Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN


GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
DI PUSKESMAS KHATULISTIWA

Disusun Oleh:

HANI SYADZA SHAFIRA MAHARANY


NIM. 211133010

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PADA IBU DENGAN


GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Maternitas


Semester : I (Ganjil)
Institusi : Poltekkes Kemenkes Pontianak
Prodi : Profesi Ners

Pontianak, 24 Januari 2022


Mahasiswa

Hani Syadza Shafira Maharany


NIM. 211133010

Mengetahui,

Clinical Teacher (CT) Clinical Instructor (CI)


KONSEP DASAR

A. Definisi Penyakit
Leukorea atau flouralbus atau keputihan adalah cairan yang keluar dari
vagina yang bersifat berlendir dan bukan merupakan darah. Leukorea atau
flour albus atau keputihan bukan penyakit tetapi merupakan gejala penyakit,
sehingga sebab yang pasti perlu ditetapkan. Oleh karena itu untuk
menentukan penyakit dilakukan berbagai pemeriksaan cairan yang keluar
tersebut. Lakukan sebagai gejala penyakit dapat ditentukan melalui berbagai
pertanyaan yang mencakup kapan dimulai, berapa jumlahnya, apa gejala
penyertanya (gumpalan atau encer, ada luka disekitar alat kelamin, pernah
disertai darah, ada bau busuk, menggunakan AKDR), adakah deman, rasa
nyeri di daerah kemaluan.
Dan untuk memastikan perlu dilakukan pemeriksaan fisik umum dan
khusus, pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan terhadap leukorea.
Pemeriksaan terhadap leukorea mencakup pewarnaan gram (untuk infeksi
bakteri), prepanat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (Infeksi bakteri),
preparanat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur) dan pap
smear atau untuk menentukan adanya sel ganas (Manuaba, 1999).
Pada wanita disarankan untuk tidak menganggap remeh atau biasa
dengan adanya pengeluaran cairan “leukorea” sehingga dianjurkan
pemeriksaan khusus atau rutin sehingga dapat menetapkan secara dini
penyebab leukorea.
B. Etiologi
a. Konstitusional

Pada keadaan ocheni, anemia, nepritis dan pada bendungan umum


(Decompensatio, cordis, cerosis, hepatitis)

b. Kelainan endokrin

Seperti pada fungsional bleeding (kadar estrogen tinggi). Pada kehamilan


(karena hidraemia dan pengaruh endokrin)

c. Infeksi

d. Vulvitis-vulva vaginitis

e. Vaginitis (kolpitis)

