 100) 100
oleh dokter sebelum menulis resep? □ Tidak (skor 0)
6 Apakah Petugas Farmasi telah melakukan : □ Ya (skor 100) 100
rekonsiliasi obat pada saat admisi? □ Tidak (skor 0)
7 Apakah Petugas Farmasi telah melakukan : □ Ya (skor 100) 0

rekonsiliasi obat pada saat transfer? □ Tidak (skor 0)


8 Apakah Petugas Farmasi telah melakukan : □ Ya (skor 100) 0
rekonsiliasi obat pada saat discharge? □ Tidak (skor 0)

9 Apakah masih ada penyalinan resep? : □ Ya (skor 100) 100


□ Tidak (skor 0)
H Penyiapan / Dispensing 75.0%
1 Apakah Ada regulasi / SOP penyiapan obat? : □ Ya (skor 100) 100
□ Tidak (skor 0)
2 Apakah ada SOP Dispensing Sediaan Steril? : □ Ya (skor 100) 100
□ Tidak (skor 0)
3 Apakah ada SOP pembuatan Obat : □ Ya (skor 100)
(compounding)? □ Tidak (skor 0)
4 Apakah dispensing telah dilakukan oleh : □ Ya (skor 100) 100
Petugas yang berwenang? □ Tidak (skor 0)
5 Apakah dispensing telah dilakukan di tempat : □ Ya (skor 100) 0

yang memenuhi syarat ? □ Tidak (skor 0)


6 Apakah pengkajian resep telah dilakukan : □ Ya (skor 100) 100
sebelum obat disiapkan? □ Tidak (skor 0)
7 Apakah pelabelan / Etiket obat lengkap dan : □ Ya (skor 100) 100
jelas, termasuk label Exp / BUD? □ Tidak (skor 0)
8 Apakah masih ada kejadian kesalahan : □ Ya (skor 0) 0
pemberian obat? □ Tidak (skor 100)

9 Apakah waktu rata rata pelayanan obat jadi : □ Ya (skor 100) 100
≤ 30 menit? □ Tidak (skor 0)
10 Apakah waktu rata rata pelayanan obat : □ Ya (skor 100) 100
racikan ≤ 60 menit? □ Tidak (skor 0)

10
11 Apakah Petugas Farmasi telah melakukan : □ Ya (skor 100) 100
telaah obat sebelum obat di serahkan? □ Tidak (skor 0)
12 Apakah Petugas Farmasi telah melakukan : □ Ya (skor 100) 100
edukasi tentang obat yang akan digunakan? □ Tidak (skor 0)
I Pemberian / administration 100%
1 Apakah Ada regulasi / SOP pemberian obat? : □ Ya (skor 100) 100
□ Tidak (skor 0)
2 Apakah ada regulasi / SOP pengunaan obat : □ Ya (skor 100) 100
oleh Pasien Secara Mandiri? □ Tidak (skor 0)
3 Apakah pemberian obat dilakukan oleh : □ Ya (skor 100) 100
Petugas yang berwenang? □ Tidak (skor 0)
4 Apakah Petugas Farmasi telah melakukan : □ Ya (skor 100) 100
verifikasi identifikasi pasien dan ketepatan □ Tidak (skor 0)
obat sebelum pemberian obat?
5 Apakah Petugas Farmasi telah melakukan : □ Ya (skor 100) 100
edukasi tentang obat yang akan digunakan □ Tidak (skor 0)
secara mandiri oleh pasien?
J Pemantauan 50%
1 Apakah ada regulasi / SOP Pemantauan : □ Ya (skor 100) 100
terapi obat □ Tidak (skor 0)
2 Apakah ada regulasi / SOP Pelaporan Efek : □ Ya (skor 100) 100
Samping Obat? □ Tidak (skor 0)
3 Apakah pemantauan obat dilakukan secara : □ Ya (skor 100) 0
kolaboratif? □ Tidak (skor 0)
4 Apakah telah dilakukan pemantauan dan : □ Ya (skor 100) 0
pelaporan efek samping obat? □ Tidak (skor 0)

B. Pembahasan

Pengelolaan perbekalan farmasi

1. Seleksi / Pemilihan

Pemilihan perbekalan farmasi di RSUD. Provinsi Sulawesi Barat


dilakukan oleh Komite Farmasi Dan Terap (KFT), dimana
apoteker penaggungjawab Instalasi Farmasi berperan aktif
sebagai sekertaris Komite Farmasi Terapi (KFT). Pemilihan

11
didasarkan pada kriteria penambahan atau penghapusan obat
dari formularium. Obat diusulkan dari dokter melalui Staf Medis
Fungsional (SMF) dan diseleksi oleh KFT. Formularium RSUD.
Provinsi Sulawesi Barat terdiri atas item obat generik dan item
obat dengan merek dagang.

