Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.NY.

H DENGAN HIPOGLIKEMI

DI RUANG PERINATOLOGI RSI BANJARNEGARA

Disusun Oleh:

AISAH OKTAVIANI

2011040073

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

PADA BY.NY.H DENGAN HIPOGLIKEMI

DI RUANG PERINATOLOGI RSI BANJARNEGARA

Disusun Oleh:

AISAH OKTAVIANI

2011040073

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020
A. PENGERTIAN
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma  puasa
kurang dari 50 mg/%.  Sedangkan Hipoglikemi pada Neonatus adalah suatu keadaan,
dimana kadar gula darah plasma  puasa kurang dari 50 mg/% yang terjadi pada bayi
baru lahir.
1. Faktor Resiko
Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemi adalah:
a) Diabetes melitus
b) Parenteral nutrition
c) Sepsis
d) Enteral feeding
e) Corticosteroid therapi
f) Bayi dengan ibu dengan diabetik
g) Bayi dengan  kecil masa kehamilan
h) Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika
i) Luka bakar
j) Kanker pankreas
k) Penyakit Addison’s
l) Hiperfungsi kelenjar adrenal
m) Penyakit hati

2. Klasifikasi Hipoglikemia pada neonates


Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
a) Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi
yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan  sistem
produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
b) Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi
jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan
cadangan lemak dan glikogen.
c) Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus 
sehingga terjadi peningkatan metabolisme  yang memerlukan banyak
cadangan glikogen.
d) Berulang  ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis,
atau metabolisme insulin terganggu.

B. ETIOLOGI
Beberapa penyebab hipoglikemia pada bayi (neonates) adalah sebagai
berikut :
1. Hipoglikemia biasanya terjadi jika seorang bayi pada saat dilahirkan
memiliki cadangan glukosa yang rendah ( yang disimpan dalam bentuk
glikogen).
2. Prematuritas
3. Post-maturitas
4. Kelainan fungsi plasenta (ari-ari) selama bayi berada dalam kandungan.
5. Hipoglikemia juga bisa terjadi pada bayi yang memiliki kadar insulin
tinggi, bayi yang ibunya menderita diabetes sering kali memiliki kadar
insulin yang tinggi karena ibunya memiliki kadar darah yang tinggi,
sejumlah besar guladarah ini melewati plasenta dan sampai ke janin
selama masa kehamilan akibatnya, janin menghasilkan sejumlah besar
insulin,
6. Peningkatan kadar insulin juga ditemukan pada bayi yang menderita
penyakit hematolotik berat .
7. Kadar insulin yang tinggi menyebabkan kadar gula darah menurun
dengan cepat pada jam-jam pertama kehidupan bayi setelah dilahirkan,
dimana aliran gula dari plasenta secara tiba-tiba terhenti.

C. TANDA DAN GEJALA


1. Hipoglikemia simptomatik pada neonatus cenderung terjadi selama 6-
12jam kehidupan. Sering menyertai penyakit-penyakit seperti : distress
perinatal, terlambat pemberian minum dan bayi dari ibu DM. Tidak ada
perbedaan dalam hal jenis kelamin. Juga termasuk dalam golongan ini
ialah bayi dari ibu DM insulin dependen (IDM) dan ibu menderita DM
kehamilan (IGDM). Meskipun sebanyak 50% dari IDM dan 25%
IGDM mempunyai kadar glukose < 30 mg/dl selama 2-6 jam
kehidupan
2. Umumnya sembuh spontan, tetapi sebagian kecil (10-20%) kadar gula
tetap rendah. Beberapa di antaranya menunjukkan respons yang balk
terhadap suntikan glukagon 300 mikro gram atau 0,3 mg/kgBB
3. Neonatus simptomatik gejalanya tidak khas, misalnya : apati, anoreksia,
hipotoni, apnu, sianosis, pernapasan tidak teratur, kesadaran menurun,
tremor, kejang tonik/klonik,  menangis tidak normal dan cengeng.
Kebanyakan gejala pertama timbul sesudah 24-28 jam kehidupan
4. Pada Bayi/Anak Gejala-gejala dapat berupa: sakit kepala, nausea,
cemas, lapar, gerakan motorik tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan
berkunang-kunang, ketidakpedulian, cengeng, ataksia, strabismus,
kejang, malas/lemah, tidak ada perhatian dan gangguan tingkah laku.
bisa disertai atau tidak dengan banyak keringat dan takhikardi. Serangan
ulang gejala-gejala tadi dapat terjadi pada waktu-waktu tertentu setiap
hari
D. PATOFISIOLOGI
Hipoglikemi sering terjadi pada  BBLR, karena cadangan glukosa
rendah.   Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin
sehingga respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur
plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin
masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat
bahkan sampai kematian. 
Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan
diabetes melitus. Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk
ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca
lahir.Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada
karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya  pada
asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan.
E. PHATWAY

