Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD CIBINONG
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
2013 - 2015

DEBRIDEMENT/AMPUTASI GANGREN

1. Pengertian . Kaki diabetes gangrene merupakan salah satu komplikasi dari


(Definisi) penyakit vascular akibat penyakit diabetes.

2. Anamnesis 1. RIWAYAT DM
2. LUKA TIDAK SEMBUH
3. Pemeriksaan 1. GANGREN/NEKROSIS TUNGKAI
Fisik

4. Kriteria 1. Sesuai kriteria anamnesis


diagnosis 2. Sesuai kriteria pemeriksaan fisik

3. Diagnosis Kerja Gangrren dibretika


4. Pemeriksaan
Penunjang 1. Laboratorium: rutin (ICD 9 CM:
2. BT, CT, GDS (ICD 9 CM:

5. Terapi 1. Drebridremrent
2. Infus RL & Dextrose sesuai kebutuhan (ICD 9 CM: )
3. Antibiotik Ceftriaxone 2x1 gram 3 hari

Edukasi (Hospital Health 1. Perawatan luka operasi


Promotion) 2. Diet sesuai umur/tingkat prenyakit [sresuai anjuran dr prnyakit
dalam].
3. terapi DM dr prenyakit dalam
4. Mobilisasi

Prognosis Ad vitam: dubia ad bonam


Ad fungsionam: ad bonam
Ad sanationam: ad bonam

Tingkat evidensi IV
Tingkat rekomendasi C
Penelaah kritis 1. dr. Rusdi Arman, SpB
2. dr. Mudianto, SpB
3. dr. Parlindungan Sitanggang, SpB
4. dr. Rachmawati, SpB
Indikator Medis Pasien post op drebridremrntdirawat selama 3 hari

Target:

90 % pasien post debridement dirawat selama 3 hari

1. Atlas Anatomi sabotta


Kepustakaan 2. Buku Ajar Bedah de Jong, Samsuhidayat
3. Buku Teks Ilmu Bedah ( diagnosis ) Hamillton Bailey
4. Buku Teks Ilmu Bedah Schawrzt
5. Buku Teks Ilmu Bedah Norton
6. Atlas Teknik Operasi Hugh Dudley
7. Buku Ajar Ilmu Bedah Indonesia
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
PROSEDUR TINDAKAN
RSUD CIBINONG
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT
2013 - 2015

Prosedur DEBRIDEMENT/AMPUTASI GANGREN


1. Pengertian Kaki diabetes gangrene merupakan salah satu komplikasi dari penyakit vascular
(Definisi) akibat penyakit diabetes
2.Indikasi Tindakan bedah akut diperlukan pada ulkus dengan infeksi berat yang disertai
selulitis luas, limfangitis, nekrosis jaringan dan nanah. Debridemen dan drainase
darah yang terinfeksi sebaiknya dilakukan di kamar operasi dan secepat mungkin.
Debridemen harus tetap dilaksanakan biarpun keadaan vascular masih belum
optimal.
3.Kontra Indikasi Tidak ada

4.Persiapan 1. Pasien:
a. Penjelasan rencana operasi dan komplikasi
b. Izin operasi
c. Ijin pembiusan
d. Pemeriksaan lab darah, urine
e. Puasa
f. Keadaan umum baik

2. Alat dan bahan habis pakai:


a. Satu Infus set, satu abocath 16atau 1
b. Satu Folley catheter no 18
c. Satu Urine bag
d. Satu xylocaine jelly
e. Benang PGA 2-0 tapper 2 buah
f. Benang PGA 3-0 tapper 2 buah

g. Benang silk cutting 2-0 2 buah


h. RL 2 kolf, D5% 2 kolf
i. Disposable 3 cc 2 buah, 5 cc 2 buah
j. Instrument set:

- Pinset 4 ( dua anatomis, dua chirurgis)


- Satu bisturi no 15
- Satu scapel no 3
- Satu gunting jaringan
- Satu gunting benang
- Dua jarum otot
- Dua jarum kulit
- Empat kocher
- satu pasang ohak kecil dan sedang
- dua klem mosquito
- dua klem pean
- Dua nalfulder
- Enam Duk klem
- Satu Selang suction
- Dua kom betadin

Alat dan bahan habis pakai :


- 4 pasang handscoon
- Betadin 100 cc
- Kassa 30 lembar
- Nacl 0,9% 1 kolf
- Micropore 5 cm
- Sofratulle 10x10 cm