Dalam proses seleksi ini dimulai dengan pembagian form usulan


obat ke SMF kemudian dikumpulkan kembali dan dibuat dalam
bentuk draf usulan. Selanjutnya, dilakukan seleksi awal melalui
rapat kecil KFT yang dihadiri oleh ketua KFT, sekertaris dan
beberapa staf farmasi. Hasil seleksi awal kemudian dibahas
melalui Rapat besar pembahasan formularium rumah sakit
dengan melibatkan Direktur, Jajaran Managemen, seluruh dokter
Spesialis, seluruh anggota KFT dan seluruh staf instalasi farmasi.

Hasil kesepakatan dalam rapat besar pembahasan formularium


rumah sakit inilah yang menjadi draf Formularium Rumah Sakit
yang kemudian dibuatkan Surat Keputusan (SK) Direktur untuk
ditetapkan menjadi Formularium Rumah Sakit Umum Daerah
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2022.

Dari hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan


Penggunaan Obat Tahun 2022 untuk Seleksi / Pemilihan
sediaan farmasi di dapatkan hasil 88,89% dikarenakan belum
tersedianya SOP Pemantauan Kepatuhan terhadap penyediaan
obat formularium.

2. Perencanaan

Perencanaan/usulan dari Instalasi Farmasi didasarkan pada


pada kebutuhan tahun sebelumnya serta analisis estimasi
kebutuhan tahun 2021 dan disesesuaikan dengan anggaran
untuk pembelian obat dan bahan habis pakai. Perencanaan
perbekalan farmasi terdiri atas item pembelian obat dan bahan
habis pakai. Perencanaan perbekalan farmasi terdiri atas item
obat Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit.

12
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk Perencanaan sediaan farmasi di
dapatkan hasil 75% dikarenakan belum rutinya evaluasi terhadap
perencanaan pengadaan sediaan farmasi dan BMHP. Rencana
Tindak Lanjutnya adalah akan dilakukan evaluasi perencanaan
sediaan farmasi dan BMHP secara rutin tiap 3 bulan atau sesuai
pedoman yang berlaku,

3. Pengadaan

Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan metode


pembelanjaan melalui e-katalog dan metode pembelanjaan
langsung ke Pedagang Besar Farmasi (PBF). Pengadaan
sediaan farmasi sepenuhnya berpedoman pada Formularium
RSUD. Provinsi Sulawesi Barat.
Instalasi Farmasi RSUD. Provinsi Sulawesi Barat dalam
pelayanan pemenuhan sediaan farmasi dan BMHP masih
terdapat kekosongan. Dalam upaya mengatasi kekosongan
obat, Instalasi Farmasi RSUD. Provinsi Sulawesi Barat juga
menetapkan SOP dengan cara melakukan konsultasi dengan
dokter penulis resep untuk melakukan subtitusi obat yang kosong
dengan obat yang memiliki efek atau indikasi yang sama dan
tersedia di instalasi farmasi.
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk Pengadaan sediaan farmasi dan BMHP
diperoleh hasil 87,50% dikarenakan belum adanya SOP
pengadaan Obat yang tidak memiliki NOmor Izin Edar (NIE).
Rencana Tindak Lanjutnya adalah akan dibuat SOP pengadaan
obat yang memiliki NIE.
4. Penerimaan

Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan pejabat penerima


barang yang telah di SK kan oleh Direktur. Penerimaan sediaan
farmasi dan BMHP dilakukan sesuai SOP penerimaan barang

13
dengan melihat kesesuaian spesifikasi barang yang ada di surat
pesanan, faktur dan barangnya meliputi nama dan jumlah barang.
Pejabat penerima barang juga harus melihat barang yang datang
sesuai dengan cara pendistribusian obat yang baik dan benar
dari PBF ke Rumah Sakit.
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk Penerimaan sediaan farmasi diperoleh
hasil 66,67% dikarenakan Tidak adanya ruang gudang farmasi
yang sesuai standar (tidak adanya ruang karantina penerimaan).
Rencana Tindak Lanjutnya akan membuatkan rekomendasi atau
telaah staf kepada Direktur untuk dapat membuat gudang farmasi
yang sesui standar.
5. Penyimpanan

