Anda di halaman 1dari 2

RS.

AURA SYIFA KEDIRI PANDUAN PRAKTEK KLINIS


DEBRIDEMENT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


010/Komdik/PPK-CP/RSAS 0 1/2
Ditetapkan oleh,
STANDAR Tanggal Direktur,
03 Oktober 2016
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Beni Cahyo Kuncoro
NIK. 13104200469
1. Pengertian (Definisi) Merupakan suatu tindakan eksisi yang bertujuan untuk membuang jaringan
nekrosis maupun debris yang mengahalangi proses penyembuhan luka dan
potensial terjadi atau berkembangnya infeksi sehingga merupakan tindakan
pemutus rantai respon inflamasi sistemik dan maupun sepsis.
2. Anamnesis 1. Luka hingga terjadi sepsis
2. Inflamasi di luka
a. Debridemen alami: Pada peristiwa debridemen alami, jaringan mati
akan memisahkan diri secara spontan dari jaringan viable yang ada
di bawahnya. Namun, pemakaian preparat topical anti bakteri
cenderung memperlambat proses pemisahan ester yang alami.
Tindakan mempercepat proses ini akan menguntungkan bagi pasien
dan dapat dilakukan dengan cara-cara lain seperti debridemen
mekanis atau bedah sehingga waktu antara terjadinya invasi bakteri
dan tumbuhnya masalah yang lain dapat dikurangi.
b. Debridemen mekanis: Debridemen mekanis meliputi penggunaan
gunting bedah dan forsep untuk memisahkan dan mengangkat
eskar. Teknik ini dapat dilakukan oleh dokter atau perawat yang
berpengalaman, dan biasanya debridemen mekanis dikerjakan
setiap hari pada saat penggantian balutan serta pembersihan luka.
Debridemen dengan cara-cara ini dilaksanakan sampai tempat
yang masih terasa sakit dan mengeluarkan darah. Preparat
hemostatik atau balutan tekan dapat digunakan untuk menghentikan
perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah yang kecil.
c. Debridemen bedah: Debridemen bedah merupakan tindakan
operasi dengan melibatkan eksisi primer seluruh tebal kulit sampai
fasia ( eksisi tangensial ) atau dengan mengupas lapisan kulit yang
terbakar secara bertahap hingga mengenai jaringan yang masih
berdarah. Tindakan ini dapat dimulai beberapa hari atau segera
setelah kondisi hemodinamik pasien stabil dan edemanya
berkurang. Kemudian lukanya segera ditutup dengan graf kulit atau
balutan. Balutan biologic temporer atau balutan biosintetik dapat
digunakan dahulu sebelum graf kulit dipasang pada pembedahan
berikutnya.
3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum :
1. Nyeri
2. Panas
3. Bengkak
4. Deformitas
5. Krepitasi
4. Kriteria Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya gejala
5. Diagnosis Kerja Debridement
6. Diagnosis Banding 1. Amputasi
2. Sepsis
RS. AURA SYIFA KEDIRI PANDUAN PRAKTEK KLINIS
DEBRIDEMENT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


010/Komdik/PPK-CP/RSAS 0 2/1
7. Pemeriksaan Penunjang 1. APTT,PTT
2. Darah lengkap
3. SGOT, SGPT
4. Elektrolit
8. Terapi 1. Diit rendah protein dan tinggi kalori
2. Pemilihan jenis debridement sesuai kasus
3. Antibiotik
4. Anti nyeri
5. Ruborantia
9. Edukasi Menjelaskan tentang penyebab penyakit, penyakit, komplikasi yang dapat
terjadi, rencana pengobatan kepada keluarga pasien
10.Prognosis Ad vitam dubia ad bonam
Ad sanationam dubia ad bonam
Ad fumgsionam dubia ad bonam
11.Tingkat Evidens I / II
12.Tingkat Rekomendasi A/B
13.Penelaah Kritis Dokter Spesialis Bedah
14.Indikator Medis Debridemnet
15.Kepustakaan 1. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bedah. Unair. Surabaya
2. Buku Ajar Ilmu Bedah. De jong.

Anda mungkin juga menyukai