“RAHASIA KEDOKTERAN”
Disusun oleh:
Kelompok 2
2011
1
Daftar isi
Review Kasus...............................................................................................................................................3
BAB I.PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
I.I Latar belakang.....................................................................................................................................5
I.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................6
I.3 Tujuan................................................................................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................................10
BAB IV KESIMPULAN...........................................................................................................................13
Review Kasus
2
Kematian Mahasiswa UNAS: IDI Siap Bentuk Tim Mengusut Pelanggaran Kode Etik
Kedokteran.Dokter tak dapat dibenarkan membuka informasi kesehatan pasien ke publik
tanpa persetujuan keluarga.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesoia (PB IDI) siap membentuk tim guna mengusut
kemungkinan pelanggaran kode etik kedokteran dalam kasus kematian Maftuh Fauzi, mahasiswa
Universitas Nasional (UNAS) Pejaten Jakarta Selatan. Bila diperlukan, IDI akan memprakarsai
dibentuknya tim tertentu, kata Fahmi Idris, Ketua Umum PB IDI.
Dijelaskan Fahmi, PB IDI segera menggelar rapat untuk menindaklanjuti pengaduan mahasiswa
UNAS. Senin (23/6) kemarin, sejumlah perwakilan mahasiswa didampingi pengacara publik dari
LBH Jakarta mendatangi kantor PB IDI di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Mahasiswa meminta
IDI memeriksa dokter dan tenaga kesehatan yang telah mempublikasikan sebab kematian Fauzi
karena HIV/AIDS.
Selain PB IDI, Departemen Kesehatan juga sudah memanggil pimpinan-pimpinan rumah sakit
yang ikut menangani Fauzi dan mahasiswa UNAS korban bentrokan Sabtu pagi 24 Mei lalu.
Sejumlah korban bentrokan pada awalnya dibawa ke RS Pasar Rebo, termasuk Fauzi. Dari sini,
Fauzi dirujuk ke RS UKI Cawang, kemudian dirujuk lagi ke RS Pusat Pertamina (RSPP). Di
rumah sakit inilah Fauzi menghembuskan nafas terakhir. Dokter yang menangani
mengumumkan bahwa Fauzi meninggal karena terinfeksi HIV. Kami minta PB IDI memeriksa
dokter-dokter yang menangani Fauzi, ujar Arton, juru bicara Solidaritas Mahasiswa UNAS.
Fahmi Idris menyatakan PB IDI belum biasa berbuat banyak merespon desakan mahasiswa.
Cuma, PB IDI bisa memprakarsai pembentukan tim beranggotakan PB IDI, Komnas HAM,
perwakilan UNAS, dan pihak RSPP. Meskipun masih sebatas rencana mengumpulkan pengurus
IDI, Fahmi dengan tegas mengingatkan para dokter untuk taat pada sumpah dokter. Seluruh
dokter terikat sumpah untuk tidak menggunakan pertimbangan ras, politik, dan lain-lain dalam
menangani pasien, ujarnya.
Ia juga mengecam petugas kesehatan yang membuka rahasia catatan medis pasien tanpa
persetujuan pasien atau keluarganya. Dalam konteks kematian Fauzi, Fahmi akan menunggu
hasil sidang kode etik kedokteran untuk memastikan apakah ada alasan pemaaf dan alasan
pembenar catatan medis Fauzi, khususnya yang menyebutkan kematiannya karena infeksi HIV,
dibuka ke publik. Selama tidak ada faktor pembenar dan faktor pemaaf, sampai mati pun mereka
(tenaga kesehatan-red) tidak dapat membuka rahasia pasiennya, kata Fahmi dengan nada datar.
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menandaskan bahwa setiap
dokter wajib menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran hanya bisa dibuka untuk
kepentingan kesehatan pasien, permintaan pasien sendiri, memenuhi permintaan aparat penegak
hukum, atau karena alasan peraturan perundang-undangan. Bahkan pasal 51 mewajibkan dokter
merahasiakan segala sesuatu yang dia ketahui tentang pasien hingga pasien meninggal dunia.
Rumusan yang sama termuat pada pasal 12 Kode Etik Kedokteran Indonesia.