f. Cervivitis

g. Endometritis

h. Salpingitis

C. Patofisiologi
Patofisiologi leukorrhea dapat berkaitan dengan kondisi fisiologis,
perubahan komposisi flora normal vagina, dan infeksi.
1. Kondisi Fisiologis (Leukorrhea Fisiologis)
Leukorrhea fisiologis pada wanita usia produktif ditandai dengan
keluarnya discar vagina sebanyak kurang lebih 1 – 4 ml dalam 24 jam.
Pada umumnya, leukorrhea ini bening (transparan) atau putih hingga
kekuningan, serta tidak berbau. Pada kondisi tinggi estrogen (contoh:
kehamilan, penggunaan KB yang mengandung estrogen, dan saat terjadi
ovulasi), leukorrhea fisiologis dapat keluar lebih banyak.
2. Bakterial Vaginosis
Bakterial vaginosis dulu lebih sering dikenal dengan Gardnerella
vaginitis karena disebabkan oleh kuman Gardnerella vaginalis. Bakterial
vaginosis terjadi akibat disbiosis pada vagina. Pada kondisi ini, jumlah
flora normal Lacobacilli yang memproduksi hydrogen peroksida
berkurang digantikan dengan Gardnerella vaginalis, Prevotella sp., dan
Mobiluncus sp yang meningkatkan pH menjadi basa.
3. Candidiasis Vaginalis
Candidiasis vaginalis disebabkan oleh jamur Candida albicans (paling
sering) dan Candida glabrata (7 – 16% kasus). Candidiasis dapat
menyerang pada vulva dan menyebabkan peradangan sehingga dikenal
sebagai candidiasis vulvovaginitis. Candidiasis menyebabkan reaksi
peradangan karena menyerang lapisan mukosa pada vagina. Reaksi
peradangan ini didominasi dengan sel polimorfonuklear dan makrofag.
4. Klamidia
Infeksi klamidia pada genitalia wanita disebabkan oleh spesies
Chlamydia trachomatis yang merupakan bakteri patogen intraselular
obligat golongan gram negatif dan ditularkan melalui hubungan seksual.
Klamidia berpotensi menimbulkan komplikasi antara lain infeksi
asendens yang menyebabkan penyakit radang panggul, komplikasi
kehamilan dan peningkatan risiko terjadinya kanker serviks. C.
trachomatis menyerang sel-sel epitel dan membuat reaksi peradangan.
Respon peradangan ini dapat merusak jaringan dan dapat berujung pada
terjadinya jaringan parut (scarring). Komplikasi pada kehamilan yang
dapat timbul adalah ketuban pecah dini, kelahiran prematur,
korioamnionitis, hingga infeksi postpartum dan neonates.
5. Gonorrhea
Bakteri yang menyebabkan timbulnya leukorrhea adalah Neisseria
gonorrhea. N. gonorrhea yang merupakan bakteri diplokokus intraselular
yang bersifat parasit obligat. Penyakit ini lebih sering dikenal dengan
gonorrhea. N. gonorrhea menginvasi traktus urogenital setelah ditularkan
saat hubungan seksual. Faktor virulensi yang dimiliki oleh N. gonorrhea
adalah pili, protein Opa, protein Por, lipooligosakarida, dan IgA1
protease. Sitokin-sitokin yang dapat menyebabkan inflamasi akan datang
ke tempat infeksi dan membuat terjadinya pengeluaran duh pustular.
Gonorrhea yang tidak diobati pada wanita dapat menimbulkan
komplikasi seperti salfingitis, penyakit radang panggul, dan sepsis.
Kondisi ini dapat berujung pada infertilitas dan kehamilan ektopik.
6. Trikomoniasis
Trikomoniasis disebabkan oleh infeksi protozoa Trichomonas vaginalis
yang menyerang jaringan epitel skuamosa pada genitalia dan merupakan
salah satu penyakit infeksi menular seksual. T. vaginalis merupakan
parasit obligat yang dapat melakukan fagositosis terhadap bakteri.

D. Komplikasi
Komplikasi fluor Albus adalah:
1. Puritis.
2. Eksema.
3. Candylomata acuminata sekitar vulva.

E. Klasifikasi
a. Leukorea Fisiologis (normal)
Dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitara
fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi. Juga terjadi pada pasangan
sexual
b. Leukorea Abnormal
Dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi labia, liang senggama,
mulut rahim, rahin dan jaringan penyangganya serta pada infeksi penyakit
hubungan kelamin) (Manuaba, 1999 : 99).

F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membedakan organisme
penyebab, misalnya dengan tes whiff dan sediaan apus vagina.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Nama: nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
2) Umur: ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana kehamilan
normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun dan
kurang dari 35 tahun.
3) Agama: ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya
agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di
dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
4) Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.
5) Pendidikan: untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
6) Pekerjaan: untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu/suami dapat
mempengaruhi kesehatan klien/tidak.
7) Penghasilan: untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan
klien.
8) Alamat: untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
b. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat
pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang
sangat penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
c. Riwayat Kesehatan Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung,
darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita
kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah
dirawat di rumah sakit atau tidak.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan
seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu
sedang menderita kanker ataupun tumor.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
1) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
2) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,
kelainan pembekuan darah, jiwa, asma.
3) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur
wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai
karena hal ini bisa menurun pada ibu.
f. Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai menarche, siklus haid, lamanya haid, keluhan
yang dirasakan, dan keputihan.
g. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama
kali menikah.
h. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat
memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat
mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
i. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ditanyakan mengenai berapa kali periksa dan dimana, gerakan janin,
keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan, imunisasi TT,
pemberian vitamin, zat besi, riwayat kehamilan sekarang.
j. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak, apa macamnya, ada
keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB
apa.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum: Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran: Composmentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan: Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi badan
kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil: Mengetahui perubahan berat badan
sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau
penurunan berat badan.
- Berat badan sekarang: Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir
kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg.
- Lingkar lengan atas: Normal > 23,5 cm, bila kurang merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik / buruk,
sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur.