3.Petugas
1. Dokter Spesialis Bedah 1 orang yang mempunyai kewenangan
klinis
2. Dokter Spesialis Anestesi 1 orang yang mempunyai kewenangan
klinis
3. Perawat bedah 3 orang yang mempunyai kewenangan klinis
4. Penata anestesi 1 orang yang mempunyai kewenangan klinis

5..Prosedur Sign in
Tindakan kondisi pasien stabil
kesiapan alatcukup
kesiapan petugas baik
Sign out
kondisi pasien stabil
bahan dan alat sesuai
Time out

Tindakan bedah akut diperlukan pada ulkus dengan infeksi berat yang diserti
selulitis luas, limfangitis, nekrosis jaringan dan nanah. Debridemen dan drainase
daerah yang terinfeksi sebaiknya di lakukan di kamar operasi dan dilakukan
secepat mukin. Biasanya diperlukan beberapa insisi untuk mencapai drainase
yang adekuat. Debridemen harus tetap dilakukan biarpun keadaan vascular
masih belum optimal. Baru setelah jelas batas antara jaringan sehat dan jaringan
mati, kita melakukan nekrotomi, membuang semua jaringan mati termasuk
amputasi jari, bila diperlukan. Tapi selalu diingat untuk mempertahankan
jaringan sehat sebanyak mungkin. Hasil akhir pengelolaan kaki diabetes ini
ditentukan oleh lokasi ulkus, luasnya infeksi, kontrol gula darah dan cukup atau
tidaknya sirkulasi vaskuler. Lingkungan yang lembab disekitar ulkus akan
merangsang penyembuhan. Kelembaban ( kompres ) ini dipertahankan
dengan mengganti kain kasa pembalut 3 4 kali sehari. Cairan yang dipakai
sebaiknya cairan isotonik, dan hanya bila korengnya sangat kotor, penuh nanah
jaringan mati dicoba dengan merendam kaki tersebut dengan larutan betadine.
Ulkus yang mulai membaik dilakukan nekrotomi dan bila sudah terlihat jaringan
granulasi dapat dilakukan skin graft.

Bila terjadi peradangan yang tidak dapat diatasi dan ada tanda tanda
penyebaran yang sangat cepat, maka amputasi harus dipertimbangkan dengan
segera dan jangan ditunggu sampai terlambat. Biasanya dalam waktu 24 48
jam sudah terlihat jelas perjalanan penyakit tersebut. Pertahanan badan daerah
sendi tumit lebih kurang terhadap peradangan dan akan terlihat penyebaran
yang cepat yang dapat mengakibatkan septikemi. Seringkali amputasi harus
dikerjakan setinggi paha untuk menghentikan peradangan berlanjut yang kadang
kadang bersifat life saving. Tindakan amputasi dapat dilakukan setinggi above
knee, below knee, syme amputation, transmetatarsal

Tindakan debridement berupa eksisi atau nekrotomi

6.Pasca Prosedur
Tindakan Perawatan pasca Bedah
1.Periksa kesadaran, tensi, nadi dan pernapasan
2.Bila pasien sadar dan stabil boleh diserah terimakan ke perawat bangsal
7.Tingkat evidens IV
8.Tingkat C
Rekomendasi
9..Penelaah kritis 1. dr. Rusdi Arman, SpB
2. dr. Mudianto, SpB
3. dr. Parlindungan Sitanggang, SpB
4. dr. Rachmawati, SpB

10.Indikator
prosedur derbridermrent/nrkrotomi dan amputsi selesai tanpa komplikasi dalam 30 menit
tindakan s/d 60 menit

Target:
1.90 % colostomi selesai tanpa komplikasi dalam 60 menit
11.Kepustakaan 1.Buku Ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W, Sjamsuhidayat. 2 nd ed. EGC. 2005, pg.
522, pg. 639 646
2.Buku teks Ilmu Bedah Schwartz, Principles of Surgery
3.Hamilton Baileys Emergency Surgery 8th ed, Brian W. Ellis, KM Varghese Co.,
Mumbay 2000, pg. 394 395
4.Atlas Tehnik Operasi, Hugh Dudley
5e.Atlas Tehnik Operasi Zollinger 8th ed, 2003
6.Ziegler; Operative pediatric Surgery: 2003 : Mc Grarw Hill Companies
7.Peter Mattei; Surgical Directives, Pediatric Surgery; Lippincot Williams &
Wilkins, Philadelphia : London 2003

Anda mungkin juga menyukai