Mahasiswa UNAS memang masih meragukan simpulan dokter RSPP mengenai penyebab
kematian Fauzi. Arton, juru bicara mahasiswa UNAS yang menemui PB IDI kemarin,
3
mengatakan bahwa saat di RS UKI ada rekam medis yang menyebutkan Fauzi mengalami
trauma di kepala. Tetapi setelah di RSPP, penyebab kematian Fauzi bukan karena luka di kepala,
melainkan infeksi sistemik termasuk HIV, yang menyebabkan gagal jantung (cardio raspiratory
failure). Seorang rekan almarhum Fauzi yang ikut datang ke PB IDI juga meragukan simpulan
dokter RSPP. Sewaktu masih hidup tak ada tanda-tanda penyakit AIDS kronis. Ketika
penyerbuan, dia segar bugar, ujarnya.
Anggota Komisi Kepolisian Nasional Adnan Pandupraja meminta semua pihak menahan diri
guna menghindari munculnya analisis yang spekulatif. Paling tidak, sambil menunggu hasil
otopsi yang dilakukan tim forensik Universitas Diponegoro dan Universitas Jenderal Soedirman.
Komisi Kepolisian pun akan berkoordinasi dengan Komnas HAM dan Polres Jakarta Selatan
untuk menindaklanjuti masalah ini.
Berkaitan dengan aksi penyerangan ke kampus UNAS, di depan Komisi III DPR 12 Juni lalu
Kapolri Jenderal Sutanto menjelaskan Propam Polda Metro Jaya telah memeriksa 123 anggota
Polri. Dari jumlah itu, 17 anggota polisi dinyatakan melanggar Protap dan telah dikenakan
hukuman disiplin. Ke-17 anggota polisi itu dinyatakan melanggar pasal 4 huruf l Peraturan
Pemerintah (PP) No. 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri.
BAB I.PENDAHULUAN
I.I Latar belakang
Kode etik kedokteran sudah ada sepanjang sejarah profesi kedokteran. Perilaku
dokter harus sesuai dengan etik masyarakat di mana ia berada karena dokter,
4
sebagaimana anggota masyarakat lainnya selain makhluk individual juga makluk sosial budaya,
dan religius.
Kata etik atau etika berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu
kata mores dan ethos. Umumnya sebagai rangkaian mores of community (kesopanan
masyarakat) dan ethos of the people (akhlak manusia). Kode etik suatu profesi terbentuk bila
ahli-ahli kelompok profesi itu mengumpulkan dan menyepakati suatu daftar perilaku
etik yang berlaku untuk anggota-anggota profesi itu. Hukum kedokteran di batasi
pada hukum yang mengatur produk profesi dokter, yang disebabkan karena adannya
hubungan dengan pihak lain, baik pasien maupun tenaga kesehatan lain. Hukum kedokteran
mempunyai obyek yang sama, yaitu pasien yang merupakan obyek inti satu-satunya dalam
hukum kedokteran.
Karena pasien merupakan obyek inti satu-satunya , segala sesuatu yang menyangkut
pasien sudah sepatutnya kita rahasiakan dan kita pergunakan untuk keperluan yang
seharusnya.Rahasia kedokteran penting dalam membina hubungan dokter.
Tanpa privacy maka pasien akan enggan menyampaikan keluhan dan penyakitnya
kepada dokter, sampai akhirnya terpaksa kedokter setelah penyakitnya jadi parah.
5
I.3 Tujuan
Paragraf 4
Rahasia Kedokteran
6
Pasal 48
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan
rahasia kedokteran.
(2) Rahasia Kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum,permintaan pasien
sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Rahasia kedokteran diatur dengan peraturan menteri.
Menimbang:
bahwa perlu ditetapkan peraturan tentang wajib simpan rahasia kedokteran.
Mengingat:
1.Pasal 5 ayat(2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Pasal 10 ayat (4) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1960 No. 131)
3. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter (Lembaran Negara
Tahun 1960 No.69)
Mendengar:
Presidium Kabinet Dwikora yang disempurnakan.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
"PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WAJIB SIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN".
Pasal 1
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh
orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam
lapangan kedokteran.
7
Pasal 2
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam
pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada Peraturan
Pemerintah ini menentukan lain.
Pasal 3
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara tahun 1963 No. 79).
b. mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan
dan/atauperawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Pasal 4
Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai: wajib simpan rahasia kedokteran yang tidak
atau tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana, Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasarkan pasal 11
Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan.
Pasal 5
Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang disebut
dalam pasal 3 huruf b,maka Menteri Kesehatan dapat mengambil tindakan-tindakan berdasarkan
wewenang dan kebijaksanaannya.
