Anda di halaman 1dari 4

HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

Kode Nomor : / PPK-ANAK No. Revisi : 01 Halaman : 1/3


Ditetapkan :

PANDUAN
PRAKTIK Tanggal Terbit : / /
KLINIS
Prof.Dr.dr.Med.Ali Baziad, SpOG(K) dr. H a s m o r o
Ketua Komite Medik Direktur Utama
PENGERTIAN 1. Hipoglikemia pada neonatus adalah suatu kondisi neonatus dengan kadar glukosa darah (GD)
kurang dari 47 mg/dL (2,6 mmol/L) baik memberikan gejala maupun tidak.
2. Keadaan hipoglikemia dapat sangat berbahaya terutama bila kadar glukosa < 25 mg/dL (1,4
mmol/L)
ANAMNESIS 1. Ibu menderita DM sebelum dan selama kehamilan terutama DM yang tidak terkontrol
2. Berat lahir > 4000 gram (bayi alami kesulitan persalinan karena bayi besar)
3. Onset gejala bervariasi dari beberapa jam sampai seminggu setelah lahir, meliputi:
a. Sulit menyusui, muntah hingga asupan berkurang
b. Menangis melengking atau lemah
c. Kejang, penurunan kesadaran
d. Beberapa saat sesudah lahir, bayi menunjukkan gejala sakit seperti lemas atau letargi, kejang
atau gangguan napas
4. Beberapa bayi tidak memberikan gejala
PEMERIKSAAN Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan :
FISIS 1. Tremor, jitteriness (gerakan tidak beraturan), atau iritabilitas
2. Letargi, apatis, koma
3. Kejang
4. Apnea
5. Takikardi
6. Apatis sianosis
7. Gangguan minum
KRITERIA Manifestasi klinis bervariasi sehingga apabila ditemukan gejala dan tanda seperti di atas, segera
DIAGNOSIS periksa kadar glukosa serum.
a. Hipoglikemia dengan gejala dapat mengakibatkan kerusakan saraf dan gangguan
perkembangan sehingga intervensi perlu dilakukan segera. Apabila didapatkan kadar glukosa
serum kurang dari 47 mg/dL (2,6 mmol/L)
b. Hipoglikemia tanpa gejala
 Kadar gula glukosa yang menetap di bawah 47 mg/dl pada bayi prematur dapat
mengakibatkan efek jangka panjang
 Bayi prematur yang KMK dengan kadar gula darah 47 mg/dl
 Bayi dengan ibu diabetes yang mempunyai kadar gula <27 mg/dl

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 1
HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

Kode Nomor : / PPK-ANAK No. Revisi : 01 Halaman : 2/3


Ditetapkan :

PANDUAN
PRAKTIK Tanggal Terbit : / /
KLINIS
Prof.Dr.dr.Med.Ali Baziad, SpOG(K) dr. H a s m o r o
Ketua Komite Medik Direktur Utama
DIAGNOSIS Diagnosis diferensial dari hipoglikemia sulit ditentukan oleh karena keadaan ini merupakan akibat
dari terganggunya sistem metabolisme yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit / keadaan
DIFERENSIAL
seperti di bawah ini :
1. Peningkatan pemakaian glukosa
a. Neonatus yang lahir dari ibu penderita diabetes
b. Neonatus Besar Masa Kehamilan (BMK)
c. Neonatus yang menderita eritroblastosis fetalis (isoimunisasi Rh-berat)
d. Neonatus dengan sindrom Beckwith-Wiedemann (makrosomia, mikrosefali ringan,
omfalokel, makroglosia, hipoglikemia, dan viseromegali)
e. Neonatus dengan nesidioblastosis atau adenoma pankreatik
f. Malposisi kateter arteri umbilikalis
g. Ibu yang mendapat terapi tokolitik (terbutalin), klorpropamid, thiazide
h. Pasca transfusi tukar
2. Penurunan produksi/simpanan glukosa
a. Prematur
b. IUGR (Intrauterine Growth Restriction)
c. Asupan kalori yang tidak adekuat
d. Penundaan pemberian asupan (susu/minum)
3. Peningkatan pemakaian glukosa dan atau penurunan produksi glukosa
a. Stres perinatal (sepsis, syok, asfiksia, hipotermi, respiratory distress, pasca resusitasi)
b. Transfusi tukar
c. Defek metabolisme karbohidrat (penyakit penyimpanan glikogen, intoleransi fruktosa,
galaktosemia)
d. Defisiensi endokrin (insufisiensi adrenal, defisiensi hipotalamus, hipopituarisme kongenital,
defisiensi glukagon, defisiensi epinefrin)
e. Defek metabolisme asam amino (Maple syrup urine disease, asidemia propionat, asidemia
metilmalonat, tirosinemia, asidemia glutarat tipe II, ethylmalonic adipic aciduria).
f. Polisitemia
i. Ibu mendapat terapi beta blockers atau steroid

PEMERIKSAAN 1. Kadar glukosa darah


PENUNJANG 2. Urin rutin (reduksi urin)
3. Elektrolit darah
4. Apabila ditemukan hipoglikemia refrakter atau berat dan telah diberikan infus glukosa lebih dari
1 (satu) minggu, perlu dicari penyebab hipoglikemia dengan memeriksa insulin, growth
hormone, ACTH (Adrenocorticotropic Hormone), tiroksin, TSH (Thyroid - Stimulating
Hormone), glukagon, asam amino plasma, atau keton urin

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 2
HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

Kode Nomor : / PPK-ANAK No. Revisi : 01 Halaman : 3/3


Ditetapkan :

PANDUAN
PRAKTIK Tanggal Terbit : / /
KLINIS
Prof.Dr.dr.Med.Ali Baziad, SpOG(K) dr. H a s m o r o
Ketua Komite Medik Direktur Utama
TATALAKSANA 1. Pertahankan suhu tubuh (bayi dijaga agar tidak hipotermia)
2. Oksigenasi (bila diperlukan)
3. Periksa kadar glukosa darah dalam usia 1-2 jam untuk bayi yang mempunyai faktor risiko
hipoglikemia dan pemberian minum setiap 2-3 jam
4. Berikan ASI. Bila bayi dengan ASI memiliki kadar glukosa rendah tetapi kadar benda keton
tinggi, sebaiknya dapat dikombinasi dengan susu formula
5. Tatalaksana hipoglikemia dapat diberikan sesuai algoritma penatalaksanaan hipoglikemi pada
neonatus (terlampir)
6. Terapi darurat: pemberian segera dengan bolus 200 mg/kg (2 cc/kgBB) Dekstrosa 10% melalui
intravena selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan. Apabila disertai kejang, dapat diberikan
bolus intravena 4 cc/kgBB Glukosa 10% .
7. Pada umumnya hipoglikemi akan pulih dalam 2-3 hari. Apabila hipoglikemi > 7 hari, maka
perlu dikonsulkan ke sub bagian endokrin anak.
8. Pemantauan :
a. Pantau kadar glukosa terutama dalam 48 jam pertama
b. Semua neonatus berisiko tinggi (ibu DM, BBLR / bayi berat lahir rendah) harus ditapis:
1) Pada saat lahir
2) 30 menit setelah lahir
9. Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian minum berjalan baik dan kadar
glukosa normal tercapai
EDUKASI Orang tua perlu mendapat penjelasan mengenai keadaan medis bayi serta komplikasi yang dapat
terjadi akibat hipoglikemia.
PROGNOSIS 1. Prognosis baik pada pasien hipoglikemia dengan durasi singkat yang asimtomatik.
2. Hipoglikemi dapat berulang pada 10-15% bayi setelah pengobatan yang adekuat
3. Pasien dengan hipoglikemia berat, rekuren, dan berkepanjangan berhubungan dengan kejadian
sekuel neurologis, sehingga perlu dipantau perkembangan fungsi intelektualnya
4. Bayi dengan hipoglikemia simtomatis, terutama bayi dengan berat lahir rendah, hipoglikemi
hiperinsulinemi persisten, dan bayi dari ibu diabetes memiliki prognosis yang lebih buruk untuk
perkembangan fungsi intelektual yang normal daripada bayi yang asimtomatik.
KEPUSTAKAAN 1. Kegawatan Pada Anak Departemen IKA RSCM., Februari 2012
2. IDAI. Panduan Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 1. Cetakan 1. 2010. Hal
120-124
3. Stoll BJ, Kliegman RM. The endocrine system: hypoglycemia. In: Kliegman RM; Stanton
BMD; St. Geme J; Schor N; Behrman RE, editor. Nelson textbook of pediatrics. 19 th ed.
Philadephia: Elsevier; 2010. Pp 614-6.
UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis

Disclaimer : Penerapan panduan praktis klinis ini dapat disesuaikan oleh pemberi pelayanan medis pada kondisi tertentu
sesuai dengan keadaan pasien dan perkembangan ilmu kedokteran.
* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 3
HIPOGLIKEMIA PADA NEONATUS

Kode Nomor : / PPK-ANAK No. Revisi : 01 Halaman : 4/3


Ditetapkan :

PANDUAN
PRAKTIK Tanggal Terbit : / /
KLINIS
Prof.Dr.dr.Med.Ali Baziad, SpOG(K) dr. H a s m o r o
Ketua Komite Medik Direktur Utama

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 4

Anda mungkin juga menyukai