B. Masalah Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang dapat muncul yaitu:
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh
efek dari perubahan hormone.
2. Kurang pengetahuan mengenai perawatan kehamilan berhubungan
dengan kurangnya informasi.
3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kenyamanan.

C. Perencanaan Keperawatan
Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek yang dapat
diobservasidan diukur meliputi kondisi: perilaku atau dari persepsi pasien
keluargaatau komunitas sebagai respon terhadap intervensi keperawatan.
Luaran/outcome keperawatan yang diharapkan berdasarkan pada
kasus/permasalahan di atas yaitu:
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh
efek dari perubahan hormone
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,
diharapkan ketidaknyamanan berkurang/hilang.
Kriteria hasil:
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan
perawatan diri yang tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
2. Kurang pengetahuan mengenai perawatan kehamilan berhubungan
dengan kurangnya informasi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,
diharapkan wawasan/pengetahuan tentang perawatan kehamilan ibu
meningkat.
Kriteria hasil:
a. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
b. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
c. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan

3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk


mempertahankan kenyamanan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x6 jam,
diharapkan masalah gangguan tidur teratasi.
Kriteria hasil:
a. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
b. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal

D. Intervensi Keperawatan
Tindakan/intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan
masalah di atas yaitu:
1. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan pada mekanika tubuh
efek dari perubahan hormone
- Kaji faktor pencetus perasaan tidak nyaman yang dirasakan klien
- Kaji TTV klien
- Atur posisi klien senyaman mungkin saat dilakukan pengkajian/
pemeriksaan
- Ajarkan klien /ibu untuk meminimalkan ketidaknyamanan saat
berada dirumah dengan mengatur posisi tubuh, porsi makan (6 x
dengan porsi sedikit), dan aktivitas
- Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien saat
pengkajian/pemeriksaan

2. Kurang pengetahuan mengenai perawatan kehamilan berhubungan


dengan kurangnya informasi
- Kaji tingkat pendidikan ibu
- Berikan penjelasan tentang perubahan-perubahan biologis dan
psikologis normal pada ibu hamil
- Lakukan diskusi tentang penyakit-penyakit yang dapat
mempengaruhi kehamilan, resiko komplikasi kehamilan, dan hal-hal
yang dapat membahayakan janin.
- Jelaskan rencana perawatan dan pengobatan.

3. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan ketidakmampuan untuk


mempertahankan kenyamanan
- Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan
- Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat 1-2 jam
pada siang hari dan 8 jam pada malam hari
- Kaji insomnia, anjurkan teknik relaksasi, membaca, mandi air
hangat, dan penurunan aktivitas
- Anjurkan tidur pada posisi semi fowler
DAFTAR PUSTAKA

Ikke, N. S. (2018). Asuhan Kebidanan Contuinity Of Care Pada Ny M Pada Masa


Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Pmb Ny Muryati S.st.
http://eprints.umpo.ac.id/4028

Talo, I. M. (2018). Asuhan keperawatan Intra Natal Care Pada Ny. S Di


Puskesmas Bakunase Kota Kupang. Poltekkes Kemenkes Kupang, 15(2).
http://repository.poltekeskupang.ac.id/371/

Anda mungkin juga menyukai