Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS

ANEMIA PADA IBU HAMIL

NAMA : NOVI LINDA LESTARI


NIM : 19020063

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2020

LAPORAN PENDAHULUAN
Pengertian
Ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin
didalam rahimnya karena sel telur telah dibuahi oleh spermatozoa dari pria
sehingga terjadilah proses pembuahan yang kemudian menghasilkan
janin (Kamus Besar BahasaIndonesia, 2008). Anemia adalah penurunan
kadar darah dalam membawa oksigen akibat penurunan produksi sel darah
merah, dan penurunan hemoglobin dalam darah (Fraser, Diane M. at. el, 2009).
Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr
%. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap
keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono,
Hermawan, dkk, 2009). Jadi anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin
yang menurun dibawah batas normal, ini karena penurunan kadar darah dalam
membawa oksigen akibat produksi sel darah merah. Dan ibu hamil didiagnosis
anemia jika kadar hemoglobinya kurang dari 11%.

Etiologi
Penyebab anemia pada kehamilan :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil :


a. Umur ibu
Ibu hamil yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu
74% menderita anemia dan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun yaitu
50,5% menderita anemia.
b. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahiran oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai
resiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak
memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan
terbai untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya. (Djalimus dan Herlina,
2008).
c. Jarak kehamilan
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia.
Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan
kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi
janin yang dikandung. ( Wiknjosastro, 2005).
d. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
diderita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai daerah
pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan
dengan jarak yanng berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan
tingkat sosial ekonomi rendah. ( Amirudin dan Herlina 2004).

1.1 Klasifikasi
Klasifikasi dalam kehamilan menurut (Prawiroharjo, 2006)
1) Anemia defiensi besi Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai
ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan
karena kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan
reabsopsi, gangguan pecernaan, atau karena terlampau banyaknya besi
yang keluar dari badan, misal pada perdarahan.
2) Anemia megaloblastik Anemia dalam kehamilan disebabkan karena
defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu erat
kaitanya dengan defisiensi makanan.
3) Anemia hipoplastik Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum
tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru.
4) Anemia hemolitik Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya.
Klasifikasi menurut WHO dan Dep.Kes RI
1) Normal : Kadar Hb dalam darah ≥ 11 gr%
2) Anemia Ringan : Kadar Hb dalam darah 8 - 10 gr%
3) Anema berat : Kadar Hb dalam darah < 8 gr%

1.2 Patofisologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hipervolemia).
Hipervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel
darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang
yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberi efek
yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2002).
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan
peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan
hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan
kerja jantung. Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil
berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan
anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr% (Smith dkk.,
2010).

1.3 Pathway/ W.O.C

PATHWAY KASUS
Kehamilan mual & muntah

Kekurangan asupan nutrisi

Konsentrasi sel darah merah menurun

HB menurun

ANEMIA

Vakositas darah menurun defisiensi asam folat

Resitensi aliran darah perifer anemia megalosbrastik

Aliran O2 ke jaringan menurun Kelemahan Glositis

Hipoksia, pucat, lemah Kehilangan


Ketidakefektifan
Nafsu makan
perfusi jaringan
perifer Intoleran Aktivitas
Malnutrisi

Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh

1.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis dari anemia pada kehamilan yang disebabkan karena
kekurangan zat besi sangat bervariasi walaupun tanpa gejala, anemia dapat
menyebabkan tanda gejala seperti letih, sering mengantuk, malaise, pusing,
lemah, nyeri kepala, luka pada lidah, kulit pucat, konjungtiva, bantalan kuku
pucat, tidak ada nafsu makan, mual dan muntah (Varney, 2006).
Menentukan seseorang mengalami anemia melalui pemeriksaan fisik
sangatlah sulit karena banyak pasien yang asintomatis. Oleh karena itu perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan anemia pasti. Hasil
pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
            Hb 11 gr %                                          tidak anemia
            Hb 9-10gr%                                        anemia ringan
            Hb 7-8gr%                                          anemia sedang
            Hb <7gr%                                           anemia berat
Pemerisaan darah darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu
pada trimester 1 dan trimester III.

1.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah parameter yang dingunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia (Nyoman, 2002). Keuntungan metode
pemeriksaan Hb adalah mudah, sederhana dan penting bila kekurangan besi
tinggi, seperti pada kehamilan sedangkan keterbatasan pemeriksaan Hb
adalah spesifitasnya kurang yaitu sekitar 65- 99% dan sensifitasnya 80-90%
(Riswan, 2003).
Anemia pada ibu hamil berdasarkan pemeriksaan dan pengawasan Hb
dengan Sahli dapat digolongkan berdasarkan berat ringannya terbagi menjadi
: anemia berat jika Hb 7gr %, anemia sedang jika kadar Hb antara 7 sampai 8
gr % dan bila anemia ringan jika kadar Hb antara 9 sampai 10 gr %
(Manuaba, 2001).
Metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling
sederhana adalah metode Sahli dan sampai saat ini baik di Puskesmas
maupun di beberapa Rumah sakit. Pada metode sahli, hemoglobin
dihidrolisis dibentuk dengan HCL menjadi Universitas Sumatera Utara
forroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang
segera bereaksi dengan ion CL membentuk Ferrihemechlorid yang juga
disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini
dibandingkan dengan warna standard, karena membandingkan pengamatan
dengan mata secara langsung tanpa menggunakan alat, maka subjektivitas
hasil pemeriksaan sangat berpengaruh hasil pembacaan (Supariasa dkk,
2001).