Pasal 6
Dalam pelaksanaan peraturan ini Menteri Kesehatan dapat mendengar Dewan Pelindung
Susila Kedokteran dan/atau badan-badan lain bilamana perlu.
Pasal 7
Peraturan ini dapat disebut "Peraturan Pemerintah tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran".
Pasal 8
Peraturan ini mulai berlaku pada hari diundangkannya.Agar setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Mei 1966.
KUHP Pasal 322
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang wajib disimpannya karena
jabatan atau pekerjaannya yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan bulan atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
8
(2) Jika kejahatan dilakukan pada seorang tertentu maka perbuatannya itu hanya dapat
dituntut atas pengaduan orang tersebut.
“Setiap perbuatan yang melanggar hukum yang berakibat kerugian bagi orang lain,
mewajibkan orang yang karena kesalahannya mengakibatkan kerugian itu,mengganti kerugian
tersebut”.
Dokter harus sadar bahwa masyarakat kita sekarang ini sudah kritis dan dapat merespon
terhadap segala sesuatu yang dirasa tidak sesuai dan merugikan mereka. Sering timbul masalah
yang menyangkut hubungan dokter dan pasien yang menyangkut pembocoran rahasia.Harus
9
disadari bahwa tanggung jawab dari profesi kedokteran ini sangatlah besar dan harus sesuai
dengan hukum yang berlaku termasuk kode etik kedokteran dan kondisi masyarakat.
Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa yang
diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang menyangkut
masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup maupun yang sudah
meninggal.
2. Rahasia medis.
3. Rekam medis
1.Informed Consent
Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran/kedokteran
gigi yang akan dilakukan terhadap pasien (Permenkes No. 290/2008)
10
Informed Consent adalah suatu kesepakatan atau persetujuan pasien atas upaya medis
yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya setelah pasien mendapatkan informasi dari
dokter mengenai upaya medis yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai
informasi mengenai resiko yang mungkin terjadi (Veronica Komalawati)
2. Rahasia Medis : Segala hal yang bersangkutan dengan kesehatan pasien dan harus
dirahasiakan.
3.Rekam Medis : Keterangan baik tulis maupun terekam tentang identitas ,anamnesa,
penentuan fisik ,laboratorium ,diagnosa dan segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan
kepada pasien.
Ada dua model dalam memberikan perlindungan Hak Privacy di bidang kesehatan :
1. Tetap mempertahankan berbagai
peraturan perundangan yang menyangkut Health Privacy pasien dengan penyempurnaan-
penyempurnaan.
2. Memasukan “Health Privacy Right” dalam Undang – Undang RI agar pasien, dokter/ RS,
dan para pengguna rekam medis yang lain tahu persis apa yang menjadi hak dan
kewajiban masing-masing.
3. Salah satu contoh masuknya Health Privacy Right dalam undang – undang adalah Health
Privacy Right Act di Amerika Serikat.
11
– mutlak (absolut) berpendapat bahwa rahasia jabatan atau pekerjaan harus dipegang teguh tanpa
ada alternatif lain apapun konsekuensinya.
– Dalam segala hal sikapnya mudah dan konsekuen yakni tutup mulut
Dalam KUHP terdapat pasal-2 yang mengatur tentang membuka Rahasia Kedokteran.
• KUHP pasal 48
Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan karena terdorong oleh daya paksa
• KUHP Pasal 50
Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan kepentingan undang-undang,tidak
dipidana
• KUHP Pasal 51
Tidak boleh dihukum barangsiapa melakukan perbuatan atau menjalankan perintah jabatan
yang diberikan pembesar yang berhak
BAB IV KESIMPULAN
12
Rahasia kedokteran menduduki peran yang penting dalam membangun hubungan
dokter pasien yg berdasarkan kepercayaan (trust), bahkan dlm konteks pelayanan
kesehatan keseluruhan.
Pentingya kedokteran sudah disadari sejak era Hippocrates, kemudian masuk dlm
kode etik internasional dan sekarang sudah masuk dalam KODEKI dan KODEKGI.
Saat ini rahasia medis di Indonesia diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan
yang terpisah.Dilapangan masih terdapat kontroversi di masyarakat dan situasi dilematis
yg dihadapi dokter/ RS dalam isu health privacy.
Daftar Pustaka
13
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol19549/idi-siap-bentuk-tim-mengusut-pelanggaran-kode-
etik-kedokteran
14