Berdasarkan standar bahwa rumah sakit harus menetapkan tata


laksana pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang baik, benar, serta
aman. Rumah sakit juga mengatur tata kelola bahan berbahaya,
serta obat narkotika dan psikotropika yang baik, benar, dan aman
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Rumah sakit mengatur tata kelola penyimpanan elektrolit
konsentrat yang baik, benar, dan aman sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Rumah sakit harus menetapkan
pengaturan penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat
tertentu, menetapkan regulasi untuk memastikan obat emergensi
yang tersimpan di dalam maupun di luar unit farmasi tersedia,
tersimpan aman dan dimonitor.
Rumah sakit juga harus memiliki sistem penarikan kembali
(recall), pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai tidak layak digunakan karena rusak, mutu
substandar atau kadaluwarsa. Rumah sakit menetapkan dan
melaksanakan identifikasi dalam proses penarikan kembali (recall)
oleh Pemerintah, pabrik, atau pemasok. Rumah sakit juga harus
menjamin bahwa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

14
medis habis yang tidak layak pakai karena rusak, mutu
substandard, atau kadaluwarsa tidak digunakan serta
dimusnahkan.
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk Penyimpanan sediaan farmasi diperoleh
hasil 88,64% dikarenakan pencatatan monitoring suhu
penyimpanan tidak rutin dilakukan oleh petugas. Rencana Tindak
Lanjutnya akan dibuat jadwal petugas pencatat monitoring suhu
di setiap shift. Temuan lainnya adalah Sediaan farmasi dan
BMHP untuk kondisi Emergency yang disimpan di luar Instalasi
Farmasi belum dikelola secara seragam dikarenakan belum
adanya sosialiasi SOP pengelolaan obat emergency kepada
seluruh staf rumah sakit. Rencana tindak lanjutnya akan
dilakukan sosialisasi SOP pengelolaan obat emergency kepada
seluruh staf Rumah Sakit.
6. Pendistribusian
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk pendistribusian sediaan farmasi
diperoleh hasil 100%.
7. Peresepan
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk Peresepan sediaan farmasi diperoleh
hasil 66,67% disebabkan rekonsiliasi obat pasien saat transfer
dan rekonsiliasi saat discharge belum dilakukan dikarenakan
belum adanya form RM rekonsiliasi tersebut. Rencana tindak
lanjutnya adalah melakukan pengusulan perubahan Rekam
medik untuk mebuat form rekonsiliasi obat saat pindah ruangan
dan saat discharge.
8. Penyiapan / Dispensing
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk Penyiapan / Dispensing sediaan farmasi
diperoleh hasil 75% disebabkan belum adanya tempat dispensing
yang belum memadai seperti meja racik untuk obat racikan non

15
steril. Rencana tindak lanjutnya adalah melakukan pengusulan
pemenuhan ruang racik atau meja racik untuk sediaan nonsteril.
9. Pemberian / administration
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk pemberian / adminitration sediaan
farmasi diperoleh hasil 100%.
10. Pemantauan
Hasil survey tahunan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat Tahun 2022 untuk pemantauan sediaan farmasi diperoleh
hasil 50% disebabkan belum dilakukannya pemantauan obat
secara kolaboratif dan belum aktifnya petugas dalam
pemantauan dan pelaporan efek samping obat. Rencana tindak
lanjutnya adalah melakukan pemantauan obat secara kolaboratif
dan melakukan pemantauan dan pelaporan efeksamping obat.

16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil survey dan supervisi Pelayanan Kefarmasian


dan Penggunaan Obat Tahun 2022 di atas maka dapat disimpulkan
bahwa secara keseluruhan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat (PKPO) Tahun 2022 masih mencapai 79,83% dengan gambaran
sebagai berikut :

1. Seleksi mencapai 88,89%

2. Perencanaan mencapai 75%

3. Pengadaan mencapai 87,5%

4. Penerimaan mencapai 66,67%

5. Penyimpanan mencapai 88,64%

6. Pendistribusian mencapai 100%

7. Peresepan mencapai 66,67%

8. Penyiapan / dispensing mencapai 75%

9. Pemberian / administration mencapai 100%

10. Pemantauan mencapai 50%

B. SARAN

Hasil survey / supervisi ini dapat disarankan kepada Instalasi


Farmasi dan Manajemen sebagai bahan untuk melakukan strategi
perbaikan dan pelaksanaan rencana tindak lanjut.

17

Anda mungkin juga menyukai