1.6 Penatalaksanaan
a. Diet kaya zat besi dan nutrisi yang adekuat
b. Pemberian zat besi oral
c. Pemberian zat besi parenteral
d. Konsultasikan kepada dokter mengenai porsi makanan yang dapat
dikonsumsi selama kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia seperti
daging merah, sayuran, telur, buah-buahan dan lain-lain.
e. Lakukan pemerikasaan darah unutk melihat hemoglobin dan kadar
hematokrit sehingga dapat diketahui apa ibu mengalami anemia sehingga
dapat melakukan penanganan dini.

1.7 Komplikasi
1. Kematian ibu dan janin
2. Ibu dan janin mudah terinfeksi
3. Kelahiran Prematur pada bayi
4. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) pada bayi

1.8 Proses Keperawatan


1.8.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan individu. Dalam hal ini yang perlu dikaji pada
pasien berupa:
 Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise, Penurunan semangat untuk
bekerja, Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : Takikardi/Takipnea
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
Tanda - tanda lain yang menunjukkan keletihan
 Sirkulasi
Gejala : Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya: perdarahan GI,
Menstruasi berat, Palpitasi
Tanda : Hipotensi
Ektremitas ( Warna ) : pucat pada kulit dan membrane
mukosa
 Eliminasi
Gejala : Riwayat gagal ginjal
Tanda : Hematemesis, feses dengan darah segar, Konstipasi
 Makanan dan Cairan
Gejala : Penurunan masukan diet
Mual , Anoreksia
Penurunan berat badan
Tanda : Membrane mukosa kering/pucat
 Nyeri dan Kenyamanan
Gejala : Sakit Kepala
Tanda :-
 Pernafasan
Gejala : Nafas pendek pada saat istirahat dan aktivitas
Tanda : Takipnea, Dispnea

1.8.2 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakefektifan Perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler
yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.
b. Nyeri b/d kerusakan mukosa usus halus
c. Perubahan pola nutrisi b/d intake yang tidak adekuat
d. Intoleran aktifitas b/d Kelemahan Umum
e. Kurang perawatan diri b/d perubahan sirkulasi dan neurologist
(anemia), gangguan mobilitas, defisit nutrisi.
f. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit.

1.8.3 Perencanaan
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Ketidakefektifan KRITERIA HASIL :  Terapi Oksigen (3320)
perfusi jaringan perifer Perusi Jaringan: Perifer (0407) a. 1. Monitor kemampuan pasien
kode Indicator s.a s.t dalam mentoleransi kebutuhan
0407 Pengisian 5
oksigen saat makan
15 kapiler jari
2. Monitor perubahan warna
0407 Pengisian 5
kulit pasien
16 kapiler jari
b. 3. Monitor posisi pasien untuk
kaki
0407 Kekuatan 5 membantu masuknya oksigen
30 denyut nadi c. 4. Monitor penggunaan oksigen
karotis saat pasien beraktivitas
(kanan) d. 5. Konsultasi dengan tenaga
0407 Kekuatan 5 kesehatan lain mengenai
31 denyut nadi penggunaan oksigen tambahan
karotis (kiri) bila diperlukan
0407 Edema 5
12 perifer tidak
ada

KRITERIA HASIL :

2 Intoleran aktivitas Toleransi terhadap aktivitas (0005) Terapi aktivitas (4310)


kode Indicator s.a s.t 1. Observasi adanya
0005 Kemudahan 5
pembatasan klien dalam
08 bernafas
melakukan aktivitas
ketika
2. Monitor nutrisi dan sumbe
beraktivitas
0005 Warna kulit 5 energi yang adekuat
07 3. Monitor kelelahan fisik pada
0005 Kemudahan 5 pasien
18 dalam 4. Bantu untuk memilih
melakukan aktivitas konsisten yang
aktivitas sesuai dg kemampuan fisik
hidup harian 5. Kolaborasikan dg tenaga
(ADL) medis dlm merencanakan

program terapi yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang. (2010). Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB Press


Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Hendrayani, M.D. 2013. Perilaku Pemeriksaan Antenatal Sebagai Faktor Risiko Anemia Gizi
Ibu Hamil di Puskesmas II Denpasar Selatan. Thesis, Public Health and Preventive
Medicine Archive, Volume 1, Nomer 1, Juli 2013
Mubarak, W.I. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam
Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta
NANDA. 2018-2020. Diagnosis Keperawatan NANDA :  definisi dan Klasifikasi
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta
Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Anda mungkin juga menyukai