BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan. Maka semakin tinggi tingkat
akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
dapat menghilangkan plak gigi, dan dapat mencegah radang gusi serta karies
orang tersebut akan mencari informasi lebih lanjut pada orang lain yang
10
(Nurjannah, 2016).
c) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Pada tahap ini
membeli sikat gigi, pasta gigi atau melihat orang lain yang rajin menggosok
gigi bersih dan menambah rasa percaya diri. Namun jika menggosok gigi
membuat ngilu, maka kegiatan menggosok gigi ini tidak akan dilanjutkan
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada tahap ini, orang yakin dan
atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat lebih
lama (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
2016).
a) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
yang paling rendah. Cara mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
mengunyah adalah untuk bicara dan estetika. Contoh lain, gigi putih bersih
berkat iklan pasta gigi tertentu. Akibat iklan ini seseorang tertarik dan
menjadi tahu bahwa untuk memperoleh gigi bersih seperti yang terdapat
pada situasi dan kondisi sebenarnya. Contohnya, memilih sikat gigi yang
benar untuk menggosok gigi dari sejumlah model sikat gigi yang ada, setelah
menggabungkan diet makanan yang sehat untuk gigi, menggosok gigi yang
tepat waktu, serta mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi,
saat tertentu. Apabila materi atau objek yang di tangkap pancaindera adalah
tentang gigi, gusi serta kesehatan gigi pada umumnya, maka pengetahuan
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Menurut
Notoatmodjo (2003) dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk
sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistemik dan
logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini disebut dengan metode trial
(coba) dan error (gagal atau salah) atau metode coba-salah adalah coba-
coba. Metode ini telah banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-
menggunakan cara yang sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
a) Pendidikan
dan kemampuan baik di dalam maupun luar sekolah (baik formal maupun
mengubah sikap dan tata laku seseorang dan kelompok serta mampu
Informasi ini dapat diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dari data dan
tersebut.
d) Lingkungan
dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal
balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu.
e) Pengalaman
masa lalu.
f) Usia
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
seperangkat kuesioner yang mau diukur dan dilakukan penilaian setiap masing-
masing jawaban yang benar diberi nilai 1 dan pertanyaan salah diberi nilai 0.
dengan skor tertinggi kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase
tingkatan pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu (1) baik, bila subjek
mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh pertanyaan, (2) cukup, bila
subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh pertanyaan, (3)
kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar < 56% dari seluruh
pertanyaan.
2.2 Karies
2.2.1 Pengertian Karies
Definisi Karies gigi Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras
jaringan keras gigi. Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies diantaranya
terjadinya karies. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies adalah host
waktu. Karies hanya akan terbentuk apabila terjadi interaksi antara keempat faktor
gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada
waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yangakan menurunkan pH mulut
Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-
kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah
dilihat. Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan keempat
opak/ tidak tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin
kavitasi, bakteri akan menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam,
dimana dentin partibular diserang), lapisan empat dan lapisan lima (Suryawati,
2010).
yaitu :
2.2.3.a Umur
Terdapat tiga fase umur yang dilihat dari sudut gigi geligi yaitu :
i) Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies.
ii) Periode pubertas (remaja) umur antara 14 tahun sampai 20 tahun pada
menurunya gusi dan papil sehingga, sisa – sisa makanan lebih sukar
dibersihkan.
i) Morfologi gigi
Daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat mungkin terjadi karies.
dalam rongga mulut dengan cara pelumuran element gigi yang mengurangi
akumulasi plak.
19
2.2.3.c Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering menyebabkan karies
yaitu :
i) Streptococcus
ii) Actynomyces
visocus dan actynomises naeslundi mampu membentuk karies akar, fisur dan
3) Lactobacillus
adalah lesi dentin yang dalam. Lactobacillus hanya dianggap faktor pembantu
proses karies.
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
memengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh: kelenjar parotis,
mengeluarkan 40% dan kelenjar parotis sebanyak 26%. Pada malam hari
pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini berfungsi
membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah
Hubungan air ludah dengan karies gigi telah diketahui bahwa pasien dengan
sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase
karies gigi yang semakin meninggi misalnya oleh karena terapi radiasi kanker
ganas, xerostomia, dll. Sering juga ditemukan pasien - pasien balita berumur 2
2.2.3.e Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti
mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa makanan serta
bakteri. Plak ini mula-mula terbentuk agak cair yang lama kelamaan menjadi
Untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal ini karies dapat
DMF-T adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi permanen dengan karies
Angka F (Filling) : gigi yang ditambal atau ditumpat karena karies dan dalam
keadaan baik.
21
gigi dibedakan gerakan yang dibuat sikat. Pada prinsipnya terdapat enam pola
dasar.
posisi end-to-end.
elemen pada arah permukaan oklusal dan agak ditekan pada ruang
sikat.
dibersihkan. Pada metode Fones (1934) lengkung gigi geligi dalam oklusi
dan beranjak dari pendirian bahwa gerakannya pada waktu menyikat harus
maupun eksternal. Faktor-faktor yang berasal dari internal anak seperti usia,
ekternal antara lain, tingkat orang tua, tingkat pendidikan, fasilitas, penghasilan
pengalaman, dan motivasi anak. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.4.1 Usia
gigi pada anak. Bahwa usia erat hubungannya dengan tingkat kedewasaan
lebih awal daripada anak laki-laki sehingga masa terpajan dalam mulut
lebih lama.
2.4.3 Pengalaman
hal negatif terulang kembali dikemudian hari. Anak usia sekolah tidak
dilakukan.
24
2.4.4 Motivasi
diri seseorang. Faktor yang berasal dari lingkungan sekitar, seperti orang tua,
gigi anak. Orang tua menjadi contoh dalam melakukan promosi kesehatan
orang tua dalam melakukan perawatan gigi. Orang tua yang menjadi
contoh yang baik dari oaring tua. Beberapa hal yang dapat dilakukan
orang tua dalam perawatan gigi antara lain membantu anak dalam
2.4.2 Fasilitas
25
anak yang memiliki televisi saja. Ia akan lebih update terhadap informasi
2.4.3 Penghasilan
meminimalisasi pengeluaran.
gigi sebelum tidur, maka itu dapat berdampak pada kebiasaan dan