LAPORAN PENDAHULUAN
Pengertian
Ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin
didalam rahimnya karena sel telur telah dibuahi oleh spermatozoa dari pria
sehingga terjadilah proses pembuahan yang kemudian menghasilkan
janin (Kamus Besar BahasaIndonesia, 2008). Anemia adalah penurunan
kadar darah dalam membawa oksigen akibat penurunan produksi sel darah
merah, dan penurunan hemoglobin dalam darah (Fraser, Diane M. at. el, 2009).
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr
%. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap
keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono,
Hermawan, dkk, 2009). Jadi anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin
yang menurun dibawah batas normal, ini karena penurunan kadar darah dalam
membawa oksigen akibat produksi sel darah merah. Dan ibu hamil didiagnosis
anemia jika kadar hemoglobinya kurang dari 11%.
Etiologi
Penyebab anemia pada kehamilan :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi
1.1 Klasifikasi
Klasifikasi dalam kehamilan menurut (Prawiroharjo, 2006)
1) Anemia defiensi besi Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai
ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan
reabsopsi, gangguan pecernaan, atau karena terlampau banyaknya besi
yang keluar dari badan, misal pada perdarahan.
2) Anemia megaloblastik Anemia dalam kehamilan disebabkan karena
defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu erat
kaitanya dengan defisiensi makanan.
3) Anemia hipoplastik Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum
tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru.
4) Anemia hemolitik Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya.
Klasifikasi menurut WHO dan Dep.Kes RI
1) Normal : Kadar Hb dalam darah ≥ 11 gr%
2) Anemia Ringan : Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%
3) Anema berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%
1.2 Patofisologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hipervolemia).
Hipervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel
darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang
yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberi efek
yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2002).
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan
peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan
hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan
kerja jantung. Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil
berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr% (Smith dkk.,
2010).
PATHWAY KASUS
Kehamilan mual & muntah
HB menurun
ANEMIA
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
1.6 Penatalaksanaan
a. Diet kaya zat besi dan nutrisi yang adekuat
b. Pemberian zat besi oral
c. Pemberian zat besi parenteral
d. Konsultasikan kepada dokter mengenai porsi makanan yang dapat
dikonsumsi selama kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia seperti
daging merah, sayuran, telur, buah-buahan dan lain-lain.
e. Lakukan pemerikasaan darah unutk melihat hemoglobin dan kadar
hematokrit sehingga dapat diketahui apa ibu mengalami anemia sehingga
dapat melakukan penanganan dini.
1.7 Komplikasi
1. Kematian ibu dan janin
2. Ibu dan janin mudah terinfeksi
3. Kelahiran Prematur pada bayi
4. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada bayi
1.8.3 Perencanaan
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Ketidakefektifan KRITERIA HASIL : Terapi Oksigen (3320)
perfusi jaringan perifer Perusi Jaringan: Perifer (0407) a. 1. Monitor kemampuan pasien
kode Indicator s.a s.t dalam mentoleransi kebutuhan
0407 Pengisian 5
oksigen saat makan
15 kapiler jari
2. Monitor perubahan warna
0407 Pengisian 5
kulit pasien
16 kapiler jari
b. 3. Monitor posisi pasien untuk
kaki
0407 Kekuatan 5 membantu masuknya oksigen
30 denyut nadi c. 4. Monitor penggunaan oksigen
karotis saat pasien beraktivitas
(kanan) d. 5. Konsultasi dengan tenaga
0407 Kekuatan 5 kesehatan lain mengenai
31 denyut nadi penggunaan oksigen tambahan
karotis (kiri) bila diperlukan
0407 Edema 5
12 perifer tidak
ada
KRITERIA HASIL :
DAFTAR PUSTAKA