Sepsis hipermetabolisme

Diabetes mellitus pada intra uterin malnutrisi


orang tua/keluarga

pemakaian parenteral nutrition kadar glukosa darah kurang

enteral feeding

pemakaian corticosterois therapy

ibu yang memakai


atau ketergantungan narkotika disfungsi pankreas

kanker pada keluarga

HIPOGLIKEMI

Gangguan gangguan saraf otonom potensial komplikasi


Metabolism (kadar glukosa plasma daya tahan
muskuler yang rendah) tubuh turun

banyak keringat

potensial

keterbatasan potensial gangguan infeksi


gerak dan keseimbangan
aktivitas cairan dan elektrolit

potensial terjadi hipotermi


F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kadar glukosa darah (GD)
2. tes fungsi ginjal
3. tes fungsi hati 
4. C- peptide

G. PENATALAKSANAAN
Untuk penanganan bayi yang mengalami hiplogikemia dapat dilakukan dengan:
1. Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor
dalam 3 hari pertama :
a) Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam

b) Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa normal
dalam 2 kali pemeriksaan
c) Kadar glukosa ≤  45 mg/dl atau gejala positif tangani hipoglikemia
d) Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari penanganan
hipoglikemia selesai

2. Penanganan hipoglikemia dengan gejala :


a) Bolus glukosa 10% 2 ml/kg pelan-pelan dengan kecepatan 1 ml/menit\
b) Pasang dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan melalui intravena selama 5
menit dan diulang sesuai kebutuhan (kebutuhan infus glukosa 6-8
mg/kg/menit). Contoh : BB 3 kg, kebutuhan glukosa 3 kg x 6 mg/kg/mnt =
18 mg/mnt = 25920 mg/hari. Bila dipakai D 10% artinya 10 g/100cc, bila
perlu 25920 mg/hari atau 25,9 g/hari berarti perlu 25,9 g/ 10 g x 100 cc=
259 cc D 10% /hari.
Atau cara lain dengan GIR

Konsentrasi glukosa tertinggi untuk infus perifer adalah 12,5%, bila lebih dari
12,5% digunakan vena sentral.

a) Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
b) Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti
diatas
1. Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :
a) Infus D10 diteruskan
b) Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
c) ASI diberikan bila bayi dapat minum
2. Bila kadar glukosa ≥ 45 mg/dl dalam 2 kali pemeriksaan
a) Ikuti petunjuk bila kadar glukosa sudah normal
b) ASI diberikan bila bayi dapat minum dan jumlah infus diturunkan pelan-pelan
c) Jangan menghentikan infus secara tiba-tiba

3. Kadar  glukosa darah < 45 mg/dl tanpa gejala:


a) ASI teruskan
b) Pantau, bila ada gejala manajemen seperti diatas
c) Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila :
1) Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala tangani hipoglikemi
2) Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
3) Kadar ≥ 45 mg/dl manajemen sebagai kadar glukosa normal
4. Kadar glukosa normal
a) IV teruskan
b) Periksa kadar glukosa tiap 12 jam
c) Bila kadar glukosa turun, atasi seperti diatas
d) Bila bayi sudah tidak mendapat IV, periksa kadar glukosa tiap 12 jam, bila 2 kali
pemeriksaan dalam batas normal, pengukuran dihentikan.
5. Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari)
a) Konsultasi endokrin
b) Terapi: kortikosteroid  hidrokortison 5 mg/kg/hari 2 x/hari iv atau prednison 2
mg/kg/hari per oral, mencari kausa hipoglikemia lebih dalam.
c) Bila masih hipoglikemia dapat ditambahkan obat lain: somatostatin, glukagon,
diazoxide, human growth hormon, pembedahan. (jarang dilakukan)

6. Hipoglikemia refraktori
Kebutuhan glukosa >12 mg/kg/menit menunjukan adanya hiperinsulinisme. Keadaan
ini dapat diperbaiki dengan:
a) Hidrokortison 5 mg/kg IV atau IM setiap 12 jam
b) Glukagon 200 ug IV (segera atau infus berkesinambungan 10 ug/kg/jam)
c) Diazoxide 10 mg/kg/hari setiap 8 jam menghambat sekresi insulin pankreas

Pemantauan glukosa ditempat tidur (bed side) secara sering diperlukan untuk
memastikan bahwa neonatus mendapatkan glukosa yang memadai. Ketika pemberian
makan telah dapat ditoleransi dan nilai pemantauan glukosa di tempat tidur (bed side)
sudah normal maka infus dapat diturunkan secara bertahap. Tindakan ini mungkin
memerlukan waktu 24 -48 jam atau lebih untuk menghindari kambuhnya
hipoglikemia

H. FOKUS PENGKAJIAN

Data dasar yang perlu dikaji adalah :


1. Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih
sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai
keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.
2. Riwayat :
a) ANC
b) Perinatal
c) Post natal
d) Imunisasi
e) Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
f) Pemakaian parenteral nutrition
g) Sepsis
h) Enteral feeding
i) Pemakaian Corticosteroid therapy
j) Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
k) Kanker 
3. Data focus
Data Subyektif:
a) Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
b) Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin
c) Rasa lapar (bayi sering nangis)
d) Nyeri kepala
e) Sering menguap
f) Irritabel

Data obyektif:

a) Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku, 
b) Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas
cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan
dan koma
c) Plasma glukosa < 50 gr/%

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Potensial komplikasi b.d kadar glukosa plasma yang rendah seperti gangguan
mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf, otonom,
hipoglikemi
2. Potensial terjadi infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh
3. Potensial gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d peningkatan
pengeluaran keringat
4. Keterbatasan gerak dan aktivitas b.d hipoglikemi pada otot
J. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO Diagnose keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


1 Potensial komplikasi b.d Setelah dilakukan a) Cek serum
kadar glukosa plasma yang tindakan keperawatan glukosa sebelum
rendah seperti gangguan selama 3x 24 jam
dan setelah
mental, gangguan masalah potensial
makan
perkembangan otak, komplikasi dapat
b) Monitor : kadar
gangguan fungsi saraf, teratasi dengan
otonom, hipoglikemi krieria hasil :
glukosa, pucat,

-kadar glukosa dalam keringat dingin,


batas normal kulit yang
lembab
c) Monitor vital
sign
d) Monitor
kesadaran
e) Monitor  tanda
gugup,
irritabilitas
f) Lakukan
pemberian susu
manis  peroral 20
cc X 12
g) Analisis kondisi
lingkungan yang
berpotensi
menimbulkan
hipoglikemi.
h) Cek BB setiap
hari
i) Cek tanda-tanda
infeksi
j) Hindari
terjadinya
hipotermi
k) Lakukan
kolaborasi
pemberian Dex
15 %  IV
l) Lakukan
kolaborasi
pemberian O2 1
lt – 2 lt /menit

2 Potensial terjadi infeksi b.d Setelah dilakukan a) Lakukan


penurunan daya tahan tindakan keperawatan prosedur
tubuh selama 3x 24 jam
perawatan tangan
masalah Potensial
sebelum dan
terjadi infeksi dapat
setelah tindakan
teratasi dengan
krieria hasil :
b) Pastikan setiap
-suhu tubuh dalam benda yang
batas normal dipakai kontak
- tidak terjadi infeksi dengan bayi
- dalam keadaan
bersih atau steril
c) Cegah kontak
dengan petugas
atau pihak lain
yang menderita
infeksi saluran
nafas.
d) Perhatikan
kondisi feces
bayi
e) Anjurkan
keluarga agar
mengikuti
prosedur septik
aseptik.
f) Berikan
antibiotik sebagai
profolaksis sesuai
dengan order.
g) Lakukan
pemeriksaan DL,
UL, FL secara
teratur.

3 Potensial gangguan Setelah dilakukan a) Cek intake dan


keseimbangan cairan dan tindakan keperawtan output
elektrolit b.d peningkatan selama 3x24 jam
b) Berikan cairan 
pengeluaran keringat diharapkan masalah
sesuai dengan 
potensial gangguan
kebutuhan bayi
keseimbangan cairan
dapat teratasi dengan
/kg BB/24 jam
kriteria hasil: c) Cek turgor kulit
-intake nutrisi bayi
d) Kaji intoleransi
minum bayi
e) Jika mengisap
sudah baik
anjurkan
pemberian ASI

4 Keterbatasan gerak dan Setelah dilakukan a) Bantu pemenihan


aktivitas b.d hipoglikemi tindakan keperawatan kebutuhan sehari-
pada otot selama3x24 jam
hari
diharapkan masalah
b) Lakukan
keterbatasan gerak
fisiotherapi
dan aktivitas dapat
teratasi dengan
c) Ganti pakaian
kriteria hasil: bayi secara
- gerakan aktif teratur dan atau
jika kotor dan
basah.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito .(2010). L.J Nursing Diagnosis. Lippincott . New York


Marino .(2010). ICU Book, Lea & Febiger. London

Nelson . (2010). Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta

Suparman. (2010). Ilmu Penyakit Dalam . Universitas Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai